Jumat, 13 Februari 2015

Let's Get Married Chapter 8 - THE TRUTH | Hyukstal Fanfiction

Let’s Get Married




Main Cast :
Jung SooJung
Kang Minhyuk
Other Cast :
Choi MinHo
Other CNBLUE Member
Other f(x) member


Preview Chapter 7
Minhyuk dan Victoria tertawa melihat ekspresi Soojung yang mulai tersipu. Mereka berdua pun kembali berbincang hingga sore hari. Minhyuk pun mengantar Soojung pulang ke rumahnya sebelum langit gelap. Minhyuk langsung pulang karena harus pergi membeli bahan makan malam.
“Hubungi aku jika kau sudah sampai, aku menunggu kabarmu!” Soojung menatap Minhyuk tajam.
“Arra… Aku tidak akan lupa untuk melakukannya… Masuklah… Jangan menangis lagi… Jika kau merasa sulit dan membutuhkanku, kau bisa menghubungiku. Jangan memendam semuanya sendirian. Aku tidak ingin hanya berbagi kebahagiaan denganmu. Aku mau kau berbagi semuanya, termasuk masalahmu. Mengerti?” Minhyuk memeluk Soojung.
“Oh… Gomawo…” Soojung mengecup pipi Minhyuk kilat lalu menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya sambil tersipu.
“Baiklah, akan kubalas nanti. Masuklah…” Minhyuk membelai pipi Soojung lembut.
“Kau pergilah, aku masih ingin melihatmu.” Soojung tersenyum sambil melambaikan tangannya mengisyaratkan Minhyuk untuk pergi.
“Baiklah, aku pulang…” Minhyuk pun berjalan masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya meninggalkan rumah Soojung.
Soojung pun membuka pagar rumahnya dan berniat masuk, sampai suara seseorang menghentikan langkahnya.
“Soojung-ssi…” panggil seseorang.


***


“Soojung-ssi…” panggil seseorang.
“Oh? MinHo Oppa, wae?” Soojung terlihat datar menatap MinHo.
“Soal artikel hubungan kita…” MinHo belum menyelesaikan ucapannya, Soojung memotong.
“Besok aku akan bicara dengan manager dan CEO. Aku rasa berbahaya untuk kita bertemu saat ini. Aku masuk dulu Oppa.” Soojung menundukkan kepalanya member salam dan meninggalkan Minho dengan masuk ke rumahnya.
“Aish! Kenapa aku justru merasa semakin menjaduh dari Soojung!? Bagaimana lagi cara memisahkan mereka?!” Minho menatap geram kearah rumah Soojung.
“Aku harus menjauhkan mereka, bagaimanapun caranya. Soojung tak boleh dekat dengan pria manapun!!” Minho pergi meninggalkan rumah Soojung.
Sementara itu Soojung melihat Jessica sedang memasak untuk makan malam. Soojung menghampiri Sica dan memeluk Eonninya dari belakang.
“Apakah kau sudah merasa lebih baik?” Sica membalik tubuhya menatap wajah adiknya.
“Ya, berkat Minhyuk… Eonni, aku benar-benar menyukainya…” Soojung terlihat tersipu.
“Baiklah, tetaplah mencintainya dan perjuangkan cinta kalian bersama. Walaupun aka nada pihak yang tidak menyukai kalian. Tapi mereka tidak akan pernah tahu bagaimana perasaan seorang selebriti yang tertekan hanya karena mereka tak menyukai apa yang kita pilih. Tapi ada kalanya kau harus menyerah jika apa yang kau perjuangkan bisa merusak yang kau miliki. Soojungie… Jangan jadi sepertiku…” Sica kembali membalik tubuhnya untuk mematikan kompor dan menyajikan masakannya diatas sebuah piring berukuran besar.
“Eonni, kau hebat. Kau merelakan semua yang kau bangun sejak lama demi impian dan cintamu. Aku akan berusaha sebaik mungkin. Kau tidak buruk Eonni, semua orang yang menganggapmu buruk hanya tidak mengerti perasaanmu. Perasaanmu yang bahagia saat bersama Tyler Oppa… Mereka hanya melihat, tidak merasakan. Seperti saat kau belum mengenal Minhyuk. Benar kan?” Soojung kembali memeluk Sica dari belakang.
“Aku percaya padamu. Kau sudah cukup dewasa untuk memilih pasangan dan jalan hidupmu. Aku hanya ingin kau benar-benar memikirkan semua keputusanmu lebih dari sekali. Dan jangan pernah menyesali apa yang kau pilih.” Sica menyambut pelukkan Soojung.
“Ne, Eonni… Kau selalu menjadi yang terbaik untukku… Apapun pilihanmu dan siapapun kau sekarang. Kau Eonni terbaik yang aku miliki.” Soojung mempererat pelukkannya.
Tiba-tiba saja ponsel Soojung bordering tanda telepon masuk. Soojung melirik ponselnya dan mengangkat teleponnya.
“Ohh… Yeoboseyo?” Soojung berjalan menuju sofa diruang tamu.
“Bagaimana bisa kau terlibat skandal yang serupa dengaku?! Aishhh… Benar-benar keterlaluan mereka. Tenanglah Soojung, semua akan berakhir pada akhirnya… Dan ada yang ingin aku ceritakan padamu. Aku mendapat sebuah informasi tentang skandalmu.” Sulli menyemangati Soojung melalui telepon.
“Ya… Aku akan melewatinya dengan caraku… Tenanglah… Apakah kau akan mampir ke FNC Build? Aku akan disana besok. Kenapa tidak menceritakannya disana?” Soojung berjalan menuju meja makan dan menatap Sica yang sibuk menyiapkan makan malam mereka.
“Benarkah? Gomawo Eonni… Aku akan bicara pada manager besok. Sekali lagi aku benar-benar berterima kasih atas bantuanmu Eonni… Aku tutup teleponnya.” Soojung pun menutup teleponnya.
“Eonni, biar aku…” Soojung mengambil alih piring yang akan Sica letakkan di meja makan.
“Kau mau kemana besok? Kenapa kau begitu sibuk? Bukankah semua kegiatanmu dihentikan?” Sica duduk di tempatnya.
“Aku akan menemui CEO dan meminta pihak management menghentikan artikel palsu itu dan menggantinya dengan klarifikasi bahwa aku tidak terlibat hubungan dengan siapapun. Atau aku akan mengaku bahwa aku berkencan dengan Minhyuk sesungguhnya, bukan dengan Minho. Mereka harus memilih bukan?” Soojung dengan bangga menceritakan rencananya.
“Apakah itu tidak berbahaya? Kau yakin akan melakukannya? Bagaimana jika pihak management menolak?” Sica menatap wajah Soojung serius.
“Aku akan merilis klarifikasiku secara pribadi.” Sahut Soojung santai.
“Jangan terburu-buru, pikirkan kembali sebelum kau melakukannya. Lakukan secara baik-baik semaksimal mungkin. Jangan pernah mencari masalah dengan mereka. Kau tahu maksudku bukan?” Sica menatap wajah Soojung yang mulai kekurangan rasa percaya diri.
“Tidak, aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih. Hanya saja kau harus berhati-hati. Semua pemberitaan tentangmu akan berpengaruh pada karirmu, Soojung.” Sambung Sica.
“Arrasseo… Hanya saja jika semuanya dilanjutkan, banyak pihak yang aku bohongi dan WGMku akan dihentikan. Aku tidak mau Eonni… Kami baru saja memulainya, aku ingin tahu lebih banyak Minhyuk secara natural di WGM…” Soojung menundukkan kepalanya.
“Arra… Kau sangat menyukainya… Tapi pikirkan juga karirmu. Jangan mengambil keputusan hanya dengan hatimu. Sudahlah, makan dan istirahat. Kita bicarakan kembali setelah kau mendengar keputusan dari management setelah kau mengajukan perubahan perilisan artikel.
“Ne, Eonni…” Sahut Soojung malas-malasan.
Keduanya pun menyantap makan malam mereka. Sementara ditempat lain Minhyuk sedang menunggu kabar dari Soojung yang tak kunjung membalas pesannya.
“Apakah dia sudah tidur? Apakah dia sudah makan? Aish… Bikin frustasi…” Minhyuk kesal dan membanting ponselnya diatas ranjang tidurnya dan meninggalkan kamarnya.
Tiga puluh menit kemudian Minhyuk baru saja selesai memasak ramennya dan Soojung sudah meneleponnya selama dua kali tetapi Minhyuk tidak mengangkatnya. Minhyuk pun kembali menghubungi Soojung, tetapi nomernya sibuk. Minhyuk beranggapan bahwa Soojung sedang meneleponnya. Minhyuk pun menunggu kembali telepon dari Soojung.
“Yeoboseyo…” Sahut Minhyuk saat menerima telepon Soojung seperti yang ia perkirakan.
“Ya! Kau benar-benar keterlaluan. Aku berkali-kali menghubungimu tidak diangkat dank au malah sibuk menelepon orang lain? Apakah kau berselingkuh? Siapa dia?” Soojung tidak memberikan kesempatan pada Minhyuk untuk menjelaskan.
“Tenanglah… Aku tadi meneleponmu balik, dank au juga sibuk. Itu karena kau dan aku sama-sama menghubungi satu sama lain. Aku sedang memasak ramen. Apakah kau sudah makan malam?” Minhyuk perlahan menyantap ramennya.
“Kenapa kau makan ramen? Apakah tidak ada yang memasak malam ini? Aku baru selesai makan malam karena itu tidak membalas pesanmu.” Sahut Soojung.
“Tidak, hanya ingin memakannya. Kau jadi menemui manager dan CEO besok? Mau aku antar?” Tawar Minhyuk.
“Tidak, aku masih harus berhati-hati dalam bepergian dan melakukan sesuatu sekarang.” Sahut Soojung.
“Arrasseo… Istirhatlah… Sudah larut malam. Kau akan sibuk besok. Hubungi aku jika kau membutuhkanku.” Ungkap Minhyuk.
“Ne, gomawo Hyukkie…” Sahut Soojung.
“Hmm… Jalja…” Minhyuk tersenyum mendengar suara lembut Soojung saat menyebut namanya.
“Ne…Jalja…” Soojung pun menutup teleponnya.
Minhyuk pun kembali menyantap ramennya, sementara Soojung tidur karena besok pagi ia harus menuju SM Ent Build.

***

Keesokkan harinya Soojung sudah berada diruang manager dan sedang berdiskusi dengan managernya.
“Sambutan public sangat baik terhadap publikasi hubunganmu, apakah kau ingin merusaknya?” Sang manager menunjukkan bukti reaksi positif fans tentang hubungan antara Minho dan dirinya.
“Tidak, ini tidak benar. Kita membhongi semua orang.” Soojung mulai terlihat kevewa.
“Kalau begitu mulailah berkencan dengan Minho. Kau akan membintangi banyak CF dalam waktu dekat dan tentu saja dengan Minho. Kau bisa memulainya.” Ungkap sang manager.
“Kau tidak bisa melakukannya! Suatu hubungan tidak bisa dikaitkan dengan bisnis dan tidak bisa dipaksakan. Aku sudah memiliki pacar. Karena itu tolong hentikan ini… Aku mohon manager… Atau aku yang akan mengungkapkannya. Dan jika aku harus berakhir seperti Eonniku, aku tidak menyesal jika mendapatkannya. Aku hanya meminta hakku, karena ini adalah berita menyangkut diriku dan hubungan pribadiku. Jadi aku mohon pikirkan baik-baik. Aku akan mendatangi lokasi syuting WGM dengan Minhyuk siang ini. Jika artikel klarifikasi hubunganku dan Minho tidak juga aku temukan, aku akan mengungkapkan yang sebenarnya. Pemisi.” Soojung menundukkan kepalanya member hormat dan meninggalkan ruang manager.
“Aishh… Benar-benar! Apakah aku berkencan untuk dibayar? Kenapa mereka semaunya? Jika manager mengatakannya, bagaimana dengan CEO?! Eottohke…” Soojung kesal dan mulai mengacak-acak rambutnya. Soojung terpikir sesuatu dan menghubungi Minhyuk.
“Oh… Hyukkie… Kau mau membantuku? Jemput aku sekarang. Apakah kau bisa?” Soojung ternyata menelepon Minhyuk untuk menjalankan rencananya.
“Ne, arrasseo…” Soojung menutup teleponnya.
Tiga puluh menit berlalu, Soojung pun keluar dari SM Ent Build untuk menghampiri Minhyuk yang sudah menunggu diluar. Tiba-tiba ada sebuah tangan menarik lengannya dan langsung memeluknya.
“Kajima…” Minho memeluk Soojung. Soojung langsung melepaskan pelukkannya.
“Apa yang kau lakukan?!” Soojung menjauh dari Minho.
“Aku tahu apa yang akan kau lakukan dari managermu. Tidak, kau tidak bisa melakukannya. Aku akan berusaha menjadi yang kau inginkan, Soojung.” Minho berjalan mendekat kearah Soojung.
“Andwae! Jangan mendekat Oppa… Kau berbeda sekarang… Kau sangat berubah… Aku tidak merasa mengenalmu lagi.” Soojung terus memudurkan langkahnya.
“Hentikan! Kau menakutinya…” Minhyuk menarik lengan Soojung dan menarik tubuhnya bersembunyi dibelakang tubuh tingginya.
“Jadi kau merasa suami nyatanya sekarang? Kau belum lama mengenalnya, jangan mengganggu!” Minho berusaha merebut Soojung.
“Oppa Kheumanhae… Aku menyukainya… Aku menyukai Minhyuk… Hentikan semua obsesimu padaku…” Soojung memeluk Minhyuk erat, dan menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Minhyuk.
“Apa maksudmu Soojung?” Minho terhenti dari kegiatannya yang ingin menarik Soojung dari balik tubuh Minhyuk.
“Jika kau benar-benar mencintaiku, kau tidak akan merusak karirku dengan hal seperti ini… Semua yang kau lakukan hanya membuat dirimu puas dan bahagia, tapi kau tidak memikirkan perasaanku. Kau yang merencanakan semua ini. Kau juga yang merencanakan pemberitaan hubungan palsu kita. Aku tahu Oppa… Jadi hentikan semua ini jika kau benar-benar mencintaiku. Jika tidak, lebih baik kau pikirkan kembali perasaanmu. Apakah itu benar-benar cinta atau hanya obsesi berlebihan padaku!” Soojung kembali menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Minhyuk.
“Bagaimana kau tahu?” Minho memundurkan langkahnya satu kali.
“Managerku yang menceritakannya pada Sulli Eonni…” Soojung mengingat kembali saat Sulli menceritakan ia telah mencari tahu siapa yang berada dibalik skandal yang terjadi.
Flashback , Sulli Part.
“Manager, apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan Soojung? Bagaimana Soojung bisa mendapat skandal seperti itu?” Sulli langsung bertanya tanpa henti.
“Apakah aku tak cukup? Kenapa mereka melakukannya pada Soojung??!” Sulli semakin terlihat memanas, ia mulai mengepal kedua tangannya diatas meja.
“Tenanglah… Hal ini tidak separah yang kau pikirkan, semua sudah direncanakan oleh Minho. Kami akan membuat Minho dan Soojung disukai, walau terkesan terpaksa. Akan banyak iklan yang masuk untuk mereka berdua atas rekomendasi Minho. Dan Minholah yang meminta hubungan mereka diungkap. Ini bukan skandal yang membahayakan.” Ungkap sang manager.
“Apa?! Lalu kenapa kau bilang akan menghentikan semua aktivitas Soojung? Tidakkah kau berlebihan? Dan tidakkah kau memikirkan perasaan Soojung?!” Sulli semakin emosi mendengar hal tidak masuk akal dari managernya.
“Untuk membuatnya lebih dekat dengan Minho. Tenanglah, sudah ku katakana semua sudah direncanakan bukan? Kau cukup lanjutkan kesibukkanmu sendiri.” Ucap sang manager.
“Ya! Apakah mereka pikir kehidupan aktris bisa mereka mainkan sesuai dengan keinginan mereka?!” Sulli langsung meninggalkan ruang managernya dan menghubungi Soojung saat itu.
Flashback Off

“Aku benci padamu, Oppa…” Lirih Soojung.
“Tidak… Aku tidak melakukannya, Soojung. Kau salah paham. Aku hanya berniat membantumu keluar dari masalah ini…” Minho semakin mendekat kearah Soojung, namun Minhyuk tetap berusaha melindungi Soojung dari Minho.
“BUGH!” Terdengar suara pukulan.


Siapa yang dipukul dan memukul?!
Hahahaha tunggu di next part yaa! ^^
Sekali lagi mian untuk fansnya Minho Shinee, aku tidak berniat seburuk itu, jinjja L




Jangan Lupa Kritik saran dan komentarnya ^^

Dan jangan lupa Novel Hyukstal akan terbit tahun ini ^^

Jangan lupa beli di toko buku terdekat yaa, readers !



Twitter : @annisRprianti_
IG & Line : annisprianti



Selasa, 10 Februari 2015

Let's Get Married Chapter 7 - I'll Be There For You, Soojungie ~ | Hyukstal Fanfiction

Let’s Get Married




Main Cast :
Jung SooJung
Kang Minhyuk
Other Cast :
Choi MinHo
Other CNBLUE Member
Other f(x) member


Preview Chapter 6

Minhyuk menutup telepon dan langsung mencari artikel yang dimaksud. Ia menemukan artikel resmi yang mengumumkan hubungan Minho dan Soojung yang resmi berpacaran satu minggu belakangan. Raut wajah Minhyuk berubah, wajahnya terlihat kecewa. Ia menatap bel rumah Soojung yang hanya berjarak beberapa centi dari pandangannya. Ia terlihat ragu apakah ia masih punya kesempatan untuk menekan bel itu dan bertemu dengan Soojung. Minhyuk terlihat memalingkan tubuhnya menjauh dari rumah Soojung. Namun lagkahnya tiba-tiba terhenti dan membalik tubuhnya kembali menatap rumah Soojung. Minhyuk masih merasa ragu harus tetap melakukan niatnya atau membuang jauh-jauh niat untuk bertemu Soojung.



***



Minhyuk masih merasa ragu harus tetap melakukan niatnya atau membuang jauh-jauh niat untuk bertemu Soojung. Minhyuk akhirnya berjalan menghampiri bel rumah Soojung dan memencet bel itu, lalu meletakkan oleh-oleh yang seharusnya ia berikan langsung pada Soojung idepan pagar rumah Soojung. Minhyuk pun meninggalkan rumah Soojung tanpa menunggu Soojung keluar dari rumahnya. Minhyuk pergi begitu saja setelah membaca artikel resmi yang mengungkapkan hubungan antara Minho dan Soojung.
                “Kalian lebih lama mengenal satu sama lain, aku rasa itu bisa jadi alasanku untuk menyerah…” Lirih Minhyuk sambil menyetir mobilnya untuk kembali menuju dorm CNBLUE.
                Sementara itu, Soojung baru saja keluar dari rumahnya, dan hanya menemukan sebuah paperbag besar. Ia membuka paperbag itu, dan menemukan kardus sepatu. Telihatlah sebuah sepatu sport berwarna merah muda. Ada sebuah kartu tertulis didalam kotak itu.
                “Tada~ inilah sepatu couple kami yang baru. Mari kita gunakan bersama saat berolahraga. Suamimu,” Isi pesan dalam kartu tersebut,
                “Hyukiie! Hyukkie-ah…” Soojung berusaha mencari Minhyuk disekitar rumahnya, tetapi tidak berhasil menemukan sosok yang ia rindukan, karena Minhyuk bahkan mungkin sudah sampai dormnya.
                Soojung masuk mebawa sepatu itu dengan wajah murung, matanya memerah berusaha menahan air matanya. Sica yang menyadari sesuatu telah terjadi pada adiknya pun menghampiri Soojung.
                “Waeyo? Kenapa kau seperti ini lagi?” Sica memeluk Soojung, berusaha menenangkan adiknya.
                “Eonni… Dia pasti membaca artikel itu… Eonni… Dia bahkan mengingat apa yang aku inginkan… Eonni, aku menyukainya… Aku yakin dia tadi datang Eonni…” Tangis Soojung akhirnya pecah, ia memeluk Sica erat.
                “Minhyuk?” Sica melepaskan pelukkannya, berusaha menatap wajah adiknya.
                “Iko… Aku pernah bilang padanya bahwa aku ingin memiliki sepatu sport couple seperti adegan kami di The Heirs saat kami sedang syuting. Dia masih mengingatnya… Aku pasti telah menyakitinya…” Soojung menunjukkan sepatu sport pemberian Minhyuk.
                “Apakah kau benar-benar yakin Minhyuk menyukaimu?” Sica menatap adiknya, masih dengan keraguan diwajahnya.
                “Bagaimana menurutmu, Eonni? Minhyuk dulu tidak pernah memberiku kabar, sekarang dia selalu memberiku kabar, Minhyuk bahkan ingat akan sesuatu yang aku inginkan. Dia juga langsung mengunjungiku saat sampai di Seoul. Apakah kau masih ragu jika kau menjadi aku, Eonni?” Soojung menutup wajahnya dengan telapak tangannya, menangis terisak.
                “Arra… Minhyuk akan terluka jika ia tidak tahu yang sebenarnya. Kau harus memberikan penjelasan padanya, sebelum ia terlalu jauh salah paham.” Sica memeluk Soojung.
                “Eotte? Sepertinya Minhyuk tidak mau menemuiku…” Soojung menghapus air matanya sembarang dengan punggung telapak tangannya.
                “Kau dan Minhyuk sama-sama belum mencoba bertemu satu sama lain bukan? Minhyuk pasti berniat menemuimu sebelum membaca artikel itu dan berniat memberikan hadiah itu langsung padamu. Saatnya kau yang berusaha menemuinya, karena ini adalah masalahmu dengan Minho dan Minhyuk tidak mengetahui apapun tentang yang sebenarnya, bukan?” Sica merapihkan poni Soojung dengan lembut.
                “Kau benar, Eonni… Jadi kau sudah tidak membenci Minhyuk?” Soojung menghapus semua air mata yang masih menggantung dipipinya.
                “Aku tidak membencinya, aku hanya takut dia melukai hatimu. Aku tahu, kau pasti sangat menyukainya. Kau tidak pernah sesedih ini… Dan sebelum skandal itu terjadi. Tetaplah kuat… Semoga Minhyuk bisa memberimu semangat lebih dariku…” Sica memeluk Soojung erat dan menepuk pelan punggung Soojung.
                “Eonni, kau segalanya untukku. Kau sumber utama semangatku… Gomawo, Eonni…” Soojung membalas pelukkan Sica tak kalah erat.
                “Istirahatlah, aku akan mengantarmu ke dorm CNBLUE besok. Ku harus terlihat cantik besok. Jadi istirahatlah, dan jangan menangis lagi. Jika Minhyuk tidak mau mendengarkanmu, aku yang akan menjelaskan padanya!” Sica meninggikan suaranya sambil tersenyum menatap Soojung.
                “Eonni, jangan terlalu keras padanya. Dia terlalu baik untuk kau lakukan sperti itu… Baiklah, aku istirahat. Kau juga istirahat, Eonni…” Soojung berlari menuju kamarnya.
                Ponsel Sica bordering, tabda sebuah telepon masuk. Sica pun mengangkatnya. “Oh… She’s feel better now, I think… Okay, see you soon… I’ll be waiting you, Honey… Love You…” Sica menutup telepon dari Tyler dan pergi menuju kamarnya untuk istirahat.

***

                “Hyukkie, kau sudah membaca artikel tentang Soojung?” Jonghyun menyerahkan ponselnya pada Minhyuk.
                “Aku sudah membacanya, ada yang mengirimkan artikel itu padaku. Apakah itu kau, Hyung? Tapi dari nomer yang tidak aku simpan. Pasti bukan kau, Hyung.” Minhyuk menutup matanya dan bersandar pada Sofa.
                “Apa maksudmu? Aku baru saja membacanya. Apakah itu Yonghwa Hyung atau Jungshin?” Jonghyun ikut menebak.
                “Entahlah, aku tidak mengenal nomernya… Tidak penting siapa yang memberitahuku. Aku tidur duluan, Hyung. Jalja…” Minhyuk berlalu menuju kamarnya.
                “Aneh… Minhyuk pasti sangat terkejut dengan kabar ini. Apakah dia patah hati? Entahlah… Tapi, apakah itu berarti WGM Minhyuk dan Soojung dihentikan? Salah satu pihak telah mengumumkan hubungannya. Yah… Kau berakhir Minhyuk…” Jonghyun terlihat ikut cemas memikirkan nasib dongsaengnya.
               
***

                Keesokkan harinya, Minhyuk maupun Soojung menerima pesan yang sama dari pihak produser tentang diberhentikannya WGM keduanya, karena berita Minho dan Soojung yang berkencan benar-benar menjadi trending topic saat ini, baik di Korea maupun diluar korea. Soojung sudah tak tahan dengan semua pemberitaan tentangnya, Soojung pun mengirim pesan pada Minhyuk bahwa ia akan mengunjungi dorm CNBLUE satu jam lagi. Soojung pergi menggunakan taxi, tanpa penyamaran apapun. Soojung sudah tidak peduli lagi dengan semua pemberitaan dirinya. Jika memang ia bernasib sama dengan Eonninya, ia takkan mengelak. Tapi tidak dengan kehilangan Minhyuk. Kenyamanan yang ia cari selama ini. Laki-laki yang pertama kali membuatnya selalu gelisah dan salah tingkah. Sebuah perasaan yang tumbuh karena kebersamaan dan kecocokkan yang tak ia duga sebelumnya. Ya, setidaknya Soojung tidak ingin kehilangan laki-laki dengan mata sipit dan senyum khas itu.
                “Aku sudah diluar…” Soojung menghubungi Minhyuk. Minhyuk pun keluar dan menjemput Soojung untuk masuk kedalam dormnya.
                “Aku sedang sendiri, apa kau tidak takut?” Minhyuk membantu Soojung melepaskan jaket tebal yang dipakai Soojung.
                “Untuk apa aku takut? Aku percaya padamu…” Sahut Soojung santai.
                “Tapi tidak dengan kau. Kau tidak pernah mempercayaiku, dan memberiku kesempatan untuk menjelaskan hal yang belum kau mengerti.” Sambung Soojung sambil melangkah masuk keruang tamu.
                “Apa maksudmu… Aku tak mengerti. Dan seseorang akan salah paham jika kau mengunjungiku saat anggota lain sedang pergi ke super market.
                “Kenapa kau tidak ikut berbelanja?” Soojung menyandarkan kepalanya pada sofa.
                “Aku mendapat tugas membersihkan dorm. Ada apa? Kau sudah menerima pesan dari produser?” Tanya Minhyuk dan duduk disisi kiri Soojung.
                “Sudah, tapi itu tidak penting. Aku ingin menjelaskan sesuatu yang rumit.” Jawab Soojung yang kini sudah duduk tegak menghadap Minhyuk disisinya.
                “Hubunganmu? Ah chukkae… Aku senang agensi mendukungmu. Dan aku rasa aku tak punya alasan lagi untuk menghubungimu. Apakah kau masih mau menghubungiku sesekali? Setidaknya menyapaku. Atau mungkin kita tidak usah berhubungan lagi, aku rasa Minho akan membenciku karena mengganggu yeojanya.” Minhyuk terus berbicara tanpa jeda tanpa menatap Soojung.
                “Kheumanhae… Ya! Kang MinHyuk! Kau cemburu?! Tidakkah seharusnya kau bertanya langsung padaku? Apakah aku benar-benar pacaran dengannya? Atau setidaknya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi? Setidaknya kau menanyakan keadaanku atas munculnya skandal ini. Atau kau benar-benar percaya artikel tak masuk akal ini? Kau bahkan tak pernah menanyakan perasaanku. Kau benar-benar tega… Kau… tidakkah kau pikir aku terluka? Apakah aku terlihat bahagia? Aku pikir kau cukup mengenalku…” Soojung pergi meninggalkan Minhyuk dan keluar dari dorm CNBLUE. Saat dilorong, Minhyuk ternyata mengejarnya dan memakaikan jaket Soojung asal dipunggungnya.
Minhyuk menarik Soojung dan memeluk pinggang Soojung, menyandarkan kepalanya tepat dibahu Soojung. “ Mianhae.. Aku melukai hatimu lagi… Aku membuatmu menangis lagi… Kau benar, aku tak melihat senyuman diwajahmu… kau juga benar bahwa aku menyukaimu, karena itu aku marah dan cemburu… Maafkan aku…” Minhyuk mempererat pelukkannya.
“Aku juga menyukaimu, apakah kau tidak sadar? Atau kau benar-benar hanya mempermainkan aku?” Lirih Soojung.
“Anio… Soojungie, tatap aku…” Minhyuk memutar tubuh Soojung hingga menghadapnya.
“Aku tau kau juga menyukaiku, tapi melihat berita itu justru membuatku berpikiran bahwa kau mempermainkan aku. Bagaimana bisa kau bersikap seperti menyukaiku tapi kau malah berpacaran dengan Minho. Itulah yang membuatku marah… Maafkan aku…” Minhyuk menghapus air mata Soojung.
“Uljima… Apakah kau tidak menginginkan berita ini?” Minhyuk masih mengusap lembut pipi Soojung.
“Begitulah… Aku merasa tertekan… kontrakku tinggal tiga bulan bersama SM. Aku rasa aku akan mengakhirinya. Tapi aku tidak sanggup meninggalkan teman-temanku… Aku benar-benar bingung…” Soojung kembali meneteskan air matanya.
“Tenanglah… Aku akan membantumu jika kau membutuhkan bantuanku…” Minhyuk memeluk Soojung dan membelai lembut rambutnya.
“Tapi, WGM kita dihentikan. Akan sulit bertemu denganmu diluar syuting…” Soojung melepaskan pelukkan Minhyuk.
“Ya, aku sudah tahu rumahmu. Apakah aku tidak boleh mampir kesana?” Minhyuk menaikkan alisnya.
“Kapanpun…” Soojung langsung memeluk Minhyuk.
“Baiklah, bagaimana siang ini makan bersamaku dan anggota CNBLUE lain?” Minhyuk mengulurkan tangannya.
“Tapi aku harus pergi ke dorm f(x), teman-temanku pasti khawatir.” Soojung menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali.
“Aku akan mengantarmu… Kau harus makan masakan Jungshin, masakkannya sangat enak.” Minhyuk sedikit mengeluarkan aegyonya.
“Hanya masakkan ChanYoung yang enak bagiku…” Sahut Soojung.
“Tapi hari ini giliran Jungshin yang memasak… Aku akan memasakkanmu lain waktu. Eotte?” Minhyuk menyatukan telapak tangannya, memohon pada Soojung.
“Baiklah… Ayo…” Soojung merangkul Minhyuk. Keduanya pun kembali masuk ke dorm.
Baru saja keduanya masuk, anggota CNBLUE lain tak lama masuk dengan membawa bahan masak untuk makan siang nanti.
“Ahhh… Soojung-ssi…” Sapa Jonghyun.
“Annyeong…” Sapa Soojung pada semua member yang baru datang.
“Apakah ini sedang syuting WGM?” Tanya Yonghwa sedikit berbisik.
“Anio… Aku datang sendirian, Oppa…” Jawab Soojung sambil mengerlipkan matanya.
“Ahh…. Jadi ini adalah sebuah kemajuan? Apakah kalian sudah berkencan?” Goda Yonghwa.
“Hyung!” Jonghyun menyikut Yonghwa.
“Hyung, kau belum tahu?” Bisik Jungshin.
“Apa?” Tanya Yonghwa balas berbisik.
“Ayo kita siapkan makan siang…” Jungshin menarik Yonghwa bersama dengan Jonghyun.
“Aku tidak benar-benar berkencan dengan Minho…” Soojung berbicara dengan sedikit berteriak.
“Soojung-ssi, aku tidak bermaksud untuk membicarakan itu, maaf Yonghwa Hyung belum tahu tentang beritamu…” Sahut Jungshin.
“Anio… Aku datang untuk menjelaskannya pada Minhyuk juga. Aku tidak berkencan dengan Minho. Kami hanya teman. Hanya saja foto-foto kami tersebar dan menjadi skandal akhir-akhir ini. Karena itu kami mengkonfirmasi pacaran.” Ungkap Soojung.
“Jadi kau datang untuk meenjelaskannya langsung pada Minhyuk?” Tanya Yonghwa.
“Ne… aku tidak ingin Hyukkie salah paham… Tapi dia terlalu bodoh dan mudah percaya.” Goda Soojung.
“Ku benar, dia sangat bodoh. Karena itu dia belum bisa mengungkapkan perasaannya padamu.” Sahut Yonghwa.
“Hyung!” Minhyuk beteriak dengan suara merengek.
“Arrasseo… Kami akan membantu Jungshin menyiapkan makan siang, kalian mengobrol lah…” Yonghwa menarik Jungshin dan Jonghyun menuju dapur.
“Ne, kamsahamnida…” Sahut Soojung.
Hanya dalam waktu 45 menit, makan siang sudah siap. Mereka semua menyantap makan siang sambil mengobrol santai. Yonghwa, Jonghyun dan Jungshin menceritakan semua kegiatan Minhyuk selama di Jepang saat ia gelisah menunggu kabar dan berusaha member kabar pada Soojung. Satu jam kemudain mereka semua selesai makan Soojung pamit dan ditemani oleh Minhyuk.
Dalam waktu 45 menit, Soojung dan Minhyuk telah sampai di dorm f(x). namun hanya Victoria yang ada di dorm saat itu. Sejak pagi Amber sudah sibuk latihan vocal album solonya, sementara Luna sedang syutig CF baru Etude House, dan Sulli memang tidak tinggal di dorm akhir-akhir ini.
“Eonni…” Soojung memeluk Victoria saat menemukan sosok Victoria membuka pintuk dorm.
“Gwaencanha?” Itulah kata-kata pertama yang keluar dari bibir Victoria saat menyambut pelukkan Soojung.
“Anio… Aku bingung Eonni…” Soojung mempererat pelukkannya.
“Arra… Aku tak percaya pada pernyataan itu. Kau tak pernah terlihat menyukai Minho tiba-tiba saja artikel itu muncul. Apa yang terjadi? Ceritakan padaku.” Victoria melepaskan pelukkannya.
“Chakkaman, Eonni. Aku membawa seseorang…” Soojung tersipu.
“Nugu?” Victoria mencari sosok yang Soojung maksud.
“Annyeonghaseyo…” Sapa Minhyuk pada Victoria.
“Oh… Annyeong… Jadi kau membawa suamimu?” Goda Vic.
“Kami akan bercerai sebentar lagi, Eonni…” Lirih Soojung.
“Oh ayolah Soojung, itu hanya reality show. Kalian bisa berhubungan diluar itu. Jadi, apakah dia masih membuatmu kesal?” Victoria melirik Minhyuk tajam.
“Ya, dia membuatku menangis lalu membuatku bahagia…” Sahut Soojung dengan aegyonya.
“Hahaha… Baiklah ayo ceritakan didalam.” Vic menarik Minhyuk dan Soojung.
Soojung menceritakan yang sebenarnya terjadi, dan Victoria cukup mengerti dengan reaksi dari management. Jika tanggapan dari artikel Minho dan Soojung berpacaran direspon positif, akan banyak tawaran iklan untuk keduanya dan tentu saja akan menguntungkan SM Entertaiment.
“Menurutmu, apa yang harus aku katakana Eonni?” Soojung terlihat kembali murung.
“Ungkapkan hubungan kalian pada CEO. Katakan saja kalian berpacaran. Toh kalian memang saling menyukai bukan? Hanya saja kalian berdua masih baru memulainya. Jika agensi tahu kau sudah berpacaran, mereka pasti akan mencari cara lain. Terutama jika agensi Minhyuk bisa memaklumi hubungan kalian dan tidak menjadikannya skandal.” Jelas Soojung.
“Kau benar, Eonni. Aku akan bicara pada manager. Eonni gomawo…” Soojung memeluk Vic.
“Cheonma… Aku sedih melihatmu seperti ini. Kau sangat berbeda, senyummu aneh… Kau harus kkuat, cari jalan keluar dan jangan hanya menangis. Anggap saja ini waktumu untuk beristirahat. Mengerti?” Vic menepuk-nepuk pelan punggung Soojung.
“Ne, Eonni…” Soojung mempererat pelukkannya.
“Apakah kau tidak akan menginap disini? Atau kalian akan pergi berkencan?” Goda Soojung.
“Entahlah… Minhyuk tidak pernah mengajakku berkencan.” Sahut Soojung dengan nada ketus.
“Eiii… Banyak laki-laki yang menyukai Soojung, jika kau lengah kau akan kalah…” Goda Vic.
“Aku tidak akan kalah, karena hatinya hanya untukku, Noona…” Sahut Minhyuk sambil tersenyum menatap Soojung.
“Baiklah, kau terlalu percaya diri karena aku bilang bahwa aku menyukaimu…” Soojung tertawa dan sedikit mencubit asal perut Minhyuk.
“Ya, kalian benar-benar cocok…” Ucap Victoria tiba-tiba.
“Eonni, berhenti menggoda kami…” Sahut Soojung.
Minhyuk dan Victoria tertawa melihat ekspresi Soojung yang mulai tersipu. Mereka berdua pun kembali berbincang hingga sore hari. Minhyuk pun mengantar Soojung pulang ke rumahnya sebelum langit gelap. Minhyuk langsung pulang karena harus pergi membeli bahan makan malam.
“Hubungi aku jika kau sudah sampai, aku menunggu kabarmu!” Soojung menatap Minhyuk tajam.
“Arra… Aku tidak akan lupa untuk melakukannya… Masuklah… Jangan menangis lagi… Jika kau merasa sulit dan membutuhkanku, kau bisa menghubungiku. Jangan memendam semuanya sendirian. Aku tidak ingin hanya berbagi kebahagiaan denganmu. Aku mau kau berbagi semuanya, termasuk masalahmu. Mengerti?” Minhyuk memeluk Soojung.
“Oh… Gomawo…” Soojung mengecup pipi Minhyuk kilat lalu menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya sambil tersipu.
“Baiklah, akan kubalas nanti. Masuklah…” Minhyuk membelai pipi Soojung lembut.
“Kau pergilah, aku masih ingin melihatmu.” Soojung tersenyum sambil melambaikan tangannya mengisyaratkan Minhyuk untuk pergi.
“Baiklah, aku pulang…” Minhyuk pun berjalan masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya meninggalkan rumah Soojung.
Soojung pun membuka pagar rumahnya dan berniat masuk, sampai suara seseorang menghentikan langkahnya.
“Soojung-ssi…” panggil seseorang.

Hayooo siapa yang manggil Soojung?
Kebayang ngga? Aku juga belum kebayang kelanjutannya :p
Gimana nasib Soojung dan Minhyuk?

              Jangan Lupa Kritik saran dan komentarnya ^^

Dan jangan lupa Novel Hyukstal akan terbit tahun ini ^^

Jangan lupa beli di toko buku terdekat yaa, readers !



Twitter : @annisRprianti_
IG & Line : annisprianti

Minggu, 08 Februari 2015

PHP - Part 1


Judul : PHP - Pecinta Harapan Palsu

Tema : Romance

Tokoh Utama :

- Adellia Clarissa
- Hendri Pratama
- Mario Prasetya

Other Cast :

Find In This Story

Part 1



PHP – Pecinta Harapan Palsu

Aku tidak percaya ada cinta yang benar-benar kuat. Semua cinta pada akhirnya pasti akan berakhir, atau perlahan menghilang – Adellia Clarissa

***

“Oh ayolah Hendri, kenapa lama sekali!” Beberapa kali aku meremas ujung kaosku karena gelisah menunggu dijemput oleh Hendri, laki-laki yang sudah menjadi kekasihku hampir satu tahun. Aku tidak  tahu kenapa aku menerimanya, yang aku tahu ia sangat menyayangiku. Dan itu cukup menjadi alasan mengapa aku menerimanya menjadi pacarku sampai saat ini. Terlebih Hendri bukan laki-laki yang suka macam-macam dengan wanita lain. Aku sudah memastikannya berpuluh-puluh kali.
“Maaf, Bey. Tadi mobil dipakai sama Abang untuk jemput Mama. Dan jalanan macet banget, ayo masuk.” Hendri membukakan pintu mobil dengan wajah cemas. Aku tahu dia cemas dan takut kalau aku marah padanya. Ia selalu takut melihatku marah padanya, katanya itu membuatnya tersiksa.
“Jadi udah tau mau makan apa, Bey?” Hendri yang sibuk mengemudi sesekali melirikku yang terlihat diam tanpa sepatah katapun bahkan saat tadi ia minta maaf.
“Apa aja terserah.” Aku menjawabnya dengan datar tanpa menatap Hendri dan malah sibuk dengan ponselku.
“Ngertiin aku sekali aja, Bey… Aku juga usaha kok supaya cepet sampe. Jangan sedikit-sedikit ngambek kenapa sih?” Hendri mulai berontak dari perlakuan semena-menaku terhadapnya. Tapi aku yakin ia akan sia-sia untuk kesekian kalianya untuk berbalik marah padaku.
“Yah kalo gak suka yaudah, tinggalin aja aku. Aku emang kayak gini koK, kalo gak mau terima yah gak usah pacaran sama aku!” Nada ketusku berhasil membuatnya terdiam dan menggenggam tanganku.
“Maaf, oke aku minta maaf. Jadi sekarang kita mau makan apa? Kamu pasti laper nunggu aku kan?” Ya, Hendri selalu luluh padaku akhirnya. Inilah yang membuatku bosan, dan mungkin juga alasan kenapa aku tidak bisa mencintainya bahkan setelah hampir satu tahun kami pacaran.
“Oke aku ngerti… Ketempat Steak biasa aja. Aku bingung mau makan apa.” Aku masih mengeluarkan nada ketusku, dan Hendri mulai membelai puncak kepalaku. Aku bisa merasakannya. Seluruh perasaan Hendri yang tersampaikan disetiap belaiannya pada helai rambutku. Tapi aku bahkan belum menemukan alasan untuk membalas perasaannya. Aku hanya tersu menghindar untuk menyayanginya lebih tepatnya.
Karena dia terlalu mencintaiku, untuk apa mencintainya? Bukankah orang bilang dicintai lebih indah? – Adellia Clarissa.

***
Hari ini entah kenapa tiba-tiba aku ingin mendengar music yang berbeda, aku mencoba mendengarkan music di radio yang 95% dari music itu aku tidak mengerti, tapi mendengar suara penyiar yang beberapa hari ini aku dengar secara tidak sengaja itu membuatku ingin terus mendengarkan radio, tidak lebih tepatnya suara merdu si penyiar yang menyebut dirinya Mario.
Karena pribadiku yang usil, aku mencoba mengirim tweet ke penyiar dengan suara merdu itu dan memberinya jurus gombalku dengan embel-embel menyiapkan sarapan untuk si penyiar pagi bersuara merdu itu. Dan entah ini takdir atau gak sengaja, si penyiar dengan suara merdu itu –Mario- membalas twitku dan bersedia mencoba masakkanku. Baru kali ini aku merasa sebahagia ini berinteraksi dengan lawan jenis yang belum aku kenal. Aku hanya mengenal Mario lewat suara merdunya di radio, kenapa aku merasa bahagia saat ia membalas tweetku. Dan rasa bahagiaku belum selesai saat aku menyadari, tweeterku difollow back sama Mario. Well, aku lupa kalau aku punya pacar dan aku harus berhenti tertarik padanya.
Namun, bukan Adellia Clarissa jika aku tidak melanjutkan niat usilku sampai tuntas. Aku mengirimkan pesan pribadi pada Mario tentang tanggal kedatanganku ketempat Mario siaran. Dan bagai padi yang hidup selama satu abad kemarau yang tiba-tiba terkena air hujan, aku merasa bahagia dengan balasan pesannya yang bilang menungguku. Oh Tuhan, sadarkan aku, Hendri maafkan aku dan Mario berhenti menghiraukanku! Baik, jangan salahkan Mario, dia terlalu baik untuk disalahkan bagiku.

***

Seperti yang aku rencanakan sebelumnya, kini aku sudah sukses berada didepan kantor radio tempat Mario siaran. Suara merdunya sudah terdengar, sialnya aku telat dan harus menunggunnya membalas tweetku. Tak lama setelah sebuah lagu diputar diradio, Mario terlihat keluar dari tempatnya siaran, ia tersenyum dan melambai kerahku. Kenapa aku begitu yakin itu Mario? Bisa saja itu pegawai radio yang baru saja keluar untuk mencari seseuatu. Tapi debaran jantungku tidak bisa membohongi mataku. Debaran jantungku sama seperti saat aku merasa bahagia kala Mrio membalas tweetku maupun pesanku.
“Adellia?” Sapanya sambil tersenyum indah padaku. Ini adalah senyum terindah untukku, baiklah sejenak lupakan Hendri dan statusku. Aku benar-benar terpukau seperti lagu Astrid kali ini.
“Iya… Mario?” Aku berpura-pura tidak yakin, walau dalam hatiku sangat yakin laki-laki tampan dihdapanku adalah Mario! Ya tidak perlu diragukan lagi debaran jantungku.
“Masuk yuk, sampai jam berapa tadi disini?” Mario membukakan pintu café yang berada dalam satu gedung dengan kantor penyiaran. Lantai dasar dari kantor ini memang café dengan desain vintage.
“Baru kok, Mario gak siaran?” Aku masih terpana hingga suaraku bergetar karena gugup. Bodoh, inilah sisi bodoh Adel, sisi canggung yang ingin aku sembunyikan.
“Oh, duduk dulu deh ya. Bentar lagi mau siaran lagi keatas. Mau minum apa? Hmm… Suka Kopi? Disini yang enak sih Vanilla Latte-nya, mau?” Wajah seriusnya saat melirik daftar menu dan memesan minuman untukku sungguh membuatku ingin berlari padanya sekarang juga, dan mencubit kedua pipinya yang sedikit chubby.
“Boleh apa aja…” Oh Ayolah Adel, kendalikan sikap gugupmu dan jangan merusak suasana indah ini dengan nada ah eum saja.
“Mba Vanilla Latte 1 ya… Adel, aku keatas dulu yaa siaran, nanti balik lagi…” Mario langsung berlari menaiki anak tangga, dan mataku tak henti-hentinya mencari sosok tampan yang memiliki suara merdu itu. Jika sebelumnya aku menyukainya karena suara merdunya, kali ini aku menyukai ketampanan wajahnya. Aku benar-benar merasa Mario pria idealku. Tentu.
Saat aku menatap sekeliling ruangan ini, aku menemukan sebuah kaca tepat diatasku. Dan Mario terlihat duduk disana. Ternyata dari sanalah ia mengeluarkan suara merdunya dan menyembunyikan ketampanan wajahnya.
Tidak, jangan melirik kerahku, jangannnn!!! Oh sial! Dia melirikku dari atas tempat dia siaran. Tersenyum dan melambaikan tangannya kearahku. Apakah dia berniat membunuhku dengan pesonanya? Oh ayolah Mario, jangan membuatku mati karena terpesona padamu. Berhentilah bersikap manis dan memikatku. Tidak ini bukan salahnya, aku terlalu menikmati pesonanya? Bukankah begitu? Lalu bagaimana cara mengendalikan diriku dari pesona yang Mario berikan sejak awal aku bertemu dengannya?

To Be Continued…


Sabtu, 07 Februari 2015

Let's Get Married Chapter 6 - Scandal?! | Hyukstal Fanfiction

Let’s Get Married




Main Cast :
Jung SooJung
Kang Minhyuk
Other Cast :
Choi MinHo
Other CNBLUE Member
Other f(x) member


Preview Chapter 5


Soojung baru saja sampai di rumahnya bersama dengan Jessica. Keduanya makan malam bersama. Soojung mulai terlihat biasa dan tidak gelisah, sampai sesuatu membuatnya panik.


                “Eonni... Aku kehilangan ponselku.” Soojung mulai terlihat panik, wajahnya mulai terlihat gelisah.


                “Jinjjayo? Bagaimana bisa kau melupakannya? Dimana terakhir kali kau memegang ponselmu?” Jessica terlihat mengerutkan dahinya.


                “Aku lupa... Eottohke... Ada sesuatu yang penting. Bagaimana jika Minhyuk menghubungiku...” Soojung menggigit ujung kukunya panik.


                “Jadi kabar dari Minhyuk lebih penting dibanding data-data pribadimu? Apakah kau benar-benar menyukainya sekarang?” Jessica terlihat datar. Ekspresinya tak bisa ditebak.


                “Wae? Apakah Eonni juga akan menentang jika aku menyukainya?” Soojung menatap Jessica dengan mata membulat.


                “Oh... Aku rasa begitu...” Sahut Jessica dingin.


                “Wae?” Soojung terlihat kecewa dengan jawaban Jessica.




***



                “Karena Minhyuk terlihat seperti mempermainkanmu. Dia bersikap baik padamu, tetapi dia tidak menunjukkan perhatian padamu diluar syuting bukan? Jangan sampai kau salah tanggap tentang kebaikannya. Kau tahu bukan, pasti ada scenario tentang apa yang harus kalian lakukan. Dan mungkin saja Minhyuk bisa berimprovisasi. Aku bukan berpikiran buruk tentangnya, hanya saja aku tidak mau kau berharap terlalu jauh, sayang.” Ungkap Jessica.
                “Minhyuk sudah menjelaskannya padaku, Eonni. Dia hanya merasa ragu, begitupun aku. Tapi aku akan renungkan nanti apa yang Eonni katakana. Untuk saat ini, aku harus menemukan ponselku.” Soojung terlihat kesal dan hendak meninggalkan meja makan.
                “Ah Eonni, aku pinjam mobilmu. Aku harus memastikan sesuatu.” Soojung mengulurkan tangannya.
                “Ada di laci meja tamu, ambilah. Jangan pulang terlalu malam. Arrasseo?” Jessica menggelengkan kepalanya pelan menatap adiknya yang sedang marah padanya.
                “Arrasseo…” Jawab Soojung tanpa berpaling pada Jessica. Jessica yang menyadari Adiknya yang terlihat kesal hanya menggelengkan kepalanya.
                Saat sedang bersiap untuk keluar dari rumah, Soojung menemukan MinHo didepan rumahnya. Soojung langsung turun dari mobil Sica dan menghampiri MinHo.
                “Apakah kau datang untuk mengembalikan ponselku?” Tanya Soojung tanpa basa-basi.
                “Oh… Mian, aku terlambat memberikannya…” MinHo menyerahkan ponsel Soojung dan menatap Soojung yang terlihat cemas.
                “Apakah kau menunggu kabar dari seseorang?” Minho memperhatikan Soojung yang berusaha menyalahkan ponselnya. Dan hanya mengangguk menjawab pertanyaannya.
                “Ponselmu mati, aku rasa ada beberapa chat line dan panggilan line yang tak terjawab.” Ungkap Minho.
                “Aishhh… Kenapa kau tidak mengatakannya?” Soojung hampir membuang ponselnya karena terlihat frustasi.
                “Apakah itu Minhyuk? Jika kau benar-benar menyukainya, aku rasa aku akan bersikap lebih agresif mulai sekarang.” Ungkap Minho sambil menatap lurus kearah wajah Soojung.
                “Apa maksudmu, Oppa? Apakah kau juga menentang jika aku menyukainya? Wae? Apa yang salah dengannya. Kami hanya baru saja memulai, kenapa semua bersikap seperti ini padaku?!” Soojung menatap Minho balik dengan tatapan kesalnya, matanya mulai memerah dengan tangan yang terkepal menahan emosinya.
                “Karena aku menyukaimu… Ani… Mencintaimu… Tidakkah kau menyadarinya? Karena itu aku menentangmu menyukainya. Sesederhana itu bukan? Kau sudah terlalu lama mengabaikanku, terutama sejak kau mengenal Minhyuk. Kau berubah, Soojung.” Minho merengkuh erat kedua bahu Soojung.
                “Oppa, lepaskan. Sakit! Aku menyayangimu sebagai Oppaku, bukan perasaan sebagai seorang wanita yang menyukai pria, Oppa!” Soojung berusaha menepis rengkuhan Minho pada bahunya.
                “Karena itu, sekarang aku akan lebih menunjukkan perasaanku bukan sebagai Oppamu, tetapi sebagai pria yang mencintaimu.” Minho melepaskan rengkuhannya.
                “Tidak, kau tidak boleh melakukannya, Oppa. Hentikan perasaanmu. Kau salah…” Soojung meninggalkan Minho masuk kedalam rumah, meninggalkan Minho yang masih menatap kepergiannya.
                “Kenapa tiba-tiba Minho Oppa seperti itu, sangat menakutkan…” Soojung berlari memasuki rumahnya.
                “Kau sudah kembali? Aku tidak mendengar suara mobil dinyalakan sama sekali.” Sica menatap Adiknya yang terlihat murung lagi sekarang.
                “Minho sudah mengembalikannya, aku mau istirahat.” Soojung meletakkan kunci mobil Sica lalu berlari menuju kamarnya.
                “Kenapa aku merasa gelisah seperti ini… Rasanya sangat aneh saat Minho Oppa mengungkapkan perasaannya padaku, kenapa rasanya seperti ini… Apa mungkin au merasa sedih karena menyesal telah mengabaikannya? Andwae… Aku hanya terkejut. Ya… aku bahkan tidak pernah merasa berdebar saat bersamanya. Ini salah… Aish…” Soojung mengacak-acak rambutnya frustasi.
                “Ah… Hyukkie…” Soojung langsung panic mencari kabel chargernya dan menunggu ponselnya hingga menyala.
                “Eottohke… Pasti Hyukkie menunggu kabar dariku…” Soojung mulai melihat beberapa chat dan juga panggilan tidak terjawab.
                “Benar… Oh… Aku baru selesai fanmeeting dan akan segera menuju hotel setelah makan siang, apa yang kau lakukan sekarang? Apakah aku terlalu kaku? “ Soojung membaca isi chat dari Minhyuk sambil tersenyum.
                “Apakah kau sedang sibuk? Bersama F(x)? Atau bersama Eonnimu? Jangan lupa makan malammu.” Isi chat dari Minhyuk yang kedua.
                “Hyukkie, mianhae…” Soojung menarik napas panjang.
                “Maaf, aku baru memberimu kabar. Aku sudah selesai dengan makan malamku. Ponselku tertinggal dan mati, karena itu aku baru bisa membalas. Cepat kembali dan lakukan pekerjaanmu dengan baik, aku menunggumu.” Soojung terkekeh saat membaca isi pesan yang ia kirimkan via chat line itu.
                Soojung pergi untuk mencuci muka dan mengganti pakaiannya lalu tidur, karena besok pagi ia akan ada pemotretan untuk produk kosmetik terbaru Etude House. Sementara di Jepang, Minhyuk yang masih gelisah karena menunggu kabar dari Soojung sudah tertidur kelelahan masih dengan ponsel yang ada digenggamannya.
                Esok harinya, pagi-pagi sekali Sica sudah mengetuk pintu kamar Soojung dengan tergesa-gesa. Bahkan karena paniknyaa, Sica menerobos kamar Soojung yang memang tidak terkunci itu.
                “Ya! Ireona!” Sica mengguncangkan tubuh Soojung, berusaha membangunkannya.
                “Baca ini, kau benar-benar berkencan?!” Sica mengarahkan layar ponselnya menghadap Soojung.
                “Aku? Dengan siapa?” Soojung mengambil alih ponsel Sica.
                “Apa-apaan ini… Kenapa fotoku tersebar seperti ini?! Aku harus bertanya padanya!” Soojung meninggalkan ponsel Sica tergeletak di ranjangnya dan berlari  menuju kamar mandi.
                “Ya! Sebenarnya siapa yang kau sukai?! Bagaimana management menyelesaikan skandal ini? Semoga hal ini tidak mengganggu karirnya…” Sica menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan ikut cemas dengan berita yang tersebar diinternet tentang adiknya.
                Setelah selesai mandi, Soojung perigi kesuatu tempat dengan menggunakan taxi, tentu saja dengan mantel tebal, topi dan kaca mata. Soojung tak boleh lengah untuk kedua kalinya. Ia pergi setelah membuat janji dengan seseorang.
                “Soojung, gwaencanha?” Seseorang menghampiri Soojung yang baru saja sampai ditepi sungai han.
                “An-gwaencanha… Oppa, aku harus bagaimana sekarang… Kenapa hal ini bisa terjadi?” Soojung mulai terlihat berkaca-kaca.
                “Soojung mianhae… Aku tidak tahu ada netizen yang mengincarku dan kau. Seharusnya aku lebih hati-hati saat menjemputmu di butik Sica Eonni dan pergi ke rumahmu malam itu… Mianhae…” Minho mendekati Soojung, tetapi Soojung menghindar.
                “Menurutmu apa yang akan dilakukan oleh management tentang hal ini, Oppa?” Soojung menatap Minho masih dengan mata yang berkaca-kaca.
                Keheningan muai terjadi, dan tiba-tiba keduanya menerima telepon diwaktu yang bersamaan dari manager masing-masing. Keduanya sedikit menjauh untuk mengangkat telepon masing-masing.
                “Managerku memintaku datang ke SM Build sekarang…” Ungkap Minho setelah selesai menerima telepon.
                “Managerku juga… Aku pergi…” Soojung berjalan meinggalkan Minho.
                “Tunggu, kenapa kita tidak pergi bersama?” Minho mengejar Soojung.
                “Dan kau mau berita ini memanas? Oppa, pikirkan perasaanku…” Soojung pergi dengan sedikit berlari meninggalkan Minho.
                “Mianhae… Aku benar-benar tidak sengaja menimbulkan skandal ini… Tapi jika skandal ini bisa membuatmu berpaling padaku walau secara terpaksa, aku akan sangat senang mendapatkan skandal ini, walaupun membahayakan karir kita berdua.
                “Yeoboseyo? Manager, ada yang ingin aku pinta darimu sebelum menemui CEO.” Ungkap Minho sambil masuk kedalam mobilnya dan menuju SM Build.
                Sementara itu, Soojung baru saja mendapatkan taxi. Tangannya menggenggam ponselnya sangat erat, membuatnya terkejut saat ponselnya bordering tanda telepon via line masuk.
                “Soojungie, gwaencanha?” Terdengar suara Minhyuk dari telepon.
                “Hyukkie… Berita itu… Aku… Akan menjelaskannya nanti, aku sedang dijalan.” Soojung mematikan teleponnya karena menyadari ia sedang berada didalam taxi. Akan sangat bahaya jika supir taxi mendengar pembicaraannya dengan Minhyuk dan menyadari bahwa dirinya adalah Soojung.
                “Aishh…” Soojung memukul kaca taxi karena merasa kesal, cemas dan frustasi.
                Sementara itu, Minhyuk menatap layar ponselnya cemas. Ia mulai curiga pada sikap Soojung padanya, tapi ia berusaha untuk mengalihkan rasa curiganya dengan rasa cemasnya terhadap perasaan Soojung yang sekarang pasti sedang kacau.
                “Apakah berita itu benar?” Tanya Yonghwa yang sadar akan kegelisahan Minhyuk.
                “Entahlah, Soojung belum bisa menjelaskannya… Hyung, bukankah besok kita pulang? Tidak ada jadwal tambahan kan, Hyung?” Minhyuk terlihat gelisah.
                “Oh… Tenanglah, kita akan pulang sesuai jadwal. Kau harus percaya padanya, apapun yang terjadi.” Ungkap Yonghwa sambil meremas bahu kiri Minhyuk dan berlalu meninggalkan Minhyuk.
                “Aku bahkan belum yakin tentang perasaannya padaku… Aish… Ini terlalu rumit, kenapa semua tidak berjalan lancar…” Minhyuk memukul meja dihadapannya.
                Sementara itu, Soojung baru saja sampai di SM Ent Build, dan langsung ke ruangan meeting bersama sang CEO. Disana sudah berkumpul semua termasuk managernya.
                “Sudah diputuskan, mulai besok kalian berhenti beraktivitas sementara. Pengumuman resmi dari agensi akan dirilis besok. Silahkan jelaskan pada artis masng-masing.” Sang CEO pun meninggalkan ruangan rapat.
                “Soojung, ikut aku…” Sang manager memanggilnya ke kantornya.
                “Bagaimana hasil meetingnya?” Soojung terlihat sangat cemas, peluh beberapa kali melesat dengan mudahnya dipelipis Soojung..
                “Agensi akan merilis pernyataan resmi bahwa kalian berpacaran besok. Kalian berdua dilarang melakukan kegiatan apapun selama satu minggu sampai reaksi public surut.” Ungkap sang Manager.
                “Lalu WGM ku? Tidak bisa, aku tidak memiliki hubungan seperti itu dengan Minho Oppa…” Soojung mulai berkaca-kaca.
                “Semua foto-foto bukti kedekatanmu sudah tersebar. Agensi akan melihat respon dari public tentang hubungan kalian, karena itu bersabarlah.. Jika itu respon yang negative, agensi akan mengklarifikasi hubunganmu dengan Minho. Jadi lakukan apa yang diperintahkan CEO. WGM  mu berakhir, semua iklanmu juga. Kau diistirahatkan.” Ungkap manager.
                “Apa?! Ini gilla!” Soojung sudah tidak sanggup menahan air matanya, ia pun pergi meninggalkan ruangan manager.
                Minho yang juga baru kelua dari ruangan managernya berlari menghampiri Soojung yang sedang berjalan keluar dari SM Ent Build.
                “Soojung, mianhae…” Minho menarik tangan Soojung.
                “Berhenti membuat siapapun salah paham… Tinggalkan aku sendiri…” Soojung berusaha melepaskan genggaman tangan Minho.
                “Soojung, dengarkan aku sebentar…” Minho masih tak melepaskan genggaman tangannya.
                “Oppa, jebal… Lepaskan aku…” Soojung menatap Minho dengan air mata yang sudah tak terbendung. Air mata itu meluncur bebas dipipi Soojung. Akhirnya Minho melepaskan genggaman tangannya pada Soojung. Soojung pun meninggalkan Minho sambil menelepon seseorang.
                “Eonni, aku berjalan keluar…” Soojung menelepon Sica yang saat ini sedang menunggunya tepat didepan SM Ent Build.
                Sica langsung keluar dari mobilnya, dan memeluk adiknya saat berlari kearahnya. Soojung menangis terisak. Sica membimbingnya masuk kedalam mobil, dan ia pun mulai melajukan mobilnya ke rumahnya. Soojung tak berhenti menangis selama dalam perjalanan, Sica terlihat semakin khawatir. Saat sampai, Soojung langsung keluar dan masuk kedalam kamarnya. Sica menyusul tetapi kamar Soojung telah dikunci oleh sang pemilik.
                “Soojungie… Buka pintunya… Kau punya aku, sayang… Aku akan mendengarkanmu…” Sica mengetuk pintu kamar Soojung.
                “Aku ingin sendiri Eonni…” Teriak Soojung dari dalam kamar.
                “Baiklah, jangan berbuat macam-macam dan keluar saat makan malam nanti. Oh?” Sica terlihat berkaca-kaca menatap pintu kamar Soojung.
                “Kenapa kau harus mengalami hal yang serupa denganku… Karirmu tidak boleh berakhir sa,pai sini… Kau masih mempunyai banyak mimpi, Soojung…” Sica menghapus air matanya dan meninggalkan kamar Soojung.
                Soojung masih mengurung dirinya di kamar dan tidak keluar dari kamar walaupun Sica memksanya untuk makan malam. Sica berniat menghubungi Minho, tapi mengurungkan niatnya.
                “Aku akan menelepon Minho jika kau tidak keluar untuk makan malam!” Ancam Sica.
                Tak butuh waktu lama, Soojung langsung membuka pintu kamarnya dan menatao Sica dengan mata yang bengkak dan sembab. “ Jangan lakukan itu Eonni, aku membencinya untuk saat ini…” Ungkap Soojung sambil meninggalkan Sica didepan kamarnya dan menuju ruang makan.
                “Ini hanya kesalahpahaman bukan? Kau sudah berusaha jelaskan? Aku tahu kau tidak menyukainya walaupun Minho terlihat menyukaimu.” Sica memberikan susu pada Soojung.
                “Entahlah, aku tidak tahu kenapa rasanya aku sangat membenci Minho Oppa untuk saat ini. Aku merasa ia tidak setegas dulu. Seharusnya ia bisa melindungiku Eonni, tapi Minho Oppa tidak melakukan apapun… Aku bingung Eonni, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan…” Soojung kembali menangis.
                “Baiklah, aku akan berhenti bertanya untuk saat ini, makanlah…” Sica membelai puncak kepala adiknya. Adiknya yang plaing ia sayangi.
                “Tidurlah jika kau sudah selesai makan, dan jangan lupa minum susumu. Kau butuh waktu untuk menenangkan dirimu. Apapun yang terjadi aku tetap mendukungmu. Bahkan jika kau mendapatkan perlakuan yang sama, aku akan membelamu. Aku akan membuatmu bertahan di SM. Jangan berpikir terlalu jauh, Oh?” Sica memeluk Soojung yang sedang terdiam dan duduk hanya menatap makanannya. Sica pun meninggalkan Soojung.
                “Apakah karirku benar-benar berakhir?” Soojung terdiam. Tiba-tiba saja ponselnya bordering tanda pesan masuk.
                “Aku akan berusaha menyelesaikan masalah ini tanpa melukaimu, tenanglah Soojung. Ini salahku. Aku akan menyelesaikannya. Aku akan berusaha supaya besok berita tentang kau dan aku tidak dirilis seperti yang direncanakan.” Itulah isi pesan dari Minho.
                “Inilah yang aku rindukan dari seorang Minho Oppa…” Soojung membalas pesan itu dengan mengucapkan terima kasih. Dan mulai memakan makan malamnya.
                Esok harinya, Soojung sengaja tidak menyalahkan alarmnya dan ingin bangun siang. Bahkan ia ingin hari ini berlalu tanpa ia harus membuka matanya. Soojung menatap layar ponselnya dan raut wajah kecewa terlihat sesaat setelah ia membaca pesan dari seseorang.
                “Maafkan aku… Aku tidak bisa merubah keputusan CEO…” Isi pesan dari Minho.
                Soojung terlihat kecewa, matanya mulai memerah menahan air mata yang mendesak keluar membayangkan ia harus vakum dari dunia yang ia cintai. Bahkan ia terancam dikeluarkan seperti Eonninya, itulah pikiran Soojung yang terlihat terlalu jauh namun tak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Saat air matanya kembali menetes, ponselnya bordering tanda pesan chat masuk.
                “Aku baru sampai di bandara, aku akan ke rumahmu dan membawa banyak oleh-oleh. Tunggu aku…” Isi pesan chat dari Minhyuk.
                “Eottohke… Kita tidak bisa syuting seperti sebelumnya. Aku tidak lagi punya alasan untuk bertemu denganmu… Apa yang harus aku lakukan…” Soojung menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
                Tiga puluh menit kemudian, Minhyuk sampai di rumah Soojung, dan bersiap menekan bel rumah Soojung tetapi terhenti saat sebuah telepon masuk.
                “Kau sudah baca artikel resmi dari SM Entertaiment? Apakah kau masih mendatangi rumahnya?” Ucap Seseorang via telepon.
                Minhyuk menutup telepon dan langsung mencari artikel yang dimaksud. Ia menemukan artikel resmi yang mengumumkan hubungan Minho dan Soojung yang resmi berpacaran satu minggu belakangan. Raut wajah Minhyuk berubah, wajahnya terlihat kecewa. Ia menatap bel rumah Soojung yang hanya berjarak beberapa centi dari pandangannya. Ia terlihat ragu apakah ia masih punya kesempatan untuk menekan bel itu dan bertemu dengan Soojung. Minhyuk terlihat memalingkan tubuhnya menjauh dari rumah Soojung. Namun lagkahnya tiba-tiba terhenti dan membalik tubuhnya kembali menatap rumah Soojung. Minhyuk masih merasa ragu harus tetap melakukan niatnya atau membuang jauh-jauh niat untuk bertemu Soojung.

Apa yang akan dilakukan Minhyuk?
Apakah Minhyuk akan menyerah pada Soojung?
Chapter ini full dramatic yaa? Karena konflik mulai muncul L
Dan maaf banget untuk fansnya choi minho shinee, aku buat minho antagonis disini 

Jangan Lupa Kritik saran dan komentarnya ^^

Dan jangan lupa Novel Hyukstal akan terbit tahun ini ^^

Jangan lupa beli di toko buku terdekat yaa, readers !



Twitter : @annisRprianti_
IG & Line : annisprianti