Sabtu, 16 Juli 2011

Cinta Rujak Bebek (Part VI)

sipp dilanjut ayoo bebek :D

Dan ternyata itu adalah suara Eza.
Pangeran impianku.
"eh Za.. Kok lo?" aku bingung ekspresi apa yang harus aku tampakkan pada Eza.
Senang? Kaget? Atau Sedih?
Yang jelas bodohnya aku, aku memasang tampang melongo dengan mata melotot, mulut ternganga dan jidat mengkerut.

(pasti lg pd nyoba bayangin atau bhkan niruin)

"kaget? Santai aja lg.. Mandi gih abis itu kita jalan.. Gue tunggu dimobil.." perintah Eza sambil berlalu menuju mobil mewahnya.
Berbeda dengan kendaraan yang Zehan bawa.
Mobil itu terlihat sangat mewah dan menawan seperti yang punya.
"EZA..!" panggilku pada Eza.
Namun Eza tetap berlalu.
"dasar nyebelin! Apa2 semaunya!" gerutuku kesal.
kenapa Eza jadi berubah dingin ya? Ah.. Entahlah, yang penting sekarang aku harus mandi, lalu dandan yang rapih.
Dikamar mandi aku terus memikirkan dua pribadi orang yang berbeda. Siapa lagi kalau bukan Eza dan Zehan.
Kenapa Eza datang disaat aku mulai ngerasa nemuin penggantinya?
Dan kenapa aku harus pusing mikirinnya?
Mending aku mandi!
Akhirnya setelah 30menit aku baru selesai mandi, dan langsung sibuk memblow rambut sambil mengrol poniku.
Aku memilih blouse warna pink.
Aku melihat diriku dicermin, memandangi tubuhku dari atas hingga bawah.
Apa ini tidak terlalu berlebihan?
Apa tidak terlalu feminim?
Tapi aku rasa ini cocok saja jika di padu dengan Mazda warna silver yang super mewah.
Kecuali aku berdandan seperti ini dan menaiki vespa.
Bisa2 aku disangka ondel-ondel mau kondangan!
Setelah mantap, aku memoles wajahku dengan sedikit make up.
"selesai.. Here is Ranisa Moela Prasetya! Jeng jeng jeng jeng" ucapku sambil berjalan bergaya pengantin.
"hahaha.. Ezaa aku datang!" ucapku sambil berlari keluar lalu berjalan santai ke mobil eza.
"72 menit 35 detik.. Sejam lebih lo dandan, mau jadi model dimana neng?" ledek Eza.
"tuh kan.. Udah deh gajadi..!" Ucapku membuang muka.
"iyah engga Atikku.." ucap Eza sambil mendekapku dari belakang.
"Eza ini tempat umum.." protesku.
"wangi.." ucap Eza tanpa memperdulikan omonganku.
"za please.." ucapku lirih karna debaran jantungku sangat cepat, nafasku terara sesak.
"haha iya.. Berarti lo masih suka ya sama gue" ucap Eza setelah melepaskan dekapannya.
"maksud lo?" tanyaku gugup.
Apa perasaan itu terpancar dari mataku?
Atau memang Eza ini dukun yg bisa membaca pikiranku.
"yah.. Karna debaran jantung lo itu ga biasa waktu gue meluk lo.." jelas Eza.
"yah itu kan karna gue takut ada yg liat lo meluk gue makanya gue deg2an.." ucapku mencari alasan.
"tapi bahasa tubuh lo juga bisa ngebuktiin kalo lo masih sayang gue.." jelas Eza dengan senyum genitnya.
"bahasa tubuh?" tanyaku semakin bingung.
"iya.. Lo gak nolak waktu gue peluk.. Lo minta gue lepas pelukan itu tapi setengah hati doang.. Kalo emang lo gamau gue peluk, pasti lo bisa dorong gue" ungkap Eza PD.
Aku tesentak kaget, terdiam dan membisu. Ekspresi wajahku terlihat tegang.
Aku mati kutu pada teorinya, dan memang benar, aku masih ingin Eza memelukku, membuatku nyaman berada disisinya. Dan Eza juga benar.. Aku masih suka, sayang bahkan benar2 masih sangat mencintainya.
"haha tebakan gue bener kan? Udah yuk jalan, kapan jalannya kalo dsini terus" ucap Eza sambil membukakan pintu mobilnya untukku.
"Atik ayu cepet naik.! Apa mau gue gendong ke mobil?" ledek Eza.
Aku memberi jawaban lewat mataku.
Sekuat tenaga ku tahan senyumku dan kupelototi Eza.
Eza malah tersenyum makin manis.
Akupun akhirnya menyerah dan tersenyum.
"dasar Ateng, senyumnya ga nahan! haha.." ucapku sambil mencubit hidung Eza yg mancung sebelum akhirnya masuk ke mobil.
Aku dan Eza pun berangkat.
Eza menyetel lagu "My Heart-nya Acha dan Irwansyah yg 6tahun lalu lg booming"
lagu itu mengingatkanku pada khsahku dan Eza 6tahun lalu.

* bila kita mencintai yang lain..
mungkinkah hati ini akan tegar..
sebisa mungkin..
tak akan pernah..
sayangku akan hilang.. *

suasana menjadi hening di dalam mobil.
Lagu itu menghanyutkanku dalam khayalanku.
Saat Eza dan aku tiap hari main bersama, belajar bareng, dan jalan2 bareng.
Itu yang membuat perasaanku tumbuh dan terus tumbuh hingga benar-benar melekat dihatiku hingga saat ini.
Aku tersadar dari lamunanku saat suara Eza yg memanggilku mengagetkanku.
"Nis.." panggil Eza sangat lembut.
"eh.. Ya! Kenapa Za?" tanyaku yang kaget.
"tadi sore itu Zehan yah?" tanya Eza.
"eh.. yang mana yah?" tanyaku pura2 bego dengan tampang bingung.
"yang nganter lo naek Vespa" ucap Eza.
"oh.. eh iya.. Za.. Kenapa? Kok lo tau tadi dia nganter gue pake Vespa?" tanyaku bingung.
"taulah.. oh.. itu Zehan.. kyknya lo suka bgt yah sama dia.." tebak Eza.
"ikh.. apa coba sotoy banget.." ucapku mengelak.
"udahlah Nis gausah ngelak lagi.. perasaan lo itu gampang ditebak!" ucap Eza.
"nggak!" ucapku ketus.
"tapi kayaknya perasaan Zehan ke lo gak sebesar perasaan lo ke Zehan Nis.. Tatapan matanya datar dibandingin tatapan lo ke dia.. Kayaknya dia gak sayang sama lo.." jelas Eza.
"Udah deh gausah ikut campur sama hubungan gue! Cukup lo jelek2in Zehan!" bentakku pada Eza.
"gue kayak gini karna gue peduli sama lo Nis.." ungkap Eza.
"iya tapi ga gitu caranya!" ucapku sambil memajukan bibirku 5 senti.
"haha.. iya2 maap atikku.. Bibirnya seksi banget si kalo lagi ngambek!" ledek Eza sambil mencubit bibirku.
"Ezaa ikh.. liat kejalan jangan liatin gue mulu.. Nanti.. Eza AWAS!"

"TINN... TINN.. BRUK..!" JEDERR ~

SUARA APAKAH ITU?
PENASARAN ?
TUNGGU KELANJUTANNYA DI PART 7 OKAY :D
JANGAN LUPA NINGGALIN JEJAK YANG BACA :D

*NISNIS*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar