Selasa, 30 September 2014

IF THE FEELING IS GONE - FF TroubleMaker Couple Ft Hyukstal Couple | Chapter 2


"Ya! Krystal! Kau tidak mengajakku? Ya!" Aku bermaksud mengejarnya, namun tiba-tiba langkahku terhenti saat melihat sosok seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap tiba-tiba berada dihadapanku.

"Oh?" Aku benar-benar terkejut. Mulutku rasanya seperti tidak bisa mengatup. Rasanya benar-benar sulit untuk bernapas. Aroma tubuhnya memabukkanku, membawaku dalam lamunan sesaat sampai laki-laki bertubuh kekar itu memanggil namaku.

"Kim Hyuna... Kau mau kemana?" Tanya laki-laki itu.

"Oh? Ah Aku ingin mengejar Krystal, Min Ho-ssi..." Sahutku tergugup.

"Bisakah kita berbicara sesuatu?" Ajak Lee Min Ho padaku sambil memamerkan wajah tampannya.

"Oh? Tentu... Apa yang ingin kau bicarakan?" Aku beralih menatap kebawah untuk menyembunyikan kegugupanku saat menatap wajah rupawannya.

"Apakah kau menyukaiku?" Tiba-tiba kurasakan kedua tangan lembutnya merengkuh wajahku hingga menatap wajahnya. Kurasakan wajahku mulai memerah.

"Oh? Aku?" Mataku membulat menatap wajah rupawan itu hanya beberapa senti dari wajahku. Ia menatapku lekat. Sangat lekat hingga aku tak bisa lagi menghindar untuk tidak menatapnya.

"Aku rasa kau tidak menyukaiku..." Dia melepaskan rengkuhan tangannya pada wajahku, tetapi aku langsung menahan tangannya.

"Waeyo? Kenapa kau bertanya seperti itu?" Aku menggenggam tangan lembut itu. Aku sangat enggan melepasnya. Aku berharap tangan itu terus merengkuh wajahku saat aku menginginkannya.

"Karena aku menyukaimu..." Sahutnya mantap. Ku rasakan bibir lembab itu menyentuh keningku. Membuat aku merasakan sensai yang luar biasa antara rasa terkut, bahagia dan juga panik. Aku terkejut akan perlakuan manisnya, bahagia saat mengetahui kebenaran ini dan sangat panik tentang keadaan wajahku setelah ia mengecup lembut keningku.

Tubuhku masih bergetar tiba-tiba saja terdengar suara ricuh dari belakang Lee Min Ho. Ku lirik kearah punggungnya, ternyata semua teman-teman kelasku.

"Terima... Terima... Terimaa..." Ucap mereka semua serentak.

"Kau beruntung jika menjadi kekasihnya!" Ucap salah satu diantara mereka semua.

"Eotte? Apakah kau menerimaku?" Tanya Lee Min Ho yang kembali memiringkan kepalaku, wajahnya semakin mendekati wajahku.

"Chakkaman... Apa yang kau lakukan?" Aku menjauhkan wajahnya padaku.

"Aku akan terus menciummu jika kau tidak menjawabnya dengan cepat..." Lee Min Ho menggodaku dan tersenyum licik.

"Arrasseo... Aku menerimamu Tuan Lee..." Jawabku sambil melepaskan genggaman tangannya pada wajahku.

Lee Min Ho langsung memelukku dihadapan semua teman-temanku dan membuat heboh para wanita yang berteriak histeris melihat perlakuan Lee Min Ho padaku.

Tiba-tiba saja Guru Min datang dan membuat seluruh teman-temanku mendadak berebut masuk kedalam kelas, termasuk aku dan Lee Min Ho. Min Ho menarik tanganku untuk duduk disebelahnya, bukan disebelah Krystal seperti biasanya. Aku melirik kearah Krystal dan Krystal hanya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya mengerti.

"Krystal yang membantuku juga membuat seluruh kelas ini kosong.." Min Ho memberikan penjelasan tanpa aku tanya.

"Aku bisa merasakan keanehan sikapnya..." Sahutku sambil menatap lurus kedepan papan tulis, padahal tidak ada hal yang menarik didepan sana. Hanya berusaha menghilangkan rasa gugupku.

Tiba-tiba kurasakan tangan Min Ho menyentuh tanganku, dia menggenggamnya erat. Aku melirik kearahnya dan ia tersenyum kearahku.

"Kau tau, aku sangat bahagia memilikimu sekarang..." Ucapnya sambil menatapku fokus.

"Kau membuatku gugup jika kau terus bersikap manis seperti itu..." Sahutku sambil mengalihkan wajahku.

"Kau sangat lucu saat terlihat gugup..." Lee Min Ho membelai rambutku lembut.

Guru Min masuk untuk menggantikan Guru Jung yang tidak bisa hadir. Dan pelajaran membosankan pun dimulai. Namun semuanya terasa menyenangkan selama aku berada disebelah Min Ho, namjachinguku yang baru. Ia selalu membuat suasana hatiku menjadi lebih baik. Ia selalu memanjakanku dengan sikap manisnya. Aku benar-benar tergoda oleh kharismanya. Padahal aku tidak memperhatikannya sebelum hari ini, tapi dia sudah membuatku yakin, bahwa aku menyukainya sekarang.

Pelajaran telah usai, waktu pulang pun tiba. Krystal menghampiriku untuk berpamitan.
"Aku duluan yaa.. Akhirnya aku bisa pulang bareng Minhyuk lagi..." Krystal tersenyum sambil mengambil ponselnya untuk menelepon Minhyuk.

"Waeyo? Kau tidak mau pulang bersamaku?" Aku berdiri menghampiri Krystal.

"Bukankah kau akan pulang bersama Min Ho?" Krystal melirik Min Ho.

"Kau tidak mau?" Sahut Min Ho sambil merengkuh pundakku.

"Ani... Tapi, rumah kita kan tidak searah..." Aku menatap Krystal memberikan kode bahwa aku tidak mau pulang dengannya.

"Oh, Ayolah Hyuna... Apakah Min Ho tidak mau mengantarmu pulang hanya karena kalian tidak searah?" Krystal menatap Hyuna bingung.

"Apakah aku tidak membuatmu nyaman?" Min Ho menatapku lekat lagi.

"Ani... Ah baiklah, kajja..." Aku berjalan meninggalkan Min Ho dan Krystal.

"Hati-hati dijalan, Hyuna!" Teriak Krystal dari belakang.

"Nee....." Sahutku malas.

"Apakah pulang bersamaku adalah hal yang buruk? Tidak menyenangkan bagimu?" Tanya Min Ho yang tiba-tiba menggenggam tanganku. Kami berdua berjalan pelan meninggalkan kelas.

"Bukan begitu, ada seseorang yang harus ku temui sebelum pulang, bisakah kau menungguku di parkiran?" Ada sesuatu yang aneh yang aku rasakan, rasa tidak enak. Rasanya aneh, aku merasa seperti bersalah. Ya, aku merasa bersalah pada Hyunseung. Seharusnya aku menjawab ungkapan cintanya terlebih dahulu, sebelum aku menerima Min Ho.

"Siapa?" Tanya Min Ho yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dikoridor kelas.

"Hyuna-ssi..." Panggil Hyunseung.

"Oh... Hyunseung... Maaf aku..." belum selesai bicara, Hyunseung memotong ucapanku.

"Chukkae, Hyuna... Semoga kau bahagia..." Hyunseung berlalu meninggalkanku dan Min Ho begitu saja tanpa memberiku waktu untuk menjelaskan.

"Chakkaman... Hyunseung-ssi..." Aku berniat mengejar Hyunseung, tetapi Min Ho menahanku. Ia mempererat genggaman tangannya.

"Aku harus menjelaskan sesuatu padanya..." Aku menatap Min Ho memelas.

"Apakah perasaannya lebih penting dari perasaanku? Kau akan mengejarnya? Apakah kau menyukainya?" Pertanyaan Min Ho yang bertubi-tubi membuatku bingung harus bagaimana menjelaskannya. Ada sesuatu yang mengganjal rasanya, tetapi aku tidak bisa membuat Min Ho berprasangka buruk padaku.

"Nan Eottohke?" lirihku.


Apa yang akan dilakukan Hyuna?
Tunggu Chapter selanjutnya ya ^^


Selain Fanfiction ini, aku juga post beberapa FF di Dreamers radio ^^
Silahkan dicek yaa..


Be The Last Love | Chapter 6 – Try To Forget You

 


Chapter 6 – Try To Forget You

Preview From Chapter 5 – I Think I Like You

"Minhyuk Oppa, apakah aku boleh meminta bantuanmu?" Tanya Luna sebelum Minhyuk pamit.
"Apa itu?" Tanya Minhyuk.
"Rumah Krystal jauh, aku akan memberikan alamat rumahnya padamu. Bisakah kau mengantarnya, Oppa?" Tanya Luna.
Minhyuk terdiam sesaat, menatap Krystal dengan kedua matanya yang sipit. Krystal berusaha memasang wajah memelasnya yang imut.
"Ah... Sebenarnya...

***

"Ah... Sebenarnya aku ingin mengantarmu pulang, tapi maaf... Ini sudah jam 9 malam, aku harus pulang. Ma Ri sendirian di rumah..." Jawab Minhyuk.
"Ma Ri? Siapa? Pacarmu, Oppa?" Tanya Luna yang tidak tau bahwa Minhyuk mempunyai adik angkat.
"Dia adik Minhyuk, kau tak tau?" Tanya Krystal pada Luna.
"Adik? Oppa, sejak kapan kau punya adik? Bukankah kau anak tunggal?" Luna menatap Minhyuk dengan tatapan meminta jawaban.
"Dia adik angkatku.... Aku pikir mempunyai adik angkat akan lebih baik daripada sendirian... " Jawab Minhyuk.
"Pertama kau meninggalkan rumah dan memilih tinggal di rumah yang dekat dengan studio musik, bekerja sambil kuliah tanpa menerima sepeser uangpun dari Paman dan Bibi. Lalu sekarang kau mengangkat adik? Oppa, bagaimana kau begitu hebat?" Tanya Luna dengan tatapan kagumnya.
"Aku hanya menjalani hidup yang ingin ku jalani. Sudahlah, aku pulang dulu... Selamat malam." Ucap Minhyuk yang pamit meninggalkan keduanya.
"Krystal, maaf..." Lirih Luna.
"Tak apa Luna, aku sudah mengenal Ma Ri. Ma Ri lebih penting, dan mungkin memang belum waktunya untukku pulang ke rumah." Ucap Krystal.
"Cinta mampu membuat seseorang jadi lebih bijaksana..." Ledek Luna.
"Luna! Berhenti mengejekku..." Ucap Krystal yang berjalan mengejar Luna.
"Ya! Tunggu aku..." Luna berjalan cepat menyusul Krystal.
"Apakah aku mampu? Apakah aku bisa melupakanmu, Min Ho Oppa? Apakah cinta pertama sesulit ini? Sesakit dan seperih ini? Bahkan tak terpikir olehku, cinta pertamaku berakhir secepat ini..." Lirih Krystal dalam hatiny. Krystal tak ingin membuat Luna terlalu khawatir padanya, karena Luna sudah banyak membantunya.
Keduanya pun pulang ke rumah Luna.
***
Sesampainya di rumah, Luna meminta Krystal menceritakan pertemuannya dengan Minhyuk.
"Aku bertemunya dimalam aku mengetahui semua kenyataan pahit itu. Saat sica Eonni bilang, Min Ho Oppa adalah mantan pacarnya, aku langsung meminta Min Ho Oppa bertemu. Tanpa segan Min Ho Oppa menceritakan bahwa Sica Eonni adalah cinta pertamanya yang belum bisa ia lupakan. Saat itu Min Ho Oppa sendiri yang menceritakan semuanya... Dia mengucapkan semuanya tanpa menyadari bagaimana perasaanku saat itu. Cinta pertama membuatnya buta hati dan perasaan..." Lirih Krystal yang terlihat mulai menangis. Luna pun menyediakan tissu untuk Krystal sambil mendengarkan cerita sahabatnya dengan sangat sabar.
"Saat itu aku merasa sangat terpukul atas kenyataan yang aku terima dari Sica Eonni dan Min Ho Oppa... Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Yang aku lakukan saat mendengar semuanya hanya berlari entah kemana. Aku bahkan meninggalkan semua barang-barangku dimobil Min Ho Oppa. Aku hanya ingin berlari... berlari dari kenyataan yang mengerikan malam itu. Bahkan Min Ho Oppa tidak mengejarku. Aku sadari dia tidak mengkhawatirkanku, dia hanya mencemaskan Sica Eonni yang mengkhawatirkanku. Saat itu yang aku lakukan hanya berlari-dan berlari sambil menangis, memacu jantungku melawan rasa sakit dalam hatiku. Aku bahkan lupa aku berhenti dimana. Saat aku berhenti berlari, jalanan disana sangat gelap dan sepi. Aku sesaat berhenti menangis, tapi aku kembali menangis karena tidak bisa pulang. Dan disana Minhyuk datang menolongku. Dia bahkan memijat kaki ku yang keram karena berlari sangat jauh dan cepat. Minhyuk melilitkan jaketnya dipingganggu, menggandengku sampai depan rumahnya. Dan disanalah aku kenal dengan gadis kecil bernama Ma Ri... Aku merasa ingin terus bertemu dengannya..." Curhat Krystal sambil menghapus semua air mata yang mengalir dilekukkan pipinya.
"Yah memang Minhyuk Oppa sangat baik, dia bukan tipe seorang yang mudah didekati. Dia meninggalkan rumahnya karena ia dilarang bermain musik oleh keluarganya. Karena Minhyuk Oppa lebih memilih musik, ia meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Orang tua kandungnya tidak tinggal di Korea, tapi dia juga tidak bebas melakukan apapun karena Paman dan Bibi Kang, oleh karena itu dia meninggalkan rumah dan melanjutkan kehidupan musiknya dengan band-nya itu. Jelas Luna.
"Yah... Tapi masih bingung, Luna... Aku takut perasaanku ini hanya pelarian. Aku bertemu Minhyuk Oppa saat aku sedang terluka karena Min Ho Oppa... Lagipula aku baru mengenalnya, aneh memang jika aku mengambil kesimpulan bahwa aku menyukainya..." Curhat Krystal.
"Hanya lakukan apa yang hatimu katakan... Jangan pedulikan siapapun saat hatimu ingin mengambil sebuah keputusan. Jika kau mengabaikan isi hatimu, kau akan menyesalinya suatu saat nanti..." Luna menatap Krystal yang masih terlihat murung.
"Lalu bagaimana aku melupakan Min Ho Oppa dan rasa sakit itu?" Lirih Krystal.
"Jangan pernah mencoba melupakan seseorang yang menyakitimu, itu hanya akan membuat rasa sakitmu tertanam semakin dalam dilubuk hatimu. Cukup memaafkan orang itu, dan menjalani hidupmu lebih baik lagi. Kau hanya akan membuang waktu jika mencoba melupakan seseorang yang bahkan hanya menggores luka dihatimu, karena lukamu takkan pernah kering jika kau terus memikirkan cara untuk melupakannya. Masih ada jalan lain menuju akhir yang bahagia, Krystal... Percayalah padaku..." Jelas Luna.
"Lunaaaaa.... Kata-katamu menyentuh hatiku..." Krystal kembali menangis dan memeluk Luna.
"Menangislah, dan berjanji ini adalah terakhir kali kau menangisi goresan luka dalam hatimu..." Ucap Luna yang menepuk-nepuk lembut punggung Krystal.
***

Esok paginya, Krystal pamit untuk pulang ke rumah dengan Luna.
"Luna..." Lirih Krystal.
"Hmm? Kau masih takut? Kau mau seumur hidupmu menyedihkan seperti ini?" Ancam Luna.
"Tidak! Baiklah, aku pulang... Terima kasih untuk segalanya..." Ucap Krystal yang memeluk Luna sebelum akhirnya masuk kedalam taxi.
Krystal pun pulang ke rumah menggunakan taxi. Hanya butuh 20 menit, Krystal sudah sampai depan rumah. Sica langsung berlari menghampiri taxi didepan rumahnya dan menduga itu adalah adik tersayangnya.
"Eonni, bayar ongkos taxiku." Ucap Krystal yang berjalan meninggalkan Sica dengan taxi yang belum ia bayar.
Setelah membayar ongkos taxi adiknya, Sica menyusul adiknya masuk kedalam rumah. Terlihat Krystal sedang meminum segelas air putih di meja makan.
"Apakah kau sudah makan?" Tanya Sica membuka pembicaraan diantara mereka.
"Sudah..." Jawab Krystal datar.
"Krystal, aku minta maaf... Aku..." Belum selesai Sica berbicara, Krystal membanting gelas minumnya dengan kasar.
"Bisakah kita melupakan semuanya, Eonni! Aku lelah! Aku merindukanmu..." Krystal berlari memeluk Sica dengan air mata yang mulai mengalir dari mata indahnya.
"Kau memaafkanku?" Tanya Sica.
"Aku yang seharusnya minta maaf, maafkan aku Eonni..." Lirih Krystal yang semakin kencang suara tangisnya.
"Aku lega kau baik-baik saja... Kau boleh memukulku jika kau marah padaku, tapi aku mohon jangan lakukan hal seperti ini lagi... Kau satu-satunya keluarga yang aku punya dan aku sayangi... Kau tau betapa takutnya aku kehilanganmu..." Ucap Sica sambil menghapus air mata adik tersayangnya.
"Karena itulah aku meminta maaf padamu... Eonni, aku merindukanmu..." Krystal kembali memeluk Sica erat.
"Yang paling penting adalah kau kembali..." Ucap Sica.
Sica pun menceritakanperjalanan cintanya dengan Lee Min Ho yang kandas karena wanita yang menggilai Min Ho.
"Dia mengejarku sejak awal kami masuk, aku tidak meresponnya sama sekali. Tapi dia terus mengejarku hingga hatiku luluh. Dia bilang, aku adalah cinta pertamanya. Hubungan kami berjalan dengan baik, sampai ada seorang junior yang sangat menyukainya terus menempel pada Min Ho. Awalnya aku berpikir dia akan mengabaikan wanita itu. Tapi malam itu saat kami bertengkar, Min Ho tidak mengejarku seperti biasanya. Dia hanya diam membiarkanku pergi, saat aku menoleh kebelakang, wanita itu mencium Min ho, dan ia hanya diam. Disanalah kami putus. Ia berulang kali memintaku kembali dan memulai semuanya dari awal, tapi bagiku itu cukup membuktikan bahwa cintanya bisa goyah. Dan setelah setahun, aku mendengar ia menjadi begitu sering mengganti pacarnya... Darisanalah aku semakin yakin bahwa ia bukan pria yang baik." Curhat Sica.
"Eonni... Aku sangat menyesal... Seharusnya aku mendengarkanmu sebelum aku marah..." Ucap Krystal sambil memeluk Sica.
"Aku mengerti ini sulit untukmu... Tapi percayalah, kau akan menemukan seseorang yang lebih baik nanti..." Ucap Sica.
"Eonni... Aku menyayangimu..." Krystal memelek Sica semakin erat.
Hubungan keduanya pun kembali baik seperti semula. Setelah mendengar masukan dan pesan dari Luna dan Eonni-nya, Krystal menyadari bahwa selama ini dirinya telah salah menjadi lemah. Terlalu larut oleh kesedihan yang tak menjanjikan kebahagiaan.
"Seseorang yang pantas aku cintai bukan seseorang yang harus romantis juga baik saja, tapi adalah seseorang yang mempunyai hati tak pernah goyah, dan juga yang bisa memegang janjinya untuk menjaga dan mencintaiku..." Ucap Krystal sambiil menepuk-nepuk kedua pipinya didepan cermin.
"Yeay, aku sedikit lebih dewasa!" Ucap Krystal yang memuji dirinya sendiri didepan cermin lalu kembali tidur karena malam sudah larut.

***

"Luna.... Lunaa.... Lunaaaa... Luna!" Krystal berlari kearah Luna yang sedang duduk di meja kelasnya.
"Aku mencium aroma move on dari dirimu hari ini..." Ledek Luna.
"Ya... Aku sudah punya kesimpulan sekarang..." Ucap Krystal dengan bangga.
"Hmm? Apa itu?" Tanya Luna kemudian.
"Seseorang yang pantas aku cintai bukan seseorang yang harus romantis juga baik saja, tapi adalah seseorang yang mempunyai hati tak pernah goyah, dan juga yang bisa memegang janjinya untuk menjaga dan mencintaiku. Bagaimana menurutmu?" Tanya Krystal mantap.
"Wah... Sepertinya kau berhasil mengambil pelajaran dari masalah kemarin... Tapi ada yang kurang...." Jawab Luna.
"Apa yang kurang?" Tanya Krystal.
"Seseorang yang bisa kau cintai mulai sekarang adalah, Kang Minhyuk..." Ledel Luna.
"Ah Luna! Kau membuatku malu!" Pipi Krystal terlihat memerah. Matanya tak bisa berhenti menatap langit-langit membayangkan wajah Minhyuk.
"Tapi... Bagaimana cara aku mendapatkannya, jika kami hampir tidak pernah bertemu?" Tanya Krystal pada Luna.
"Akan aku pikirkan nanti..." Jawab Luna.
"Tapi aku berpikir sedikit, Luna... Walaupun aku berusaha keras tapi dia bukan jodohku, pasti aku takkan pernah bisa mendekatinya. Tapi jika aku memang jodohnya, pasti selalu ada jalan untuk dekat dengannya. Buktinya, ternyata dia adalah kakak sepupumu... Bukankah itu takdir yang memberiku jalan untuk mendekat padanya?" Jelas Krystal dengan PD-nya.
"Yahhh... Kau sudah benar-benar dewasa sekarang?" Ledek Luna.
Keduanya tertawa dan kembali membahas pelajaran bersama sang Dosen.

***

Pulang kuliah, keduanya pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku. Keduanya memilih toko buku dekat SMU unggulan disana, karena berita yang tersebar buku yang dijual disana lengkap.
"Ah ini dia... Aw..." Krystal menabrak seseorang yang sedang berjalan dihadapannya.
"Ah... Maaf..." Ucap seseorang yang ternyata laki-laki.

Be The Las Love | Chapter 5 – I Think I Like You

 


Chapter 5 – I Think I Like You

Preview From Chapter 4 - I hate You More Than Loving You

Luna, apa kau tak lapar?" Tanya Krystal.
"Haruskah kita pergi membeli makan?" Tanya Luna kemudian.
"Apa kau punya bahan makanan yang bisa diolah?" Tanya Krystal lagi.
"Eomma-ku belum pulang, tidak ada apapun di kulkas..." Jawab Luna.
"Baiklah, ayo kita cari sesuatu yang bisa di makan!" Ajak Krystal.
Mereka berdua pun bersiap untuk pergi mencari sebbuah restoran untuk makan malam. Setelah cukup memilih Restoran yang terlihat asik untuk mereka berdua kunjungi, akhirnya mereka menemukan sebuah restoran dengan iringan musik live.
"Ayo masuk!" Ajak Krystal dengan penuh semangat.
Saat Krystal dan Luna masuk, didalam sedang ada penampilan sebuah band pop-rock yang membuat para pengunjung restoran yang sedang menikmati makanan menjadi semakin terhibur dan menikmati makan di restoran ini. Namun, saat band tersebut usai menyanyikan sebuah lagu, Krystal memperhatikan seseorang dipanggung tersebut.

***

"Oo... Laki-laki itu... Minhyuk!" Gumam Krystal yang tanpa sadar berlari kearah panggung itu.
"Krystal, kau mau kemana?" Luna berusaha mengejar Krystal yang berlari kearah panggung kecil yang berada ditengah restoran itu.
"Minhyuk!" Krystal meraih tangan Minhyuk yang baru saja turun dari panggung.
"Kau..." Minhyuk terlihat berpikir.
"Kau masih ingat aku?" Tanya Krystal sambil memasang senyum diwajahnya.
"Ah aku ingat... " Jawab Minhyuk dengan mata menyipit. Sementara Krystal tersenyum tersipu.
"Ya... Apakah ini pacarmu?" Ucap seseorang yang memegang Gitar.
"Tidak Yonghwa Hyung..." Jawab Minhyuk buru-buru.
"Sudahlah, mengaku saja..." Sambung seseorang yang paling jangkung.
Semua teman-teman Minhyuk pun berlalu meninggalkan keduanya, Krystal dan Minhyuk.
"Bisakah kau melepaskan tanganku?" Minhyuk melirik kearah tangannya yang digenggam oleh Krystal.
"Ah... Maaf..." Ucap Krystal seraya melepaskan genggaman tangannya pada Minhyuk.
"Apakah kau tidak ingin bertanya namaku?" Tanya Krystal.
"Untuk apa?" Tanya Minhyuk datar.
"Ya! Kenapa kau sedingin ini?!" Bentak Krystal yang kesal dengan sikap Minhyuk kepadanya.
"Krystal, kau sedang apa?" Tiba-tiba Luna menghampiri Krystal.
"Minhyuk Oppa? Jadi tadi adalah bandmu?" Luna menatap Minhyuk sambil sedikit tertawa.
"Kau sedang mengejekku?" Jawab Minhyuk ketus.
"Kau mengenalnya, Luna?" Tanya Krystal.
"Dia Sepupuku. Kau mengenalnya?" Tanya Luna.
"Dia yang menolongku..." Jawab Krystal dengan wajah yang sedikit memerah.
"Benarkah? Wahh... Oppa, apa kau sudah makan?" Tanya Luna.
"Belum, aku baru saja tampil dan akan makan bersama temanku." Jawab Minhyuk.
"Kau tidak ingin mengajakku makan bersama?" Tanya Luna.
"Ya!" Krystal terlihat kesal dengan sikap Luna yang seperti menempel pada Minhyuk.
"Kau tidak ingin?" Tanya Luna.
"Ah, bukan begitu..." Krystal kehabisan kata-kata, karena ia berteriak bukan karena tidak mau makan bersama Minhyuk dan yang lainnya, tetapi karena sikap Luna pada Minhyuk. Krystal hanya tertunduk malu.
"Cih.. Aneh... Baiklah, ayo gabung bersama kami..." Jawab Minyuk sambil berjalan menuju meja teman-temannya.
"Ayo..." Luna menarik Krystal mengikuti Minhyuk.
"Ya Luna! Kau membuatku gugup!" Ucap Krystal.
"Apakah kau menyukai Minhyuk Oppa?" Tanya Luna dengan berbisik.
"Aku tidak tau, aku merasa senang jika bertemu dengannya. Seperti saat ini. Aku juga tanpa sadar berlari kearahnya saat melihatnya... Apakah kau pikir aku menyukainya?" Tanya Krystal balik berbisik.
"Itu cinta..." Bisik Luna disambung dengan tawa ejekkannya.
"Kau..." Krystal semakin tersipu. Pipinya terlihat memerah.
"Wah.. Sudah ku duga gadis itu pacarmu, Minhyuk." Ucap seseorang yang terlihat tampan dan dewasa, yang Minhyuk panggil Yonghwa Hyung.
"Hyung, kenalkan ini adik sepupuku, Luna. Dan ini adalah Krystal, temanku." Ucap Minhyuk mengenalkan Luna dan Krystal.
"Baiklah, mari pesan makanan... Jonghyun Hyung, kau mau makan apa?" Ucap laki-laki jangkung itu.
"Pesankan aku seperti biasa..." Jawab laki-laki yang sibuk dengan ponselnya.
"Baiklah..." Jawab laki-laki jangkung itu kemudian.
Krystal dan Luna pun makan di meja yang sama dengan Minhyuk dan teman-teman bandnya. Keduanya makan sambil menikmati penampilan musik live dari musisi lainnya. Krystal terlihat sekali terus mencuri pandang pada Minhyuk, bahkan mungkin semua yang duduk semeja dengannya telah menyadari bahwa Krystal memperhatikan Minhyuk. Makan malam pun selesai. Luna dan Krystal izin ke toilet sebelum mereka pulang.
"Krystal, apakah kau benar-benar menyukai Minhyuk Oppa?" Tanya Luna dengan mata menyipit.
"Ah... Aku..." Krystal tergugup tanpa menjawab.
"Bagaimana jika aku membantumu?" Tawar Luna.
"Benarkah?" Krystal terlihat antusias mendengar tawaran Luna.
"Kau harus pulang ke rumahmu malam ini, agar Minhyuk Oppa mengantarmu pulang." Ucap Luna.
"Ah! Bantuan seperti apa itu!" Krystal menatap kesal Luna.
"Dengarkan aku, apakah kau tidak ingin Minhyuk Oppa mengantarmu sampai rumah? Jika kau pulang ke rumahku, dia takkan mungkin bisa mengantar kita. Dia hanya menggunakan Scooter, tidak seperti Min Ho Oppa..." Krystal langsung menutup mulut Luna dengan kedua telapak tangannya.
"Baiklah! Demi Minhyuk, akan ku lakukan... Tapi aku belum siap untuk bertemu Sica Eonni..." Krystal tertunduk lesu.
"Berjuanglah melawan egomu! Aku yakin kau bisa melupakan Min Ho Oppa, jika kau pacaran dengan Minhyuk Oppa..." Rayu Luna.
"Kau benar! Ah kau terlalu jauh... Apakah Minhyuk oppa menyukaiku? Sepertinya dia tidak menyukaiku..." Ucap Krystal yang llangsung terlihat murung.
"Minhyuk Oppa belum pernah pacaran, jadi wajar jika dia masih kaku dan cuek pada wanita. Kau harus berjuang meluluhkan hatinya jika kau benar-benar menyukainya. Bukankah kau pernah melakukannya saat menyukai Min Ho Oppa dulu? Ooppss..." Luna langsung menutup kedua mulutnya sendiri dengan telapak tangannya.
"Kau benar... Baiklah..." Jawab Krystal akhirnya.
"Ayo..." Luna menarik Krystal keluar dari toilet.
Keduanya pun keluar dari toilet, Minhyuk terlihat menunggu Luna untuk pamit pulang karena teman-teman yang lainnya sudah pulang.
"Minhyuk Oppa, apakah aku boleh meminta bantuanmu?" Tanya Luna sebelum Minhyuk pamit.
"Apa itu?" Tanya Minhyuk.
"Rumah Krystal jauh, aku akan memberikan alamat rumahnya padamu. Bisakah kau mengantarnya, Oppa?" Tanya Luna.
Minhyuk terdiam sesaat, menatap Krystal dengan kedua matanya yang sipit. Krystal berusaha memasang wajah memelasnya yang imut.
"Ah... Sebenarnya...

Apakah Minhyuk akan mengantar Krystal pulang?
Tunggu di nect chapter yah :)
Keep Follow @annisRprianti_
Just mention for follback :)

Be The Last Love | Chapter 4 – I hate You More Than Loving You






Chapter 4 – I hate You More Than Loving You

Preview From Chapter 3 - Who Are You?!

"Tapi bagaimana kau tau bahwa aku tidak pulang semalam? Sica Eonni?" Tebak Krystal.
            "Iya, dia mendatangi rumahku dengan Min Ho Oppa..." Jelas Luna.
            "Apa?! Min Ho Oppa?" Jantung krystal tiba-tiba terasa sesak lagi.
            "Sepertinya Min Ho Oppa mencemaskanmu..." Ucap Luna.
            "Tidak, aku benci mereka!" Krystal berjalan meninggalkan Luna.
            "Ya! Kau belum cerita apapun padaku..." Luna mengejar Krystal dengan setengah berlari.
            "Akan aku ceritakan jika aku boleh menginap di rumahmu. Bagaimana?" Pinta Krystal.
            "Hm... Baiklah, tapi apa kau sudah izin pada Sica Eonni?" Tanya Luna.
            "Aku sedang kabur dari rumah, Luna... Bagaimana mungkin aku izin untuk tinggal di rumahmu? Ah satu lagi, jangan beri tau siapapun bahkan Sica Eonni, bagaimana?" Pinta Krystal.
            "Kau harus pulang..." Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menghampiri keduanya.

***

            "Kau harus pulang..." Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menghampiri keduanya.
            "Min Ho Oppa..." Luna terlihat gugup saat menyebut nama Pria itu.
            "Aku pulang atau tidak, apa itu masalah buatmu?" Krystal berjalan meninggalkan Min Ho bersama Luna.
            "Tentu masalah buatku, juga buat Sica..." Min Ho menarik dan menggenggam tangan Krystal erat.
            "Lepaskan aku!" Mata Krystal mulai berair saat Min Ho menyebut nama Eonni-nya. Krystal berusaha melepaskan genggaman tangan Min Ho padanya.
            "Sakit!" Bentak Krystal yang masih berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Min ho. Luna terlihat bingung dengan apa yang terjadi dihadapannya.
            "Kau tau betapa Sica mencemaskanmu? Pulanglah, Sica belum makan sejak semalam, apakah kau tidak mencemaskannya?" Min Ho menatap Krystal tajam.
            "Sica Eonni, Sica Eonni dan Sica Eonni! Apakah kau mengkhawatirkan aku? Dimana aku tidur? Apakah aku sarapan dengan baik? Kemana aku semalam? Apa yang aku lakukan semalam?! Kau hanya mencemaskan Sica Eonni, tanpa mencemaskanku!" Krystal tak bisa lagi menahan air matanya hingga mengalir begitu saja dipermukaan pipinya.
            "Apa kau tau bagaimana perasaanku sejak kemarin? Bagaimana aku bertahan semalam hingga siang ini? Apa kau tidak khawatir sama sekali padaku?!" Bentak Krystal dengan suara gemetar karena menahan emosinya.
            Lee Min Ho terdiam, tangannya akhirnya melepas genggamannya pada Krystal.
            "Pikirkan perasaanku walau sekali saja... Pikirkan perasaanku saat belum ada Sica Eonni yang muncul kembali dan merusak segalanya..." Krystal berjalan menggandeng Luna sambil terus menangis.

***

            "Krystal, apa yang terjadi?" Luna memberikan sebotol air mineral pada Krystal.
            "Luna, beri aku waktu untuk menenangkan hati dan perasaanku..." Pinta Krystal sambil menghapus air mata yang tak juga henti mengalir itu.
            "Baiklah, ceritakan padaku jika hatimu sudah tenang... Mau membeli pakaian ganti untukmu? Apakah kau akan terus memakai dress ini?" Tanya Luna sambil memandang penampilan Krystal.
            "Kau benar... Ah tapi, aku tak membawa apapun, bahkan ponselku..." Gerutu Krystal.
            "Apakah kau baru berteman denganku hari ini? Ayolah, aku yang teraktir belanja..." Luna menggandeng Krystal menuju sebuah toko baju.
            Di toko baju tersebut, Krystal melihat kemeja lengan panjang yang kemarin Minhyuk pinjamkan padanya. Krystal jadi teringat Minhyuk.
            "Cowok jutek... Apakah kau tidak ingin tau namaku?" Gerutu Krystal sambil menatap kemeja itu.
            "Kau mau kemeja itu?" Tanya Luna.
            "Ah... Tidak... Aku hanya teringat seseorang..." Jawab Krystal.
            "Siapa? Kalau begitu ambil saja jika kau ingin..." Ucap Luna sambil mengambilkan kemeja itu.
            "Laki-laki yang mengantarku tadi... Luna, banyak yang ingin aku ceritakan padamu, tapi terlalu sakit untuk menceritakannya..." Lirih Krystal.
            "Silahkan menceritakan padaku jika menurutmu waktunya sudah tepat, oke?" Ucap Luna.
            "Baiklah... Ah baju itu lucu..." Ucap Krystal yang sangat kentara sedang mengalihkan perhatian luna.
            "Apakah ini cocok untukku?" Krystal menunjukkan sebuah kemeja sifon lengan pendek berwarna putih dengan sebuah rok berwarna merah selutut.
            "Bagus, kau bagus memakai apapun..." Ucap Luna sambil menarik Krystal ke kasir.
            Setelah membeli beberapa pakaian lainnya, Keduanya pulang ke rumah Luna dan membeli beberapa cemilan di mini market dekat rumah Luna. Setelah sampai, keduanya berbaring diatas tempat tidur Luna dengan sembarang. Suasana menjadi hening sesaat.
            "Luna... Apakah salah jika aku membenci Sica Eonni? Aku tidak tau kenapa aku sangat sedih hingga aku merasa sangat marah dan membenci Sica Eonni. Aku tau ini bukan salahnya. Tapi, aku selalu merasa Sica Eonni menyakitiku..." Curhat Krystal.
            Luna menatap Krystal Iba. "Kau hanya belum bisa menerima kenyataan kalau Min Ho Oppa lebih memilih Sica Eonni. Aku perlahan tau apa yang sebenarnya terjadi dari semua pertengkaranmu dengan Min Ho Oppa tadi. Sebenarnya tidak ada yang salah, tapi memang semuanya terlalu rumit untuk kalian. Terutama kau..." Ucap Luna.
            "Mungkin kau benar, Luna... Aku tidak menyangka Min Ho Oppa masih mencintai cinta pertamanya, dan cinta pertamanya adalah Sica Eonni. Tidakkah ini terlalu kejam untukku? Aku merasa sangat sakit, hingga aku membenci Sica Eonni..." Curhat Krystal.
            "Yah aku tau, apalagi Min Ho Oppa benar-benar cinta pertamamu. Tapi kau tak seharusnya membenci Sica Eonni. Karena sesungguhnya, Min Ho Oppa yang membawa Sica Eonni dalam masalah ini..."Jelas Luna.
            "Tapi aku masih tidak terima cinta pertamaku direbut Sica Eonni!" Keluh Krystal.
            "Krystal, Sica Eonni tidak merebut Min Ho Oppa... Aku tidak tau sebenarnya siapa yang membuat masalah ini semakin rumit, tapi sebenarnya ini bukan salah Sica Eonni. Sica Eonni hanya mantan pacarnya Min Ho Oppa, dan Min Ho Oppa belum bisa melupakan Sica Eonni pun bukan salah Sica Eonni. Sica Eonni memintamu putus dengan Min Ho Oppa bukan karena ia ingin pacaran dengan Min Ho Oppa, kan?" Jelas Luna.
            Krystal terlihat sedikit berpikir dan terdiam masih dengan wajah murungnya.
            "Berhentilah membenci Sica Eonni... Dia tidak bersalah sedikitpun, Sica Eonni pasti masih sangat mengkhawatirkanmu..." Bujuk Luna.
            "Luna... Beri aku waktu... Aku butuh waktu untuk memikirkan semuanya..." Pinta Krystal.
            "Kau boleh tinggal disini sampai kapanpun kau mau. Tapi kau harus perhatikan juga bagaimana perasaan Eonni-mu. Aku tak memintamu tinggal atau pulang, aku hanya akan dukung apapun yang menurutmu baik." Ucap Luna.
            "Ah Luna... Gomawo..." Krystal memeluk Luna, Luna pun membalas pelukan sahabatnya.
            Mereka berdua pun menghabiskan waktu berdua di kamar Luna dengan mendengarkan musik-musik yang bisa menghilangkan segala penat yang ada didalam hati dan pikiran mereka.
           
***     

            "Luna, apa kau tak lapar?" Tanya Krystal.
            "Haruskah kita pergi membeli makan?" Tanya Luna kemudian.
            "Apa kau punya bahan makanan yang bisa diolah?" Tanya Krystal lagi.
            "Eomma-ku belum pulang, tidak ada apapun di kulkas..." Jawab Luna.
            "Baiklah, ayo kita cari sesuatu yang bisa di makan!" Ajak Krystal.
            Mereka berdua pun bersiap untuk pergi mencari sebbuah restoran untuk makan malam. Setelah cukup memilih Restoran yang terlihat asik untuk mereka berdua kunjungi, akhirnya mereka menemukan sebuah restoran dengan iringan musik live.
            "Ayo masuk!" Ajak Krystal dengan penuh semangat.
            Saat Krystal dan Luna masuk, didalam sedang ada penampilan sebuah band pop-rock yang membuat para pengunjung restoran yang sedang menikmati makanan menjadi semakin terhibur dan menikmati makan di restoran ini. Namun, saat band tersebut usai menyanyikan sebuah lagu, Krystal memperhatikan seseorang dipanggung tersebut.


Who is that?
See u on the next chapter!

follow @annisRprianti_