Sabtu, 30 Juli 2011

Spirit Of Love (Part IV)

okeyy lanjut :))

"tapi gak sekarang.. Aku pengen kamu cari tau sendiri.. Makanya , besok kan hari jumat terakhir sekolah aku mau ngajak kamu kesana pulang sekolah.. Kita nginep disana sampe minggu.. Mau?" tatapan Reza berusaha meyakinkanku.
"mau ngapain? Mama emang bakal ngijinin" akupun berusaha mencari alasan.
"soal izin gampang, aku yang akan ngomong sama mamah kamu.. Oke?" Reza mulai menghipnotisku dengan tatapannya.
"kamu mau tau kan tentang semua? Aku jamin dalam 2hari kamu langsung tau semua.." sambung Reza.
"oke.. besok pulang sekolah ya.." ucapku akhirnya. Aku tak bisa menolak tatapannya yg selalu menghipnotisku.
"habis shalat Jumat.. Kamu pulang sekolah siap2 aja.. Yaudah sekarang udah malem, aku tau kamu capek, besokpun harus sekolah.. jadi istirahat ya sayang.." ucap Reza lalu mengecup pipiku.
"iya.." ucapku tersenyum. Aku paling suka saat keningku diciumnya.
"maaf yah aku udah libatin kamu ke masalah aku.." ucap Reza sambil membelai pipiku.
"gapapa.. justru aku mau kamu berbagi tentang apapun ke aku.." ucapku sambil menggenggam tangannya yang menempel pada pipiku.
"yaudah aku pulang ya.." ucap Reza pamit.
"iya.. Hati2 ya sayang.." ucapku sambil melambaikan tangan pada sosok Reza yang mulai menjauh.
Rezapun pulang.
Aku langsung masuk rumah, kekamar lalu tidur.
Hari ini terlalu melelahkan dan begitu banyak misteri yang membuat otakku berputar tak karuan.

Keesokan harinya pulang sekolah, Reza langsung mengantarku pulang.
Dirumah dia meminta izin, awalnya mamahku ragu, tapi Reza berusaha meyakinkan mamahku.
Ditambah mamahku sudah mengenal Reza dan keluarganya, akhirnya mamahku pun mengizinkan aku pergi menginap di bogor.
"makasi banget yah tante.. Nanti Eja jemput Narmi setelah shalat Jumat.. Yaudah tan.. Eja pamit dulu" ucap Reza dengan gayanya yg super sopan.
"iyah hati2 ya.." ucap mamahku.
Reza menghampiriku dan mencubit pipiku.
"sampe nanti sweety.." Rezapun pergi.
Huh.. Kalo aku nginep kesana buat seneng2 sih aku mau, tapi kalo buat ngadepin masalah kayak gini bener2
buat aku gak mood untuk kesana.
Akupun langsung mandi lalu menyiapkan pakain dan dan barang lainnya yang akan ku bawa.
Tepat pukul 13.40 Reza menjemputku. Setelah pamit pada mama, aku langsung berangkat sama Reza.
"udah makan yang?" tanya Reza sambil mengendarai Motornya.
"belum.. males.." jawabku singkat.
"jadi udah males sama aku?" ledek Reza.
"ikh.. Bukan kamu yang! Tapi kalo disuru makan kamu aku mau.." aku membalas ledekannya sambil memeluknya erat dari belakang.
"ye dasar.. Yaudah pegangan yang kenceng, aku mau ngebut.. Firasatku ga enak.." ucap Reza.
Aku diam dan memeluk Reza makin erat.
Firasat Reza gaenak? Emang dia punya firasat apa? Apa tentang Bisma? Entahlah.. Aku hanya bisa menunggu semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benakku.
Tepat pukul 15.10 kami sampai dan langsung menuju kamar rawat Bisma.
Kami bertemu dengan Rafael yang ada diluar dengan seorang gadis.. kira-kira seumuran olehku.
"Di dalem siapa Raf?" tanya Reza yang terburu-buru.
"gak ada siapa2, Bisma lagi tidur" jawab Rafael.
"terus keadaannya gimana?" Reza semakin panik.
"udah stabil lagi.. Ternyata Bisma udah 3hari keabisan obat" ucap Rafael.
"hufth.. Syukurlah.. gue kira dia kenapa2, soalnya feeling gue gaenak Raf.." ucap Reza sambil mengelus dada.
Segitu paniknya kah Reza?
Ini membuatku semakin penasaran tentang sosok Bisma.
"emang kakak punya feeling apa?" tanya gadis yang duduk disebelah Rafael.
"gatau Sas,tiba2 aja perasaan gue gaenak gitu" ucap Reza.
"Siska.. Kenalin ini Narmi sepupu gue.." ucap Reza.
Yah.. Lg2 Reza tak mengakui aku sebagai pacarnya.
"Saskia.." ucap Saskia sambil mengulurkan tangan dan tersenyum ramah.
"Narmi.." ucapku sambil menjabat tangan dan membalas senyumnya.
"tapi kan Za bukannya.. Aw.." belum sempat Rafael selesai bicara, Reza mencubit pinggangnya.
"yaudah gue sama Rafael cari makanan dulu buat Narmi, kalian ngobrol aja ya.." ucap Reza sambil menarik Rafael.
"oke kak.." jawab Saskia.
Rezapun pergi bersama Rafael meninggalkan aku dan Saskia.

