Sabtu, 30 Juli 2011

Spirit Of Love Part (III)

"gimana kalo kita ngomong baik2 ke keluarganya? Masa sih mereka bener2 ga peduli?" usul Reza.
"tapi.. Kan kita udah penah coba.. Dan hasilnya nihil.. Kita malah ga boleh temenan lg kan sama Bisma.. Lo mau kita di maki2 lagi sama bokapnya? Lo mau Bisma digebukin lg?" ucap Rangga.
"gak ada salahnya buat nyoba, kita harus terus coba yg terbaik buat Bisma.. Kalo bukan kita, siapa lg?" ucap Reza.
Aku semakin bingung sebenarnya ada apa. Aku mencoba bertanya, namun Reza menahan aku.
"Yang aku gangerti deh sebenernya.." telunjuk Reza mendarat dibibirku.
"nanti aku ceritain yah sayang.." ucap Reza membelai rambutku.
Akupun hanya diam, mendengarkan pembicaraan yang aku tak mengerti.
"tuh Morgan.." ucap Rangga.
Ada seorang cowok bersama seorang wanita lanjut usia menuju kemari.
"Bisma gimana nak?" tanya wanita itu.
"Bisma ada di dalem bu.. Tadi dia pingsan.." jelas Rangga.
"Ibu sabar yaa.." ucap Reza menghampiri wanita itu.
Apa mungkin itu ibunya Bisma? Lalu yang bersama wanita itu siapa?
"Ga, Za, gue mau ngomong sama lo.." ucap Cowok yang bersama wanita tadi.
"yang kamu temenin Ibunya Bisma dulu yah.." ucap Reza.
"iya.." jawabku.
Akupun menghampiri wanita itu, dan duduk disebelahnya.
Entah mengapa yang tadinya aku sangat malas untuk ikut dalam perjuangan ini tiba2 hatiku tergerak. Akupun berusaha menenangkan hati wanita ini.
"ibu sabar ya.. Bisma gapapa kok.. Bisma pasti kuat.. Ibu berdoa aja terus sama Tuhan supaya Bisma diberikan kesembuhan.." ucapku yang sok bijaksana.
Aku tak tahu seberapa parah penyakit yang di derita Bisma, dan aku tak tahu masalah apa yang ada diantara mereka, tapi entah kenapa aku ikut sedih melihat wanita ini.. Kenapa aku ikut merasakan kesedihan wanita ini? Airmatanya yg mengalir, raut wajahnya yang penuh rasa khawatir, dan aku tertarik ingin mengetahui semua ini..
"terimakasih nak.." ucap Ibu Bisma sambil berusaha tersenyum, dan ketara sekali senyumnya sangat dipaksakan. Namun aku tetap membalas senyumnya semanis mungkin.
"bu.. Apa bener tadi
bapak ngelarang ibu kesini?" tanya Reza pada wanita itu.
"iya nak Reza.. Bahkan Morgan yg menjemput ibu sempet kena pukul bapak.." wanita itu berbicara sambil terus menangis.
"ibu sabar yaa.. ibu harus tetep tenang" ucap Rangga sambil memeluk wanita tua itu.
"bener Gan, lo hampir kena pukul?" tanya Reza kepada cowok tadi, yang ternyata bernama Morgan.
"iya Za.. Seperti biasa.." ucap Morgan.
Aku semakin penasaran tentang Bisma.. Separah apa sakitnya bagaimana pribadinya, ada masalah apa dikeluarganya, dan apa yang membuat teman2nya sangat peduli padanya..
"Yang udah sore.. Kamu aku anter pulang ya?" ucap Reza yang tiba2 mengagetkanku.
"hah? Trus kamu?" aku membaca bola mata Reza, aku tau, Reza pasti punya rencana.
"aku.. Nanti balik lagi.. Yang penting kamu pulang.. Udah rore takut nanti kalo nunggu aku kamu kemaleman.." ucap Reza.
"gamau.. Aku mau nemenin kamu! Lg juga nanti kamu kecapean yang!" bentakku pada Reza.
"tapi besok kamu sekolah.." ucap Reza mencari alasan.
"kamu juga sekolah!" aku membalikan ucapan Reza.
"yaudah lo pulang aja Za.. Lo pada kan masih sekolah, mending lo berdua pulang.. Biar gue sama Rangga aja yang urus.." ucap Morgan.
"lagi juga paling bentar lagi Rafael sama Siska dateng" sambung Rangga.
"Siska kesini?" tanya wanita itu.
"iya bu.. Rafael lg jemput Siska.." jawab Rangga.
"yaudah guys.. Gue pulang duluan.. Sory yah.. Gue titip Siska, Bu Diska sama Bisma ya.." ucap Reza pamit.
"rumahnya dimana nak?" tanya Bu Diska saat Reza pamit dan mencium tangannya.
"di Jakarta Bu.." jawab Reza sopan.
"eleuh eleuh.. Jauh pisan.. Ati2 yah nak.. Makasih udah peduli dan perhatian sama Bisma.." ucap Bu Diska.
"iya bu.. Sama2.. Ibu yg tabah ya.." ucap Reza.
"iya.. Makasih nak Reza.." ucap Bu Diska.
"bu.. aku juga pamit pulang ya bu.." ucapku pamit.
"iya cantik makasih ya.. Ati2 di jalan.." ucap Bu Diska sambil melemparkan senyuman
yang menurutku sama sekali tidak manis. Namun aku merasa wajar karna dalam kondisi saat ini tak mungkin Bu Diska bisa tersenyum riang.
"kak Morgan, Kak Rangga, aku sama Reza pulang duluan ya.. Maap gara2 aku Reza harus pulang" ucapku pada Rangga dan Morgan.
"iya gapapa, tenang aja.." ucap Morgan.
"ati2 ya kalian" sambung Rangga.
Aku dan Reza pun pulang, dan aku tiba di rumah jam 7 malam.
"yaudah yang kamu istirahat yah.. Kalo masih pusing minum obat.. Jangan tidur malem2 okei.." ucap Reza lalu mencium keningku.
Rezapun bermaksud langsung pulang, dan aku melarangnya.
"tunggu.." ucapku sambil menarik tangannya.
"kenapa yang? Takut dimarahin mama? Mau aku anter sampe dalem?" tanya Reza.
"bukan.." jawabku ragu.
"terus kenapa sweety.." ucap Reza sambil mengelus pipiku.
"aku mau tau tentang Bisma.." ucapku dengan ragu.
"kamu mulai tertarik? Mulai suka sama Bisma?" tanya Reza bersemangat.
"bukan.." jawabku singkat.
"terus kenapa tiba2 kamu pengen tau?" tanya Reza dengan kening mengkerut.
"yah jujur aku mulai tertarik.. Tapi lebih tepatnya Iba.." ucapku ketus.
"itu artinya kamu mulai prihatin sama Bisma" pancing Reza.
"whatever! Terserah! Yang penting aku mau tau!" aku mulai emosi.
"oke2 aku mau cerita grama kamu.. Tapi.." Reza terlihat ragu.
"tapi apa?!" aku mulai ngotot karna penasaran.
"tapi..

TAPI APA YA ?
PENASARAN ?
SIMAK DI PART IV :DD
YANG BACA NINGGALIN JEJAK :D

*NISNIS*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar