Selasa, 10 Juni 2014

Love Always Found Their Path (One Shoot) -Hyukstal-

Love Always Found Their Path

Author : Nisnis @annisRprianti_
Genre : Sad, Romance, Friendship, Hurts.
Cast :
    • Kang Min Hyuk
    • Jung Soo Jung
    • Kim Seo Yong
    • Jeon Jin Ho
    • Ahn Jae Hyun
    • Yoo Channie
    • Kim WooBin

-One Shoot-




Pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Selain dibutuhkan persiapan secara material, persiapan batin atau perasaan pun tentu jadi sorotan utama dalam sebuah pernikahan. Hari ini dua pasang kekasih akan melaksanakan pernikahan.

***

"SooJung... Apakah aku sudah terlihat cantik... Ahh... Deugeun-deugeun..." Salah satu yeoja cantik yang akan menikah hari ini terlihat sangat anggun dengan gaun pengantin berwarna putih yang membalut indah tubuhnya.
"Bukankah kau memang selalu cantik? Semua pasti berjalan lancar, SeoYong..." SooJung menggenggam tangan sahabatnya.
"Ah... MinHyuk... Apakah dia sudah siap? Aku harus melihatnya..." SeoYong langsung berlari kecil untuk menemui pengantin prianya.
SooJung tersenyum getir sambil mengikuti SeoYong menuju ruang ganti si pengantin pria, MinHyuk. SooJung memaandang SeoYong yang terlihat sangat bahagia, dan mengikutinya dengan perasaan yang tak sama dengan SeoYong.
"SooJung, palli..." SeoYong terus berusaha berlari cepat dan akhirnya masuk kedalam ruang ganti itu.
"OMO!" SooJung tertabrak seseorang saat ia akan masuk menyusul SeoYong.
"Mianhae... Oh? SooJung?" Seorang pria mengulurkan tangannya.
"Oh? JaeHyun Oppa... Ahn JaeHyun Oppa... Kau kenapa kau disini?" Tanya SooJung.
"Aku datang untuk Minhyuk..." Lirih JaeHyun pelan.
"Arrasseo... Kau sahabat baiknya, kau pasti datang..." Balas SooJung sambil meraih uluran tangan JaeHyun dan bangun dari jatuhnya.
"SooJung, Gwaenchannha?" Tanya JaeHyun dengan tatapan aneh.
"Ah Gwaenchannha Oppa... Kau tidak sengaja juga... Apa kau sedang terburu-buru?" Tanya SooJung.
"Bukan itu... Maksudku... Apakah kau baik-baik saja dengan pernikahan Minhyuk?" Tanya JaeHyun hati-hati.
"Oh... Tentu... Aku bahagia untuknya. Oppa, aku pergi dulu..." SooJung langsung bermaksud berlari menyusul SeoYong, namun ditahan oleh JaeHyun.
JaeHyun membawa SooJung kedalam sebuah ruangan, dan menutup pintunya. Dengan hati-hati JaeHyun menuntun SooJung untuk duduk.
"Jangan berbohong padaku... Aku tau ini sangat sulit untukmu...." Lirih JaeHyun.
"Oppa... Jaebal... Jangan membuatku mengingat hal yang tak boleh aku ingat... Aku sudah melupakannya Oppa..." Lirih SooJung.
"Melupakannya? Benarkah? Jika kau sudah melupakannya, kenapa kau menolakku? Bahkan masih sendiri sampai saat ini?" Gertak JaeHyun.
"Oppa..." SooJung menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Aku yakin ini sangat sulit untukmu... Kenapa kau harus hadir di pernikahannya... Kau bisa pergi ketempat lain bukan?" Tanya JaeHyun.
"SeoYong... Dia yang memintaku menemaninya... Dan bukan hanya Minhyuk sahabatku, SeoYong juga sahabatku... Mana mungkin aku tidak hadir dipernikahan ketiga sahabatku...." Jelas SooJung.
"Apakah Minhyuk tau?" Tanya JaeHyun.
SooJung hanya mengangguk dan menghapus air mata yang mengalir dikedua pipinya. JaeHyun memeluk SooJung dan mengusap punggungnya.
"Bertahanlah untuk beberapa jam... Maaf aku tidak bisa melakukan apapun untukmu.... Dan ini adalah pilihan Minhyuk. Aku sendiri masih tidak percaya bahwa SeoYong yang menikah dengannya... Padahal aku kira kau yang akan menjadi pengantin wanitanya..." Lirih JaeHyun.
"Oppa... Tolong hentikan... Aku tidak mau ada seorangpun yang tau tentang perasaanku pada Minhyuk... Jaebal..." Pinta SooJung.
"Tentu... Baiklah, aku harus pergi... Jika kau butuh tumpangan untuk pulang, hubungi aku..." Ucap JaeHyun sebelum akhirnya pergi meninggalkan SooJung.
Saat SooJung keluar dari ruangan itu, ia melihat Channie berada dihadapannya.
"Channie? Sejak kapan kau disini?" Tanya SooJung yang sedikit terlihat terkejut.
"Kau menyukai Minhyuk? Apakah aku salah dengar?! Ya! SooJung! Kau tau, Minhyuk adalah calon suami SeoYong. Ani... Dia akan menjadi suami SeoYong sebentar lagi. Dan kau menyukainya?" Bentak Channie, pengantin wanita yang akan menikah juga hari ini dengan Kakak dari SeoYong, yaitu Kim Woo Bin.
"Channie... Kau hanya salah dengar... Kajja... Kita harus menyusul SeoYong..." SooJung menarik tangan Channie.
"Lepaskan aku! Aku akan berpura-pura tidak tau tentang hal ini, tapi jangan harap kau bisa menghancurkan pernikahan kami!" Bentak Channie.
"Hufth..." SooJung menghela napas panjang, lalu kembali memasang wajah cerianya.
Channie berlari kecil meninggalkan SooJung. SooJung menyusul dibelakang Channie. Kini semua pengantin yang akan menikah hari ini telah berkumpul.
"Kau kemana saja, SooJung?" Tanya SeYong.
"Ah... Aku bertemu JaeHyun Oppa..." Jawab SooJung.
Mihyuk terlihat sedikit terkejut dan langsung melirik SooJung, tatapannya dalam penuh arti.


Flashback, Ten Years Ago

Tahun ajaran baru telah dimulai. Semua murid baru SMA Konkuk sudah berkumpul dilapangan untuk penyuluhan. Setelah selesai, seorang gadis cantik sedang mencari sesuatu disekitar lapangan.
"Apakah kau kehilangan sesuatu?" Tanya seorang namja.
"Ah iya... Sepertinya gelangku terputus, dan liontinnya hilang..." Jawab Yeoja itu.
"Apakah ini milikmu?" Namja itu mengulurkan sebuah liontin.
"Ah benar.... Gamsahamnida..." Ucap Yeoja cantik itu.
"Cheonmaneyo... Hmm.. Siapa namamu? Kau dikelas berapa?" Tanya namja yang terlihat tertarik pada yeoja cantik dihadapannya.
"Naneun Jung SooJung imnida... Aku kelas 1-2... Kau?" Tanya SooJung balik.
"Naeneun Kang MinHyuk imnida... Aku juga dikelas 1-2... Wah... Kebetulan yang bagus..." Ucap MinHyuk.
"Jeongmalyo? Kalau begitu aku sudah mempunyai satu teman sekarang..." Ucap SooJung.
Disanalah pertemuan antara SooJung dan MinHyuk. Keduanya menjadi semakin akrab setelah satu tahun, selain karena mereka duduk dimja yang sama, keduanya selalu berdua selama disekolah dan dihari libur mereka.
"Kau yakin ini tempatnya? Kenapa sangat sepi disini..." Ucap SooJung yang sedang bersama MinHyuk.
"Benarkah disini akan ada konser musik?" Sambung SooJung.
MinHyuk sudah tidak berada disisinya, dan tiba-tiba MinHyuk berjalan kearah SooJung sambil membawa kue yang sudah lengkap dengan lilinya.
"Saengil Chukka Hamnida... Saengil Chukka Hamnida, Saranghaneun uri SooJung... Saengil Chukka Hamnida..." MinHyuk tersenyum menatap SooJung.
"Ayo tiup lilinnya, dan jangan lupa permohonanmu..." Ucap MinHyuk.
"Aku berharap bisa selalu bersama denganmu, selamanya..." Doa SooJung dalam hatinya.
"Yeay! Chukkae..." MinHyuk langsung mengecup kilat pipi SooJung.
"Ya! Apa yang kau lakukan?" SooJung memegang pipinya.
"Kau sudah 17 tahun bukan? Kau sudah wajib menerimanya..." Goda MinHyuk.
"Kau juga pantas mendapatkan ini..." SooJung memoleskan krim kue tartnya ke pipi mulus MinHyuk.
Keduanya saling tertawa dan kembali melanjutkan perayaan ulang tahun SooJung. Mereka berdua memakan habis kue mereka. Semua berjalan lancar, persahabatan antara mereka. Dan tanpa sadar, perasaan diantara merekapun mulai terpaut satu sama lain. Rasa takut kehilangan dan berpisah satu sama lain.
***

Hari ini tahun ajaran baru dimulai, bertepatan dengan hari dimana mereka telah bersahabat selama satu tahun. Keduanya berniat merayakan satu tahun persahabatan mereka sepulang sekolah. Dan hari ini juga merupakan pengumuman pembagian kelas. Namun sayang, SooJung dan MinHyuk berbeda kelas di kelas dua ini.
"Aku 2-1... Kau?" Tanya SooJung.
"Aku 2-2..." Jawab MinHyuk kecewa.
"Gwaenchannha... Kelas kita bersebelahan..." MinHyuk menepuk pundak MinHyuk pelan.
"Arrasseo... Baiklah, pergi ke kelasmu... Aku juga akan masuk ke kelas... Sampai ketemu nanti..." MinHyuk berjalan masuk kedalam kelasnya.
Setelah MinHyuk masuk kedalam kelasnya, kali ini SooJung yang terlihat kecewa. Ternyata SooJung menahan rasa kecewanya dihadapan MinHyuk. Di kelas, ia duduk dengan seorang perempuan.
"Namaku SeoYong..." Sapa SeoYong.
"Aku SooJung..." Balas SooJung.
"Aku sering melihatmu bersama MinHyuk... Apakah kau pacarnya MinHyuk?" Tanya SeoYong to the point.
"Ah... Anio... Tidak... Aku sahabatnya..." Jawab SooJung gugup.
"Oh... Baguslah..." Sahut SoeYong polos.
Sementara itu, MinHyuk duduk sebangku dengan Kim Woo Bin. Keduanya langsung akrab karena keduanya sama-sama menyukai musik rock. Saat istirahat, MinHyuk dan JinHo keluar dan istirahat bersama, sedangkan SooJung tentu bersama SeoYong. Dan dikantin, semuanya bertemu.
"Bagaimana kelasmu?" Sapa Minhyuk yang langsung menghampiri SooJung.
"Hmm... Membosankan tanpamu..." Jawab SooJung.
"Ah ini temanku, JinHo. Jeon Jin Ho..." Ucap MinHyuk mengenalkan JinHo pada SooJung.
"Aku, SooJung..." Jawab SooJung.
SooJung dan JinHo bersalaman sesaat, dan SooJung pun mengenalkan SeoYong pada Minhyuk dan JinHo.
"Ah.. Ini temanku, SeoYong. Kim SeoYong..." Ucap SooJUng.
Setelah mereka berkenalan hari itu, mereka berempat pun semakin akrab. Terjalinlah persahabatan mereka semakin kuat hingga berlanjut ke kelas tiga. Dan saat ini mereka semua akan lulus. Untuk merayakan kelulusan mereka, mereka menyewa tempat karaoke untuk bersenang-senang.
"Ahh... Tidak terasa kita sudah lulus... Bagaimana menurutmu?" Tanya SooJung pada SeoYong.
"Aku senang... Tapi SooJung... Ada yang ingin aku tanyakan padamu..." Ucap SeoYong pelan.
"Tanyakanlah..." Jawab SooJung santai.
"Apakah kau tidak mempunyai perasaan apapun pada MinHyuk?" Tanya SeoYong.
"Ah... Tentu tidak... Kami bersahabat..." Jawab SooJung.
"Tapi, MinHyuk terlihat berbeda saat bersamamu... Ia selalu menatapmu dengan tatapan yang berbeda. Dia selalu bisa menjadi dirinya sendiri saat dia bersamamu..." Lirih SeoYong.
"Ah... Itu karena aku lebih lama bersahabat dengannya..." Jelas SooJung.
"Aku... Menyukainya..." Lirih SeoYong.
"Aku menyukainya sejak awal aku masuk ke sekolah ini..." Sambung SeoYong.
"Ah... MinHyuk memang seseorang yang sangat hangat. Selain baik, dia juga sangat ramah pada siapapun..." Ucap SooJung dengan suara yang bergetar.
SooJung teringat saat pertama kali ia bertemu dengan Minhyuk, juga saat MinHyuk memberikannya kejutaan dihari ulang tahunnya dari tahun ke tahun hingga tahun ini. SooJung baru menyadari, bahwa hatinya bergetar saat ia bersama MinHYuk. Dan tiba-tiba dadanya terasa sesak.
"SooJung, SeoYong... Sudah menunggu lama? Ayo..." Ajak JinHo dari mobil.
SooJung dan SooYeong pun masuk kedalam mobil JinHo. Dan tidak ada sosok MinHyuk disana.
"Kemana MinHyuk?" Tanya SeoYong. Sama seperti yang ingin ditanyakan SooJung.
"Dia sedang mengurus seseuatu.." Jawab JinHo.
"Kau diizinkan membawa mobil oleh orang tuamu?" Tanya SooJung.
"Iya... Karena aku bilang akan pergi bersama kalian. Jadi Ayahku mengizinkanku. Membawa mobil." Jelas JinHo.
"Hmm..." SooJung mengangguk dan tersenyum.
Mereka bertiga sampai ditempat karoke yang sudah dipesan MinHyuk. Dan ternyata MinHyuk sudah berada disana.
"Yeay... Chukkae!" Teriak Minhyuk tiba-tiba saat mereka bertiga masuk kedalam ruang karoke.
"Ya! Kau mengejutkanku!" Bentak SooJung.
"Aku memang ingin memberi kejutan padamu..." Balas MinHyuk sambil mengelus puncak kepala SooJung.
"Dan... Ini hadiah kelulusan kalian..." MinHyuk memberikan masing-masing sebuah kotak.
JinHo mendapatkan jam tangan, SeoYong mendapatkan sebuah gantungan kunci boneka, dan SooJung mendapatkan Sebuah cincin.
"Banji?" SooJung terlihat terkejut.
"Aku... Menyukaimu sejak pertama aku bertemu denganmu... Mungkin ini terlihat berlebihan, tapi aku benar-benar sangat menyukaimu..." Ungkap Minhyuk yang langsung mengaitkan cincin itu dijari manis SooJung.
"Kau mau menjadi kekasihku?" Tanya MinHyuk serius.
"Mianhae... Aku tidak bisa..." Lirih SooJung.
SooJung menatap SeoYong yang sudah terlihat berkaca-kaca. SooJung melepaskan cincin dari MinHyuk dan keluar dari ruang karoke itu. SeoYong mengikuti SooJung dan menariknya.
"Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Aku juga berniat menyatakan perasaanku padanya... Kenapa harus kau?" Lirih SeoYong.
"Aku benar-benar tidak menyukainya... Mianhae... Aku tidak tau kalau dia menyukaiku..." Lirih SooJung.
SeoYong langsung meninggalkan SooJung dan berlari sambil menangis. SooJung berusaha mengejarnya, namun SeoYong langsung menaiki taxi.
"Maaf membuatmu terkejut... Aku... Aku benar-benar mneyukaimu... Aku sudah menahannya selama tiga tahun untuk mengungkapkannya... Karena aku takut kau menjauh jika kau tau perasaanku... Apakah kita masih bersahabat seperti dulu?" Tanya Minhyuk yang tiba-tiba sudah berada dibelakang SooJung.
"Tentu... Aku akan melupakan hari ini..." SooJung berniat pergi tanpa menatap Minhyuk namun Minhyuk manarik tangannya.
"Aku akan mengantarmu..." Ucap MinHyuk.
"Tidak, aku bisa pulang sendiri..." Bantah SooJung.
"Aku akan mengantarnya pulang..." Tiba-tiba JinHo menarik tangan SooJung. Dan tidak ada penolakan dari SooJung. JinHo pun langsung membawa SooJung masuk kedalam mobil.
Saat didalam mobil, JinHo menatap SooJung yang sedang menahan tangisnya.
"Menangislah... Aku tau bagaimana perasaanmu saat ini... Aku tau kau juga menyukainya... Kenapa kau menolaknya?" Tanya JinHo santai.
"Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?" Tanya SooJung yang masih menahan tangisnya.
"Jika kau tidak menyukainya kenapa kau sedih? Bukankah seharusnya kau bahagia? Apakah ada orang lain yang menyukai MinHyuk? Apakah itu SeoYong?" Tebak JinHo.
"Apakah kau seorang peramal?" Tanya SooJung ketus.
"Aku hanya menebak... Karena aku tau, kau juga menyukainya..." Jawab SooJung.
"Bagaimana kau bisa merasa yakin kalau aku menyukainya? Aku sendiri bahkan belum yakin... Aku hanya merasa sedih..." Ungkap SooJung.
"Apakah selama ini kau hanya bersahabat dengan Minhyuk? Apakah aku tidak terhitung sebagai sahabatmu? Aku juga sahabatmu... Dan aku tau tatapanmu pada Minhyuk berbeda dengan tatapanmu padaku atau namja lainnya." Jelas JinHo.
"Aku menyukainya sejak kelas dua, mungkin... Aku merasa kesepian saat dia tidak ada disisiku... Berbeda kelas dengannya rasanya membuatku kehilangan sesuatu. Dan aku kembali senang saat kelas tiga kita semua sekelas. Dan aku semakin menyukainya..." Tangis SooJung akhirnya pecah.
"Lalu kenapa kau menolaknya?" Tanya JinHo.
"Kau benar, SeoYong menyukainya... Dia sudah menceritakannya padaku... Aku mana mungkin mengkhianati SeoYong? Bagaimana aku bisa menerimanya..." Lirih SooJung disela tangisnya.
Tiba-tiba mobil JinHo berhenti mendadak. JinHo langsung menatap SooJung.
"Benarkah? Aku sudah menebaknya..." JinHo kembali melajukan mobilnya pelan.
"Eottohke..." SooJung terus menangis, semakin lama semakin kencang.
JinHo hanya bisa menatap iba kepada salah satu sahabatnya itu.
Setelah kejadian itu, SooJung dan MinHyuk merasa asing satu sama lain. Begitupun antara SooJung dan SeoYong. Mereka berempat kumpul di rumah JinHo untuk membicarakan kelanjutan pendidikan mereka.
"Aku akan kuliah ke Amerika..." Ucap MinHyuk tiba-tiba.
"Aku akan pergi ke Universitas Seoul..." Ucap SooJung.
"Aku akan pergi ke Universitas Konkuk..." Sambung JinHo.
"Aku masih belum tau..." Sambung SeoYong.
"Apakah kita akan berpisah?" Tanya SooJung.
"Aku rasa begitu... Tapi, kita harus tetap menjaga komunikasi satu sama lain, Oh?" Ucap JinHo.
"Tentu... Aku pasti akan menghubungi kalian sesering mungkin..." Ucap MinHyuk.
"Aku berharap kita masih bisa bersahabat seperti dulu... Jarak takkan memisahkan kita, bukan?" Lirih SooJung.
"Tentu..." Jawab SeoYong, MinHyuk dan JinHo.
Mereka berempat saling berpelukan dan menghabiskan sisa waktu mereka dengan kebersamaan seperti biasanya. Hanya untuk hari ini saja, kecanggungan antara mereka kembali hilang.
***

Empat tahun telah berlalu sejak hari perpisahan mereka berempat. Dan mereka berempat masih menjaga komunikasi satu sama lain. Namun ada hal yang berbeda, dimana ada yang dirahasiakan oleh Minhyuk dan SeoYong tentang hubungan mereka. Hari ini adalah hari pertama mereka akan bertemu kembali setelah empat tahun tak bertemu. Dan hari ini mereka bertemu di Restoran milik SooJung.
"Ya! Kin SeoYong!" SooJung berlari memeluk SeoYong.
"Aku merindukanmu...: Lirih SeoYong.
"Aku juga... Kau terlihat cantik..." Puji SooJung.
"Kau masih lebih cantik dariku..." Balas SeoYong.
"Apakah yang lain belum datang?" Tanya SeoYong.
"JinHo dalam perjalanan kesini, begitupun MinHyuk... Duduklah dulu..." Jawab SooJung.
"Oh... Gomawo... Wah kau sangat hebat sekarang. Restoranmu sangat terkenal di Gangnam sekarang..." Puji SeoYong.
"Lalu, kau harus menceritakan padaku kemana sebenarnya kau selama ini? Kau tidak mau memberitahunya pada kami. Kau membuatku cemas..." Ucap SooJung.
"Akan aku ceritakan saat semuanya sudah kumpul..." JawabSeoYong.
"Baiklah, aku akan membuatkanmu minum yang paling enak.
Tiba-tiba MinHyuk datang dan langsung masuk kedalam restoran SooJung.
"Kenapa kau terlambat?" Tanya SeoYong.
"Mobilku mogok... Apakah kau sudah lama?" Tanya MinHyuk balik.
"Tidak, baru saja sampai..." Jawab SeoYong.
"Ini dia... Oh... MinHyuk..." SooJung terlihat sedikit terkejut saat melihat laki-laki tampan dihadapannya. Kerinduannya selama ini pada sosok pria dengan wajah tampan itu telah teribati. Wajahnya masih seperti dulu, tampan.
"Maaf, aku terlambat..." Ucap Minhyuk.
"Ah, Gwaenchannha... Bahkan JinHo yang dekat belum sampai..." Balas SooJung.
Minhyuk terlihat menatap SooJung tajam. Tersirat kerinduan dari kedua bola matanya yang menatap lekat SooJung. Ya, namja ini pun sangat merindukan sosok yeoja cantik dihadapannya. Cinta pertamanya masa SMA.
"Apakah aku sangat terlambat?" Sapa JinHo tiba-tiba.
"Apakah kau tinggal dipedesaan? Kenapa kau sangat lama? Huh..." SooJung langsung menarik tangan JinHo.
"Baiklah... Aku ingin memeluk sahabtalu yang semakin tampan..." JinHo langsung memeluk erat Minhyuk.
Mereka berepat kembali bersenda gurau tentang masa SMA mereka. Minhyuk selalu curi pandang terhadap SooJung yang duduk dihadapannya. Sementara SeoYong yang merasakan keanahan MinHyuk terlihat sedikit terganggu dengan keadaan yang sedang terjadi. Sementara SooJung enggan menatap MinHyuk karena hatinya masih berdebar untuk Minhyuk sampai saat ini.
"Ah... Ada yang ingin aku ceritakan pada kalian... Sebenarnya... Selama empat tahun ini... Aku kuliah di Amerika... Dan bersama dengan MinHyuk..." Ungkap SeoYong.
"Jeongmalyo? Jadi kalian berdua merahasiakannya pada kami?" JinHo terlihat sangat terkejut, begitupun SooJung yang lebih terkejut.
"Mianhae..." Hanya itu yang terucap dari bibir MinHyuk.
"Ah Gwaenchannha... Bukankah bagus jika kalian bersama?" Potong SooJung.
JinHo langsung menatap SooJung penuh arti. Karena ia tahu perasaan SooJung saat ini.
"Dan rencananya... Bulan depan kami akan menikah..." Ungkap SeoYong yang semakin membuat SooJung tersentak kaget. Jantungnya benar-benar terasa perih saat itu.
"Chukkae..." Lirih SooJung dengan suara yang bergetar.
"Ini sebuah perjodohan..." Ungkap MinHyuk.
SeoYong terlihat keberatan saat MinHyuk mengungkapkan kebenaran itu. Namun berbeda dengan MinHyuk yang justru terlihat datar.
"Oh... Baguslah... Kalian akan segera menikah..." JinHo tersenyum getir.
SooJung sekuat tenaga menahan air matanya yang hampir mengalir. Tiba-tiba ada yang meremas pundaknya.
"Oh? Sunbae..." SooJung melirik kearah belakang. Seorang laki-laki bertubuh tegap sudah berada dibelakangnya.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu.." Ucap laki-laki itu.
"Ah... Arrasseo..." SooJung langsung mengikuti laki-laki itu.
"Apakah kau sudah menyiapkan jawaban untukku?" Tanya laki-laki itu ketika mereka sudah berada jauh dari yang lainnya.
"Aku masih belum bisa, Sunbae..." SooJung terlihat menunduk.
"Dia memang lebih tampan..." Ucap laki-laki itu.
"JaeHyun Sunbae... Bukan karena itu..." Lirih SooJung.
"Lalu bagaimana perasaannya terhadapmu? Jangan-janagn dia belum tau perasaanmu sejak enam tahun lalu?" Tanya JaeHyun yang melirik Minhyuk dari jauh.
"Anio... Jangan Sunbae... Dia tidak boleh tau..." Lirih SooJung.
"Lalu sampai kapan aku harus menunggu? Jika kau tidak bisa melupakannya setidaknya ungkapkan perasaanmu padanya, sebelum dia menjadi milik orang lain... Kau tau, aku sangat takut akan merusak hubungan yang sudah ada..." Lirih SooJung.
"Baiklah... Aku akan tetap menunggumu..." Jaehyun meninggalkan SooJung.
"Siapa dia?" Tanya JinHo.
"Kau tidak mengenalnya? Dia Senior kita saat SMA, dua tahun diatas kita. Pabo!" SooJung menjitak JinHo pelan.
"Jinjja? Wah... Aku tidak mengenalnya... Dia pasti tidak populer..." Balas JinHo.
"Ya! Dia bahkan sangat populer saat kita kelas satu..." SooJung mencubit pipi JinHo gemas.
MinHyuk terlihat cemburu melihat suasana dihadapannya. Melihat keakraban SooJung dengan JinHo membuatnya merasa benar-senar kehilangan SooJung yang dulu selalu disisinya. MinHyuk sangat merindukan saat-saat itu, saat-saat mereka sangat akrab.
"Aku dengar dia menyukaimu? Dan dia kuliah di Universitas of Seoul juga, benarkah?" Tanya SeoYong tiba-tiba.
"Ah... Iya..." Jawab SooJung pelan.
"Benarkah? Lalu apakah kau menolaknya? Atau kau menerimanya tanpa memberitahu kami?" JinHo menatap SeoYong kali ini.
"Sudahlah... Lupakan hal yang tidak penting... Aku tak pernah menerima siapapun..." Jawab SooJung malas.
"Aku juga ingat saat kau menolakku..." Ucap MinHyuk tiba-tiba. Membuat semua mata menatap kearahnya.
"Ah... Aku akan mengambilkan cemilan yang lain..." Ucap SooJung yang berjalan menuju dapur.
"Apakah kau benar-benar tidak mempunyai seseorang yang kau suka?" Tanya MinHyuk dengan setengah berteriak.
"Aku pernah punya punya... Aku menyukainya sejak lama. Dan aku tidak boleh menyukainya. Oleh karena itu aku tidak mau menyukai siapapun lagi..." SooJung berjalan cepat kedapur.
SooJung masuk kedalam dapur dan menangis disana. Air matanya sudah tak tertahankan. Kesedihannya sudah tak terbendung.
"Bodoh... Apakah kau tidak merasakannya? Apakah kau tidak merasakan perasaanku? Beraninya kau bertanya seperti itu... Sejak dulu sampai sekarang aku hanya menyukaimu, Kang Minhyuk! Bodoh!" Lirih SooJung disela tangisnya.
"Benarkah itu?" Tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang SooJung.

"MinHyuk..." Pekik SooJung.
"Aku tanya, apa itu benar?!" Kini MinHyuk meremas kuat kedua bahu SooJung.
"Tidak..." SooJung hendak meninggalkan MinHyuk namun MinHyuk menariknya.
"Lihat aku, dan katakan kalau itu tidak benar! Tatap aku! Kau berani?" Tanya MinHyuk.
SooJung masih terdiam tanpa menatap Minhyuk, air matanya mengalir.
"Hentikan, kau menyakitiku. Lepaskan..." Lirih SooJung.
"Apakah kau pikir kau tidak menyakitiku? Hatiku masih sakit setiap kali melihatmu... Kenapa kau berbohong padaku?" MinHyuk memeluk SooJung.
"Ku Mohon lepaskan, aku tidak mau SeoYong salah paham..." SooJung mendorong kuat tubuh MinHyuk.
"JinHo..." Pekik SooJung saat melihat JinHo yang tiba-tida datang juga.
"Ikut aku..." JinHo menarik SooJung dan meninggalkan MinHyuk.
Sementara MinHyuk kembali ke meja bersama SeoYong, JinHo menarik SooJung keluar.
"Aku tak habis pikir dengan SeoYong... Aku menyesal menanggapnya sahabat..." Lirih JinHo.
"JinHo, apa yang kau katakan? Apakah SeoYong melakukan hal yang salah?" Tanya SooJung.
"Aku bertanya padanya sejak kapan ia menyukai MinHyuk, dia bilang sebelum kau menyukainya. Apakah dia bodoh? Dia tau kau juga menyukai MinHyuk tapi dia mau menikah dengan MinHyuk. Kau mengorbankan perasaanmu demi persahabatan kita, tapi dia? Bahkan dia diam-diam mengikuti MinHyuk ke Amerika!" Jelas JinHo.
"Jeongmalyo?" SooJung merasa sesak seketika.
"Dia bahkan terlihat tanpa rasa bersalah saat menceritakan padaku..." Jawab JinHo.
"Sudahlah, semua sudah berlalu JinHo..." SooJung berjalan masuk kedalam restorannya kembali.
"Tapi aku tau, perasaan kalian belum berakhir..." Celetuk JinHo yang membuntuti SooJung masuk kedalam restoran.
Didalam SeoYong dan MinHyuk terdiam. MinHyuk terlihat murung.
"Ya! Kalian darimana saja?" Tanya SeoYong yang memecah keheningan.
"Mianhae..." Ucap SooJung yang kembali duduk dikursinya.
"Aku ada urusan mendadak, aku akan pergi duluan..." Ucap JinHo yang menatap malas SeoYong.
"Apakah sesuatu terjadi?" Tanya SeoYong polos.
"Aku juga harus pergi ke kantorku..." Ucap MinHyuk yang memakai jasnya.
"Baiklah aku juga ikut. Aku ingin bertemu Ayah mertua." Ucap SeoYong.
"Kajja..." MinHyuk pergi tanpa pamit bahkan mendahului JinHo.
"Ya! Kenapa semuanya jadi seperti ini?!" SooJung berteriak kesal.
"Aku tidak jadi pergi, karena mereka telah pergi... Aishh aku muak dengannya!" Ucap JinHo.
"JinHo... Naneun gwaenchana.. Kau tidak perlu membencinya seperti itu..." Ucap SooJung.
"Aku membencinya bukan karena memihakmu, tapi memang karena aku membencinya..." Jelas JinHo.
"Arrasseo... Kau mau ku buatkan es serut?" Tawar SooJung.
"Tentu, aku butuh sesuatu yang dingin untuk meredam emosiku.." Sahut JinHo.

***

Sementara itu didalam mobil, SeoYong dan MinHyuk hanya terdiam. SeoYong pun curiga dengan sikap dingin MinHyuk.
"Kau lebih dingin dari biasanya, apakah sesuatu terjadi?" Tanya SeoYong.
"Apakah kau masih menyukainya?" Sambung SeoYong.
"Apakah menikahimu tidak cukup? Bisakah kau berhenti mengatur hidupku?" Ucap MinHyuk.
"Apakah kau marah karena aku menceritakan tentang pernikahan kita?" Tanya SeoYong lagi.
Mobil MinHyuk tiba-tiba berhenti mendadak, membuat tubuh SeoYong terguncang.
"Keumanhae... Aku tidak akan meninggalkanmu apakah itu tidak cukup?" Tanya MinHyuk.
"Apakah kehadiranku membuatmu semenderita itu? Kenapa kau tidak bisa mencintaiku?!" Tanya SeoYong.
MinHyuk hanya terdiam dan melanjutkan laju mobilnya.
"Aku tidak akan menyerah... Aku akan but kau menyukaiku, Kang MinHyuk!" Batin SeoYong.

***

"Hyung!" Panggil MinHyuk.
"Ah kau disini rupanya... Kenapa kau memanggilku kesini? Bukankah tadi kau tidak mengenaliku?" Tanya JaeHyun.
"Mianhae... Aku harus berpura-pura tidak mengenalmu agar SeoYong tidak curiga..." Lirih MinHyuk.
"Tapi Hyung, apakah yang diucapkan SeoYong benar, bahwa kau menyukai SooJung?" Sambung MinHyuk.
"Mian... Aku berusaha membatasi perasaanku, dan aku sangat senang saat kau memintaku untuk berada disisinya menggantikanmu menjaganya. Tapi... Perasaanku semakin tak terbendung padanya..." Ungkap JaeHyun.
"Hyung... Mianhae... Aku tidak tau kau menyukainya sejak lama.." Lirih MinHyuk.
"Gwaenchana... Dia lebih menyukaimu... Tapi apa kau yakin dengan pernikahanmu? Apa kau yakin dengan SeoYong?" Tanya JaeHyun balik.
"Aku melakukannya untuk orangtuaku... Jika saat itu orang tua SeoYong tidak membantu Orang Tuaku, pasti tidak ada hutang budi... Dan pernikahan ini tidak terjadi.." Lirih MinHyuk dengan suara bergetar.
"Dan kau tidak akan lulus dari Amerika... Apakah tidak ada cara lain?" Tanya JaeHyun lagi.
"Tidak, orang tua SeoYong hanya ingin pernikahan itu terjadi..." Lirih MinHyuk.
"Hyung, jika pada akhirnya aku tidak bisa menjaganya... Aku percayakan padamu untuk menjaganya..." Sambung MinHyuk.
"Ya! Sejak kapan kau menjadi lembek seperti ini?" Ucap JaeHyun sambil memukul belakang kepala MinHyuk.
"Aku benar-benar tidak bisa menghentikannya Hyung, pernikahan ini beban terberatku... Aku ingin melawan pernikahan ini, tapi hal itu pasti melukai perasaan orang tuaku..." Lirih Minhyuk.
"Arrasseo... Aku masih menunggumu merebutnya..." Ucap JaeHyun sebelum meninggalkan MinHyuk.
"Mianhae, SooJung... Aku tidak tau bahwa kau juga terluka... Seandainya aku tau sejak awal perasaanmu... Pasti sejak awal aku berusaha menentang pernikahan ini..." Lirih MinHyuk.

***

2 Weeks Ago Before Wedding Day.

MinHyuk terlihat sedang menatap jam tangannya menunggu seseorang. Berulang kali ia menyeruput kopinya untuk menghilangkan rasa bosan. Menatap layar handphonenya menunggu kabar dari seseorang.
"Maaf, apakah kau sudah menunggu lama?" Tanya SooJung.
"Kau?" MinHyuk terlihat terkejut melihat yeoja cantik dihadapannya.
"Apakah SeoYong tak mengabarimu? SeoYong tak bisa datang untuk melihat gedung pernikahan, karena itu ia meminta bantuanku untuk mewakilinya." Jelas SooJung.
"Kenapa kau mau melakukannya?" Tanya MinHyuk dengan suara sedikit bergetar.
"Maksudmu?" Tanya SooJung yang terlihat bingung.
"Aku tau hatimu pasti terluka... Melihat gedung pernikahan orang yang kau sukai apakah tidak membuatmu semakin terluka?!" Bentak MinHyuk.
"Keumanhae... Aku rasa kau telah salah paham... Orang yang aku sukai bukan kau..." SooJung berniat pergi, namun MinHyuk menariknya.
"Sampai kapan kau akan berpura-pura tegar? Oh?" Minhyuk meremas bahu SooJung.
"Yang kau lakukan tidak hanya menyakiti dirimu, tapi juga menyakitiku... Aku masih menyukaimu sampai sekarang... Tidak, aku mencintaimu sejak dulu sampai saat ini..." Sambung MinHyuk.
"Lalu kenapa kau menikah dengannya? Kenapa kau mau menikahinya? Kau pikir aku bodoh?" Pekik SooJung dengan suara yang bergetar. Air matanya tak lagi tertahankan.
"Aku punya alasan untuk itu... Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan pada JaeHyun Sunbae." MinHyuk melepaskan cengkraman tangannya.
"Apa maksudmu? Kau mengenalnya?" SooJung mulai menatap MinHyuk.
"Kang MinHyuk-ssi... Mari lewat sini untuk Gedung yang akan kalian pakai untuk resepsi pernikahan nanti..." Ucap Seorang wanita paruh baya.
Minhyuk tak menjawab pertanyaan SooJung, ia langsung berjalan membuntuti wanita paruh baya itu. Begitupun SooJung yang mau tak mau harus mengikuti mereka karena ia berdiri disini untuk mewakili SeoYong.

***

Sementara itu, SeoYong sedang berada di kantornya bersama dengan kakaknya, Kim WooBin.
"Jadi dia menyukai MinHyuk juga? Dia wanita yang kau ceritakan?" Tanya WooBin.
"Ya Oppa..." Jawab SeoYong.
"Lalu kau biarkan dia menggantikanmu melihat gedung pernikahan? Apakah itu tidak keterlaluan?" Tanya WooBin pada adiknya itu.
"Aku hanya ingin memberikannya pelajaran, agar ia menyadari bahwa MinHyuk akan menjadi milikku..." Ucap SeoYong.
"SeoYong, bukankah itu terlalu kejam? Bukankah kau bilang dia menolak MinHyuk karena mempertimbangkan perasaanmu?" Tanya WooBin.
"Oppa... Sekali ini saja, biarkan aku lakukan apa yang ingin aku lakukan... Aku hanya ingin membuatnya berhenti berharap pada MinHyuk-ku Oppa..." SeoYong memeluk WooBin.
"Oh..." WooBin terlihat cemas.

***

MinHyuk dan SooJung telah selesai melihat gedung resepsi pernikahan. MinHyuk hanya terus terdiam, begitupun SooJung.
"MinHyuk, soal yang tadi..."
"Aku akan mengantarmu sampai restoranmu, kajja..." MinHyuk memotong dan langsung masuk kedalam mobilnya.
"Apakah kau marah padaku?" Tanya SooJung setelah masuk kedalam mobil.
"Tidak..." Jawab MinHyuk acuh.
"Baiklah lakukan sesukamu!" Bentak SooJung akhirnya.
MinHyuk hanya tersenyum dan sedikit melirik SooJung yang membuang tatapannya kearah jendela mobil. MinHyuk pun menurunkan SooJung tepat didepan restorannya.
"Gomawo." Ucap SooJung singkat lalu keluar begitu saja.
"Aku merindukan saat-saat seperti ini... Saat bertengkar denganmu..." Lirih MinHyuk setelah SooJung keluar.
MinHyuk pun kembali melajukan mobilnya ke Kantornya. Dan saat sampai di Kantornya, SeoYong sudah menunggunya diruangannya.
"Kau sudah kembali? Bagaimana gedungnya?" Tanya SeoYong.
"Tanyakan saja pada SooJung..." Jawabnya cuek.
"Apakah kau marah padaku karena aku tidak datang tadi? Aku harus menemui Oppaku.. Mianhae..." SeoYong memeluk MinHyuk dari belakang.
"Aku harus bekerja..." MinHyuk melepaskan pelukan SeoYong dan langsung duduk dan mulai membaca beberapa dokumen.
Raut wajah SeoYong terlihat kesal dan kecewa ia pun pergi meninggalkan ruangan MinHyuk dan pergi ke ruangannya.
"Mianhae, SeoYong... Aku hanya tidak ingin melukaimu dengan cinta yang palsu..." Lirih MinHyuk setelah SeoYong keluar dari ruangannya.
***

SooJung sedak duduk disebuah taman dekat Universitas Of Seoul. Ia menunggu JaeHyun yang sedang mengajar disana.
"Sunbae...." SooJung melambaikan tangannya.
"Kau sudah lama menunggu?" Tanya JaeHyun.
"Anio... Aku baru saja sampai..." Jawab SooJung.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi? Kenapa kau ingin bertemu denganku?" Tanya JaeHyun yang tersenyum menatap SooJung.
"Mianhae Sunbae... Ada yang ingin aku tanyakan padamu tentang Minhyuk... Tentang pernikahannya dengan SeoYong... Apakah ada sesuatu yang terjadi dibalik itu?" Tanya SooJung.
"Hmm... Aku tidak tau harus memulainya dari mana... Aku dan MinHyuk berada dalam tempat les yang sama sampai Aku lulus. Kami masih sering bermain game bersama saat kami mempunyai waktu luang. Dan bisa dibilang kami akrab sampai saat ini. Dan saat Minhyuk pergi ke Amerika untuk belajar disana, ia memintaku untuk menjagamu dan menggantikannya berada disisimu. Karena aku sangat menyukaimu sejak dulu, jadi aku merasa senang dengan permintaannya. Karena itu aku terus mengikutimu..." Jelas JaeHyun.
"Sunbae, mianhae... Aku bodoh sekali berpikir bahwa kau menyukaiku..." Lirih SooJung.
"Ani... Aku benar-benar menyukaimu... Karena itu aku menerima permintaannya. Dan tadinya aku hanya akan menjaganya sampai kau kembali... Tapi, kemarin setelah kalian bertemu, MinHyuk menemuiku dan menjelaskan tentang pernikahannya. Keluarganya mengalami penurunan ekonomi karena saham keluarganya menurun, dan saat itu orang tua SeoYong yang membantunya. Dan dari pihak keluarga SeoYong meminta MinHyuk menikahi SeoYong..." Jelas JaeHyun.
"Jadi... Pernikahan ini bukan karena keinginannya?" Tubuh SooJung melemas.
"Ya.... Begitulah..." Jawab JaeHyun.
"Sunbae..." Lirih SooJung.
SooJung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia mulai menangis terisak.
"Sunbae, mianhae... Aku selalu bersikap cuek padamu... Aku hanya menghindarimu... Mianhae Sunbae..." Lirih SooJung disela tangisnya.
JaeHyun memeluk SooJung yang sedang menangis. Sementara SooJung masih menutup kedua wajahnya.
"Gwaenchanha... Kaulah yang paling terluka... Aku tau kalian berdua saling mencintai, tapi aku tidak tau kenapa semuanya begitu rumit untuk kalian..." Ucap JaeHyun.
"Aku sudah menanggapmu seperti adikku sendiri... Tak perlu sungkan padaku..." Sambung JaeHyun.
SooJung hanya terus menangis didalam pelukan JaeHyun, sementara dari kejauhan MinHyuk melihat SooJung yang menangis pedih dalam pelukan JaeHyun.
"Uljima..." JaeHyun menarik kedua tangan SooJung yang menutup wajahnya sendiri.
"Kenapa kau tidak mengungkapkan perasaanmu padanya?" Tanya JaeHyun.
"Aku tidak bisa... SeoYong sangat menyukainya, Sunbae..." Jawab SooJung.
"Setidaknya ia tau perasaanmu... Kau tau, ia terlihat sangat sedih. Terutama dengan pernikahannya. Ia sebenarnya tertekan, SooJung-ah..." Ucap JaeHyun.
"Arra... Apakah aku harus memberi tahunya perasaanku? Apakah ini belum terlambat?" Tanya SooJung.
"Belum... Kau harus yakin pada hatimu... Berhentilah memikirkan perasaan orang lain dan bahagiakanlah dirimu sendiri, SooJung-ah... Kau harus bahagia, walaupun bukan denganku..." Ucap JaeHyun yang membelai pipi SooJung.
"Oppa, Gomawo..." SooJung memeluk JaeHyun.
"Aku senang kau menghilangkan kata-kata yang aku benci. Jangan panggil aku Sunbae lagi dan berhentilah menghindariku, oh?" Ucap JaeHyun.
"Arrasseo Oppa... Jeongmal Gomawo, Oppa..." Ucap SooJung yang melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan JaeHyun.
JaeHyun hanya tersenyum menatap kepergian SooJung yang terlihat bahagia.
"Aku senang melihatmu kembali tersenyum..." Lirih JaeHyun.
Sambil berlari, SooJung menelepon MinHyuk untuk mengajaknya bertemu disuatu tempat.
"Oh, MinHyuk... Bisakah kita bertemu?" Tanya SooJung dari telepon.
"Oh? Dimana?" Sahut MinHyuk dari telepon.
"Tempat perayaan ulang tahunku ke 17..." Jawab SooJung yang langsung menutup telepon.
SooJung langsung berlari kearah taman dekat sekolahnya dulu. SooJung menunggu disebuah ayunan, dan duduk sambil tersenyum mengingat semua kenangannya bersama MinHyuk dulu.
"Aku merindukan sahabatku yang dulu..." Lirih SooJung.
Tiba-tiba saja hujan turun dengan deras, SooJung kesulitan mencari tempat berteduh. Tiba-tiba saja sebuah payung datang menghampirinya bersama dengan sosok pria tampan yang ia rindukan. SooJung menoleh kearah pria dibelakangnya, dan langsung memeluknya.
"Aku merindukanmu..." Ungkap SooJung.
"Aku lebih merindukanmu... Sangat merindukanmu..." Balas Minhyuk yang juga membalas pelukkan SooJung.
"Mianhae... Jeongmal mianhae..." Ungkap SooJung.
"Uljima... Aku lebih sedih saat melihatmu sedih karenaku... Mianhae..." MinHyuk mengusap lembut pipi SooJung, dan menghapus air mata yang mengalir disana.
"Aku... Sebenarnya sejak dulu menyukaimu... Tapi, SeoYong juga menyukaimu... Karena itu aku menolakmu... Maafkan aku... Seharusnya aku tidak merahasiakan ini padamu..." SooJung memeluk MinHyuk lagi.
"Aku juga bersalah karena menjauhimu saat kau menolakku... Seharusnya aku bisa lebih bijaksana dan tidak menjauh darimu... Ini salahku..." Ungkap MinHyuk yang kembali memeluk erat SooJung, payung yang MinHyuk bawa sebelumnya telah terlepas dan terbang entah kemana. Kini keduanya berpelukan dibawah air hujan.
"Aku mencintaimu, SooJung..." Ungkap MinHyuk yang merenggangkan pelukannya.
"Aku juga mencintaimu..." Balas SooJung.
MinHyuk merengkuh pipi SooJung dengan kedua tangannya dan mengecup lembut bibir SooJung. Air hujan tak mampu meredam luapan perasaan mereka yang telah lama terpendam. Guyuran hujan tak lagi terasa dingin saat keduanya bisa mengungkapkan perasaan mereka. Jiwa mereka terasa hangat saat mengetahui cinta itu masih ada, cinta lama mereka yang tidak pernah hilang.
SooJung tiba-tiba melepaskan ciuman MinHyuk. Dan terlihat kesedihan kembali terlukis diwajahnya.
"Waeyo?" Tanya Minhyuk.
"Kau... Calon suami SeoYong sekarang... Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku... Tidak sejauh ini... Mian..." SooJung berniat meninggalkan MinHyuk.
"Kajjima... Aku akan membatalkan pernikahanku..." Ungkap MinHyuk.
"Apakah tidak terlambat jika kau membatalkannya sekarang?" Tanya SooJung.
"Tidak... Aku akan melakukan apapun agar tidak kehilanganmu lagi..." Jawab MinHyuk.
"Jeongmalyo?" SooJung mendekati MinHyuk.
"Tentu... Aku tidak mau kehilanganmu lagi... Tidak akan pernah..." Ucap MinHyuk.
SooJung tersenyum menatap MinHyuk dan langsung menarik tengkuk MinHyuk dan mencium lembut bibir MinHyuk.
"Aku juga tidak mau kehilanganmu lagi..." Ucap SooJung.
"Ayo pulang, kau akan sakit jika terus berada disini..." MinHyuk menarik SooJung berlari menuju mobilnya.
SooJung mengikutinya dan tersenyum menatap laki-laki tampan dihadapannya. Setelah masuk kedalam mobil, MinHyuk langsung memasangkan savety belt pada SooJung.
"Aku tidak punya handuk, semua bajuku juga basah sepertimu... Otte?" Tanya MinHyuk.
"Bagaimana kalau ke rumahku... Kau sudah lama tidak bertemu dengan Ibuku bukan?" Ajak MinHyuk.
"Kau benar, baiklah kajja..." Sahut SooJung.
Keduanya pun pergi ke rumah MinHyuk. Setelah sampai, MinHyuk meminjamkan kemeja dan sebuah celana pendek untuk SooJung, sementara pelayan mencuci dan mengeringkan baju SooJung.
"Mianhae... Aku pikir Ibuku di rumah..." Ucap MinHyuk.
"Gwaenchana... Aku masih bisa bertemu dnegannya lain kali.." Jawab SooJung.
"Mari ku tunjukkan sesuatu..." Ajak Minhyuk.
Minhyuk mengajak SooJung kedalam kamarnya, dan di kamarnya masih tersimpan foto-foto kenangan saat mereka SMA, tak hanya mereka berdua juga bersama SeoYong dan JinHo. Namun, terlihat jelas lebih banyak foto mereka berdua yang ada di kamar MinHyuk.
"Kau masih menyimpannya?" Tanya SooJung dengan segaris senyum diwajahnya.
"Tentu, aku juga membawa semuanya saat aku ke Amerika..." Sahut MinHyuk.
"Jeongmalyo?" SooJung menatap Minhyuk tajam.
"Tentu... Karena itu aku tidak bisa melupakanmu dan tak berniat melupaknmu sama sekali." Ungkap MinHyuk.
"Gomawo... Aku sangat bahagia tentang perasaanmu padaku..." Ucap SooJung.
"Ya! Kang MinHyuk! Apa yang kau lakukan?!" SeoYong masuk kedalam kamar Minhyuk yang terbuka dan langsung menampar wajah MinHyuk.
"Kau membawa seorang wanita masuk kedalam kamarmu? Bahkan calon isterimu tak pernah kau izinkan masuk... Jadi... Semua karena ini?" SeoYong terlihat sangat cemburu dan emosinya memuncak. SeoYong menghancurkan semua foto-foto MinHyuk dan SooJung.
"Apa yang kau lakukan?!" Bentak MinHyuk yang menarik kasar tangan SeoYong.
"Kau?! Kau membentakku? Calon isterimu?" Balas SeoYong dengan suara tak kalah kencang.
"Aku akan membatalkan pernikahan kita..." Ucap MinHyuk tiba-tiba.
"Apa?! Kau gila? Kau ingin Ayahmu bangkrut?" Ancam SeoYong.
"Aku yang akan bertanggung jawab dengan keluargaku..." Ucap MinHyuk.
"Kau... Benar-benar jahat! Kau pura-pura baik denganku saat kau menolaknya dulu, dan kau sekarang merebutnya saat aku akan menikah dengannya... Kau keterlaluan..." Lirih SeoYong yang menangis.
"SeoYong, mianhae... Aku tak bermaksud merebutnya..." SooJung mendekat namun SeoYong berniat menamparnya. Dan dengan cepat MinHyuk menahannya.
"Hentikan... Keluar dari kamarku..." Ucap MinHyuk.
SeoYong menatap pedih MinHyuk dan berlari neninggalkan MinHyuk dan SooJung. SooJung berniat mengejar SeoYong, namun MinHyuk menahannya.
"Berhentilah mengalah... Bahkan dia tidak pernah memikirkan perasaanmu, apakah kau akan terus membelanya?" Tanya MinHyuk.
"Dia sahabatku... Biar bagaimanapun... Aku menanggapnya sahabatku sejak dulu sampai sekarang..." Lirih SooJung yang langsung berlari mengejar SeoYong.
"SeoYong..." SooJung menarik tangan SeoYong yang akan masuk kedalam mobilnya.
"Lepaskan! Kau pengkhianat!" Bentak SeoYong.
"Aku ingin bicara padamu..." Ucap SooJung.
"Masuklah..." Sahut SeoYong akhirnya.
"Kau... Apa kau benar-benar akan merebutnya kali ini? Kau tau pernikahanku dengannya sudah tinggal satu bulan lagi? Kau tau akibatnya jika kau membuat MinHyuk membatalkan pernikahan ini?" Bentak SeoYong.
"Perusahaan MinHyuk akan gulung tikar, karena aku akan mengambil saham yang Ayahku punya pada perusahaannya..." Sambung SeoYong.
"Maafkan aku... Ku mohon jangan lakukan itu..." Lirih SooJung.
"Berhentilah mengganggunya... Aku memberimu kesempatan dekat dengannya karena aku ingin kau menyadari bahwa perasaanmu harus segera berakhir... Karena MinHyuk akan menjadi milikku!" Ucap SeoYong.
"Baiklah... Mari kembali seperti awal, kau adalah wanita yang akan menikah dengannya dan bahagia dengannya. Sedangkan aku hanya sahabatmu yang kan melihat kebahagiaanmu dalam kepedihan. Aku tetap menjadi seseorang yang menahan perasaanku sejak dulu... Apakah itu cukup?" Tanya SooJung.
"Apakah kau bisa dipercaya?" Tanya SeoYong.
"Beri aku waktu satu minggu untuk meyakinkannya untuk menikahimu..." Ucap SooJung.
"Baiklah... Aku setuju..." Ucap SeoYong.
SooJung langsung keluar dari mobil SeoYong dan langsung pergi meninggalkan rumah MinHyuk. Sepanjang jalan ia hanya menangis. Dan dijalan ia bertemu dengan JaeHyun.
"SooJung.." Panggil JaeHyun.
"Oppa...." SooJung langsung berlari memeluk JaeHyun.
"Waeyo? Kenapa kau menangis? Apa yang terjadi? Apakah MinHyuk melakukan sesuatu padamu?" Tanya JaeHyun.
"Aku.... Aku tidak mau melihatnya menderita Oppa... Aku tidak mau melihatnya kesusahan... Aku harus melepaskannya... Melepaskan perasaanku..." Lirih SooJung.
"Apa maksudmu?" Tanya JaeHyun.
SooJung tak menjawab hanya terus menangis didalam pelukan JaeHyun. Sementara didalam mobil, SeoYong terlihat sedikit iba dengan SooJung. Namun ia tersenyum dan menatap layar ponselnya yang terpasang foto MinHyuk dengannya.
***

Tiga hari telah berlalu sejak hari itu, SooJung menghindari MinHyuk lagi. Dan setelah berpikir selama tiga hari, SooJung akhirnya membuat sebuah keputusan.
"Jeongmalyo?" MinHyuk terlihat terkejut setelah menerima telepon.
"Kau mau menjemputku? Aku menunggumu besok, jangan telat!" Ucap SooJung dari telepon.
"Tentu, sampai ketemu besok..." Sahut MinHyuk.
SooJung menetup teleponnya dengan mata berkaca-kaca. JinHo memandangnya dengan penuh rasa tidak percaya.
"Kenapa kau harus seperti ini? Aishh... Jinjja... Aku tiba-tiba ingin menjenggut rambut SeoYong... Kenapa dia bisa kejam seperti itu...." Ucap JinHo.
"Sudahlah... Biar bagaimanapun juga, dia sahabat kita..." Sahut SooJung.
"Lebih tepatnya dia menggunakanmu yang selalu menganggapnya sahabat untuk melakukan semuanya... Aishh..." Jin Ho mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Gwaenchanha... Aku tidak mau semuanya terasa canggung sampai hari pernikahannya.
"Baiklah... Semoga kau juga akan mendapatkan seseorang yang baik untukmu..." Ucap JinHo.
"Lalu kau kapan? Aku ingin melihatmu menikah sebelum aku..." Ucap SooJung.
"Aku belum bisa menemukan seseorang yang bisa mendebarkan hatiku, jadi aku bahkan belum memikirkan pernikahan." Jawab JinHo santai.
Keduanya hanya saling tersenyum. Bagi SooJung, persahabatan mereka adalah segalanya. Jika ia perlu berkorban untuk mempertahankannya, ia akan melakukan apapun untuk mempertahankannya.

***

Hari ini MinHyuk dan SooJung akan mendaki gunung. MinHyuk sudah menjemput SooJung didepan restorannya. Tak lama SooJung keluar dari restoran dan menghampiri MinHyuk.
"Kajja..." SooJung langsung masuk kedalam mobil MinHyuk.
Mereka berdua pun pergi untuk mendaki Gunung. Langit mulai terlihat cerah saat keduanya hampir sampai dipuncak gunung. Namun MinHyuk mengeluh dan meminta waktu untuk beristirahat.
"Saat kau lengah, seseorang akan mendahuluimu untuk mencapai puncak gunung..." Ucap SooJung.
"Biarkan saja mereka sampai duluan..." Sahut MinHyuk asal.
"Ya... Aku membiarkan orang lain mencapai puncak kebahagiannya bersamamu, sehingga aku tertinggal dan tidak bisa mencapai puncak kebahagiaan itu..." Lirih SooJung.
"Apakah yang kau maksud SeoYong?" Tanya MinHyuk.
SooJung tidak menjawab, hanya senyum tipis yang terlukis diwajahnya saat ini.
"Ayo cepat..." SooJung menarik MinHyuk agar bangun dari duduknya,.
Akhirnya mereka berdua pun melanjutkan perjalanan mereka mencapai puncak Gunung. Setengah jam sudah berlalu, mereka pun sampai di puncak gunung.
"Aaaahhh... Melegakan rasanya saat sampai dipuncak..." Teriak MinHyuk.
SooJung hanya terus tersenyum sambil terus memandang wajah MinHyuk. MinHyuk yang menyadari hal itu langsung menghampiri SooJung dan memeluknya.
"Jangan memandangku seperti itu... Aku tidak akan pernah jauh darimu lagi..." Lirih MinHyuk yang mempererat pelukannya.
"Biarkan aku merasakannya beberapa saat lagi..." Sahut SooJung yang memeluk MinHyuk erat-erat.
"Aku akan memelukmu kapanpun kau ingin memelukku..." Ucap MinHyuk.
"Tidak... Ini hari terakhir aku memelukmu... Hari terakhir aku mencintaimu..." Lirih SooJung yang menahan tangisnya.
"Maksudmu?" Tanya MinHyuk yang mulai mengendurkan pelukannya.
"Setelah hari ini, aku mohon agar kau melupakan semuanya... Melupakan bahwa aku pernah mencintaimu, aku pernah memelukmu dan mencintaimu... Mari kita kembali kesaat kita bertemu pertama kali setelah empat tahun berlalu...." Lirih SooJung.
"Apa maksudmu?" MinHyuk kini merengkuh bahu SooJung erat.
"Lupakan semuanya... Lanjutkan pernikahanmu dan lupakan aku... Maksudku perasaanku... Aku tidak mau egois... Aku ingin kita semua kembali bersahabat seperti dulu. Lupakan semua sikap buruk SeoYong... Ku Mohon... Sekali ini saja, lakukan hal itu demi aku jika kau tidak ingin melihatku sedih..." Pinta SooJung.
"Wae? Waeyo?" MinHyuk malah memeluk erat SooJung.
"Kita tidak bisa melanjutkannya... Terlalu besar resiko yang harus kita ambil jika kau membatalkan semuanya. Semuanya telah tergaris dalam takdir... Kau milik SeoYong, bukan milikku. Aku terlambat mencapai puncak bahagiamu, dan aku tidak bisa merubah takdir. Dan aku telah merasakan puncak kebahagianku bersamamu... Saat tau bahwa kau masih mencintaiku, aku sangat bahagia. Tapi aku tidak bisa mengambil lebih banyak kebahagiaan itu... Kembalilah..." SooJung menangis.
"Ku Mohon... Kali ini saja... Walaupun ini berat untukmu... Lakukanlah jika kau tak ingin membuatku bersedih karena rasa bersalahku yang merebut kebahagiaan orang lain..." Lirih SooJung disela isak tangisnya.
"Aku tidak bisa..." Lirih MinHyuk yang langsung mencium SooJung. Mengecup bibir lembut yang terasa asin itu karena air mata SooJung yang mengalir.
"Kau harus bisa... Ku Mohon..." Ucap SooJung melepas ciuman MinHyuk.
"Baiklah... Aku akan menunggumu sampai kau berubah pikiran... Aku akan menikah dengannya, tapi aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu..." Ucap MinHyuk yang langsung meninggalkan SooJung di puncak gunung itu sendirian.
SooJung terduduk lemas dan menangis sekuat-kuatnya. Hatinya benar-benar hancur. Perasaannya campur aduk. Mengorbankan perasaan bukanlah hal yang mudah baginya ataupun MinHyuk. Namun SooJung harus melakukannya jika tidak ingin melihat MinHyuk sedih karena masalah baru dikeluarganya, dan juga tidak ingin melihat bisnis keluarga MinHyuk hancur dan membuat MinHyuk menderita karena hal itu. Walaupun hanya sesaat, kebahagiannya bersama MinHyuk tidak akan pernah ia lupakan. Kesempatan berharga yang ia dapat adalah mengetahui perasaan MinHyuk yang masih mencintainya, bahkan tanpa pernah mencoba melupakannya.

***

________________________________________________________________________________

Flashback Off, Back To Wedding Day
Channie berlari kecil meninggalkan SooJung. SooJung menyusul dibelakang Channie. Kini semua pengantin yang akan menikah hari ini telah berkumpul.
"Kau kemana saja, SooJung?" Tanya SeYong.
"Ah... Aku bertemu JaeHyun Oppa..." Jawab SooJung.
Mihyuk terlihat sedikit terkejut dan langsung melirik SooJung, tatapannya dalam penuh arti.
"Yeobo... Aku ingin bicara sesuatu denganmu..." Ucap Channie pada calon suaminya.
"Kajja..." Channie menarik WooBin meninggalkan yang lainnya.
Sementara SooJung masih tertunduk terdiam, dan MinHyuk masih menatapnya. SeoYong yang menyadari kecanggungan ini pun mengajak MinHyuk berfoto.
"SooJung, bisakah kau fotokan aku dan MinHyuk?" Pinta SeoYong.
"Tentu..." SooJung pun mengambil kamera dan mengambil foto MinHyuk dan SeoYong.
Sementara itu Channie sedang menceritakan pada WooBin apa yang ia dengar tentang SooJung.
"Aku tadinya ingin merahasiakannya dan berpura-pura tidak tau. Tapi aku tidak ingin ada rahasia antara kita. Dan SeoYong adalah adikmu... Walau kita seumuran, tapi ia akan jadi adik iparku. Aku tidak mau melihatnya sedih nantinya. Kita harus berhati-hati pada SooJung..." Jelas Channie.
"Terima kasih telah memberitahunya padaku... Tapi yang sebenarnya salah bukanlah SooJung, melainkan adikku..." Ungkap WooBin.
"Maksudmu?" Channie mengerutkan dahinya.
"Ini semua salah adikkiu... Jadi SooJung masih menyukainya... Aku harus bicara dengan SeoYong..." Lirih WooBin yang hendak meniggalkan Channie.
"Chagia... Gomawo..." WooBin memeluk Channie lalu pergi meninggalkan Channie dengan penuh rasa bingung.
WooBin pergi menemui SoeYong dan mengajaknya berbicara. Hingga kini hanya tersisa MinHyuk dan SooJung yang sedang duduk dengan suasana canggung.
"Semoga pernikahanmu lancar..." Lirih SooJung.
"Aku berharap semuanya cepat berlalu..." Sahut MinHyuk.
"Kau terlihat tampan dengan jas itu..." Puji SooJung.
"Tak berarti apapun jika kau bukan mempelai wanitaku..." Jawab Minhyuk ketus.
Tanpa sadar, Yoo Channie mendengar pembicaraan mereka dan langsung mengatupkan mulutnya yang sempat menganga.
"Tidak bisa dipercaya... Jadi mereka saling menyukai?" Batin Channie.
"Keumanhae..." Lirih SooJung.
"Tapi perasaanku tidak bisa berhenti..." Lirih MinHyuk.
SooJung pun beranjak pergi meninggalkan MinHyuk dan menemukan Channie yang sedang menguping.
"Mian... Aku... ingin mengambil sesuatu..." Channie pun berlari masuk kedalam ruangan.
Sementara SooJung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya yang hampir menangis.
WooBin dan SeoYong berbicara disebuah ruangan lain didalam gedung.
"Bisakah kau membatalkan pernikahan ini?" Tanya WooBin pada adiknya, SeoYong.
"Oppa, apakah kau gila? Apa maksudmu?" Tanya SeoYong yang mulai emosi.
"Apakah kau ingin melanjutkan pernikahan tanpa cinta ini? Apakah kau mau mempunyai keluarga yang tidak bahagia? Kau tau MinHyuk tidak mencintaimu... Dia masih sangat mencintai SooJung... Sampai kapan kau akan berpura-pura tidak tau?" Ucap WooBin.
"Aku tidak ingin kau sepertiku... Menggantungkan nasibku pada seseorang yang tidak mencintaiku... Kau pasti akan mendapatkan cintamu suatu saat nanti, sepertiku saat ini... Jadi menyerahlah dengan MinHyuk..." Sambung WooBin.
"Oppa, aku sangat mencintainya..." Lirih SeoYong.
"Tapi kau tidak akan bahagia jika kau tetap melanjutkan pernikahan ini. MinHyuk masih mencintai SooJung..." Lirih WooBin.
"Percayalah, ada seseorang yang telah menunggumu, yang benar-benar akan mencintaimu sepenuh hatinya. Kau harus bisa menemukan orang itu... Aku mohon padamu, hentikan pernikahan ini. Atau aku yang akan membatalkan pernikahanku." Ucap WooBin.
"Oppa... Ini pernikahan yang sangat kau tunggu... Channie Eonni sangat mencintaimu... Kau tidak boleh membatalkan pernikahanmu..." Lirih SeoYong.
"Karena itu, kau harus sadar... Aku tidak ingin kau merasakan bagaimana sakitnya mencintai tanpa mendapatkan balasan, sebelum semakin jauh semuanya berjalan, hentikan SeoYong... Aku sangat menyayangimu, kau satu-satunya adikku. Aku ingin kau bahagia..." WooBin memeluk SeoYong.
"Oppa... Mianhae... Aku mengingatkanmu pada masa lalumu... Mianhae, oppa..." Lirih SeoYong.
SeoYong teringat kembali saat SooJung menolak MinHyuk karena tau bahwa ia menyukai MinHyuk. Saat SooJung berhasil meyakinkan MinHyuk untuk menikah dengannya. Juga saat SooJung mau menemaninya saat akan menikah. Semua dilakukan SooJung walaupun SooJung tau itu melukai hatinya.


***

Akhirnya SeoYong memutuskan untuk melanjutkan pernikahannya, namun yang menjadi pengantin wanita MinHyuk adala SooJung, bukan SeoYong. Dan pernikahan antara Yoo Channie dan Kim WooBin berlangsung seperti apa yang telah direncanakan.
"SeoYong... Gomawo..." ucap MinHyuk.
"Sudah lama aku tidak melihatmu tersenyum padaku... Ini sangat melegakanku... Walaupun aku tidak memilikimu, setidaknya kau tidak membenciku..." Ucap SeoYong.
"SeoYong, mianhae..." SooJung memeluk SeoYong.
"Aku yang seharusnya meminta maaf, aku terlalu egois dan terobsesi... Aku membiarkanmu banyak terluka karenaku... Aku sangat menyesal, SooJung... Kau satu-satunya sahabatku yang berharga..." SeoYong memeluk SooJung.
"Aku sudah memaafkanmu sejak dulu... Terima kasih untuk semuanya..." Ucap SooJung yang membalas pelukan SeoYong.
"Aku bangga padamu...." WooBin memeluk adik tercintanya.
"Aku juga, semoga kau menemukan pria yang mencintaimu sepenuh hati dan jiwa..." Doa Channie pada adik iparnya.
"Ahh... Kalian membuatku terharu... Aku merasa menjadi pahlawan hari ini..." Ucap SeoYong.
Mereka semua kembali tersenyum. Walaupun dari pihak keluarga terlihat kecewa, namun melihat semua bahagia, pihak keluarga MinHyuk dan SeoYong pun menyadari tindakkan yang diambil SeoYong adalah yang terbaik. Karena pernikahan bukanlah hal yang bisa dipaksakan. Pernikahan adalah janji suci yang diucapkan sepasang insan manusia yang mau mengikat cinta suci mereka dalam sebuah ikatan yang suci dimata Tuhan.


***END**
Jika cinta yang kau harapkan tak mendapatkan balaskan, lepaskanlah semua perasaan dan harapanmu. Sebelum kau semakin terluka karena cinta yang terbalaskan. Tunggulah cinta yang mampu menguatkanmu dan berjuang bersamamu untuk mempertahankan keutuhan cinta kalian. Dan jangan pernah ragu dalam mengungkapkan perasaan kalian jika tidak ingin menyesal karena terlambat menyampaikan perasaan kalian yang sebenarnya. Karena kau tidak akan pernah tau perasaann orang yang kau cintai, jika kau tidak mengungkapkan kehadiranmu yang mencintainya.

What Do you Think?
Thanks For Reading, Keep Support My FF ^^
@annisRprianti_