‎"kamu teh temennya kak Bisma juga?" tanya Saskia yang memulai pembicaraan.
"iya.. kamu siapa?" aku membalas pertanyaannya.
"aku adeknya.." jawab Saskia.
"oh.. Mav aku gatau, aku juga baru kenal Bisma kemaren.. Kamu umur berapa?" aku merasa ingin akrab dengannya.
"aku masih kelas 3SMP.. Kamu?" Saskia membalikkan pertanyaanku.
"aku 1SMA.." jawabku singkat.
"Kak Bisma hebat yah kak bisa bertahan sekuat ini.. Aku bangga punya kakak seperti kak Bisma.." ucap Saskia tiba2.
"lho memangnya kenapa? Aku kan baru kenal Bisma kemarin, jadi belum tau banyak" ucapku.
"iya.. Dia kuat bertahan sama penyakitnya.. Padahal dia sendiri pernah bilang udah ga kuat.. Biaya berobatpun dia tanggung sendiri.. Ikut geng motor kyk gini jadi hiburan tersendiri buat dia.." ungkap Saskia.
Aku memperhatikan ekspresi wajah Saskia yang berkaca-kaca. Aku berusaha memahami tiap kata yang keluar dari bibirnya.
"Dia ga pernah ngeluh sama semua kenyataan pahit yang dia terima.. Dia.. Bagai malaikat.. Kak Bisma Malaikat yang selalu memotivasi aku, kalo aku harus kuat menghadapi cobaan hidup.. Walaupun di fonis hidupnya tinggal 2 bulan, kak Bisma tetep santai, ceria dan tetep ngerasa gak punya beban dalam jalanin hidupnya
.. Seakan dia gak punya beban dan sama sekali ga sakit.. Padahal aku bisa membayangkan rasa sakitnya seperti apa.. Tapi kak Bisma selalu bilang dia gapapa.." airmata Saskia mengalir.
Aku bisa mengambil beberapa kesimpulan dari apa yang dikatakan Saskia.
Bisma sosok orang yang tegar.. Menyembunyikan kepedihannya dan tetap menjalani hidup apa adanya, dia juga orang yang kuat.. Kuat dalam menghadapi kenyataan tentang penyakitnya, orang yang gak kuat mentalnya pasti udah putus asa duluan setelah difonis sisa hidupnya tinggal 2 bulan.
"aku ngerti.. Sabar ya.." aku memeluk Saskia.
"Saskia.." panggil seseorang.

SIAPAKAH ORANG ITU ?
PENASARAN ? (PASTI)
Tunggu di Part V yaa :D

*NISNIS*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar