Senin, 22 Agustus 2011

Spirit Of Love (LastPart)

Here We Are The Last Part Of Spirit Of Love :))
Happy Reading PCCN :D

‎"Aku mau ke Makam Bisma.." ucapku mantap.
"kamu yakin kamu udah siap?" tanya Reza untuk meyakinkan.
"Insya Allah.. Aku gakuat dihantui rasa menyesal dan rasa bersalah terus menerus.." sahutku sambil menghapus airmataku.
"oke.. besok kita kesana.." ucap Reza sambil mengelus bahuku.
"sekarang.. Aku mau sekarang yang!" pintaku dengan memaksa.
"tapi udah sore yang.. Lebih baik besok aja?" bujuk Reza.
Aku diam dan membuang muka membelakangi Reza.
"okeoke kita kesana sekarang.. kamu ganti baju, aku izin sama nyokap kamu dulu, oke?" ucap Reza.
Aku menganggukkan kepala lalu senyum dan menghapus airmataku.
Rezapun keluar kamarku, sementara aku ganti baju.

Setelah selesai ganti baju, aku langsung ke ruang tamu.

"kamu yakin nak?" tanya mama.
Aku menganggukan kepalaku pertanda iya.
"yaudah tante, Reza sama Narmi berangkat dulu yah tante, Assalamualaikum.." ucap Reza pamit sambil mencium tangan mama.
"iya hati-hati yah.. Jangan malem-malem" pesan mama.
Aku memeluk mama sebelum pamit dan salim, lalu pergi meninggalkan rumah bersama Reza.

Dalam waktu 45 menit, akhirnya aku sampai di makam Bisma.

"itu, yang kedua dari pohon itu" ucap Reza.

Aku memandang makam itu dari kejauhan.
Bunga yang bertaburan masih terlihat segar, tanahnya masih terlihat subur , papan namanya masih terlihat bersih.
Akupun berlari menuju makam dan Reza mengikutiku.
Aku langsung duduk tersungkur didepan makam Bisma.

"beb.. Maafin aku.. Aku gak bisa kasih kamu kesan yang indah saat kamu pergi, maafin aku udah nyakitin hati kamu.. Maafin aku.." aku menangis memeluk papan nama Bisma.
"yang.. bangun.. jangan gini nanti kotor.." ucap Reza.
"lepas!" bentakku.
Rezapun melepaskan tarikan tangannya.


Aku bernyanyi tanpa sadar dan memeluk erat papan nama Bisma.


maaf ku telah menyakitimu
ku telah kecewakanmu
bahkan ku sia-siakan hidupku
dan ku bawa kau seperti diriku
walau hati ini trus menangis
menahan kesakitan ini
tapi kulakukan semua demi cinta

akhirnya juga harus kurelakan
kehilangan cinta sejatiku
segalanya telah kuberikan
juga semua kekuranganku

jika memang ini yang terbaik
untuk diriku dan dirinya
kan kuterima semua demi cinta

jujur aku tak kuasa
saat terakhir ku genggam tanganmu
namun yang pasti terjadi
kita mungkin tak bersama lagi

 bila nanti esok hari
ku temukan dirimu bahagia
ijinkan aku titipkan
kisah cinta kita selamanya

Aku menyanyi memeluk erat papan nisan Bisma, airmatakupun tak henti mengalir.
Seakan aku menyanyi untuk melepas kepergian Bisma dari hidupku..

Tiba-tiba aku mendengar suara Reza, tapi entah dengan siapa.

"kalo gue tau bakal gini akhirnya, gue gak akan pernah bawa Narmi ke masalah ini" ucap Reza.

Aku yang mendengar ucapan Rezapun memalingkan wajah dan pandanganku pada Reza, dan ternyata ada seorang wanita yang berdiri disamping Reza. Dia adalah wanita yang waktu itu mendampingi Bisma dirumah sakit.
Ya benar, itu adalah Risa teman kampus Bisma.
Aku memalingkan wajahku ke makam Bisma.

"gue rasa, kalo lo baca ini, lo akan lebih tenang.. lo beruntung Narmi.." ucap wanita itu sambil memberikanku sebuah kotak.
"maksudnya?" aku tidak mengerti apa maksud wanita ini.
"yah lo buka aja nanti.." ucap Risa.
"itu kotak dari Bisma" sambung Reza.

Mendengar ucapan Reza, aku langsung memeluk erat kotak pink itu.

"yaudah gue balik duluan yah.." ucap Risa.
"oke, ati-ati yah" sahut Reza.

Aku hanya diam memandang gundukan tanah yang berada di depanku. Aku masih tidak percaya, bahwa didalam adalah Bisma.. Bisma yang telah pergi meninggalkanku..
"mau sampe kapan kamu disini? Sekarang udah jam setengah 6.. Kamu ga kasian sama mama kamu yg khawatir?" ucap Reza.
Benar kata Reza, aku ga boleh bikin mama tambah khawatir..

"sebentar lagi.." sahutku singkat.
"aku tunggu diparkiran yah.." ucap Reza sambil mengelus rambutku.

"aku cuma bisa minta maaf sama kamu.. Semoga kamu maafin aku yah beb.. Satu hal yang harus kamu tau, aku tulus sayang sama kamu.. dan kamu akan jadi yang terbaik walaupun ga bisa aku milikin selamanya" ucapku sambil mengecup papan makam Bisma.

Akupun beranjak bangun dan berjalan meninggalkan makam Bisma.
Dan sebelum benar-benar meninggalkan makam itu, ku ucapkan kalimat terakhir untuk Bisma yang ku harap dia mendengarnya disana.. "You are always be my love and life in my heart.." ucapku sambil berjalan pergi menuju parkiran.

Rezapun telah menunggu.
"aku yakin kamu kuat.." ucap Reza.
"maafin aku yang.." ucapku sambil mendekat pada Reza.
"aku ngerti.. ini semua ralah aku.." ucap Reza mendekapku.
"yaudah sekarang pulang yah.." ajak Reza.
Aku mengangguk.
Walaupun masih terasa kesedihan itu, tapi hatiku merasa sedikit lebih tenang.

Pukul 7 malam aku sampai dirumah dan Rezapun langsung pulang ke Jakarta.
Entah mengapa, hatiku merasa lega bagai semua masalah itu telah tiada.
Apakah mungkin ini arti bahwa Bisma telah memaafkanku?
Semoga saja begitu.

Setelah mandi dan makan malam, aku teringat akan kotak merah muda yang tadi diberikan Risa yang katanya dari Bisma.
Tanpa buang waktu, akupun membuka kotak merah muda itu..
Sungguh terkejutnya aku saat melihat isi kotak itu penuh foto aku dan Bisma, karcis bioskop yang pernah kami gunakan, juga sebuah kotak merah dan selembar kertas.
Aku mencoba membuka kotak merah itu, dan berisi kalung dengan liontin berbentuk gadis kecil. Sangat lucu dan membuatku senyum-senyum sendiri.
Setelah memandang kalung itu dari berbagai sisi.
Tapi aku teringat satu hal, yaitu selembar kertas.
Aku membaca tulisan yang ada kertas itu.

Entah kenapa aku merasa takut, takut berpisah.
Takut jika waktuku telah tiba.
Kalung itu hadiah Anniversary kita ke dua..
Aku takut gak bisa kasih langsung ke kamu, jadi aku buat surat dan ngumpulin semua dalam satu kotak.
Dan jika hari kepergianku tiba, sebelum hari perayaan kita aku mau semua ini tetap berada ditangan kamu.
Simpan dan kenang semua ini, seperti kamu mengenang aku.
Jaga dan rawat semua ini seperti kamu menjaga dan merawatku.
Jika telah tiba saatnya aku pergi meninggalkan kamu, juga seluruh duniaku.. Aku ingin kamu tau..
Kamulah semangat hidupku..
Kamulah kekuatanku untuk bertahan..
Kamulah obat yang bisa memperlambat umurku..
Tapi jika takdir dan ajal tetap memanggilku, itu bukanlah salah kamu.
Bukan karena kamu.
Tapi memang sudah waktuku untuk meninggalkan kamu.
Jangan pernah salahkan dirimu karna kurang pandai merawatku, atau merasa tidak bisa membahagiakanku.
Karna kamulah bahagiaku.
Kamulah kekuatan cinta yang selama ini menghidupkanku.
Namun jika raga ini tak lagi ada, bukan berarti rasa cintaku telah mati.
Aku akan selalu ada, 
Aku akan selalu hidup dihatimu..
Because You Are My Spirit Of Love..
The Best Love I Have..

Airmataku mengalir tak tertahankan, walaupun sedih, tapi aku merasa lega aku merasa bebanku hilang.

Terimakasih Tuhan, telah kau titipkan sebuh Anugrah yang terindah untukku.
Yang telah mengajarkan banyak arti kehidupan untukku.
Kini rasa bersalah itu pudar.
Karna aku yakin, Bisma sudah tenang dan Bisma pasti memaafkanku.
Lusa adalah Anniversaryku yang ke 2bulan dengan Bisma, dan aku tetap akan merayakannya walau harus pergi ke makamnya. Karna walaupun dia sudah tiada, tapi dia akan selalu hidup dihatiku.
Malam inipun aku pasti akan tidur dengan lelap, berharap Bisma datang dalam mimpiku.

Dua hari kemudian, Reza datang ke rumahku sejak pukul 9 pagi..
Aku meminta Reza mengantarku ke makam Reza, karna hari ini adalah hari jadiku ke 2 bulan dengan Bisma. Dan tentu saja, Reza selalu bersedia menemaniku.

Tepat pukul 10 pagi, kami sampai di makam Bisma. Aku datang dengan mengenakan kalung dari Bisma.

"makasih buat hadiah yang kamu kasih.. buat surat yang kamu tulis.. dan buat semangat yang selalu kamu berikan saat aku mengingatmu.. Aku sayang kamu Bisma.." ucapku sambil memeluk papan nama makam Bisma.
Aku segera menghapus airmataku dan berusaha tidak menangis.
Aku mau Bisma bisa melihat aku yang tegar.

"sekarang, aku cuma milik kamu.." ucapku sambil menggenggam tangan Reza.
"tapi hati kamu milik kita.." ucap Reza sambil menatap makam Bisma.
Aku dan Reza saling tatap dan saling melempar senyum penuh rasa lega.

Kini, aku dan Reza kembali ke awal kisah cinta kami.
Rezapun berhasil membuat Bisma bertahan hidup hingga Bulan Ramadhan berlalu, Bulan dan moment Terindah dalam hidup Bisma.. Reza Berhasil membuat Bisma bahagia..
Dan aku? Berhasil menjadi semangat hidup buat Bisma.
Kisah Cintaku dan Reza terus berjalan, namun Kisah Cintaku dengan Bismapun terus hidup..
Dalam lubuk hatiku yang terdalam..

                                                                 -SPIRIT OF LOVE-
                                                                          -END-


*NISNIS*

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Spirit Of Love (Part XXVI)

Aku bingung apa yang harus aku lakukan, aku ingin ikut Reza, tapi aku juga harus berangkat ke Bogor.
Aku tak punya pilihan lain, akupun berangkat menuju qumah baruku di Bogor.

Sepanjang perjalanan, aku merasa sangat gelisah, jantungku terus berdegup kencang tanpa sebab! Apa ini pertanda buruk buatku?

"mama, kita Bogor mana si?" aku mencoba bertanya, berharap Rumahku nanti dekat dengan rumah Bisma.
"mama juga belum tau, liat aja nanti ya.." ucap mama sambil mendekapku.

Tanpa terasa. 3jam telah berlalu, dan kami (aku dan keluargaku) sampai di rumah baru kami, disambut dengan nenekku.
Ternyata aku dan keluarga akan tinggal dirumah nenek.
Entah mengapa sampai detik inipun, perasaanku masih terasa tidak enak, aku merasa ada kehampaan.
Sambil bersih-bersih kamar, tanpa sengaja aku menemukan Diaryku, beserta foto aku dan Reza juga foto aku dan Bisma.
Aku teringat janjiku pada Bisma dan tersadar sikapku kemarin sangatlah salah..
Tidak seharusnya aku kasar dan menyebutnya musibah..
Aku akui aku salah dan tidak bisa mengendalikan emosiku, tapi aku punya sebab.. Karna akupun dalam tekanan masalah dimana-dimana ditambah kelakuan Bisma yang membuatku Ilfil dan membuat emosiku memuncak.
"maafin aku beb.." tanpa sadar aku meneteskan airmataku saat membayangkan hal kemarin dan memandang fotoku bersama Bisma.
Tadinya aku berniat membaca sekilas isi Diaryku, tapi tiba-tiba Handphoneku berdering tanda Telepon masuk.

(( SweetHeart ))

Pembicaraan Via Telepon.
Reza : yang kamu dimana?
Aku : aku udah nyampe di Bogor, dirumah baru, kenapa?
Reza : daerah mana? Kamu bisa kesini?
Aku : kamu ngaco, aku aja gatau ini dimana! Emang kenapa lg si?
Reza : Bisma.. Meninggal yang.. Nanti sore mau dimakaminnya..
 Aku langsung mematikan telepon.

Jantungku terasa berhenti berdetak.
Ini gak mungkin!
Aku gak mau Bisma pergi secepet ini, aku bahkan belum sempet minta maaf sama dia atas kejadian kemarin..
Aku.. Aku bahkan belump pernah membayangkan hal ini terjadi..
Saat waktunya tiba.. Bisma benar-benar Pergi meninggalkanku untuk selamanya..
Tak ada lagi canda dan tawa bersama Bisma. Tiada lagi yang mengajarkanku untuk tegar menjalani kehidupan, tiada lagi orang yang bisa membuatku merasa dibutuhkan.
Dia menghilang, pergi dan tenang di sisi Tuhan.
Sementara aku menderita karna rasa penyesalan.
Aku menyesal, aku tak bisa memberinya kebahagiaan menjelang kepergiannya..
Aku menyesal telah menganggapnya musibah dalam hidupku..
Padahal dialah penerang hidupku..
Darinya aku belajar mensyukuri hidup, darinya aku bisa lebih menghargai hidupku..
Kenapa orang BAIK seperti Bisma harus pergi secepat ini?
Aku merasa sangat terpukul atas kepergiannya..
Aku menyesal telah melukai hatinya..
Dan bahkan aku tak berada disisinya didetik bahkan saat terakhir disisa hidupnya..
Ya Tuhan, maafkanlah aku.. Atas segala khilafku..

Akupun menangis sejadi-jadinya..
Reza terus meneleponku, tapi aku tak menghiraukan bahkan aku menyimpan Handphoneku dilemari.
Aku mengunci diriku dikamar.
Mengurung diri dan merenung.
Berharap hal ini bisa mengurangi rasa bersalahku dan segala penderitaan atas masalah-masalah yang kupunya.
Bukankah Tuhan maha Adil? Tapi mengapa harus aku yang merasakan ini semua ?
Ini gak adil buatku!
Setelah ketenangan hidupku bersama Reza hilang karna hadirnya Bisma, kini aku harus menerima kenyataan bahwa keluargaku jatuh ke dalam keterpurukan!
Ya Tuhan..
Apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan derita ini ?
Kenapa cobaan ini datang bertubi-tubi disaat aku lemah..

Saat aku sedang menangis duduk dipojok kamar dengan segala kenangan yang ku punya..
Tiba-tiba..
'tok..tok..' suara ketukan pintu dari luar.
"ka? Lg ngapain si? Kok gak keluar kamar? Reza kok malah SMS mama tanya kamu? Kamu kenapa nak?" suara mama terdengar cemas.

Aku ingin menjawab, namun rasanya bibir ini terasa berat untuk berucap.
Tubuh ini terlalu lemah untuk beranjak dari tempat ini..
Dan tiba-tiba.. Semua gelap..

Terasa kehampaan dalam Jiwaku, terasa sakit yang mendalam pada jantungku.
Aku ingin bertemu Bisma, walau hanya sebentar..
Aku ingin mengucap kata maaf, ingin mengungkapkan perasaanku, ingin berterimakasih dan ingin memeluknya untuk terakhir kali..

Entah berapa lama tertidur, saat aku tersadar aku sudah berada ditempat tidur bersama mama, dan ada Reza disamping tempat tidurku.

"Reza.. Bisma.." dua nama itu yang terucap saat aku tersadar.
"iya.." sahut Reza mendekat padaku.
Mamaku terus menatapku penuh iba dan rasa cemas.
"kenapa kamu bisa disini? Tau darimana rumah aku?" tanpa sadar airmataku keluar lagi.
"dari mama.. kamu kenapa kyk gini? Kenapa ga cerita sama aku? Kamu bisa gila kalo memendam masalah yang begitu banyak sendirian.." ucap Reza lirih.
Aku melirik kearah mamah, dan terlihat airmata menetes di pipi mama.
"maaf yah.. kamu harus ngerasain ini.." ucap mama.
Aku hanya bisa tersenyum dan meneteskan tetes demi tetes airmataku.
"Narmi ngerti kok, mah.. Narmi udah cukup dewasa buat memahami keadaan ini.. Tapi, Narmi mau ngomong berdua sama Reza, boleh?" pintaku pada mama.
Mama tersenyum sambil menghapus airmataku lalu pergi keluar.
Tinggalah aku berdua dengan Reza. Aku berusaha menghentikan airmataku yang terus mengalir, menenangkan hatiku juga meredam rasa sedih ini.
"gimana sama Bisma?" tanyaku sambil menahan airmata yang hampir jatuh.
"udah dimakamin kemarin sore, dia udah tenang.." jawab Reza.
"mana mungkin dia tenang? Aku udah nyakitin dia Za.. Aku bahkan menyeautnya Musibah didepan matanya.. Atau jangan-jangan itu yang buat dia down? Aku yang bunuh Bisma Za.. Aku bunuh dia secara ga langsung..!" ucapku histeris dan berurai airmata.
"nggak..nggak yang.. Dia udah tenang.. Dia juga pasti udah maafin kamu.. Kamu gaperlu nyalahin diri kamu sendiri dan jadiin ini semua beban.." ucap Reza sambil membelai rambutku.
"aku boleh minta satu permintaan?" pintaku memohon pada Reza.
"semampu dan sebisa aku, pasti aku turutin.. Kamu mau apa?" tanya Reza bingung.

APA YANG AKAN DIMINTA NARMI PADA REZA ?
MAKIN DAG DIG DUG YA ?
PENASARAN ?
TUNGGU DI LAST PART :)

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Spirit Of Love (Part XXV)

Narmi tunggu!" Reza menarikku.
"APA? Apa lagi! Gue capek sama sandiwara ini! Gue capek sama permainan lo dan gue Capek harus kayagini terus! Gue mau mati!" teriakku dengan emosi.
"kenapa kamu jadi emosi gni? Apa salah aku yang? Soal darah maaf, Bisma ga sengaja! Ini kamu ganti pake sweter aku dulu.." ucap Reza tetap berusaha tenang.
"kamu salah! kamu jahat!" aku terus menangis.
"aku minta maaf kalo emang aku punya salah, tapi aku mohon jangan gini.. aku bingung liat kamu nangis gini.." ucap Reza.
"aku minta kamu ngertiin aku Za.. Sedikit aja.. Ga cuma kamu dan Bisma yang punya masalah, tapi aku juga punya masalah!" bentakku pada Reza.
"oke aku minta maaf yang, akhir-akhir ini aku jarang perhatiin kamu, akhir-akhir ini aku sibuk dan jarang ada disamping kamu, nemenin kamu.. Tapi rasa sayang aku ga berkurang sedikitpun.." ucap Reza menggenggam tanganku.
"Lusa aku pindah.. Dan kamu tau karna apa? Kantor Ayah aku bangkrut! Dan rumah aku ditarik, dan kamu tau? Aku bakal tinggal dikampung! Ditempat yang belum aku tau" ungkapku dengan disertai amarah.
"Reza mendekap wajahku, menatap wajahku dengan tatapan tajam.
"maafin aku yang.. maaf aku udah gak peka sama perasaan kamu, sama keadaan dan masalah kamu. Aku minta maaf.. Tapi gak seharusnya kamu bersikap seperti tadi pada Bisma.. Kamu tau, itu bisa nyakitin dan ngelukain hati dia.." ucap Reza sambil membelai rambutku, menenangkan hatiku.
"tapi tadi aku emosi, aku udah lagi pusing ada masalah dia tambah ini... Huek!" ucapku jijik.
"yaudah, ganti baju kamu sama sweter aku dulu, terus aku anter pulang.. Aku mau jelasin ke mereka dulu soal kejadian tadi.." ucap Reza sambil menyerahkan sweeternya.

Aku mengambil sweter itu dan pergi ke toilet, sementara Reza kembali ke kamar rawat Bisma.
Entah apa yang Reza jelaskan pada mereka, aku sama sekali gak peduli, aku menunggu di depan kamar rawat sampai Reza selesai dan keluar.
Setelah Reza selesai dan keluar, Reza segera mengantarku pulang.
Aku merasakan hal yg aneh dalam diriku.
Rasa bersalah pada Bisma, baru terlintas dibenakku, tapi.. Ah bodo amat!
Dialah musibah dalam hidupku!
Dia perusak hidupku!
Gara-gara dia, hubunganku dengan Reza rusak, gara-gara dia waktuku banyak terbuang cuma buat ngurusin dia! Aku nyesel kenal dia! Walaupun aku sempet suka sama Bisma, tapi aku lebih benci padanya..

Akhirnya kupun pun sampai dirumah..
Sampai dirumah, aku telah disambut oleh orangtuaku yang mengemaskan barang.
Perasaanku semakin gak karuan!
Tapi, malam ini, Rezalah obat penenang bagiku.
Reza meneleponku sebelum aku tidur.

Pembicaraan Via Telepon.
Reza : malem sayang..
Aku : malem juga yang..
Reza : kenapa? Masih sedih?
Aku : iya, besok aku udah pasti pindah yang.. (aku mulai meneteskan airmata)
Reza : sabar yah sayang, aku akan tetep selalu ada buat kamu.. besok aku ke rumah kamu yah.. Aku mau kasih sesuatu buat kamu, supaya kamu gak lupa sama aku..
Aku : makasih yang.. kamu emang gapenah berubah.. Mav yah aku selama ini salah nilai kamu..
Reza : iya sayang.. Aku ngerti kok, dan akan selalu berusaha ngertiin kamu.. Yaudah kamu tidur yah..
Aku : iyah, kamu juga yah.. Love you..
Reza : Love You too SweetHeart..
Akupun menutup telepon.

Terimakasih Tuhan, telah kau kembalikan Rezaku..
Akupun bisa tidur nyenyak malam ini walaupun ditekan oleh berbagai masalah.. Tapi saat mengingat Reza, aku merasa tenang, hatiku terasa nyaman.

Keesokan paginya, Semua barang telah siap, kendaraan untuk mengangkat kamipun sudah siap.
Aku masih menunggu Reza yang katanya mau datang sebelum aku pergi.
Tapi tiba2 Reza SMS

From : SweetHeart
Yang.. Maaf aku gak bisa dateng, aku harus ke bogor ke tempat Bisma.. Aku dapet kabar dari Rangga kalo Bisma Sekarat..

Apa? Ini Serius kan?
Bisma sekarat?
Tapi bodo ah.. Aku benci sama Bisma!
Tapi kenapa aku jadi degdegan? Perasaanku gaenak?

ADA APA YA ?
BAGAIMANA KELANJUTAN KISAHNYA ?

TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Spirit Of Love (Part XXIV)

Bisma tidak menjawab hampir sejam, namun aku tetap setia menunggu.
Aku merasa bingung apa yang sebenarnya telah terjadi. Aku masih menunggu suara dari telepon, berharap Bisma masih bisa bicara padaku.
Akhirnya terdengar suara dari telepon.

Via Telepon.
Bisma : uhuk.. Uhuk..
Aku : beb? kamu udah gapapa? Plis jawab..
Bisma : aku udah gapapa beb (suara Bisma terdengar kelelahan)
Aku : yang bener? Aku khawatir lho sama kamu!
Bisma : aku udah gapapa bener.. Tadi kepalaku sakit bgt, dan tadi juga batuk keluar darah lg.. Tapi sekarang udah gapapa.. Kamu gausah khawatir ya..
Aku : gimana aku gak khawatir si ngedenger kamu ngomong gtu! Pokoknya besok harus beli obat!
Bisma : iya beb.. iya.. Hufth.. Kamu belum tidur?
Aku : belum, aku nungguin kamu.. Aku ga tenang mikirin kamu.. Gimana aku bisa tidur nyenyak sementara kamu kesakitan gtu..
Bisma : mav yah udah buat kamu takut.. sekarang aku kan udah gapapa, kamu tidur ya?
Aku : boleh ga aku minta sesuatu?
Bisma : apa? Insya Allah ya..
Aku : nyanyiin aku satu lagu sebelum aku tidur, apa aja deh.. yang penting 1 lagu..
Bisma : aku lagi suka lagu Vierra Bersamamu, mau?
Aku : bangeett!
Bisma : oke, dengerin ya.. Memandang wajahmu cerah, membuatku tersenyum senang.. Indah dunia.. Tentu saja kita pernah mengalami perbedaan, kita lalui.. Tapi aku merasa, jatuh terlalu dalam cintamu.. Ku tak akan berubah, ku tak ingin kau pergi slamanya.. Ooh..
Aku dan Bisma : Ku kan setia menjagamu , bersama dirimu..dirimu ooh.. sampai nanti akan slalu, bersama dirimu..
Bisma : seperti yang kau katakan, kau akan slalu ada.. kau akan slalu ada.. Menjaga memeluk diriku, dengan cintamu.. Dengan cintamu.. Ku kan setia menjagamu bersama dirimu.... Beb? Tidur?
Aku : hm..
Bisma : yaudah kamu tidur yah.. mimpi yang indah, buang semua beban pikiran kamu tentang aku, ga akan ada hal buruk disini. Aku sayang banget sama kamu beb, aku gamau kehilangan kamu, aku mau kamu selalu buat aku..
Aku : karna aku cuma buat kamu..
Bisma : yah..Udah apal.. Yaudah atuh tidur
Aku : iya..

Akupun memejamkan mataku dan terhanyut dalam mimpiku.
Namun, ucapan Bisma tadi masih terngiang di telingaku. Karna tiap hari sebelum tidur, kata2 mesra itulah yang selalu aku dengar.

Yang membuatku makin terlarut dalam cinta Bisma.
Tapi, mungkin Tuhan berkehendak lain.
Walaupun sudah minum obat yang Rajin , tiap malam Bisma masih mengalami sakit.
Yang biasanya hanya sekedar batuk atau muntah darah , kini Bisma merasakan Sakit di Kepalanya.
Aku tau tau bagaimana sakit yang dirasakan Bisma, tapi erangan suara kesakitannya membuatku takut! Membuatku merinding ikut merasakannya.
Namun Bisma masih bertahan hingga hari kemenangan itu tiba.

Akhirnya hari kemenangan telah tiba, Namun Aku, Bisma dan Reza merayakan ditempat yang terpisah dengan keluarga masing-masing.
Dan berbeda dengan keluarga lain yang bahagia di Hari kemenangan, Keluargaku mengalami penderitaan.
Ayahku mengalami kebangkrutan.
Dan keluargaku berencana pindah keluar kota.
Pikirankupun menjadi kacau, aku tak tau dimana tempat mengadu, tempat aku bisa mencurahkan perasaanku sekarang.
Saat semua orang bahagia merayakan hari kemenangan dengan bahagia, tapi hatiku juga keluargaku penuh duka.

Aku ingin bertemu Reza , mengungkapkan keluh kesahku, aku ingin mengadu. Dan Rezalah yang biasanya ada disisiku saat aku butuh tempat untuk mengadu.
Dan, ternyata Tuhan mengabulkan keinginanku, tiba-tiba Reza SMS.

From : SweetHeart
yang, kamu dimana? Kita harus ke bogor sekarang, Bisma lagi sakit..

Tapi SMS Reza tidak membuatku merasa tenang sedikitpun, malah membuatku merasa Tak diperdulikan!
Kenapa Reza malah mencemaskan Bisma? Apa dia tau sekarang apa yang aku rasakan? Apa dia tau aku sedang dalam keterpurukan? Aku butuh Reza untuk penenang hati ini..

Tiba-tiba terdengar suara motor dari depan rumahku, dan tak lain tak bukan itu adalah Reza.

"Samlikum.. Narmi.. Narmi.." teriak Reza dari luar rumah.
Aku membuka pintu dan keluar rumah dengan tampang kucel dan kusut karena menangisi nasibku, tapi ternyata Reza salah tanggap. Dia malah memelukku dan menyangka aku menangis karna Bisma.
"tenang yah, kita doa sama-sama buat Bisma" ucap Reza sambil memelukku.
Aku hanya diam tanpa ekspresi. Hatiku dongkol dan kesal! Amarah berkecamuk di benakku.
"dirumah ada siapa? Kamu udah izin?" tanya Reza.
"ga ada, semua lg ke bogor buat ngurus kepindahan keluarga aku" jawabku dengan tetap sendu.
"kamu pindah ke bogor? Kenapa? Kapan?" Reza mulai terlihat panik.
Melihat ekspresi wajahnya yang panik akan kepindahanku membuat airmataku kembali meluap. Aku menangis dan memeluk Reza.
Aku bermaksud akan bercerita tapi tiba2 saja Reza mendapat telepon dari Saskia, bahwa keadaan Bisma memburuk.
Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk bercerita, akupun ikut Reza ke Bogor untuk bertemu Bisma.

Selama dalam perjalanan, Aku menyimpan semua rasa kecewa dan amarahku, aku berusaha tetap menahan emosiku. Tapi Emosiku meluap saat aku dan Reza sampai di Rumah sakit tempat Bisma di rawat.

"kak Narmi.." Saskia menghampiriku dan memelukku.
"maaf ya kakak telat" ucapku sambil menatap wajahnya yang sendu.
Setelah Saskia melepaskan pelukannya padaku, aku bermaksud menghampiri Bisma, tapi aku melihat seorang wanita yang sepertinya seumuran sama Bisma berada disebelah Bisma dan sedang menggenggam tangan Bisma.
Aku menghentikan langkahku.
"Dia Risa temen kampus Bisma.." ucap Morgan yang tiba2 ada di sebelahku.
Akhirnya akupun melanjutkan langkahku menghampiri Bisma.
Bisma di infus dan diberi alat pernapasan, terlihat sangat lemah..
Tapi aku masih bisa melihat senyum di wajahnya saat aku memanggil namanya.
"Bisma.." ucapku sambil memperhatikan seluruh tubuhnya.
Rambut Bisma dipangkas cepak 2cm (hampir botak) , dia terlihat lebih kurus dari 3minggu lalu, saat terakhir kami bertemu dibulan puasa.
"Na.. Narmi.." ucap Bisma sambil mengangkat tubuhnya dan melepaskan genggaman tangan wanita yang bernama Risa itu.
Aku semakin mendekat pada Bisma, dan berusaha memeluknya, tapi tiba-tiba..
"uhuk.. Uhuk.. Uagh.." Bisma batuk dan menyemburkan darah ke baju dan tubuhku..!
"Ahh!" aku berteriak jiji.
"Narmi.." Reza menghampiriku dan terlihat khawatir, karna hanya dia yang tahu bahwa aku phobia (takut) dengan darah.
"ma..maaf beb.." ucap Bisma dengan bibir bergemecik darah.
"LO! MUSIBAH!" Aku berteriak dan menunjuk Bisma dengan jari telunjukku, lalu pergi keluar dari kamar rawat itu.
"Narmi!" teriak Reza sambil mengejarku.

ADA APA DENGAN NARMI ?
MENGAPA SIKAPNYA BERUBAH ?

TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Spirit Of Love (Part XXIII)

waktunya lanjutt PCCN :)

"Narmi!" dan ternyata itu adalah suara Reza.
"kamu? Ngapain disini? Tau darimana aku disini?" aku sangat kaget sekali saat tau ternyata itu adalah Reza.
"dari Bisma, abis kamu di SMS ga bls.. Pulsa kamu abis? Kenapa ga bilang? Kan bisa aku isiin?" Reza terlihat sangat khawatir karna aku tak memberi kabar padanya.
"bawel..! kamu kesini mau jemput aku kan? Mending langsung pulang.. Aku capek!" pintaku dengan ketus pada Reza.
"oke..oke.. ayo naik.." ucap Reza pasrah.

Rezapun mengantarku pulang, dan didalam perjalanan Reza terus mengoceh dan bertanya hal-hal yang membuatku kesal.

"kenapa si kamu ga bls sms aku? kalo ga ada pulsa, knapa ga blg pas aku tlp kamu? kenapa kamu pergi sama Bisma ga bilang sama aku? Kamu tau, aku khawatir yang" ucap Reza panjang lebar.
"aku cuma mau kamu ngerasain, gimana seandainya aku bukan buat kamu lagi.." ucapku ketus.
"maksud kamu?" tanya Reza.
"kamu pikirin aja nanti.. Aku mau istirahat.." ucapku turun dari motor dan langsung meninggalkan Reza ketika sudah sampai dirumah.
"tapi yang.." Ucapan Reza terhenti terdengar olehku ketika aku masuk ke dalam rumah.
Aku melihat Reza dari dalam rumah lewat jendela, awalnya Reza hanya terdiam di depan rumahku, tapi tak lama Reza pulang.
"maaf Za.. Akupun masih bingung sama perasaan aku.." gerutuku.

Akupun masuk ke kamar.

"tumben baru pulang?" sapa mamah saat aku masuk kamar.
aku mengeluarkan kepalaku dari pintu kamar dan berkata "abis jalan-jalan mah.." ucapku sambil masuk kamar.
mamah masuk kamar dan menghampiriku.
"tumben jalan-jalan hari sekolah? biasanya hari libur?" tanya mamah.
"bukan sama Reza mah.." sahutku sambil mengganti seragam sekolahku.
"lho? sama siapa?" ucap mamah dengan ekspresi wajah kaget.
"sama yang baru.." jawabku singkat sambil duduk lesu disebelah mamah.
"yang baru? kamu putus sama Reza?" tanya mamah kaget.
"belum sih, tapi Narmi udah punya yang baru.. kayaknya juga mau putus sama Reza." sahutku santai.
"dasarr anak muda.. sana mandi.." ucap mamah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"maless mahh capekk.." ucapku sambil tiduran dikasur.
"yaudah dehh.. dasar jorokk.." ucap mamah sambil keluar dari kamarku.

Aku ingin segera mengambil keputusan antara Bisma dan Reza, tapi aku merasa belum kuat untuk melakukan itu..
Tiba-tiba aku teringat akan Bisma, akupun memutuskan untuk SMS Bisma.

To : Bebeeebbb
beb , aku udah sampe rumah , aku capek mau tidur..
kalo kamu udah sampe SMS yaa , tapi maav klo ga bls.
Love you..

Setelah mengirim SMS pada Bisma, akupun tidur tanpa memikirkan Reza lagi.
Aku telah lelah dengan sandiwara ini.. Aku juga tak bisa memungkiri, bahwa aku mulai menyayangi Bisma, tidak hanya sekedar rasa kasihan semata.

Hari demi Hari telah berlalu..
Semakin lama, perasaanku semakin dalam pada Bisma karena Kejadian setelah waktu itu.
Bulan Puasa Berjalan Lancar, dan tidak ada tanda-tanda penyakit Bisma semakin parah.
Tapi Hingga saat ini juga, Reza masih bertahan dengan perasaannya padaku, sementara aku sudah mulai merasakan Jenuh pada hubungan ku dengan Reza
Bisma telah merasuk ke dalam jantung hatiku, dan mulai melekat erat menggantikan Reza.
Sosoknya yang bagaikan penyejuk hatiku, membimbingku untuk menjadi manusia yang lebih baik membuatku semakin menyanyanginya. berbeda dengan Reza yang mulai sibuk mempersiapkan UJIAN NASIONALnya.
Dia selalu sibuk Bimbel dan Les Private, sementara waktu untukku selalu tersisih. Kini benih Cinta antara aku dan Bisma tumbuh di sela-sela hubunganku dengan Reza.

Seperti biasa, setiap malam, aku dan Bisma selalu telepon-teleponan di bulan Ramadhan setelah shalat Taraweh. Dan kebetulan Hari ini adalah H-2 menuju Hari kemenangan.

Pembicaraan Via Telepon
Bisma : asslamualaikum..
Aku : kumsalam bebeb.. udah pulang teraweh?
Bisma : alhamdulillah udah..
Aku : ohh udaah makan ? minum obat?
Bisma : makan sih udah, tapi minum obat belum beb..
Aku : lho kenapa ?
Bisma : obatnya abiss, aku lupa belum  beli.
Aku : ya ampun si pikunnnn! yaudah jangan lupa minum obat yah , besok langsung beli!
Bisma : iyahh.. (suara Bisma mulai terdengar lemas dan lirih)
Aku : kamu ituh ga boleh lepas dari obat.. aku gamau ini keulang lagi yah beb..
Bisma : iyah sayang.. uhukk uhuk..
Aku : beb ? kamu kenapa ?
Bisma : Arrghh sakittt....
Aku : beb kamu kenapa ? kamu sakit ? ada apa sihh ?
Bisma : uhukkk agghhh...
Aku : beb pliss jawab...

Tapi Bisma tidak menjawab, malah terdengar suara batukan itu mulai menjauh..
Ada apa sama Bisma?
Kenapa?
Apa ini ajal Bisma?
Tuhan ku mohon jangan sekarang....

ADA APA DENGAN BISMA ?
BAGAIMANA KELANJUTAN KISAHNYA ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Rabu, 17 Agustus 2011

Spirit Of Love (Part XXII)

Spirit Of Love (Part XXII)

yukk mari lanjut yang udah tegang bin penasaran :)

"beb kamu kenapa sih?" ucapku panik sambil menepuk-nepuk punggung Bisma.
"hufth.. Ketelek obat tau pas kamu sindir gitu.." akhirnya Bisma menjawab dengan lemas.
"oh.. Maaf, aku gatau.. " ucapku melas karna merasa bersalah.
"gapapa beby.. Tapi bingung deh sama kamu.." ucap Bisma tiba-tiba.
"bingung kenapa?" akupun mulai ikut bingung.
"aku males minum obat, salah, aku rajin juga salah.. harus gimana dong aku?" tanya Bisma dengan tampang bingungnya.
"harus apa ya? Harus setia aja sama aku hahaha.." ledekku genit pada Bisma.
"selalu.." ucap Bisma serius sambil mendekapku.
"mau es krim gak beb?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"gak ah , ga doyan.." jawab Bisma.
"ikh payah enak gni gak doyan?" tanyaku bingung.
"enakan juga liatin kamu makan es krim.." goda Bisma.
"ahaha mulai deh ya.." ucapku sambil melahap Es Krimku.

Saat sedang nikmatnya menyantap es krim, tiba-tiba HPku bergetar.
Aku melihat siapa yang meneleponku, dan ternyata Reza!
Hapeku terus berdering, namun aku tidak mengangkatnya.

"siapa beb yg telepon? Kok ga diangkat?" tanya Bisma yg mulai curiga.
"ehh Reza beb, bentar yah.. Paling juga disuruh mamah pulang, tapi lewat Reza.." ucapku sambil menjauh dari Bisma.

Pembicaraan Via Telepon.
Reza : halo?
Aku : ya apa Za
Reza : akhirnya diangkat juga. yang, kamu kemana aja si?
            Kenapa tiba2 ngilang disekolah?
           aku nyariin kamu tauu !
Aku : terus kenapa? Ngapain nyariin aku lg?
Reza : yang aku serius, aku tuh khawatir bgt, sekarang kamu dimana?
            Sama siapa aja?
            udah dirumah?
Aku : aku lg sama Bisma! Kenapa?!
Reza : oh syukur deh.. Yaudah maav ganggu, have fun ya yang. Love you.
Aku : udah gitu doang?
Reza : terus aku gimana?
            aku udah cukup tenang kok setelah tau kamu sama Bisma walaupun rasa khawatir itu masih ada..
Aku : khawatir kenapa? yah kamu tanya kek dimana, ngapain aja kan bisa!
Reza : aku gak mau berantem beb, aku khawatir kamu terbawa suasana, aku khawatir kamu.. udahlah, aku lagi dimotor, nanti aku telepon lg. oke sayang, love you..
Aku : ya..
Akupun menutup telepon dan hendak melanjutkan memakan es krimku, saat mulutku sudah menganga, tiba-tiba "DOR!" Teriak Bisma.
'pluk' es krim itu terangkat dan tidak sengaja hinggap di hidungku akibat gerakan tanganku yang spontan karna kaget.
Sekarang dihidungku ada es krim! Sungguh menyebalkaaann!

"eh.. idung kamu beb hahaha" ledek Bisma.
"puas ngagetin aku? Puas idung aku udah kayak badut? Huh lengket tau beb!" protesku pada Bisma.
"iyaa maaf2.. Yuk aku bersihin pake tisue" ucap Bisma sambil menarikku ke tempat duduk semula.
Bisma meraih tasnya lalu mengambil tisue. Dia membersihkan noda es krim yang ada dihidungku, raut wajahnya sangat serius. Membuat jantungku berdegup kencang seketika.

‎"DOR!" teriakku di depan wajah Bisma.
"astaghfirullah aladzim, muncrat.." ucap Bisma dengan senyum genitnya.
"lagian serius bgt si beb?" ledekku.
"abisnya aku bingung sama idung kamu.." ucap Bisma sambil mengusap wajahnya yang terkena muncratan teriakanku.
"hah? Emang idung aku kenapa? Gak ilang yah bekas es krim nya?" tanyaku mulai panik.
"bukan, kok idung kamu sama idung aku beda ya? Idung aku ada batangnya, tapi idung kamu rata?" goda Bisma.
"bilang aja maksudnya PESEK! Bete ah..! Ini tuh udah dari pabriknya tau!" ucapku kesal.
"iya..iya.. Gausah maju gitu dong bibir.." ucap Bisma sambil menarik bibirku.
"udah ah.. Bete.. Eh ya aku mau tanya boleh?" ucapku pada Bisma dengan memasang tampang serius.
"boleh, tanya apa beb?" sahut Bisma.
"tadi kenapa kamu ga jadi beli buku?" tanyaku.
"oh itu, harganya mahal, daripada buat beli buku mending buat beli obat, aku masih mau idup lebih lama lagi sama kamu, mama, dan semua temen-temen aku. Lg juga bentar lagi aku mau berenti kuliah.." ungkap Bisma.
"lho? Kenapa berenti gtu?" tanyaku kaget mendengar ungkapan Bisma barusan.
"yah biaya buat lanjutin kuliah ga cukup, dan percuma juga, aku ga akan sampe wisuda. Umur aku pasti ga cukup.." ungkap Bisma yang mulai terlihat murung.
"ah payah ah.. masa gara-gara sakit aja berenti kuliah? Tapi aku seneng deh denger kamu mau hidup lebih lama lg.." ucapku dengan senyuman.
"semua karna hadir kamu, buka mata hati aku buat makin menghargai waktu yg aku punya" ungkap Bisma.
"ah bisa aja.. Jangan down lg yah beb.. Aku akan selalu ada buat kamu.." ucapku sambil membelai bahu Bisma.
"insya allah.. Makasi yah beb.." jawab Bisma sambil membalas senyumanku.
Aku hanya mengangguk dan tetap tersenyum.
 ‎"udah sore beb, pulang yuk.. Nanti kamu dicariin" ucap Bisma.
"yaudah dehh.. kamu naik apa pulang?" tanyau pada Bisma sambil membereskan sisa cemilan.
"naek delman, naek kreta sayang.." jawab Bisma manja.
"ohh.. aku ga anter gapapa?" tanyalu pada Bisma.
"nggapapa kok, justru harusnya aku yang anter kamu.." ucap Bisma murung.
"gapapa beb, aku ngerti, kamu pulang aja, aku udah biasa kali pulang sendiri.." ucapku dengan melemparkan senyum manisku.
"yaudah, kalo kamu udah sampe rumah sms ya beb" ucap Bisma dengan penuh harap.
"iyaa.." ucapku mantap.
"ahh kamu mah di sms ga bales.. nanti aku udah nyampe bogor baru sms lg.." ucap Bisma dengan raut wajah bete.
"ngaakk sayang, nanti aku isi pulsa dehh.. oya kamu naik apa ke stasiun?" ucapku mengalihkan rasa kecewanya.
"Bus Kopaja itu tuhh.." ucap Bisma sambil  menunjuk sebuah Bus.
"yaudah hati2 ya beb.. dadahh.." ucapku sambil melambaikan tangan yang terburu-buru menuju Bus itu.
"dahh.." ucap Bisma sambil naik Bus ke arah stasiun itu.

Hufth.. kenapa tiba-tiba aku sedih Bisma pulang?
Dan lagi-lagi aku harus berbohong pada Bisma.
Bukannya aku ga ada pulsa , tapi karna tadi aku masih males sama kamu Bis..
Tapi setelah hari ini, aku ngerasa seneng bisa kenal sama kamu..
Mungkin kalo aku baru kenal kamu sekarang, aku pasti ga akan menyangka kalo kamu punya penyakit kanker.. dan.. Hanya punya waktu kurang lebih 2 bulan..
Kenapa aku sedih saat berfikir tentang 2 bulan kedepan?
Apa perasaaku mulai tumbuh pada Bisma?
Ahhhh masa bodo.. Yang penting hari ini aku seneeeng :)

Aku tersadar dari lamunanku dan melihat kearah Bus tadi, ternyata sudah menghilang jauh..
"pulang dehhh" ucapku sambil berjalan berbalik ke arah tempat angkot menuju rumahku.

"Narmi..!" panggil seorang cowok tiba2..

SIAPAKAH DIA ?
PENASARAN ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Spirit Of Love (Part XXI)

Spirit Of Love (Part XXI)
emoonn lanjuttt PCCN & Nisnizer :)

"Narmi!" panggil seseorang yang ternyata adalah Yolana.
Aku sangat kaget, rasanya aku ingin kabur berlari yang kencang menghindar dari Yola.
"lo mau kemana? Kok ga nungguin gue? Tadi lo kemana pas acara Halal Bihalal?" Yolana langsung memberikan pertanyaan yang makin membuatku bingung.
"aduh gue ada urusan penting, jadi gue buru2, nanti aja yah gue ceritain, dadah.." ucapku sambil berlari dan pergi meninggalkan Yolana.

Saat berlari, aku melihat Bisma di ujung jalan gang sekolah, aku langsung menghampirinya.
"bebeebb!" teriakku memanggil Bisma.
"assalamualaikum sayang.." ucap Bisma dengan senyum menawannya.
"iya,iya wa alaikum salam sayang.." ucapku sambil senyum2 malu.
"seneng deh bisa ketemu kamu lg.." ucap Bisma.
"aku juga.. kamu gak nyasar kan? Maaf yah kamu nungguin aku lama" ucapku sambil celingak-celinguk mengawasi sekitarku karna aku takut jika Reza melihatku.
"gak juga sih.. Nyasar dikit mah wajar atuh.. Gapapa segini mah demi kamu belum seberapa.. Oya Reza mana ya?" tanya Bisma sambil ikutan celingak-celinguk.
"eh Reza.. Reza mah udah pulang.. Mending sekarang jalan2 yuk !" ajakku sambil berjalan dan menarik tangan Bisma.
"eh masa? Tapi kok aku yg daritadi disini ga liat ya?" Bisma mulai merasa aneh.
"gatau juga.. Udah ayuk.. Aku kan ga boleh pulang sore-sore beb, nanti jalan-jalannya cuma sebentar!" aku mulai mencari alasan, dan akhirnya Bisma hanya bisa pasrah oleh tarikan tanganku.
"kita mau kemana?" tanya Bisma.
"ke mall deket sekolah aja yah.." ucapku.
"naik angkot gapapa?" tanya Bisma cemas.
"ya gapapa lah, emang kenapa gtu?" ucapku sambil menatap wajah Bisma yg terlihat cemas.
"yah kali aja kamu ga biasa naek angkot.. Maaf ya aku ga bawa motor.. Ga dibolehin mama, katanya bahaya.. Kalo mama udah ngomong gtu, aku ga bisa apa-apa" ungkap Bisma.
"gak apa-apa beb, aku ngerti kok, kamu udah mau kesini aja aku udah seneng bgt, mau kamu ajak aku ngesot aku juga mau!" ucapku sambil menggandeng Bisma.

Bisma hanya tersenyum tersipu, sepertinya rayuanku Berhasil meluluhkan hati Bisma. Entah mengapa ada kepuasan tersendiri bagiku saat aku bisa membuat Bisma tersenyum bahagia.. Apakah ini CINTA? atau sekedar rasa SUKA yang tumbuh karna kebersamaan kita seperti saat ini? Entahlah, sekarang aku tak ingin membuat masalah ini terasa berat, aku mau menikmati sandiwara ini, memberi kebahagiaan pada orang yang membutuhkan. Kalau nantinya aku suka atau bahkan sampai cinta pada Bisma itu bukan salahku, tapi salah waktu yang telah mempertemukan aku dan Bisma. Dan jika memang aku dan Reza adalah jodoh, toh pasti cinta kami akan tetap utuh. Jadi nikmatin aja kesempatan yang ada..

"beb? Kok senyum-senyum sendiri? Kita naek angkot yang mana?" tanya Bisma yang tersadar aku sedang melamun.
 Karna melamun, aku tak sadar bahwa aku dan Bisma sudah sampai diujung jalan raya.
"eh.. Angkot itu tuh! Yuk naik!" ajakku sambil menunjuk pada sebuah angkot.
Kamipun menaiki angkot tersebut. Dan hanya dalam waktu 30 menit, kami telah sampai di Daan Mogot Mall, salah satu Mall di daerah Kalideres.

Aku dan Bisma langsung masuk ke Mall itu dan berjalan mengitari Mall, Bisma selalu menggenggam tanganku dengan sangat erat.
Terpancar kebahagiaan dari sorot mata dan tatapan wajahnya.
Aku sangat bahagia bisa membuat Bisma sebahagia ini.

"anter aku yuk beb cari buku?" ajak Bisma.
"ayuk, di Gramedia atau di mana?" tanyaku.
"di Gramedia aja, tadi aku liat disana" ucap Bisma sambil menunjuk kearah samping kanan.

Bismapun dengan bersemangat menggandengku ke arah toko buku itu.
Kamipun masuk ke toko buku, tepatnya ke bagian hukum.

"kamu kuliah jurusan hukum?" aku bertanya pada Bisma yang sibuk mencari buku.
"iya.. Hufth.. Harganya sama aja.. Gajadi deh.." gerutu Bisma.
"lho kenapa beb?" tanyaku pada Bisma.
"gapapa, balik yuk kita cari cemilan aja..!" ajak Bisma sambil menarik tanganku untuk pergi dari toko buku itu.
Kami kembali jalan-jalan mengitari Mall dan berhenti di sebuah super market, yaitu Hypermart.
"mending beli cemilan, yuk!" Bisma terlihat bersemangat lagi, tidak murung seperti saat di toko buku.

Aku hanya tersenyum dan mengikutinya. Aku gamau lihat Bisma murung lagi. Aku suka Bisma yang seperti saat ini, terlihat riang saat bersamaku.

Setelah belanja macem-macem cemilan, aku dan Bisma pergi keluar Mall dan memutuskan untuk main di taman sebrang Mall itu untuk menikmati cemilan yang tadi kami beli .

"duduk sini aja yuk!" ucapku sambil menarik Bisma duduk disebuah bangku di bawah pohon.
"aduhh napsu amat nariknya" ledek Bisma padaku.
"yey pengen cepet2 makan es krim tau!" ucapku sambil menarik plastik belanjaan.
"masa si?" ledek Bisma lagi sambil mencubit pipiku.

‎"iyah woo.." ucapku sambil membuka bungkus es krimku.
Tiba2 'bip..bip.." tanda SMS masuk.
Ku lihat HP ,ternyata dari Reza.
Awalnya aku ingin membaca SMS itu, tapi aku masih merasa kesal pada Reza, maka ku abaikan SMS itu.
Aku melirik ke arah Bisma, tak ada tanda2 dia memperhatikanku, karna dia ternyata sedang minum obat. Aku senang sekali melihat Bisma yang meminum obat dan terlihat mulai sadar akan pentingnya kesehatan dia.

"tumben minum obat tanpa disuruh?" ledekku pada Bisma.
"uhuk.. uhuk.." Bisma terbatuk.
"eh kenapa beb?" aku mulai panik dan takut Penyakit Bisma kambuh. "uhuk.. uhuk.." Bisma tidak menjawab dan terus terbatuk.


ADA APA DENGAN BISMA ?
PENASARAN ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Kamis, 11 Agustus 2011

Spirit Of Love (Part XX)

From : BFF Dicky
heh Kuprett dimana lo? gua cari kaga ketemu2 , nih tas lo mau di ungsiin kemana? Kita disuru baris ke lapangan, acara halal bihalal mau mulai . Ga denger apa suara treakan Kepsek dari toa ?

To : BFF Dicky
bawel lu kupret! Ke parkiran sekarang, gue mao curhat! Sekalian bawa tas gue!

Dan , gak nyampe 3 menit , Dicky sudah datang menghampiriku.

"heh! Ngapain lu disini?" sapa Dicky sambil memberikan tasku.
"gue berantem sama Reza.." jawabku dengan isak tangis.
"berantem? kok bisa? Kebiasaan lo mah berantem mulu, pasti lo nya lg ni yg emosian! Udah bosen gue dengernya Mi" cerocos Dicky.
"tapi kali ini Reza yang salah!" bentakku pada Dicky.
Akupun menangis lagi.
"lo nangis? Aduh kebiasaan banget deh! Masalah gak akan selesai dengan lo nangis!" ucap Dicky.

"Kepada Seluruh Siswa-Siswi Kelas X, XI, dan XII yang belum turun ke lapangan, harap segera turun, acara akan segera dimulai" suara itu terdengar jelas di setiap sudut sekolah yang dipasangi speaker.
"tuh kan yuk kumpul! Nangisnya nanti lagi aja.." ajak Dicky.
"gue mau disini, kalo lo mau ke lapangan, ke lapangan aja.. gue tetep disini.." ucapku ketus.
"gak deh, gue nemenin lo aja.." ucap Dicky.
"mau dengerin gue curhat gak?" ucapku sambil menghapus airmataku.
"selalu.." ucap Dicky sambil mengusap bahuku.
"gimana si perasaan lo kalo seandainya pacar lo sendiri ngejodohin lo sama temennya? Apa itu artinya pacar lo udah ga sayang sama lo?" aku mulai mengeluarkan uneg2ku pada Dicky.
‎"ga juga.. Menurut gue, Reza tuh ga mungkin punya niat atau maksud buruk sama lo.. Toh terbukti selama ini tiap ada masalah pasti ternyata lo nya yang terlalu emosi, jadi masalah kecil jadi besar, salah dikit jadi cemburu, ga ngasi kabar sejam udah curiga , ga ditemenin SMSan marah.. Reza itu udah termasuk nurut bgt tau sama lo.. Jadi, lo jangan mikir yang negatif deh.. Cuma bakal nyiksa batin.." jelas Dicky.
"iya sih.. Reza selalu nurutin gue, selalu terima gue bentak2 atau gue marah2in.. Ga penah ngeluh atau bosen walaupun selalu ngalah buat gue.. Tapi kali ini Reza udah berubah.." ungkapku pada Dicky.
"berubah gimana si?" tanya Dicky.
"dia maksa gue jadi pacar temennya! Apa itu ga aneh?" aku mulai emosi lagi.
"apa? Buat apa? Temennya yang mana? Apa alasan dia?" Tanya Dicky panjang dan lebar dikali alas bagi dua. (nah loh udah kayak rumus).
"adalah, temennya di bogor.. Alesannya buat bahagiain temennya.." jawabku.
"NAH! kan! Reza itu emang bae bgt Mi! Dia ampe mau berkorban gitu sama lo.. Lo harusnya bangga dan.." Dicky belum selesai bicara, aku memotong "STOP.. Udahlah.. Gue udah males bahas.." ucapku.
"jailah dasar kupret! Kebiasaan curhat setengah2.." ucap Dicky melas.
"gue udah punya ide! Hahaha" ucapku yang mulai bersemangat.
"dasar aneh.." gerutu Dicky.

Kalo Reza mau aku bahagia sama Bisma, oke aku akan mulai sepenuh hati sayang sama Bisma! Liat aja Za, jangan salahin aku kalo aku berpaling dari kamu! Inikan yang kamu mau! Huh!

Saat ide nakalku sedang melayang, tiba2 ada SMS lagi.

One Messages From +628999876543

eh iya , ini nomer Bisma , save dulu deh.. Aku save nomor Bisma sambil melirik ke arah Dicky, ternyata diapun sedang sibuk dngan HPnya.
Setelah menyimpan nomor Bisma, aku langsung membaca SMS darinya.

From : Bisma
beb, aku udah di depan sekolah kamu, kamu masih ada acara ya? Ko sms aku ga di bales?

To : Bisma
aduh mav beb , baru sempet liat HP. iya masi ada acara, kamu mau nunggu?

From : Bisma
iya beby, aku tunggu depan gerbang ya..

Oke, liat aja Za, aku bkal buktiin ke kamu kalo aku bisa bahagia sama Bisma tanpa kamu!
"hahahaha" tiba2 aku tertawa sendiri karna mempunyai ide licik.
"heh! Ngak ada badut ga ada tarsan ketawa sendiri! Gila ya lo?" tanya Dicky sewot karna kaget.
 ‎"haha gapapa, lo ganteng deh hari ini.." ucapku dengan senyum licik.
"pasti ada maunya!" Dicky mencoba menebak.
"gak kok, kantin yuk sambil nunggu acara selesai?" ajakku pada Dicky.
"ga ah, 5menit lagi juga selesai, sini ajalah.." sahut Dicky.
"yaudah deh.." ucapku bete.
Aku menunggu hingga acara selesai. Baru kali ini aku bolos ikut acara. Habis mau bagaimana lagi, pikiranku sangat kacau tadi.

Lima menit telah berlalu..
Sepuluh menit..
Limabelas menit , akhirnya acara selesai dan murid2 dibubarkan.
"gua duluan ya kiy.." ucapku pamit pulang duluan pada Dicky.
"Sipokeh.. Ati2 ya.." sahut Dicky.
Akupun langsung berlari menuju gerbang untuk bertemu Bisma lalu pergi. Tidak ada yang boleh tau atau sadar kalau aku tadi menghilang, termasuk Reza. Aku ingin langsung pergi dengan Bisma tanpa Reza tau.
Aku berlari tapi ada yang memamanggilku dari belakang.
"Narmi..!" triak seseorang dari belakang.

SIAPAKAH DIAAA ?
LAGI2 TERPOTONG :P

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))

Sprit Of Love (Part XIX)

From : +628999876543
beb , 1 jam lg aku sampe di jakarta.. Tunggu aku ya..
-bisma-

"apa? Bisma ke Jakarta?" aku sedikit berteriak.
"hah? Kapan?" sambung Yola.
"sejam lagi nyampe!" ucapku dengan tampang melongo.
"terus?" tanya Yola.
"gue gatau!" aku melempar HPku ke tas.
"eh Bisma siapa?" tanya Dicky.
"tanya aja sama Narmi" ucap Yola.
"Bisma siapa si Mi?" tanya Dicky sekali lagi.
"gue gatau! Udah ah!" bentakku sambil beranjak dari kursi dan hendak berjalan.
"mau kemana?" tanya Yola padaku.
"ke kelas Reza.." ucapku sambil berjalan lemas.
"ngapain? Pertanyaan gue gimana? Kok ga dijawab?" cerocos Dicky.
Aku hanya diam, dan melanjutkan jalanku menuju kelas Reza.
Entah berapa lama waktu yang aku perlukan untuk turun kelantai dua, tempat kelas Reza berada.
"eh.. Pacarnya ketua kelas.." sindir salah satu teman Reza yang bernama Evan.
"eh kak Evan, iyak kak aku cari Reza.. Ada?" tanyaku pada kak Evan.
"ada, tuh lagi ngabsen anak2.. Bentar yah kakak panggilin.." ucap kak Evan.
"iya kak, makasi yah.." sahutku.
Akupun berjalan menuju lorong kelas dan bersandar di dinding pembatas.
"yang.." panggil Reza sambil menghampiriku.
Aku hanya memasang tampang bingung dan lemas.
"ada apa? kok sampe ke kelas aku? Gak SMS aku aja biar aku yang ke kelas kamu?" ucap Reza
"aku mau ngomong langsung sama kamu.. Ini masalah Bisma" ucapku dengan nada suara yang agak keras.
"Bisma? Bisma kenapa?" tanya Reza penasaran.
"dia SMS aku!" ucapku ketus.
"oh.. Bagus dong.." sahut Reza.
"apa? Bagus? Entah dia tau darimana nomer aku, tiba2 dia SMS, satu jam lagi dia rampe jakarta! Mau apa coba dia!" ucapku kesal.
"yang.. Dengerin aku.. Aku yang kasih nomer kamu, semalem dia tanya sama aku. Dan wajar dong dia SMS dan mau ke jakarta. Dia mau tau kbar pacarnya, dia mau ketemu pacarnya.. Kamu inget kan kamu ini pacarnya.." ucap Reza dengan tetap sabar.
"tapi apa gak bisa apa dia ngasih waktu ke kita?" aku mulai meredam emosiku.
"waktu ke kita? Waktu buat apa?" tanya Reza yang terlihat bingung.
"waktu buat kita berdualah.. Kan dari kemaren aku direbut Bisma mulu, jadi kan pengen gtu bedua sama kamu.. Huh.." jawabku malu2.
"sayang.. Tiap hari kita ketemu kan? Tiap hari aku anter jemput kamu sekolah.. Apa kurang?" tanya Reza.
"aku mau jalan2 yang! Sama kamu!" bentakku.
"oke2 nanti kita atur waktu lagi.. Tapi kamu udah bales SMS Bisma?" tanya Reza mengalihkan pembicaraan.
"belum.. Aku save aja belum nomernya.." sahutku ketus.
"loh kok gtu? Ga boleh gtu ah.. Jangan pernah nyakitin dia yang.. Dia butuh kamu.. Coba deh kamu bayangin kalo kamu di posisi dia?" ucap Reza merayu.
Iya juga yah.. Kalo aku yang jadi Bisma , dan diperlakukan sama kayak aku perlakukan Bisma.. Ikh amit2 jangan ampe!

"okeoke.. Aku ngerti.. Yaudalah aku mau balik ke kelas.. Percuma kesini juga.." gerutuku.
"hayo ngoceh2 apa?" sindir Reza.
"gak..! terus yg jemput Bisma siapa? Bukan aku kan!?" tanyaku yang mulai sewot.
"Bisma yang mau dateng kesini.." sahut Reza.
"APA? Bisma kesini? Emang dia tau? Emang dia ga bkal nyasar? Terus abis di jemput dia, aku balik bareng dia?" sangkin kagetnya aku tidak bisa mengendalikan ucapan yang terus keluar dari mulutku.
"sayang.. Gausah gugup gtu kali.. Aku juga gatau rencana dia apa, kamu temenin dia aja, dia jauh2 dari subuh berangkat dari bogor lho yang.." ucap Reza.
"bodo!" jawabku singkat lalu meninggalkan Reza.
"Narmi!" Reza memanggilku namun aku berlari ke bawah, tapi ternyata Reza mengejarku hingga tempat parkiran.
"cukup Za, sekarang aku mau sendiri.. kamu emang udah ga sayang sama aku! Sedikitpun kamu ga cemburu dan malah terkesan maksa aku!" bentakku.
"kamu ga tau kan apa yg aku rasain sekarang? Aku cuma berusaha tetap tenang, ga sedih dan berusaha keliatan seneng dpan kamu, karna aku gamau kamu khawatir mikirin perasaan aku! Aku gamau kamu ikut sedih waktu aku nahan sakitnya rasa cemburu! Oke kalo emang kamu mau sendiri, aku ga bisa paksa kamu.. 10menit lagi acara halal bihalal mulai.." ucap Reza lalu meninggalkanku.

"Reza jahat.. Aku benci Reza..!" aku menangis duduk di kursi taman dekat parkiran.
Kenapa aku yang harus terjebak dalam masalah ini? Kenapa aku yang harus ngerasain rumitnya cinta yang aku alami saat ini?

Tiba2 , 'bip..bip..'

One Messages From BBF Dicky

ada SMS masuk dari Dicky.

APA YA ISI SMS NYA ?
PENASARAN ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D

TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))

Spirit Of Love (Part XVIII)

"Hey Mi.."
"eh.. Si kupret Dicky.." ledekku.
"eh mbanya si Kupret.." ucap Dicky balik meledekku.
"yey rese lo.." ucapku sambil nyubit tangan Dicky.
"eh ada mas Reza.." sapa Dicky.
"tumben lu udah dateng? Biasanya dateng jam 9?" ledek Reza.
"ga segitunya juga kale gue telat kak.." ucap Dicky manyun.
"hahaha bibir noh maju.." ucapku sambil menarik bibir Dicky dengan tanganku.
"haha yaudah yang, kamu ke kelas sama si Kupret aja gih.." usul Reza.
"oia yah.. Yuk kupret ke kelas!" ajakku pada Dicky namun menggandeng Reza.
"yang diajak gue, yang di gandeng siapa.." ceplos Dicky.
"bawel! Ikut aja deh.." ucapku sambil berjalan menuju tangga bersama Reza.
"ikut jadi obat nyamuk kalian gtu?" ceplos Dicky lagi sambil mengikuti aku dan Reza.

* Dicky adalah teman sebangku ku di kelas X-2 (sepuluh-dua), dia anaknya cuek tapi ngebanyol. Panggilanku ke dia adalah KUPRET *

Akhirnya aku, Reza dan Dicky sampai di lantai 2 , dan Reza pun pamit ke kelas.
"aku kelas dulu yah yang, kalo kamu udah nyampe kelas, SMS ya.." ucap Reza.
"oke yang.." sahutku.
"oke juga yang.." sambung Dicky mengikuti gayaku.
Reza hanya tertawa dan langsung masuk kelas.
"yuk cabut.." ajakku pada Dicky. Namun Dicky hanya cekikikan ga jelas.
Kamipun langsung menuju kelas kami di lantai 4.
"Mi, gue mau nanya boleh gak?" tanya Dicky dengan tampang Serius.
"najong tampang lo sok serius amat kupret..! Tanya aja sih selow.. emang mau tanya apa?" tanyaku balik.
"kalo Reza lulus, lo gimana?" tanya Dicky.
"gimana apanya? Ni anak gajelas deh kalo nanya.." sahutku ketus.
"yah kan lo bedua Cinlok.. Nah kalo Reza gak ada terus lo cinlok sama yg laen gimana?" tanya Dicky polos.

Tiba2 aku teringat akan Bisma.
Gimana kabarnya sekarang? Apa dia rutin minum obat?
Eh tapi? Kenapa tiba2 aku jadi mikirin Bisma?
Ada apa sama aku?
Sungguh Aneh!

"ah elo nanya nya ada2 aja.. Udah ah yuk cepet masuk kelas.." ucapku sambil buru2 menaiki tangga yang tersisa.

Aku bingung harus menjawab apa, karna aku juga tidak tau ada apa dengan perasaanku yang tiba2 kepiran Bisma? Apa ini tandanya aku mulai menyukai Bisma? Ah entaahlah..
"Dor!" treak Dicky.
"napa lo jadi bengong depan kelas? Gara2 pertanyaan gue... tadi ya?" ucap Dicky mencoba menebak.
"gak.. kata siapa..! Orang gue mikirin Yola, kok dia belom dateng ya?" sahutku yang mencari alasan.
"Narmi, sejak kapan mata lo buta, otak lo eror? Itu Yola ditempatnya lagi duduk sama Lala! Duh bener2 eror ni anak.." ucap Dicky ngomel2 dan ngoceh2 gajelas.
"oh.. gue salah liat.. Yola.." panggilku pada Yola untuk menghindari Dicky.
"eh Mi, darimana aja lo? Sini" teriak Yola dari bangkunya.
"Narmi.." Dicky memanggilku dibelakang, namun aku pura2 tidak mendengar.
Aku berlari ke arah Yola, tapi Dicky mengikutiku dibelakang. Ketika sampai dibangku ku yang kebetulan berada di depan bangku Yola, aku mulai marah lagi pada Dicky.
"lo ngapain si ngikutin gue?" ucapku ketus pada Dicky.
"yey siapa yang ngikuti...n? Orang gue mau duduk sini, kan gue duduk disini woo.." sahut Dicky nyolot.
"oia ya gue kan sebangku sama lo.." ucapku lemas.
"yaelah napa lo Mi?" tanya Yola.
"gatau nih, Mumet banget Otak gue.. Hufth.." ucapku cemberut.
"biasa banyak utang.." sahut Dicky.
"iya utang emak lo!" ucap Yola.
"yee itumah kutang Yola.. Jorok ikh.." ucap Dicky dengan muka lebay.
"lebay lo.. Eh gimana sama si B?" tanya Yola.
"gatau deh pusing.." jawabku singkat sambil SMS Reza.

To : SweetHeart
Yaaangg.. Aku udah nyampe kelas.. Capek + Bete.. Kamu lagi apa?

Aku menyimpan HPku di Kantong setelah SMS Reza, namun selang beberapa detik, HPku bergetar tanda SMS masuk.

"jah.. Cepet banget si Jae balesnya.." ucapku senyum2 sendiri.

From : +628999876543

"eh nomor siapa nih?"

NOMOR SIAPA YA?
APA ISI SMSnya?

TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))

Spirit Of Love (Part XVII)

"hey Mi, apa kbar?" sapa cowok itu tiba2, dan ternyata adalah Ilham pacar Yolana yaitu teman sekelas aku dan Yolana.
"jahh elo.. gua kira siapa.." sahutku memperhatikan motor Ilham.
"emang lo kira siapa?" tanya Ilham.
"kali aja tukang ojek di bogor.. Abis motor lu beda.. Sejak kapan pake matic ?" tanyaku pada Ilham.
"gue yang minta Mi.." sahut Yolana senyum2 Malu.
"aciee.. Penurut pacar ni.." ledekku.
"iyadong.." sahut Ilham.
"udah ayu balik, takut kamu dimarahin, besok sekolah pagi juga hayo.." ucap Reza.
"iya iya.." sahutku.
Akhirnya kami semuapun pulang.

Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan! Sebelum pulang, aku, Reza, Ilham dan Yola mampir ke tempat istirahat dan minum es kelapa disana, lalu menyempatkan diri berfoto di sebuah danau yang kami lewati. Tanpa terasa aku sampai rumah jam 8 malam.

"samlikum.." ucapku dan Reza memberi salam ketika sampai rumah.
"kumsalam.." sahut mamahku.
"aduh.. Akhrnya nyampe juga.. Mamah udah takut aja.. Jam 9 ayah mau pulang.. Huh udah was-was aja kalo belum pulang.. Bisa diomelin nanti mamah.." ucap mamah.
"mav yah mah.." ucapku salim pada mamah., kemudian disusul Reza yang salim.
"maav yah mah udah bikin khawatir.." ucap Reza.
"iya gapapa.. mau masuk dulu gak Za?" ucap Mama pada Reza.
"nggak usah mah, mau pulang aja langsung, kan besok pagi harus jemput Narmi lagi.." ucap Reza.
"yaudah ati2 yah.." ucap mamahku.
"nanti kalo udah sampe rumah SMS yaa" ucapku sambil mengedipkan mata.
"sip.. Yaudah Jae pulang dulu yah mah, mi.. Samlikum.." ucap Reza pamit.
Setelah Reza pulang, aku langsung masuk kamar dan merebahkan tubuhku dikasur.
"Reza, Bisma, Reza Bisma, Reza.. Pokoknya aku pilih Reza! Aku harus bisa membatasi perasaanku pada Bisma.. Heum.." akupun memejamkan mataku, tiba2..
'Tok.. Tok..'
"kakak udah tidur belum?" tanya mamah dari balik pintu.
"belum mah.." jawabku.
'kreek..' mamahpun masuk ke kamar.
"kenapa mah?" tanyaku pada mama.
"gapapa, emang kakak ga mau cerita2 sama mama?" tanya mamah padaku.
"cerita apa mah?" aku mengerutkan keningku, pertanda bahwa aku bingung.
"yah cerita kemaren2 ngapain aja, kemana aja.. Masa gak mau cerita2?" ucap mamah sambil duduk di tepi kasur tempat aku tiduran.
"oh.. Iyadeh.. Menurut mamah, penyakit kanker itu nular gak ...si mah?" tanyaku polos.
"nggak lah sayang, emang kenapa kok tanya gtu? Siapa yang kena kanker? Bukan Reza kan?" mamah mulai kelihatan cemas.
"ngak mamah.. ikh jangan ampe deh.. temennya Reza yang dibogor mah.." ucapku sambil duduk mendekati mamah.
"oh.. terus kemarin kamu main kesana? Ngapain aja?" tanya mamah.
"yah jenguk sama ngajak dia refreshing, jalan2 gtu mah.. Tapi belum puas sih.. Hehe.." ucapku manja.
"hobby kamu itumah jalan2.." ledek mamah.
Aku hanya tertawa dan memeluk mamah.
"yaudah sana istirahat , tidur.. besok kan sekolah.." ucap Mamah sambil membelai rambutku.
"mamah? Ga tidur?"tanyaku pada mamah sambil rebahan lagi.
"kan nunggu ayah pulang, setengah jam lagi.. Kakak duluan aja.." ucap mamah.
"yaudah kakak capek bgt mah.. Kakak duluan yah.." ucapku sambil mulai memejamkan mata.
Mamah mematikan lampu kamarku, lalu keluar dari kamarku.


Keesokan harinya, tepat jam 6 Pagi Reza sudah stand by siap siaga di depan rumahku.
"maahh , ayah.. Narmi berangkat dulu yaa.. Samlikum.." ucapku sambil salim lalu berlari keluar rumah menuju Reza yang ada di halaman rumah.
"Pagi sayang.." sa...pa Reza dengan senyuman mautnya.
"Pagi juga jelek sayang.." sapaku balik.
"tuh kan yaudah deh males.." ucap Reza cemberut.
"eh eh iya sayangku.. Pagi juga sayang huuw.." ucapku sambil mencubit hidung Reza.
"nah gitu dong.. Yuk cepet naek, kita berangkat!" ajak Reza.
"ayo.." ucapku bersemangat.

Hanya dengan waktu 15menit kami sudah sampai.
"mau di anter ke kelas?" tanya Reza sambil melepas jaketnya.
"hari ini belajar gak si?" tanyaku balik.
"engga, nanti cuma baris dilapangan, halal bihalal, pulang deh.. Tapi yah emang absen ke kelas dulu.." jelas Reza.
"ohh.. yaudah deh gausah.." ucapku bete.
"ko ga usah? gapapa aku anterin.." ucap Reza.
"yang, kan kelas kamu di lantai 2, kelas aku dilantai 4, kalo kamu nganterin aku, kamu bolak balik turun naik tangga.." jelasku.
"iya si.. Ternyata pengert...ian juga yah.." ucap Reza mencolek daguku.
"lagian, kenapa kelas X dilantai 4 kelas XII dilantai 2 si? Kenapa kelas kita ga sebelahan aja?" gerutuku.
"kamu mau kelas kita sebelahan?" tanya Reza.
"iyalah.. Kenapa?" sahutku.
"bikin aja sekolah sendiri! Hahaha.." jawab Reza sambil mencubit pipiku lalu berlari.
‎"ikh nyebelin! Awas ya jelek!" teriakku sambil berlari mengejar Reza.
Aku mengejar Reza hingga keliling parkiran.
"haha iyaiya udah ah capek.." ucap Reza ngos-ngosan.
"lagian kamu mulai!" ucapku kesal.
Reza hanya tertawa melihatku yang ngos-ngosan juga.
"hoy Mi!" ucap seseorang tiba-tiba sambil menepuk bahuku dari belakang.


SIAPAKAH ORANG ITU ?
PENASRAN KANKANKAN ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYA :D
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))

Spirit Of Love (Part XVI)

ayo ayoo langsung lanjutt PCCN :D

"eh.. Kamu beb.." aku sangat kaget! Aku pikir yang membangunkanku adalah Reza. Karna setau aku, orang yang memanggilku oneng selama ini Reza.
Aku mengucak mataku, dan tiba2 tersadar bahwa aku beqada di sofa ruang tamu.
"kok aku tidur disini? bukannya semalem.." tiba2 Reza datang dan memotong "eh si oneng udah bangun.. haha.." ledek Reza.
"diem jelek!" ledekku balik.
"udah.. sana mandi, setengah jam lagi kita mau langsung pulang.." ucap Bisma.
"kok langsung pulang? Bukannya mau jalan2 lg sebelum pulang?" tanyaku bingung.
"mamah kamu SMS nyuruh kita cepet pulang, papah kamu udah nanyain.." ucap Reza.
"oh.." ucapku kecewa.
"gapapa, gausah murung gtu.. nanti aku maen deh ke jakarta" ucap Bisma yang menghiburku.
Aku hanya tersenyum dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan sarapan, kami semua bersiap2 pulang.
"aku pulang sama siapa? Kan Reza sama Yola?" aku bertanya pada Reza.
"kamu sama Rangga, tapi nganter Bisma dulu.." jawab Reza.
"oh..." aku makin murung.
"ayuk beb masuk mobil.." ajak Sakti.
"iya.. " akupun masuk mobil.
Selama perjalanan, didalam mobil aku hanya diam dan memandangi jalan yang aku lewati.
"aduh yg mau pulang sedih gtu" ledek Morgan.
"apa si mulai deh.." gerutuku yang makin kesal.
"kan nanti Aa Bismanya nyusul ke Jakarta" Ledek Rafael kali ini.
"lalalala" aku menutup kupingku.
"wah kak Narmi salah tingkah.." sambung Saskia.
"udah ah.. kasian kupingnya panas.." kali ini Bisma yang ikut meledekku.
Aahh! Aku makin bete disini!
Tapi tiba-tiba
'bip bip..' Reza SMS.

From : SweetHeart
yang, bilang Rangga, aku gajadi nunggu di gang komplek, tapi di jalan Raya komplek Bisma.
Jangan bete yah, nanti kita pulang bareng ko, Yola di jemput Ilham :)
Love You SweetHeart :*

To : SweetHeart
hihi oke sayang..
Love You too :*

Aku langsung senyum-senyum sendiri setelah membaca SMS dari Reza.
Dan ternyata Bisma terus memperhatikanku bahkan sepertinya sekarang merasa aneh dengan tingkah dan moodku yang berubah drastis.
"hayo SMS siapa senyum2?" tanya Bisma.
‎"eh.. gapapa.. tadi aku sms mama, papah marah apa gak, eh kata mamah malah mau ngasih hadiah.. Haha ada2 aja.." jawabku bodoh.
"ohh.." Bisma hanya tersenyum.
Pasti gak lucu ya? Pasti! Itu alasan terbodoh yang pernah ku ucapkan. Ah masa bodo, yang penting nanti pulang sama Jae! Hihiy..

Akhirnya kami semua sampai dirumah Bisma.
Aku dan Ranggapun langsung berpamitan pada Bu Diska, Bisma dan yang lainnya.
"Ibu, Saski aku pulang dulu yah.. makasih udah ngijinin aku nginep disni.." ucapku pamit.
"iya.. makasih juga yah udah mau main juga nemenin Bisma.." ucap Bu Diska.
"jangan kapok ya kak" sambung Narmi.
"sama sama bu.. Yah engga lah Saskia.." ucapku sambil melemparkan senyum pada mereka.
"Gan , Raf, gue pulang duluan ya.." ucap Rangga pamit.
"sipp.." ucap Morgan dan Rafael kompak.
"gue juga yah.." sambungku.
Mereka (Morgan dan Rafael) saling lirik, sebelum akhirnya berkata "iya neng Oneng.. Hahaha" mereka sangat kompak meledekku!
"hati2 ya.." ucap Bisma mengelus pipiku.
"iya.. aku pulang dulu.. jangan kangen.." ledekku.
Bisma hanya tersenyum.
Aku dan Ranggapun masuk mobil lalu pergi.
"Ga.. Makasih banget yah.." ucapku pada Rangga.
"buat apa?" tanya Rangga padaku namun tetap fokus menyetir.
"udah mau bantu rencana Reza.." jawabku.
"oh.. eh tapi mana Reza? Katanya nunggu di gang komplek? Ini udah di gang komplek.." ucap Rangga kebingungan.
"eh ya.. lupa.. tadi kata Jae gajadi di gang komplek, tapi di jalan Raya.. Hehe maap yah Aga.." ucapku sambil memasang wajah melas.
"dasar Oneng.." ucap Rangga cuek.
Aarggh! Banyak banget hari ini yang manggil aku cuek.. Sabar Narmi Sabar.. Hufth.. Awas ya Reza, nanti bkal aku cium! Enak aja nyebarin nama panggilan jelek kayak gtu!
‎"tuh Reza.." ucap Rangga.
"eh iya,!" sahutku bersemangat.
Mobil Rangga pun berhenti di belakang motor Reza dan 1 motor lagi.
Disana terlihat Reza, Yolana dan 1 orang cowok lagi.
Cowok itu terlihat sedang mengobrol bersama Yola.
Akupun langsung turun dari mobil bersama Rangga.
"jelek.." panggilku pada Reza.
Tapi Reza gak nengok.
Aku menghampiri Reza dan menjewernya "ikh gitu yah dipanggil gak nengok!" omelku pada Reza.
"lagian manggil jelek.. ganteng dong.." sahut Reza.
"bodo.." aku memalingkan wajahku.
Dan lagi2 Reza menarik kepalaku kedalam dekapannya dan berkata "makasih yah Ga, udah nolong My Oneng Princess" ucap Reza dengan senyum khasnya.
"santai.. apa sih yang gak buat sahabat.." sahut Reza.
Mereka saling senyum dan berkata "Solid always" ucap mereka berbarengan.
(solid always:kompak selalu).
"yaudah gue balik yah.. Mau istirahat.. Capek bawa mobil ga berenti 2hari 2 malem.. Euh.." ucap Rangga pamit.
"oke, thanks yah Ga sekali lg.." ucap Reza.
"hati2ya Ga.." sambungku.
Rangga hanya melambaikan tangannya lalu masuk mobil dan pergi.
"hey Mi, apa kbar?" sapa cowok itu tiba2.
"eh elo..."

ELO SIAPA YAA ?
SIAPAKAH COWOK ITU ?
PENASARAN ?
TUNGGU AJA DI PART SELANJUTNYA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))

Sprit Of Love (Part XV)

okeyy saatnya Lanjut PCCN :))

"yah karna mau berkali-kali operasi, sebesar apapun kemungkinannya walaupun sampe 100%, tapi kalo takdir ajal Bisma 2bulan, sebulan atau besok, gak ada yg bisa ubah selain Allah.. Lebih baik uang buat berobat ke Singapur kita sumbangin ke panti asuhan. Itu lebih berguna daripada mikirin penyakit yang mematikan.. Bentar lg kan bulan puasa, mungkin diuang itu ada hak anak yatim piatu.." jelas Bisma.
Terlihat Bu Diska menangis, sementara Reza, Rangga, Rafael dan Morgan terlihat berkaca2.
"apa kakak udah putus asa dan gak mau sembuh? Apa kakak mau ninggalin kita tanpa usaha buat sembuh?" tanya Saskia.
"apa kamu udah ga sayang sama mama dan mau ninggalin mama?" Bu Diska menangis.
"nggak mah.. ngga gitu.. Bisma mohon ngertiin Bisma mah.. bukan Bisma nyerah atau putus asa sama penyakit Bisma, tapi karna Bisma udah gak mau nyusahin kalian.. Semakin kalian bantu aku, aku semakin merasa kalo aku ini lemah.." ungkap Bisma.
"Bisma.." ucap Bu Diskap yang menghampiri dan memeluk Bisma.
"andai aku bisa sekuat dan setegar kakak.." ucap Saskia dengan berlinang airmata.
Aku menghampiri Saskia dan memeluknya.
"yaudah.. Mending sekarang kamu minum obat, udah waktunya minum obat" ucapku.
Saskiapun mengambilkan obat, sementara aku duduk menemani Bisma diruang tamu menunggu Saskia yang sedang mengambil obat.
Sementara Rangga dan Morgan sudah masuk kamar, Rafael, Yolana dan Reza sedang menonton TV.

"nih kak obat nya.. Minum yang bener! Ka Narmi awasin ka Bisma ya.. Ka Bisma suka ngumpetin obatnya tau.." ucap Saskia.
"haha emang iya?" aku bertanya dengan sedikit tawa.
"itu kan dulu.. Udah sana istirahat tidur.." ucap Bisma pada Saskia.
"emang mau tidur.. week :p" ucap Saskia lalu menjulurkan lidahnya.
Saskiapun berjalan menuju kamar, sementara aku masih menemani Bisma.
"akhirnya.. Obat banyak, gak enak tapi ga bermanfaat.." ucap Bisma setelah selesai minum obat.
"lho kog gtu?" tanyaku.
"bagi aku sekarang, obat yang paling berkhasiat yah kamu.." ucap Bisma sambil melirikku.
"prett.. emang aku apaan.. haha.. yaudah ah.. Udah malem, tidur gih.. Istirahat.." ucapku.
"masih jam 8 beb.. Males ah.." ucap Bisma.
"kan besok kita mau jalan-jalan sekalian langsung pulang, kamu ga boleh capek.. Udah sana tidur.." ucapku pada Bisma.
"iya..iya.. kamu juga ya.." pinta Bisma.
"pasti! Aku anter yuk!" ajakku sambil mengulurkan tangan.
Bisma tersenyum dan meraih tanganku, menggenggamnya sambil berjalan menuju pintu kamarnya.
"udah sampe bos." ledekku.
"makasi istri bos" ucap Bisma membalas ledekanku.
"istri dari hongkong?" ucapku dengan mata mendelik.
"haha.. Yaudah aku tidur ya, kamu juga tidur..
Mimpi indah yaa.." ucap Bisma sambil mengusap kedua pipiku dengan kedua tangannya.
"iya.." jawabku lalu melemparkan senyum.
Bismapun masuk kamar, sementara aku menuju ke ruang TV.
Ternyata yang tersisa tinggal Rafael dan Reza.
"DOR!" aku mengagetkan Reza.
"kamu mau ngagetin?" tanya Reza.
"ga, mau mijitin! Yaiyalah yang.." ucapku bete.
Akupun duduk disamping Reza.
"haha maaf lagi serius nonton.." ucap Reza.
"oh gitu!" ucapku ketus dan memalingkan mukaku.
"ikh gitu yaa.." ucap Reza yang merauk wajahku dengan tangannya, lalu disandarkan dibahunya.
"idung aku udah pesek, kalo kamu bejek muka aku, tar idung aku makin jongkok!" ucapku pura-pura kesal.
"hahahaha.." Reza hanya tertawa dan menarik hidungku.
"sakit.. Udah tadi dibejek, sekarang ditarik! Entar diapain lagi? Hah!" ucapku sambil mengusap hidungku.
"dicium.." sahut Reza.
"mau dong! Haha" ucapku mencubit pipi Reza.
"tidur ah.. kayaknya gue ganggu nih.." ledek Rafael.
"ga ganggu kok, tapi ganggu banget!" sahutku.
"emang apa bedanya?" tanya Rafael.
"gue juga gatau bedanya haha" jawabku.
"dasar Oneng.." ucap Reza lalu menarik kepalaku ke dalam dekapannya.
"dasar.. Yaudah ah, gue duluan tidur yah.." ucap Rafael lalu bergegas ke kamar.
Aku hampir tidak bisa bernafas karna Reza mendekap kepalaku dipelukannya dengan erat.
Aku berusaha menarik kepalaku, dan sepertinya Reza sadar aku minta di lepaskan.. Rezapun melepas dekapannya.
"huah.. 5 detik aja kamu gak lepas, aku udah mati dipelukan kamu kali!" ucapku dengan nafas terengah2.
"yang penting gak mati kan?" ejek Reza.
"hufth terserah deh!" ucapku kesal.
Tiba-tiba Reza tiduran di pahaku, dan mencondongkan tubuhnya ke arah televisi didepan kami..
"emang gak boleh ya aku meluk kamu lagi?" tanya Reza.
"yah gak gitu juga si yang.. Tapi jangan keterlaluan gitu meluknya, ampe aku gak bisa napas" ucapku yang protes.
‎"namanya juga kangen.." ucap Reza sambil tetap tidak mengalihkan pandangannya padaku.
"kangen tapi nonton tv terus, akunyah dikacangin!" ucapku kesal.
"terus gimana dong?" tiba2 wajah Reza berbalik menatapku.
"apakek.." ucapku ketus dan pura2 marah.

‎"tuh kan.. ditanya malah gitu.. jelek ah kalo ngambek.." ucap Reza.
"kenapa mau sama orang jelek?" tanyaku yang makin bete.
"tau nihh di pelet kali.. Haha" canda Reza.
"ihh.. Apaan si kamu mah.." ucapku manja sambil menjewer kuping Reza.
"kurang kenceng! Huh.. Udah ah mau tidur.." ucap Reza.
"yaudah sana tidur.." ucapku bete.
"maunya disini sama kamu.." ucap Reza.
"yey maunya.. Masa aku tidur duduk?" aku makin bete.
Tapi Reza sudah terpejam, dan aku merasa tak tega membangunkan Reza yang baru terpejam. Aku mencoba membelai rambutnya, dan tertawa saat memperhatikan hidungnya yang kembang kempis saat bernafas.
"aku kangen kamu Za.." ucapku sambil menyentuh hidungnya.
Lama2 aku mulai ngantuk, dan menyandarkan tubuhku di bantal besar.
"hmm.. lebih nyaman.." ucapku pelan.
Semakin lama aku semakin ngantuk dan semakin terlelap.

Keesokan paginya, tiba-tiba ada yang membangunkanku.
"neng oneng oneng bangun.." ucap seseorang.


SIAPAKAH ORANG ITU ?
PENASARAN ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYAA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))

Spirit Of Love (Part XIV)

okeyy lanjutyaa PCCN :))

"gak ada.." ucap Reza sendu.
"aku gamau keilangan kamu Za, aku mau kamu terus sama aku.." aku menangis sejadi-jadinya.
"oke oke.. aku aku tetep sama kamu dan kita tetep jalanin rencana ini.. Aku masih kuat kok bertahan buat kamu.. Kamu jangan nangis yang.." ucap Reza.
Aku tersenyum mendengar Reza.
Aku rindu dengan panggilan itu.
"Makasih yang.." spontan aku memeluk Reza.
"ehem.." Yolana berdekhem.
Aku bangun dan memeluk Yolana.
"gue seneng liat kalian gini.. Moga cinta kalian tetep utuh yaa.." ucap Yolana membalas pelukanku.
Reza berdiri dan mengusap punggungku.
Aku menoleh padanya dan ia melemparkan senyumnya.
"Mi, dipanggil Bisma.." tiba2 Rangga menghampiri kami.
"aku ke Bisma dulu ya.." ucapku pada Reza.
Reza hanya tersenyum.
Akupun langsung menuju kamar Bisma. Saat hendak membuka pintu, tiba2 pintu itu terbuka dan keluarlah Bisma.
"hoy beb!" sapa Bisma.
"eh.. manggil aku?" tanyaku.
"iya.. yuk.. kita jalan2.." ucap Bisma menggenggam tanganku. Kali ini wajahnya terlihat cerah, tidak lesu seperti tadi.
"boleh.." ucapku sampil melemparkan senyum.
Akupun berjalan keluar bersama Bisma, dan tentu saja bertemu dengan Reza, Yolana dan Rangga di teras.
"eh Bis, mau kemana?" tanya Rangga.
"gue sama Narmi mau jalan2 sekitar sini, kalian mau ikut gak?" ajak Bisma.
"gue gak ah.. Mau istirahat.." ucap Rangga.
"gue sama Reza ikut ya.." ucap Yolana.
"yaudah.. Yuk.." ajakku.
Kami berempatpun pergi jalan2 mengelilingi perkampungan. Bisma menggenggam tanganku dengan sangat erat, lama2 aku merasa sungkan karna ada Reza dibelakangku.
"duduk situ yuk.. Pemandangannya bagus.." ajak Reza.
Kamipun menuju ke sebuah bukit dan duduk disana berempat.
Saat duduk, Bisma merangkul pinggangku dan menyandarkan kepalanya di bahuku. Awalnya aku kaget, tapi sebisa mungkin aku mencoba rilex. Aku melirik ke arah Reza dan ia hanya tersenyum. Aku membalas senyumnya, lalu ku lirik Yolana, ternyata tatapannya menakutkan. Sepertinya dia tidak suka Bisma dekat denganku karna dia lebih setuju aku dengan Reza.
"aku ngerasa beruntung banget hidup didunia ini.." tiba2 Bisma bersuara.
Aku hanya tersenyum dan belum merespon.
"aku punya mama, punya Saskia, punya Reza dan kalian semua terutama Narmi.." sambung Bisma.
"aku.. aku juga seneng punya kamu.." ucapku.
"iya Bis.. dari lo kita tau apa itu sahabat dan apa itu hidup.." sambung Reza.
Bisma merubah posisi duduknya menjadi tegak, tak lagi merangkul dan bersandar padaku.
"bulan ramadhan 3hari lagi datang.. Entah aku bisa bertahan hingga akhir ramadhan ini atau engga.." ucap Bisma sendu.
"bisa kok.. kan itu yang lo nanti selama ini, gue yakin lo bisa" ucap Reza menepuk pundak Bisma.
Aku menggenggam tangan Bisma dan berkata "kamu bisa.. aku yakin.. karna kamu orang yg gak gampang nyerah" ucapku pada Bisma.

‎"iya.. sekuat tenaga aku akan bertahan.. karna buat aku hal yang paling indah dalam hidupku ya bulan ramadhan.." ucap Bisma.
"lho kenapa?" tanyaku yg merasa bingung.
"ya karna.. dibulan itulah kita mulai mensucikan diri.. Maaf yah.. Bukan kamu hal terindah dalam hidup aku, tapi kamu adalah hal terindah kedua.. kamu dan mamah.." ucap Bisma.
"aku?" aku merasa sedikit haru.
"iya.." jawab Bisma sambil tersenyum.
"gombal" ceplos Yolana tiba2 yang akhirnya bersuara.
Reza langsung membekap mulut Yolana, dan membisikkan sesuatu entah apa.
"terkadang ungkapan dari hati yang tulus terkesan berlebihan, tapi justru yang lebih itulah yang dihasilkan dari sebuah ketulusan" ucap Bisma.
Aku semakin tersentuh dengan ucapan Bisma. Benar2 banyak sekali hal yang bisa aku pelajari dari seorang Bisma.
"udah.. udah.. mending pulang yuk.. Udah mau gelap.." ajak Reza.
"yuk.. Setengah jam lg kamu harus minum obat.. Kamu belum makan kan?" tanyaku pada Bisma.
"iya belum.. Wah udah apal nih.?" ledek Bisma.
Aku hanya tersenyum, dan kami berempatpun kembali ke Villa.

Saat kembali ke Villa, ternyata Rangga telah menunggu kami, terutama Bisma.
"Bis.. Darimana aja? Kita punya kabar baik buat lo" ucap Morgan.
Ibu Diska dan Saskiapun terlihat sangat bahagia dipojok ruang tamu.
"kabar baik apa?" tanya Bisma.
"Dokter Deph SMS Rangga, dia ngasih tau tempat buat lo Operasi..!" ucap Rafael bahagia.
"bener Ga?" tanyaku pada Rangga.
"iya, Dokter Deph bilang, di Singapur ada tempat Operasi yang lumayan bagus. Dari 10 Operasi Kanker Otak, 6 diantaranya berhasil, tapi cuma 2 yang bener2 udah pulih.. Tapi tenang aja, kemungkinan berhasil buat lo menurut Dokter 48%, hampir 50% kan ? Jadi rencananya kita.." belum selesai Rangga bicara, Bisma memotong.
"makasih atas usaha kalian buat bantu gue sembuh, tapi sory, gue ngerasa itu gak perlu.." ucap Bisma
‎"lho kenapa ga perlu?" aku kaget sekali dengar ucapan Bisma.
"iya kenapa ga perlu?" sambung Reza.
"masalah biaya kak Rangga yg akan tanggung kak.." sambung Saskia.
"iya Bis.. lo gaperlu sungkan, gue ikhlas bantu lo.." ucap Rangga.
"bukan masalah biaya Ga.." jawab Bisma.
"terus masalah apa dong?" tanya Rangga yang bingung, bahkan semuapun ikut bingung. (sampe yang baca juga bingung)
"ya karna..."

KARNA APA YA ?
KENAPA BISMA GAK MAU DAN APA ALASANNYA ?
PENASARAN ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYAA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))