Tiba2 ada yang mengagetkanku.
"tehnya aku kasih garem loh!" ucap Sefia lalu berlari meninggalkanku.
Aku yang baru minum langsung menyemburkannya , dan tanpa sadar ternyata didepanku ada Zehan.
Otamatis semburan air tehku mengenai Zehan.
Baju Zehan basah akibat semburanku.
"ops, sory.." ucapku dengan tampang melas menandakan menyesal.
"oh.. gapapakok, emang tehnya kenapa?" tanya Zehan sambil membersihkan kausnya.
"ini katanya.. katanya asin.." ucapku ragu.
"masa si asin?" tanya Zehan bingung.
"enggak si tapi tadi itu.. kata si.." ucapku takut.
"kamu kenapa si? Sebenernya ada apa?" ucap Zehan menggaruk2 kepalanya karena kebingungan.
"anu aduh ini.. tadi itu.." aku bingung untuk mengatakannya, karena anak kecil itu melototiku.
Zehan yang sadar aku memperhatikan sesuatu ikut mengalihkan pandangannya ke arah pandanganku.
Sekarang dia tau maksudku.
"Sefia yg bilang? Dia bikin ulah lagi pasti!" tebak Zehan.
Sefia langsung lari.
"sory yah Nis, adek aku ngerjain kamu.." ucap Zehan tulus.
"gapapa kok.. bisa anter aku pulang?" pintaku pada Zehan.
"lah itu rujaknya gimana?" tanya Zehan bingung.
"kapan2 aja deh.." ucapku malas.
"gara2 adek aku ya Nis?" tanya Zehan yg terlihat kecewa.
"ahh gapapa kok namanya juga anak kecil, tapi jaga2 aja takut aku kena dikerjain lagi, mending aku pulang" ucapku mencari alasan.
"yaudah deh.. aku anter yuk.. tapi aku ganti baju dulu.. " ajak Zehan.
Akupun pulang dianter Zehan.
"ibu.. Ranis mau pulang" panggil Zehan pada ibunya.
"oh iya.. Ati2 di jalan ya.. Dan jangan kapok main kesini" ucap ibu Zehan ramah.
"eh iya bu.. yaudah Ranis pulang ya bu, salam buat bapak" pamitku sambil mencium tangan ibu Zehan.
Sebelum pulang aku menyempatkan melirik Sefia, dan tatapannya makin menyeramkan!
Zehan mengantarku dengan motor, Tapi motor vespa. Peningkatan yg meningkatkan rasa malu!
Kalau bukan karna aku punya perasaan pada dia, pasti dia udah aku hina abis2an.
Masa nganter aku pulang pke vespa?
Apa kata orang?
Apa kata rumput yg bergoyang?
Apa kata layang2 yg terbang?
Suara vespa butut ini membuat pikiranku kacau sampai seperti ini
Akhirnya setelah 20menit aku sampai dirumah.
Naik sepeda 15menit sampai, sedangkan naik motor 20menit?
Ini menunjukkan bahwa motornya memang BUTUT!
Lebih panjang dari butut monyet, eh salah itu buntut.
Lagi2 otakku eror, tapi kali ini gara2 asap vespa butut itu.
Kalo ini bukan motor Zehan, pasti sudah ku tendang!
"Ranis makasih yah buat hari ini.." ucap Zehan membuka pembicaraan.
"eh.. iya sama2.. Makasih udah mau ngajarin bikin rujak dan buatin teh manis rasa asin" sindirku.
"ahahaha oya sekali lg aku minta maap yah soal kelakuan adek aku.. Dia emang gtu kalo sama orang yg belum dia kenal.." jelas Zehan.
"iyah.. Aku juga mau minta maap soal semburan tadi.. Haha" ucapku malu.
"haha iya gapapa jadi satu sama nih.." ucap Zehan.
"haha.. Kamu ga jualan rujak hari ini?" tanyaku.
"jual kok nanti jam 2, sekarang masih jam 1 siang kan.. Nanti beli ya..!" ledek Zehan.
"haha iya.. Ternyata kamu baik juga yah.." ucapku malu2.
"kamu juga baik mau temenan sama aku yg tukang rujak bebek.." ucap Zehan merendah.
"haha bisa ajah.. Ga segitunya juga kali.. Temen kan bisa siapa aja.." ucapku sok bijaksana, padahal dulu aku sangat merendahkan profesi tukang rujak bebek.
"yaudah atuh, aku pulang dulu, mau nyiapin dagangan buat nanti jualan." pamit Zehan.
"oh.. Oke hati2 ya.." ucapku sok ramah.
Zehan pun pulang mengendari motor bututnya.
Setelah sosok Zehan menghilang dari kejauhan, akupun langsung masuk rumah.
Tiba2 ada yang memanggilku.
"Ranis.." suaranya sangat ku kenal.
SIAPAKAH DIA ?
TUNGGU DI PART 6 :D
JANGAN LUPA NINGGALIN JEJAK YANG BACA :d
*NISNIS*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar