Sabtu, 30 Juli 2011

100Hari Jomblo ! (Part VII)

ayo lanjutt siap2 terlarut dalam suasana keromantisan Moela dan Dicky yaa :)
dijamin nge FLY kalo menganggap dirimu Amoela :pp

"yahh karna perasaan gue gaenak, kayaknya gue punya feeling dia tuh gak serius sama lo,," selidik Valizi.
"ahh udahdeh Valizi, jangan mikir yang macem2 soal Dicky mending samperin dia yuk..." ucapku sambil menghampiri Dicky.
Dan Valizi juga Rafael mengikutiku dari belakang.
"bey.." panggilku sambil menepuk pundak Dicky.
"hey bey.. lama banget si.." protes Dicky langsung menggandeng ku.
"maaf yaa.. Tadi macet.." ucapku mencari alasan.
Padahal mah akunyah kelamaan dandan! Haha..
"ini temennya bey?" tanya Dicky padaku
"iya ini temen aku.. Ini Valizi dan ini Rafael" ucapku memperkenalkan mereka pada Dicky.
Merekapun saling berkenalan.
          Setelah mereka saling berkenalan, kami berempat langsung pergi ke 21 disana.
Memilih film lalu membeli tiket.. Yang kami pilih adalah film Pocong cenat cenut. Film horor komedi.
Sambik menunggu pintu bioskop dibuka, kami menunggu sambil memesan minum namun di meja masing2. Aku dan Dicky, Rafael dan Valizi.
"bey taruhan yuk" ajakku pada Dicky.
"taruhan apa?" tanya Dicky bingung.
"yang duluan bisa nyubit apa aja, bole nyium duluan!" ajak aku.
"jadi misal aku bisa nyubit pipi kamu duluan, aku boleh cium kamu?" tanya Dicky memperjelas.
"iya, Deal?" tanyaku.
"okeh.. Deal! Bey foto2 yuk! Nanti masukin pesbuk biar Reza ngiri" ajak Dicky.
"ikh kamu apaan si.. Tar Reza ngamuk2 lg ! Foto2 aja gausa pamer.." ucapku.
"iyadeh.. pake hp kamu ya?" ucap Dicky.
Saat sedang foto2 tiba2 aku mencubit hidung Dicky sampai merah.
"hahahaha horee menang taruhan! Asik2!" ucapku kegirangan.
"ah curang ah.. Sakit bey.." keluh Dicky.
"bey sini deh ngaca! Idung kamu merah begete!" ucapku sambil memberikan kaca.
"ikh tuh kan malu.." ucap Dicky memalingkan wajahnya.
Tiba2 aku langsung mencium pipinya dan berkata "ini hadiah taruhan buat aku.." ucapku.
Senyum yang manis mulai terlihat dari wajah Dicky, diapun langsung merangkulku mesra.
          Saat sedang becanda2 dengan Dicky, Valizi dan Rafael menghampiri kami menajak kami masuk studio 4 tempat film yang akan kami tonton diputar. Kamipun masuk dan langsung duduk.
Rafael duduk di deretan H pojok , sebelahnya Valizi dan sebelahnya Valizi aku. Dicky? Tentu saja sebelah aku..
Sambil menunggu film diputar, aku dan Dicky mengobrol sementara Valizi mengobrol dengan Rafael.
Dan, tiba2 Dicky memberikanku kejutan yang buat aku itu sangat romantis.
"bey.. aku mau ngasi sesuatu, tapi aku malu.." ucap Dicky padaku.
"hah ngasih apa si?" Tanyaku pada Dicky.
"hmm.. Nih.. buat kamu.." ucap Dicky sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Dan taukah itu apa? Boneka Teddy Bear berwarna Biru!
Ya ampun romantis banget tiba2 dia udah nyiapin ini buat aku.
Ya ampun aku gak salah deh pilih Dicky!
Dan akupun langsung menyimpannya di tasku.
"makasih yah bey.. Bisa aja ikh bikin aku kelepek2.." ledekku sambil mencubit pipi Dicky namun kali ini jauh lebih pelan.
Dan film pun dimulai. Dicky memelukku. Telapak tangannya terasa begitu dingin tapi tidak yang lainnya, hanya telapak tangan.
Apa dia grogi yah? Haha Dicky memang lucu!
Saat film sedang diputar , tiba2 Wajah Dicky mendekat ke telingaku. Dan berbisik.
"love you bey.." bisik Dicky lalu berusaha mencium keningku.
Ya Tuhan.. Sungguh melayang aku dibuatnya. Dalam kegelapan dalam bioskop saja aku masih bisa merasakan dan melihat manisnya senyum itu. Senyum yang selalu membuatku terlarut dalam cinta yang begitu dalam.
"love you too.." jawabku.
          Akupun memalingkan wajahku kembali ke layarbioskop. Namun barusaja berpaling, Hantu dalam film itu nongol dan mengagetkanku. Akupun langsung memalingkan wajahku pada Dicky. Seakan Dicky tau besarnya rasa kaget dan takut dalam benakku, Dickypun menyandarkan kepalaku ke bahunya, dan mengelus pipiku.
Ya ampun.. Kalo tiap hari kayak gini, aku bisa mati berdiri kali ya? Oh Tuhan.. Andai dia benar2 tercipta untukku akan selalu ku jaga dia.
#lebay

          Akupun mulai kembali menonton, ya aku lebih banyak memandang wajah Dicky daripada layar bioskop. Karna wajah Dicky lebih Indah dari layar bioskop yang sinya hantu itu!
Ya.. Sejak tadi kepalaku masih bersandar di bahu Dicky, saat aku menengok wajahnya, atau saat dia memalingkan wajahnya lalu mencium keningku harum rambutnya tercium olehku.
Sungguh suasana ini tak bisa aku ungkapkan dengan kata2, rasa bahagiaku suka tak terbayangkan lagi sebahagia apa.
          Akhirnya film selesai,
Yahh wajah Dicky bagaikan malaikat cintaku itu kini terlihat jelas.
Sesaat sebulum meninggalkan bioskop, aku membereskan rambutku yang acak2an, sementara Dicky membenarkan sepatunya.
Sekilas aku melihat paha Dicky yang mulus, tersirat ide jail dalam benakku.
"bey pahanya mulus amat" ucapku sambil mengelus paha Dicky, ya karna dia pakai celana pendek sedengkul jadi kalau duduk terangkat sedikit dan memperlihatkan pahanya yang seksi.
"ikh.. Geli.. Jangan pegang2 aku gelian bey.." keluh Dicky.
Yap dugaanku benar, haha.. Karna Iseng bagian dari diriku, aku mengelusnya lagi.
"jarang tau ada cowok mulus" ucapku sambil mengelus paha Dicky lagi.
"ikh udah ahh! Geli!" rengek Dicky Manja.
"okeoke.. Haha.." ucapku mencubit pipi Dicky.
"heh.. Ampe kapan mau disini? Ayo ah.." ajak Valizi.
          Entah kenapa rasanya Valizi tak suka aku pacaran sama Dicky. Kenapa yah rasanya banyak sekali yang menentang dan tidak suka sama hubunganku dengan Dicky. Yah aku akui.. Memang sih hubunganku menyakiti banyak orang.
Reza, Ilham dan Widya mantan Dicky.
Tapi toh aku yang menjalani, kenapa mereka yang repot? Yang penting aku dan dicky saling sayang!
"yang mau ngapain lagi?" ucap Dicky yang mengagetkanku yg sedang melamun.
"lo kesambet pocong yg di film ye Moel?" ledek Valizi.
"ahh.. enggak.. gue laper aja.." jawabku.
"yaudah makan yuk gue yang traktir.." ajak Rafael.
"asikk pacar gue gaya amad yah . Haha" ledek Valizi sambil merangkul manja Rafael.
"emang harus gitu, yang paling tua harus neraktir!" sambungku.
"haha.. Yaudah mau makan dimana ?" tanya Rafael.
"KFC pastinya!" jawabku dan Valizi kompak.
          Kamipun menuju KFC , sejak ketemu disini sampai sekarang, Dicky tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada tanganku, dan sesekali menatapku seakan dia begitu menginginkanku.
Hal itu membuatku makin bahagia, puas, senang dan makin jatuh cinta sama dia.
Setelah sampai KFC kami langsung duduk, tapi kemudian aku dan Valizi ke meja kasir memesan makanan.
Tak lama aku dan Valizi kembali kemeja dan makan.
Ganyangka banget kalo Dicky bakal nyuapin aku didepan banyak orang dan didepan sahabatku ini. So pasti semua pada iri! Hihi bahagianya diriku!
"bey kenapa ga dimakan?" tanya Dicky.
"aku laper, tapi males makan.." jawabku manja.
"ahh itumah minta disuapin Dick" ceplos Rafael.
"mau dongs disuapin" ledek Valizi.
"ikh apaan sih.. tapi emang iya si! Haha" ucapku malu.
"yaudah si sini.." ucap Dicky.
Dan, Dicky bener2 nyuapin aku! Terimakasih Tuhan kau telah berikan Anugrah terindah untukku. Eh.. Tunggu, Anugrah bukan nama panjang Reza ya, tapi karunia dari Tuhan, yaitu Dicky Muhammad Prasetya.
Tapi saat sedang makan, tiba2 HP Dicky dan Dicky minta izin untuk mengangkat telepon.
Kenapa musti ngejauh gitu si angkat teleponnya?
Siapa yang telepon?
Aku sangat penasaran! Pasti kalian juga kan?
Tunggu di Part 8 aja yaa :p
haha .
jangan lupa yang baca ninggalin jejak :D

*NISNIS*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar