Kamis, 20 Oktober 2011

Aku dan Airmata #Last Part

Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata

             Betapa kagetnya aku ternyata tiga orang itu adalah Fadila, Kiky dan Fitri.
"udah ngerasa cantik lo?" Fadila berbicara padaku dengan tatapan sinis.
"udah ngerasa hebat?" sambung Fitri yang melotot menatapku.
"lu pikir lu siapa? Pake nyuruh Dicky milih, hah?!" Kiky mencolek kasar pipiku.
"tau diri dikit dong jadi cewek! Lo itu cuma CEWEK TARUHAN!" Fitri mendorongku ke tembok.
"udah untung Dicky mau pacaran sama lo, pake mau nyingkirin kita! Hahaha" Fadila menatapku jijik.
Aku? Aku hanya bisa menangis. Aku hanya bisa berteriak, SIAPAPUN TOLONG AKU!
"DIEM?" gertak Fitri padaku.
"lo kalah dari kita, jadi lo harus jauhin Dicky yah, gausah ngarepin Dicky lagi!" Fadila berbicara di depan mukaku.
"denger tuh CEWEK CENGENG!" Kiky membentakku tepat di depan wajahku.
"STOP! Gue udah ga ngarapin Dicky, dan gue udah punya pacar!" akhirnya dengan seluruh keberanianku dan kekuatanku yang terkumpul, aku bisa melawan mereka.
"Oh ya? Berani banget loh bentak-bentak kita!" Kikiy menjenggut rambutku.
"Siapa si yang mau jadi pacar cewek cengeng kayak lo!" Fadila berteriak di telingaku.
‎"gue cowoknya! Ada perlu apa sama gue?" suara Izal terdengar sangat kencang.
"ii.. Izal..?" Fadila dan Kiky kaget dan terlihat gugup bercampur takut.
"gak Zal.. Sory yah... Dadah.." Fitri menarik Fadila dan Kiky berlari bersamanya, Izalpun menghampiriku.. Mengusap airmataku dengan ibu jarinya.
"kamu gapapa? Aku seneng liat kamu tadi bisa ngelawan mereka" ucap Izal sambil mengelus pipiku lembut.
Aku hanya diam dan memeluk Izal, airmataku mengalir deras dibahu Izal.
"udah... Semua udah berlalu, sekarang kamu cuci muka, aku tunggu sini. Baru kita sama-sama ke kelas, okey" Izal melepas pelukanku, mengangkat wajahku dan menatap mataku.
Aku tersenyum dan mengangguk.
Akupun masuk ke toilet, mencuci mukaku dan merapihkan kembali rambutku yang sempat acak-acakan. Setelah selesai, akupun keluar. Izal langsung menggandeng tanganku, dan kami berduapun menuju ke kelas.
sampainya di kelas Angela langsung menghampiriku.
"aku kangen kamu Alice.." Angela memelukku erat.
"aku juga Angela.." aku membalas pelukannya.
"selama 3hari tidak masuk, kau punya cerita apa saja? Bagaimana hubunganmu dengan Izal? Ayolah Alice ceritakan!" Angela terlihat sangat penasaran pada hubunganku dan Izal.
"Selamat Pagi anak-anak" sapa Pak Morgan yang baru masuk kelas.
Aku dan Angela langsung berlarian ke tempat duduk masing-masing.
"Pagi Pak..!" jawab semua murid serempak.
"sudah siap untuk tampil?" tanya Pak Morgan dengan senyum menawannya.
Ada yang menjawab siap dan ada yang bersorak karena belum siap.
"oke silahkan Reza dan Angela tampil maju kedepan, ayo berikan tepuk tangan pada Angelka dan Reza.." Pak Morgan mengajak semua betepuk tangan. Semua murid pun bertepuk tangan untuk mereka berdua.
Reza mulai memainkan gitarnya.

(cetak tebal : Angela yang menyanyi, Cetak miring : Reza yang menyanyi, cetak tebal dan miring : Angela dan Reza menyanyi bersama)


Ada cinta yang ku rasakan
Saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan
Saat ku resah dalam harap
Oo indahnya… cinta


Pernah ku ragu akan sikapmu
Tapi mengapa kini semuanya indah
Oo resahnya…


Ada cinta yang ku rasakan
Saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan
Saat ku resah dalam harap
Oo indahnya… cinta


Pernah ku malu pada hatiku
Tapi mengapa kini seolah cinta
Telah ku genggam

Tuhan ku inginkan semoga semua ini
Bukan hanya rasa, rasaku saja
Rasaku sendiri…


Ada ada saja dengan apa yg ku rasa
Bergetar di dada buat ku merana
I got the feeling cause you making me smiling
Thinking of you pusing tujuh keliling
Ku merasa ohh ada cinta

Ada cinta yang ku rasakan
Saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan
Saat ku resah dalam harap
Oo indahnya…


"yeeeeyyyy" semua bertepuk tangan untuk Angela dan Reza.
Aku langsung memeluk Angela ketika dia menghampiriku.
"kereenn sekali Angela, Reza! kalian cocok" aku mengacungkan kedua jempolku pada Reza.
Reza hanya tersenyum dan membantu Izal mempersiapkan alat musiknya, karena sebentar lagi kami tampil.
Setelah berseling dua Tim, saatnya aku dan Izal tampil.
"oke selanjutnya Alice dan Izal, silahkan.. mari beri tepuk tangan" ucap Pak Morgan.
Semua bertepuk tangan, membuat aku gugup. Tapi Izal tersenyum padaku, membuat rasa gugupku sedikit menghilang.
Izalpun mulai memainkan gitarnya.


jatuh air mataku iringi remuk redam hatiku
saat ku kehilanganmu 
dan hanya rintik hujan yang menemani aku
di saat aku bertahan, selama ini aku bertahan
lewati semua malam dingin
yang aku pandangi hanyalah langkahmu


wahai kau air mataku
hanya engkaulah saksi hidupku
saat aku kehilangannya, saat aku kehilangannya

tak pernah aku bertahan, selama ini aku bertahan
lewati semua malam dingin
yang aku pandangi hanyalah langkahmu


jatuhnya pun masih di pangkuanku
tak perlu kau sesali

wahai kau air mataku
wahai kau air mataku


di setiap detak jantungku
hanya engkau yang menemaniku
saat aku kehilangannya, saat aku kehilangannya

(wahai engkau air mataku, hanya engkaulah saksi hidupku)
saat aku kehilangannya, saat aku kehilangannya
jatuh air mataku, iringi remuk redam hatiku

Tanpa sadar aku menangis, meresapi setiap arti dan makna dari lagu yang kunyanyikan.
Semuapun bertepuk tangan, bahkan sebagian ada yang bengong karena terharu.
Aku kembali ke bangku ku, dan Izal menghampiriku. Mengusap airmataku yang masih menggantung d kedua pipipku.
"Aku akan selalu ada untuk kamu, seperti airmatamu, yang selalu menetes di pipi, seperti itulah aku.. aku akan jadi pipi yang siap menjadi tempat sandaran sang air mata.." bisik Izal di telingaku, lalu dengan secepat kilat mengecup pipikku..

Ya.. Aku dan air mata.. lagu ini aku buat untuk Dicky.
Saat aku kehilangan Dicky, hanya airmataku yang bisa menemaniku..
Saat aku merindukan Dicky, airmataku juga yang selalu setia menemaniku..
Airmataku adalah saksi bisu antara kisahku bersama Dicky..
Biar ku simpah Dicky jauh dalam lubuk hatiku.
Biarkan Airmata ini menjadi bukti, bahwa Dicky pernah menjadi milikku.
Dan biarkan airmata ini, mengantarku untuk mencintai IZAL..
Karena, dengan airmata kita bisa mengungkapkan segala rasa.
Baik itu sedih ataupun bahagia.
Jangan pernah ragu untuk menangis, jangan pernah malu saat menangis. Ungkapkanlah semua yang kamu rasakan saat kamu merasa sedih, gundah ataupun bahagia. Karna hanya dengan begitu hatimu dapat lega.
Akupun begitu, tapi Izal selalu ada untukku. Menyediakan bahunya untuk tempatku menangis.

* AKU DAN AIRMATA - END *

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Aku dan Airmata #8

Aku dan Airmata #8

oleh * Penggemar Cerpen dan Cerbung NisNis * pada 20 Oktober 2011 jam 14:15
Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata


"hai sayang!" Izal langsung memelukku.
"telat setengah jam! Huh!" aku mendorong dan melepaskan pelukannya.
"maaf tadi aku.." aku membekap mulut Izal, "ga terima alasan!" aku pun berjalan cuek meninggalkan Izal.
"sayang jangan marah..." Izal menutup pintu dan menghampiriku.
"semua orang gak ada di rumah dan orang yang udah aku tunggu-tunggu ngaret setengah jam! Menyebalkan!" aku menaiki tangga dan menuju kamarku.
Izal terus mengejarku.
"maaf sayang, tadi aku membeli ini.." ucapan Izal membuatku memalingkan wajahku padanya.
"apa?" tanyaku ketus.
"tutup matamu!" ucap Izal sambil menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya.
"gak mau!" aku turun beberapa tangga hendak menghampiri Izal, namun Izal berlari menjauh dariku.
Keluar membuka pintu belakang dan terus berlari ke halaman belakang.
"awas kau!" ancamku setengah berteriak sambil mengejar Izal.
Saat aku membuka halaman belakang, aku melihan sebuah spanduk besar bertuliskan.

*HAPPY BIRTHDAY ALICE*
I ALWAYS LOVE YOU MY SWEETY *

"SURPRISE!" Izal berjalan menghampiriku membawa sebuah kotak merah kecil.
Kini dia tepat berada dihadapanku.
Dia membuka kotak itu dan mengambil isinya, lalu dipakaikannya di jari manisku.
"happy birthday hunny" *cup* Izal mengecup keningku.
Ku pandang cincin yang melingkar di jari manisku. Dan langsung ku peluk Izal.
"makasih sayang, cincinnya cantik.." Izal membalas pelukanku.
"oke, surprise selesai.. saatnya mengerjakan tugas Pak Morgan! Ayo!" aku menarik Izal berlari meninggalkan halaman belakang dan masuk ke rumah.
"tunggu sini... Aku akan mengambil kertas dan pensilku..." aku berjalan menaiki tangga menuju kamarku.
Saat ku buka pintu, aku menginjak sesuatu.
Ku lirik kakiku dan barang yang ku injak. Ternyata itu adalah bingkai foto Dicky yang tadi aku lempar.
Aku memungutnya dan kembali memandangnya.
"andai kau disini.. Andai kau masih bersamaku.. Andai kita masih seperti dulu... Pasti semua jadi lebih selesai di hari ulang tahunku" aku mengelus foto itu, dan tanpa sadar airmatakupun menetes lagi.
Apakah ini tandanya aku masih belum bisa melupakan Dicky?
Tapi aku sudah berjanji pada Izal, bahwa aku akan melupakan Dicky.
Tapi, ini hal yang sangat sulit bagiku.
Rasa sayangku pada Dicky tumbuh sejak satu tahun lalu. Sementara hubunganku dengan Izal baru hanya 2hari.
Aku tau Izal sangat menyayangiku, tapi aku belum bisa menyayanginya melebihi rasa sayangku untuk Dicky.
Hatiku masih bergetar, saat aku memandang foto Dicky. Airmataku masih menetes, tiap aku teringat masalaluku tentangnya...
"sayang kau sedang apa? Kenapa lama?" suara Izal mengagetkanku.
"ah maaf..." aku menghapus airmataku lalu menyembunyikan foto Dicky di balik punggunggu.
"kamu menangis? Ada apa sayang? Apa yang membuatmu sedih?" Izal terlihat cemas.
"ahh... nggak.. aku.." tiba-tiba Izal menarik foto Dicky yang ku sembunyikan di balik punggungku.
"karna dia?" raut wajah Izal terlihat kecewa.
"maaf... bukannya aku tidak menepati janji... Aku hanya belum bisa melupakannya.." ungkapku secara jujur.
"tidak apa, aku tidak memaksamu melupakan Dicky untukku.. Aku mengerti Alice.. Aku akan selalu sabar menunggu, hingga hatimu sepenuhnya untukku.." Izal tersenyum tulus.
Aku hanya tersenyum dan memeluknya.
"oke.. Ayo turun, kita harus segera selesaikan tugas kita.." Izal mengembalikan foto itu. Aku mengambil pensil dan kertas, lalu menyusul Izal di ruang tamu.
Foto Dicky masih berada di genggamanku sekarang. Ku cengkram erat, seperti hatiku yang selalu berusaha memeluk erat hatinya.
"apa kau sudah punya ide untuk lagu yang kita nyanyikan nanti?" Izal menarikku duduk di sofa.
"sudah, tapi aku takyakin.." aku memberikan kertas berisi lirik lagu yang aku buat.
Aku memperhatikan Izal yang sedang mencoba mencari nada yang tepat untuk lirik lagu yang ku buat.
Ya... Pak Morgan menugaskan tiap kelompok yang beranggotakan dua orang untuk membuat sebuah lagu, dan menampilkannya di depan kelas dengan di iringi alat musik.
Sekarang Izal sedang mencari nada lirik laguku dengan menggunakan gitar.
"lagu yang sangat bagus sayang! Kau dapat inspirasi dari mana?" Izal memelukku setelah selesai mendapat nada dari awal sampai akhir..
"rahasia.." ucapku mengecup hidung Izal. *cup*
"yaudah deh aku gak maksa.. Karna aku udah tau jawabannya..." Izal tersenyum membelai rambutku.
"kamu tau?" wajahku terlihat gugup karena takut.
"ya.." ucap Izal datar sambil membereskan barang-barangnya.
Aku menatap Izal yang sedang sibuk membereskan gitar dan buku musiknya. Aku berusaha mencari tau perasaannya.
Apakah benar dia tau maksud arti dalam laguku?
Jika iya, berarti dia tau ini tentang Dicky?
Tapi kenapa dia tidak cemburu?
"oke sayang, aku pulang dulu yah... Bye.. Sampe besok disekolah yah.." ucapan Izal membuyarkan lamunanku.
"ya okey.. Hati-hati yah sayang.." aku membukakan pintu rumahku.
"hapalkan lagu yang sudah di rekam tadi ya.." pesan Izal sebelum benar-benar pergi.
"iya bawel" aku mendorong Izal keluar rumah.
Aku dan Izal sama-sama melambaikan tangan, dan *BLAM* ku tutup pintu rumahku.
*Tok.. Tok..*
"siapa lagi si?" aku membuka pintu sambil sedikit mengomel dan...
*CKLEK..*
*cup* Izal mengecup keningku.
"maaf ada yang lupa tadi" ucap Izal dengan senyum nakalnya.
"apa?" aku pura-pura jutek, tapi pipiku merah merona menerima kecupannya di keningku.
"mencium keningmu! Hahaha bye.." Izal berlari sambil cengar-cengir.
"huh dasar cowok nakal" aku mengusap-usap keningku sambil tersenyum malu.
Akupun masuk ke kamarku. Bersiap mandi karena hari sudah sangat sore.

                 *****

Keesokan harinya, tepat jam 7.30 pagi, Izal sudah menungguku di depan rumah.
"mah.. Aku berangkat" ucapku sambil mengecup pipi mamaku.
"okey sayang, hati-hati" sahut mamah yang sedang menyiapkan sarapan untuk adikku.
Aku berjalan cepat keluar ramah menuju Izal yang telah menunggu di depan pagar rumahku.
"pagi sayang.." sapa Izal sambil mencubit pipiku.

‎"pagi juga sayang..." aku tersenyum sambil mengelus pipiku yang di cubit Izal.
"sudah siap tampil hari ini?" Izal mengedipkan mata genitnya.
"tentu!" akupun naik ke motor Izal.
Aku dan Izalpun berangkat menuju sekolah.
Hanya dalam waktu 15 menit, aku dan Izal sudah sampai di sekolah. Saat aku akan turun dari motor, aku melihat rombongan geng Dicky. Rafael dan Ilham sedang berjalan bersama Fadila, sementara Dicky berjalan bersama Kiky dan Fitri, Rangga ada di belakang mereka sedang sibuk dengan ipad-nya.
Aku melihat Kiky dan Fitri melirik sinis ke arahku. Sementara aku melihat Dicky yang terlihat keren seperti biasanya.
"ayo!" Izal mengulurkan tangannya untuk menggandengku.
"kau duluan saja, aku mau ke toilet" aku berlari tanpa menatap Izal.
Aku berjalan tertunduk menuju toilet, tapi ada tiga orang yang berdiri di depanku menjegatku.
Aku mengangkat kepalaku yang tertunduk, dan betapa kagetnya aku ternyata tiga orang itu adalah...

adalah siapa hayooo ?
tunggu jawabannya di Last Part :)

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Aku dan Airmata #7

Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata


         Aku terlarut dalam pelukan seseorang yang memelukku. Saat pelukannya terasa semakin erat, ku beranikan diri mendongakkan kepalaku. Aku kaget setengah mati saat ku lihat wajah Izal.
Izal? Tidak! Kenapa cowok aneh ini yang memelukku?
Tapi aku sudah telanjur merasa nyaman dalam pelukannya. Jadi ya sudahlah... Memang ini yang aku butuhkan sekarang. Tempat bersandar, tempat menangis yang nyaman. Tapi tak pernah ku sangka, bahwa Izal lah yang mampu buatku merasa nyaman dipelukannya.
"kan udah gue bilang... jangan masuk... Jadi gini kan semua..." Izal mengusap dan merapikan rambutku yang sudah tak karuan bentuknya. Aku masih tak bisa berkata-kata... Yang keluar hanyalah lirnangan airmata.
"jangan nangis lagi yah... gausah sedih... gue siap jadi tempat lo bersandar..." Izal mengusap airmataku yang tak henti mengalir membasahi pipiku.
"mau gue anter ke Angela? Dia panik nyari lo.." Izal menatap wajahku dengan khawatir.
Aku tak bergeming... Tak sepatah katapun keluar dari mulutku, tak satu ekspresipun terlihat di wajahku. Ekspresiku datar.
Izal berusaha membantuku untuk bangun, mengangkat tubuhku dan berusaha membuatku berdiri. Tapi...
"aawhh.." untuk pertama kalinya suaraku bisa keluar. Ini karna kakiku yang terasa amat sakit.
Aku melihat Izal panik mendengar teriakanku.
"kaki lo sakit?" Izal menatap mataku dan memperhatikan wajahku dengan tegang.
Aku hanya mengangguk. Ku lihat dia melirik ke arah tangga.
"jangan bilang kalo lo jatoh dari tangga?!" Izal meraih pundakku dengan kedua tangannya.
Aku tak menjawab, hanya airmataku yang mulai mengalir lagi.
Izal memelukku untuk kedua kalinya.
Kurasakan ada sesuatu yang menetes dirambutku. Ku dongakkan kepalaku dan kulihat Izal menangis. Apakah airmatanya yang menetes di kepalaku? Apa ia menangis?
Tapi karna apa?
Banyak pertanyaan yang ingin ku ungkapkan, namun rasanya bibirku masih terasa kaku.
"sebesar inikah perasaan lo ke Dicky? Apa gak ada kesempatan buat gue?" Izal memelukku semakin erat. Dan saat ia melepaskan pelukannya, Bibirnya mendarat di keningku.
*cup*
dia mengecup keningku.
Tapi entah mengapa aku tak merasa kesal ataupun marah, yang kurasakan malah debaran jantuk yang semakin cepat.
"maaf gue egois... gue kayak gini, karna gue sayang sama lo Alice" Izal menggotongku untuk menemui Angela.
Kupandang wajahnya yang sedang serius, kuperhatikan terus, ku lihat masih ada tetes airmata yang tersisa di sudut pipinya.
Ku gerakan tanganku kearah pipinya, dan ku usap pipinya agar airmatanya terhapus.
Izal berhenti dan menatapku sesaat, dia hanya tersenyum lalu melanjutkan berjalan.
Sekitar 5 meni kemudian, ku dengar langkah kaki cepat menghampiriku.
"Alice!" suara Angela terdengar sangat jelas.
"lo nemuin dimana Zal?" Angela terlihat bingung dan panik memperhatikanku.
"di tangga turun ke parkiran, dia jatoh dari tangga.." Izal menjelaskan keadaanku pada Angela.
"Alice... Ada apa denganmu..?" Angela terlihat sangat khawatir.
"Yaudah anter dia pulang yuk.." Izal membenarkan tasnya yang hampir melorot, ku lihat wajahnya yang mulai dibasahi keringat. Aku tau, dia pasti sangat lelah.
Angela dan Izal pun mengantarku sampai rumah. Sesampainya dirumah, mamaku langsung memanggil dokter.

                      *****

*kembali ke waktu sekarang*

ya... Itulah kejadian minggu lalu... Sakit yang ada di hatiku masih terasa hingga sekarang.
Tak pernah terbayangkan olehku, hal terindah itu berakhir dengan sakit hati yang mendalam.
Ku lirik jam dinding yang menempel di dinding kamarku.
"jam 14.30.. Kok belom dateng ya?! Dasar ngaret!" aku menggerutu dengan kesal.
Ku lanjutkan kembali menulis lirik lagu yang sedang ku buat.
Aku menatap langit-langit mencari inspirasi.
"ayo Alice berfikir..." aku memukul kepalaku sendiri.
Ku tatap kertas kosong di hadapanku.
Ku bayangkan wajah seseorang di kertas itu, tapi tiba-tiba berubah menjadi wajah Dicky.
"aaa tidakk!" aku menjenggut rambutku sendiri.
"ayolah Alice jangan pikirkan cowok menyebalkan itu! Cari inspirasi lain!" aku merobek kertas kosong itu, dan melemparnya ke arah bingkai yang tadi ku lempar juga. Ya... Bingkai yang berisi foto Dicky. Yang dulu adalah pangeran impianku.
Aku kembali mencoba menulis lagu lagi, tapi tiba-tiba Angela meneleponku.

* BF ~ Angela Calling *

#Pembicaraan Via Telepon.
Aku : halo Angela?
Angela : ya Alice, ini aku... Kau sedang apa? Apa tugas dari Pak Morgan sudah selesai?
Aku : belum Angela, si bebeyku belum datang...
Angela : enak yah satu kelompok dengan pacar...
Aku : kau sendiri, apa tugasmu sudah selesai? Bagaimana rasanya 1kelompok dengan Reza?
Angela : kau tau Alice, dia jago Nge-rapp. Jadi aku menyanyi dan dia bermain musik sambil menjadi rapper di laguku. Dan kau tau? Dia sangat keren!
Aku : wauw.. Aku tak sabar menunggu besok untuk melihat penampilanmu dan Reza..!
Angela : aku juga tak sabar melihat penampilanmu Alice...
(Ting.. Tong) #suara bel rumahku.
Aku : Angela, sepertinya itu dia datang.. Nanti ku telepon lagi ya.. Byee...
Angela : okey. Good luck dear.. Byee..
Akupun menutup telepon.
Berlari membuka pintu kamar dan menuju pintu rumah.
*Klek...*
ku buka pintu rumah dan...
"hai sayang..."

siapakah yang memanggil Alice sayang?
Pacar barunya kah?

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Aku dan Airmata #6

udul :  AKU DAN AIRMATAPenulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata

"kalau begitu maaf, aku tidak bisa meninggalkan sahabat-sahabatku.. Kita putus Alice" Dick berjalan cuek meninggalkanku.
Aku tak mampu bersuara, hanya airmata yang bisa mengungkapkan betapa pedih dan sakitnya hati ini.
Airmataku mengalir deras, tubuhku terasa lemas, nafasku terasa sesak, jantungku lemah hampir tak berdetak.
Aku benci Dicky! Aku benci diriku sendiri!
Aku bodoh!
Kenapa aku memaksanya memilih jika akhirnya akan seperti ini?
Aku sungguh sangat bodoh berharap dia menyayangiku dan mempunyai perasaan yang mendalam sama denganku!
Kini, pangeran yang sudah satu tahun ku kejar telah terlepas.
Penantian yang cukup panjang kini hanya berakhir dengan uraian airmata.
Semua rasa cinta yang sejak lama terpendam harus hancur bersama pahitnya kenyataan.
Aku tertunduk lemah, hatiku terasa remuk. Kenapa harus secepat ini kebahagiaan bersama Dicky sirnah?
Apakah aku tak cukup pantas untuknya?
Apakah Fadila, Fitri dan Kiky jauh lebih menyenangkan?
Apakah aku tak cukup membuatnya bahagia dan nyaman bersamaku?
Apakah aku harus terus menyalahkan diriku sendiri?
Aku berjalan lemas duduk dibawah pohon taman belakang.
Entah wajahku seperti apa sekarang.
Ada apa dengan aku?
Kenapa aku terlalu mencintai laki-laki yang sama sekali tidak mencintaiku?
Saat aku sedang termenung, handphoneku tiba-tiba berdering.

* BF ~ Angela Calling *

Apa aku harus mengangkatnya? Tapi rasanya mulutku sulit untuk berucap.
Aku tak mengiraukan telepon itu, dan beranjak dari bangku. Aku berjalan lunglai tanpa tujuan menyusuri sekolah. Mencari tempat untuk mengadu, mengungkapkan keluh kesahku.
Aku berjalan mengikuti arah tembok, aku berniat turun ke arah parkiran... Tapi saat melangkah di anak tangga ke-2, aku terpeleset dan jatuh terduduk.
"engk.." suaraku tertahan.
Airmataku mengalir semakin deras.
Lengkap sudah penderitaanku hari ini.
Hatiku hancur, sakit tak tertahankan. Kini kakiku terasa ngilu dan sakit jatuh dari 8 anak tangga.
Entah mengapa aku tak bisa bergerak. Apa mungkin karna aku tak ingin bergerak? Entahlah.. Lumpuhpun aku tak akan peduli.
Karna sakit ini tak sebanding dengan sakit hati yang ku rasa.
Aku malu pada Angela..
Aku malu pada Izal..
Bahkan aku malu pada Diriku sendiri..
Aku memang terlalu bodoh, terlalu polos dan terlalu chnta pada Dicky.
Apa ini artinya aku harus melupakan Dicky?
Apa aku harus menghapus rasa cintaku pada Dicky?
Tidak! Aku tidak akan bisa... Tidak pernah bisa!
Aku ingin berteriak, tapi mulutku tak mampu untuk bergerak.
Aku ingin bangun dan bangkit, tapi aku tak punya cukup tenaga.
Kurasakan getar pada Handphone yang ku genggam.
Ku lirik tanganku yang menggenggam handphone, dan ternyata Angela meneleponku lagi.

* BF ~ Angela Calling *

Aku ingin mengangkatnya, aku ingin minta tolong pada Angela... Aku ingin bercerita tentang semuanya pada Angela. Tapi tanganku terasa kaku. Terasa sulit bergerak untuk mengangkat telepon itu.
Ku tekan tombol pada handphoneku untuk menerima telepon, secara perlahan ku arahkan handphone itu ke telingaku.
"Alice? Kamu dimana? Alice? Jawab aku!" suara Angela dari telepon terdengar panik, suarnya terdengar begitu jelas walau masih jauh dari telingaku.
"Alice? Kau disana? Apa kamu dengar suaraku?" sepertinya Angela mulai kesal dan berteriak. Suaranya terdengar semakin jelas.
             Akhirnya aku berusaha menggerakan tanganku, mengarahkan handphoneku kearah kupingku secara perlahan. Perlahan namun pasti, tanganku mulai terasa tidak terlalu kaku.
Ku tempelkan handphoneku tepat di telingaku.
Ku coba gerakan bibirku untuk memanggil Angela untuk menjemputku disini.
"Alice ku mohon jawab aku! Kau ada dimana sekarang?!" kini suara Angela terdengar sangat jelas ditelingaku.
"A... A.... Ange.. La.." aku bersuara lirih.
"Alice? Ya Alice, ini aku! Kau dimana? Aku sudah ke UKS, tapi kau tak disana? Apa kau bersama Dicky di UKS tadi? Aku melihatnya bersama 3orang cewek dan teman-temannya yang lain... Apa kau juga disana tadi?" aku terdiam. Mulutku terasa semakin berat untuk terucap bagai terkunci rapat.
saat ku dengar ucapan Angela. Oh Angela andai kau tau apa yang sebenarnya tadi terjadi... Lagi-lagi airmataku mengalir, menetes perlahan bagai butiran air hujan.
‎"Alice? Kau masih disana? Kau dimana sekarang Alice? Jawab aku!" Angela terdengar sangat panik.
Aku tak bisa menjawab, tubuhku terasa makin lemas. Tanpa sadar, handphoneku terlepas dan terjatuh tepat di pangkuanku.
Tanganku ikut jatuh terayun pasrah.
"Angela tolong aku..." batinku berteriak.
Sungguh rapuh dan lemahnya diri ini...
Rasanya sangat sakit, kakiku terasa berkedut, tubuhku oleng dan hampir jatuh, tapi kurasakan ada seseorang memelukku.
Memelukku dengan erat, hangat tubuhnya membuatku semakin lemas dan sepenuhnya bersandar dipelukannya.

Siapakah yang memeluk Alice?
Apa yang terjadi pada Alice setelah ini?

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Aku dan Airmata #5

Aku dan Airmata #5

oleh * Penggemar Cerpen dan Cerbung NisNis * pada 20 Oktober 2011 jam 13:02
Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata


"sory Alice, gue cuma gak mau liat lo sakit hati nanti..." Izal duduk di sebuah bangku di taman di bawah pohon.
"apa maksud lo?" aku menghampiri Izal yang duduk dan ikut duduk di sebelahnya.
"gue tau Dicky lagi ngapain di dalem, jadi gue gamau lo tau. Karna kalo lo tau, lo pasti sedih lagi kayak tadi istirahat" Izal menatap ku cemas.
"LEBAY! Udah deh jangan sok tau dan jangan jadi pahlawan!" aku bangun dari dudukku dan hendak kembali ke UKS.
"gue gini, karna gue peduli sama lo... Inget, gue udah peringatin lo..." Izal bangun lalu berjalan cuek meninggalkanku.
"dasar cowok aneh... Bilang aja ngiri sama gue! Huh" aku terus menggerutu sepanjang perjalanan menuju UKS. Sesaat kemudian, saat aku akan berjalan kearah pintu, ku lihat ada Rangga dan Fadila yang sedang berjalan kesini.
"pasti mau masuk ke UKS juga!" aku langsung bersembunyi ke pinggir tembok UKS.
Dan tebakanku benar, Rangga yang membawa banyak cemilan masuk bersama Fadila.
"ada apa sih di dalam? Mereka semua sedang apa?" aku hendak berjalan kearah pintu UKS, namun mundur lagi dua langkah ke belakang.
Rasa penasaran, curiga, takut dan gelisah berkecamuk di benakku.
Rasa penasaran karena ini ingin tau apa yang sedang terjadi didalam, rasa curiga karna Dicky masuk bersama cewek-cewek centil itu, rasa takut akan peringatan yang dikatakan Izal, dan rasa gelisah karna kebimbangan yang melandaku kini. Aku ingin tau apa yang sedang dilakukan Dicky, tapi entah kenapa, perasaan tidak enak ini terus menghantui.
Akupun tidak mengerti, mengapa rasanya seperti aku ingin menangis.
Ya... Aku harus masuk, apapun yang terjadi dan apapun yang ada di dalam, aku harus kuat melihatnya! Karna, semakin aku menunda, aku merasa semakin tersiksa.
"bismillahirrahmanirrahim" aku menarik napas dan mengelus dada, berusaha menyiapkan mentalku.
Debaran jantung kian terasa cepat, nafasku kian tak beraturan.
Aku maju berjalan secara perlahan, dengan keringat yang mulai mengalir menandakan ketegangan yang dahsyat.
"kau bisa Alice, kau harus kuat" aku berusaha menyemangati diriku sendiri untuk mengurangi keteganganku.
Kini, aku sudah ada di ambang pintu.
"satu... dua... tiga..."
*KLEK*
Aku melihat...

Melihat apa?
Mau dilanjutin sekarang apa bersambung?
Lanjut aja kali ya :p
kasian yg udah degdegan :D

              Aku melihat Dicky sedang duduk dipangkuan Kiky, dan Fitri sedang menggenggam tangan Dicky. Aku hanya bisa diam terpaku pada apa yang kulihat di bangku panjang UKS, yang harusnya dijadikan ruang tunggu.
Tiba-tiba airmataku mengalir. Apa maksud semua ini?
Siapa sebenarnya mereka?
Kenapa mereka begitu dekat dengan Dicky?
Aku yang pacarnya saja tidak pernah sedekat itu.
Dicky yang sadar atas kehadiranku langsung menghampiriku.
"A.. Alice.. Kenapa kamu disini? Bukankah kamu lagi belajar?" aku tak menghiraukan pertanyaannya. Aku hanya menatap dalam mata Dicky, ku lihat dia gugup. Dia gugup karna takut aku marah, atau takut karena sudah kepergok olehku?
"kamu kenapa nangis Alice? Apa kamu sakit?" Dicky terlihat bingung sekarang.
Aku mencoba memutar bolamataku kearah Kiky dan Fitri, namun mereka cuek mendekati Rafael sekarang. Tak tampak sedikitpun rasa bersalah di wajah mereka. Tak taukah mereka aku ini pacarnya Dicky?
Ah buat apa aku peduli pada mereka?
Aku kembali menatap seseorang yang ada dihadapanku. Seseorang yang sangat aku sayangi, yang selalu aku kagumi..
Airmataku terus mengalir, dan Dicky terlihat semakin panik.
"Alice, sebenarnya ada apa?" Dicky meraih pundakku dengan tangan kanannya.
"TEGA! Kamu tega Dicky!" aku menepis tangannya lalu berjalan cepat meninggalkan UKS.
Ku dengar suara langkah kaki mengikutiku, dan ternyata itu Dicky. Dia mengejarku.
Buat apa dia mengejarku jika hanya untuk memberikan alasan palsu?
Buat apa dia mengucapkan kata maaf padaku, jika dia melakukannya lagi padaku?
Apa sebenarnya Dicky tak pernah sedikitpun menyayangiku?
Apa selama ini aku salah menilai Dicky?
"ALICE" Dicky menarik kasar tanganku.
"apa? Apa lagi? Sudah cukup kau buat aku hancur Dicky!" aku menangis sejadi-jadinya karna tak kuasa menatap wajahnya.
"salah aku apa? Kamu tuh aneh banget yah!" Dicky malah balik membentakku.
"salah kamu? Setelah kepergok kamu masih tanya salah kamu apa?! Ada juga aku yang nanya, apa salah aku sampe kamu tega gini sama aku?!" aku mengusap airmataku yang terus mengalir.
"apa maksud kamu Kiky? Ayolah Alice, dia hanya sahabatku!" Dicky mendekat padaku.
"gak cuma dia, tapi semuanya... Apa pantas sahabat melakukan hal berlebihan seperti itu?" ya, lagi-lagi airmataku mengalir deras.
"terus? Kamu mau larang aku deket sama sahabatku? Ayolah Alice, jangan buat aku kesal. Ini hanya hal sepele.." Dicky berbicara enteng tanpa memperdulikan perasaanku.
"sepele? Tapi jika aku diam dan terus diam, aku akan terus sakit hati.. Aku pacarmu Dicky! Salahkah bila aku cemburu?" aku memalingkan wajahku pada Dicky. Aku tak sanggup menatap wajahnya, aku merasa hatiku bergetar hebat saat menatap wajahnya. Mungkin dulu adalah getaran cinta, tapi entah mengapa kini getaran itu berubah. Aku merasa ingin muntah menatap wajah polosnya yang palsu.
"jadi kamu mau apa? Aku aku menjauhi sahabat-sahabatku demi kamu?" ucapan Dicky membuatku kembali menatapnya.
"ya.. Aku mau kamu pilih antara aku sama sahabat-sahabat cewek kamu itu! Kalo emang kamu sayang aku dan pilih aku, jauhi mereka. Tapi kalo emang kamu pilih sahabat kamu... Kamu..." aku tak melanjutkan kata-kataku karena aku tak sanggup mengucapkannya. Aku takut, kalau tiba-tiba ternyata Dicky gak milih aku.
"aku putusin kamu dan jauhin kamu?" aku tersentak kaget, mataku melotot dan nafasku terasa sesak. Aku merasa jantungku berhenti berdetak sesaat.
Aku tak bisa menjawab pertanyaan Dicky. Aku hanya bisa menjawab lewat airmataku yang mengalir deras. Apa aku harus melepas Dicky sekarang? Secepat ini?
Tidak! Tidaakk! Tidak mau :(
Satu tahun aku memendam rasa ini, dan baru beberapa hari aku memelikinya tapi kenapa harus secepat ini melepasnya?
"iyakan? Jadi kamu mau aku pilih antara itukan?" Dicky menarik wajahku untuk menatapnya.
Aku tak sanggup menatap matanya. Aku hanya menangis memejamkan mataku. Tidak.. Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Tapi, aku sudah telanjur membuatnya memilih.
"ya.." aku menjawab singkat sambil tetap memejamkan mataku.
"yakin mau aku memilih?" Dicky melepaskan tangannya yang memegang wajahku.
Aku memberanikan diri untuk membuka mata dan bersiap menerima pilihannya.
Aku menatap matanya mendalam. Berharap dia memilihku.

Apakah yang akan dipilih Dicky?
Akankah Dicky memilih Alice dan menjauhi sahabat-sahabatnya?
simak di part selanjutnya :)

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Aku dan Airmata #4

Aku dan Airmata #4

oleh * Penggemar Cerpen dan Cerbung NisNis * pada 18 Oktober 2011 jam 13:12
Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata



"tadi ada orang ga sih?" aku celingak celinguk seperti orang bodoh.
"ANEH!" aku mengusap airmataku yang tergantung dan hampir menetes, lalu berlari kembali ke kelas. Aku duduk dikursi dan merebahkan kepalaku dimeja. Kupandangi HPku yang terpampang foto Dicky sebagai Walpaper HPku.
Lagi-lagi airmataku menetes membayangkan bisikan suara aneh di pojok kantin tadi.
"ARGH!" aku memukul meja sekuat tenagaku, melampiaskan segala rasa kekesalanku.
"nih minum dulu.." suara seseorang mengagetkanku. Sepertinya aku pernah mendengar suara itu. Tapi ternyata itu adalah suara Izal. Teman sekelasku yang duduk di samping barisan bangku tempat dudukku.
"makasih" aku menjawab dengan cuek lalu meminum air itu.
"lo masih jadian sama Dicky?" Izal menatapku tajam.
"mau tau aja deh lo!" aku membuang mukaku dan mengacuhkan Izal.
"Alice, lo harus hati-hati sama Dicky... Dia itu..."
"STOP! Lo gausah ikut campur urusan gue!" aku menggebrak meja dan berjalan cepat keluar kelas.
              Aku pergi ke taman belakang untuk menenangkan diri. Aku mulai berfikir, apakah Dicky seorang PLAYBOY? Oh My God, jika benar aku pasti gak gak gakuat..
Tapi cinta aku terlaru kuat untuk Dicky. Sehingga aku lebih percaya pada Dicky daripada percaya dengan apa yang aku lihat.
Apakah aku sudah gila?
Ya, mungkin aku gila karna DICKY!
Saat aku terlarut dalam lamunanku, tiba-tiba aku mendapat pesan dari Angela.

From : BF ~ Angela
Alice, kau dimana?
Cepat masuk, Pak Morgan sudah masuk kelas!

Hufth.. Haruskah ku balas? Haruskah aku jujur bahwa aku sedang patah hati? Haruskah ku katakan sekarang aku sedang menangis? Hatiku sakit Angela...

To : BF ~ Angela
aku ada di UKS, aku sedang tidak enak badan Angela. Bisa kau izinkan aku pada Pak Morgan?

From : Angela
okey, selesai pelajaran Pak Morgan aku akan menjengukmu di UKS. Get Well Soon Alice :)


           Akupun mulai melangkahkan kakiku meninggalkan taman dan menuju UKS, tapi aku membatalkan niatku untuk melanjutkan langkah kakiku, aku mundur dua langkah dan bersembunyi di balik pohon di samping UKS saat aku melihat ada Dicky bersama Ilham, Rafael dan juga dua orang cewek.
Hemm aku kurang kenal dengan dua orang cewek itu.. Tapi mereka berdua adalah 2 cewek yang sama dengan yang dikantin.
Ya! Aku ingat! Mereka adalah Kiky dan Fitri!... Tapi sedang apa mereka berlima disini?
Bolos?
Atau salah satu dari mereka sakit?
Tapi siapa? Semua terlihat baik-baik saja, tidak ada satupun yang sakit.
"eh.. Mereka berlima masuk UKS!" aku hampir saja berteriak karena kaget.
Satu persatu dari merekapun masuk.
"ngintip ga ya? Tapi takut.. Tapi penasaran juga.. Tapi.. Ahh.." aku menjenggut rambutku sendiri. Aku bimbang dengan perasaanku sendiri. Antara takut, penasaran, dan khawatir.
           Aku berjalan mengendap secara perlahan, tapi tiba-tiba ada yang membekapku, dan menarikku bahkan sepertinya menyeretku menjauh dari UKS.
Aku merasa resak napas dibuatnya!
Siapa sih dia? Seenaknya aja narik-narik aku!
Aku mencoba memberontak namun tidak bisa. Aku berusaha melepaskan tangannya yang membekap mulutku, namun tanganku malah ditahan dan di cengkram erat oleh tangan satunya.
Sial!
Siapa sih orang ini?
Kenapa dia membekap dan menyeretku seperti ini?
Aku berusaha mendongak keatas namun tak cukup terlihat wajahnya.
Apa aku diculik?
Oh tidaaakk!
Aku janji tidak akan bolos lagi Ya Tuhan, aku janji tidak akan nakal lagi, tapi tolong aku...!
... Aku rasanya ingin menangis dan berteriak, namun aku hanya bisa menangis.
Airmataku mengalir.
"ini taman belakang!" batinku dalam hati.
"Phuahh!" aku langsung mencoba bernapas setelah orang yang membekapku melepaskan bekapannya padaku!
"ahh kurang ajar! Maksud lo aa..." aku tak sanggup melanjutkan kata-kataku saat menoleh dan melihat wajah orang yang tadi membekapku.
"OH JADI ELO? Dasar! MAU APA LO?!" aku berteriak kesal dan memundurkan langkahku karena takut.

Siapa yah orang yang membekap Alice?
Kenapa dia dibekap?
Lalu ada apa di ruang UKS dengan Dicky dan kawan-kawan?

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Aku dan Airmata #3

Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata


"eh kamu Ga.." aku sangat terkejut saat Rangga mencolek pundakku.
"ngapain disini?" Rangga melirik sekitar sesaat dan menemukan jauh didepanku ada Dicky. "oh Dicky?" Rangga mengerutkan keningnya.
"hu um.. eh ya kamu tau cewek yang duduk di samping Dicky siapa?" aku menunjuk cewek yang aku maksud.
"oh itu, itu Fadila, kita semua panggil dia Dila.. Kenapa? Cemburu ya Lice?" Rangga menggodaku dengan kedipan matanya.
"ah nggak, cuma bingung aja.. kok dia deket dan akrab bgt yah sama Dicky?" kali ini aku tak bisa menyembunyikan rasa cemburuku. Tak bisa lagi menahan rasa penasaran yang tersimpan dihatiku.
"hahaha.. dia satu gank sama Dicky, makanya keliatan deket dan akrab bgt.. Tenang, dia gak ada hubungan apa-apa kok. Cuma lo pacarnya.." Rangga menepuk pundakku sambil tersenyum lalu berjalan pergi meninggalkanku.
Aku hanya bisa menarik napas, berusaha menenangkan hatiku dan berusaha sabar.
             Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke kelas. Dengan perasaan cemburu, kesal dan sedih aku berjalan perlahan kembali menuju kelasku. Tapi saat aku hendak membuka pintu kelas, tiba-tiba ada seseorang memanggilku.
Suara yang tak asing buatku, suara yang selalu terdengar sampai hatiku. Ya, suara Dicky, Pujaan hatiku.
"Alice.." suaranya terdengar sangat lembut.
"ii..iya?" aku menjawab dengan gugup.
"kau marah padaku?" kali ini raut wajahnya terlihat menyesal.
"oh.. Ng.. Nggak kok.. Kata siapa?" aku semakin gugup dan takut. Entah kenapa aku merasa takut melihatnya merasa bersalah.
"kenapa kamu gak bales sms aku? Kenapa gak jadi ke kelas aku?" Pertanyaan Dicky kali ini benar-benar membuatku semakin gugup! Ditambah dengan tampang imutnya yang terlihat menyesal. Innocent banget ya ampun.. Hatiku meleleh >.
"aku.. aku.." aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Mulutku seperti terkunci karena terpesona oleh wajahnya.
"Dila itu cuma temen aku, tadi ada yang ngerjain dia, jadi dia curhat, terus kita becanda-bercanda biasa aja kok" Dicky menjelaskan semua secara detail dan lengkap.
Aku hanya tersenyum memandangnya. Ternyata Dicky memikirkan perasaanku.
*Teng..Teng* bel tanda masuk berbunyi.
"aku gak apa-apa kok.. Aku gak marah sama kamu. Udah sana udah bel.." aku tersenyum lega menatapnya.
"oke, istirahat aku kesini d...eh.. Dadah.." Dickypun berlari meninggalkanku, dan masuk ke kelas.
"Angelaa" aku berteriak bahagia.
"Ssstt, ada Pak Fahrie dipintu!" ucap Angela memperingatkanku.
"Oopss.. Aku Bahagia Angela" aku berbisik ditelinga Angela kali ini.
"oh ya? Ceritakan padaku!" Angela tersenyum , ikut merasa senang.
          Sepanjang pelajaran Pak Fahripun, aku dan Angela hanya mengobrol. Kadang aku merasa risih, saat ku lihat Izal dan Reza yang duduk di barisan kanan menatapku sambil tertawa kecil.
Memangnya ada apa denganku? Apa ada yang salah? Ah entahlah, buat apa aku hiraukan mereka?

*Teng.. Tengg*

"horay istirahat!" batinku.
"Ciee.. Aku gak sabar lihat Dicky kesini.. Mungkinkah kalian akan makan bareng di kantin?" Pertanyaan Angela membuatku gugup seketika. Aku langsung membayankan jika Dicky mengajakku makan ke kantin, lalu kami main suap-suapan dikantin, dan seisi kantin melihat kami! Betapa bangga dan bahagianya diriku , jika itu memang terjadi.
Tapi sudah 10menit berlalu, Dicky tak kunjung muncul.
Sungguh membuatku kesal!
"Alice, apakah kau mau ke kantin denganku, atau tetap menunggu Dicky disini?" tanya Angela tiba-tiba.
"hum.. Aku akan tetap disini menunggu Dicky.. Kau duluan saja Angela.
"okey.. Good Luck Alice" Angelapun pergi meninggalkanku.
Hatiku langsung merasa bimbang. Segala prasangka buruk dan pikiran negatif mulai bermunculan di otakku.
"oh ayolah Alice, positif thingking, dia tidak akan mengecewakanmu!" aku berbicara pada diriku sendiri untuk mengurangi rasa gelisahku.
Aku melihat Izal sedang memandangku. Aku merasa tak suka dipandang seperti itu, akupun langsung berjalan keluar kelas dan menuju kantin SENDIRIAN!
Yah.. Hanya sendiri! Sungguh menyedihkan :(
           Aku berjalan dengan malas menuju kantin, saat hendak ke tempat mie ayam, kulihat Dicky sedang duduk diantara dua cewek. Dan yang satu lagi itu yang tadi aku lihat. Yaa.. dia Fadila! Tapi yang satu lagi siapa?
Belum terselesaikan rasa penasa...ranku ini, tiba-tiba ada seorang cewek lagi yang menghampiri Dicky dengan membawa es kelapa.
Aku semakin bingung dan penasaran dengan semua ini!
Siapa sih mereka semua? Siapa cewek-cewek centil itu? Apa hubungan mereka sama Dicky?
Aku tertunduk lesu melihat semua kejadian hari ini. Baru saja tadi aku bahagia, tapi sekarang Dicky membuat hatiku terluka.
Oke harus ku akui aku tak tahan, tapi aku merasa ingin bertahan. Aku sangat menyayangi Dicky.
Aku mencoba melihat Dicky, dan ternyata kini Ilham, Rangga dan Rafael telah ada bersama Dicky.
Aku terjongkok di ujung tembok kantin. Rasanya aku ingin menangis. Aku harus percaya Dicky atau harus percaya dengan apa yang aku lihat? Aku menunduk menyembunyikan wajahku dengan tanganku.
"cewek yang di kepang pinggir itu Fadila, yang dikuncir satu namanya Kiky, dan yang tadi bawa es kelapa itu namanya Fitri. Mereka semua 1gank sama Dicky. Denger-denger mereka itu terkenal dengan hobby taruhan. Hati-hati aja lo jadi korbannya. Gue khawatir tentang hubungan lo sama Dicky"
aku menoleh ke arah suara itu yang kurasakan tepat berada di samping kananku. Namun saat aku menoleh, tidak ada siapapun disampingku!

Siapakah dia sebenarnya?
Apakah aku hanya berhalusinasi?
Tapi gak mungkin kan?

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Aku dan Airmata #2

Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata

okey lanjut :)

"yah aneh aja.. emang kalo mau pacaran musti lama yah PDKT nya?" lagi-lagi Dicky bicara dengan menahan tawa.
"yahh engga sihh.." aku menunduk menahan malu.
hatiku berdebar sangat kencang. Rasa ini sungguh membuatku gerah, haus dan lapar! *lho?
rasanya aku ingin meminum lautan , ingin memakan seisi bumi, dan kuhirup semua udara yang ada!
Aku sungguh sangat bahagiaa :)
"Alice? apa jawaban kamu?" lagi-lagi Dicky memandang tajam. sepertinya penasaran dengan jawabanku.
"aku mau.." jawabku dengan wajah yang memerah.
"mau apa?" Dicky tersenyum nakal.
"ishh yah mau jadi pacar kamulah.." aku berbisik lalu berjalan cepat meninggalkan Dicky. Dicky mengejarku dan menggenggam tanganku.
"ciee.. yang lagi bercinta..." ledek Rafael temannya Dicky yang berada di depan kami.
"hahaha.. duluan yah Raff, Ga.. Ham.." Dicky pamit pada teman-temannya.
Aku terkejit melihat Ilham dan Rafael yang sedang merokok. Apakah Dicky juga merokok?
Ingin aku bertanya langsung padanya, namun rasanya canggung sekali.
       Aku pulang bersama dengan Dicky. Dicky mengantarku sampai rumah. walaupun hanya dengan berjalan kaki, namun aku merasa sangat bahagia, karena sepanjang perjalanan, Dicky sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya padaku.
"ini rumah aku.. mau masuk? jangan yahh ada mamah.. hehehe" senyum jahilku menghias wajah mungilku.
"huwhh.. bilang ajah gak boleh mampir!" Dicky mencubit hidungku dengan gemas.
"maaf.. abiss takut tau.." ucapku gugup. ingin sekali aku memanggilnya sayang. namun hatiku masih serasa canggung.
"yaudah aku pulang yah.. sampe ketemu besok disekolah.." Dicky pamit dan sempat mengacak-acak rambutku sebelum akhirnya dia berlari menjauh. dan tak lupa memberikan salam perpisahan hari ini dengan senyum manisnya.
Akupun masuk kerumah dan melakukan aktivitasku seperti biasa jika pulang sekolah.

            *****

        Keesokan harinya, jam 5 pagi, tiba-tiba handphoneku berdering dengan sangat kencang. Awalnya aku merasa sangat kesal, karena suara deringnya membuatku terbangun, tapi ketika tahu yang menelepon adalah Dicky, aku langsung terburu-buru mengangkatnya.

#Pembicaraan Via Telepon
Dicky : pagi cinta..
Aku : pagi juga..
Dicky : baru bangun yah ?
Aku : iyah , kok tau ?
Dicky : suara kamu masih kayak orang ngigo tau.. haha
Aku : ishh jahat.. kan kamu yang bangunin.
Dicky : yaudah sana mandi , sholat terus berangkat sekolah! jangan lupa sarapan ya cinta..
Aku : okehh kamu juga yahh saayaangg..
Dicky : siip.. sampe ketemu disekolah cinta.. dadah..
Aku : daahh...
*Akupun menutup teleponnya*

"aaaaaa dia nelepon.. dia perhatian! ya ampuunnnn! aaaa" aku berjingkrak jingkrak lompat diatas kasur.
tiba-tiba *Tok..Tok..Tok..*
"Alice, udah bangun?" sapa mamah dari luar pintu.
"udahh mahh.." aku menjawab pelan.
"cepet mandi, jangan teriak-teriak gajelas dong di kasur.." perintah mama.
"opss.. mamah tau... IYA MAHHH" aku bangun dari tempat tidur lalu bersiap-siap pergi kesekolah.

                 *****

          Ketika sampai disekolah, tujuanku yang pertama adalah Dicky! yaa Pujaan Hatiku, Kekasih Hatiku. Ketika sampai kelas, kulihat Angela sudah ada di tempat duduknya. akupun langsung menghampirinya.
"Angelaaaa" aku berteriak sambil memeluknya.
"auwhh.. Ada apa Alice?" Angela terlihat kaget dan bingung.
"kau tau, kemarin ada kejadian apa?" aku melepaskan pelukanku pada Angela lalu duduk di bangku ku, disebelah bangku Angela.
"apa? kan kamu belum cerita Allice ,- !" Angela terlihat jengkel.
"tebakanmu benar Angela! tebakanmu kemarin tentang Dicky!" aku berteriak histeris. teman-teman yang ada di kelas memandangku.
"sstt! maksudmu tentang Dicky yang mana? jangan buat aku penasaran Alice!" Angela memelototiku.
"dia menembaku!" aku memeluk Angela tiba-tiba.
"waow.. selamat Alice!" Angela membalas pelukanku.
"kau tau, kemarin dia mengantarku sampai rumah.. lalu.." aku menghentikan ucapanku saat aku menerima Pesan dari Dicky.

From : My Lovely Dicky
cintaa, kamu udah berangkat belum?
miss you :*

"Angela, dia SMS!" aku menunjukan SMS Dicky tadi pada Angela.
"waow.. sekali lagi selamat yah sayang, kamu telah mendapatkan pujaan hatimu yang sudah setahun lamanya kau puja.." ucap Angela sambil mengusap pipiku.
"thanks Angela.. sekarang aku ingin ke kelasnya.. ingin melepas rindu padanya!" ungkapku pada Angela.
"silahkan.. semoga sukses Alice.." Angela tersenyum lembut padaku.
Akupun meninggalkan kelasku dan menuju ke kelas Dicky.

           *****

Saat akan membelok ke arah kelas Dicky, tiba-tiba aku melihat Dicky sedang mengobrol dengan seorang cewek. aku memperhatikan mereka dan mereka terlihat sangat akrab. Dicky terlihat menyentuh rambut cewek itu. Betapa sakitnya hati ini melihat kejadian yang begitu menyiksaku pagi ini. Aku ingin menghampiri dan menyapa Dicky, namun... ada keraguan dihatiku.
          saat sedang terdiam, tiba-tiba ada seseorang yang mencolek pundakku.
"ehh kamu..."

kamu siapa yah ?
bersambung dulu yahh :))

NO COPAS :))

Aku dan Airmata #1

Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata


Jatuh air mataku..
Iringi remuk redam hatiku..
Saat ku kehilanganmu..
Hanya rintik hujan yang menemani aku..

     Aku menghela napasku, berusaha menahan airmata ini saat menulis sebuah bait puisi yang ingin kujadikan sebuah lagu.
Kulirik lagi bingkai foto yang memamerkan wajah cowok tampan idamanku.
"kenapa si kamu harus lakuin ini ke aku? Apa sedikitpun gak pernah ada rasa sayang yang tulus? Aku benci kamu Dicky!" aku membanting bingkai foto yang terbuat dari kardus yang kubuat minggu lalu saat hari pertama aku menjadi pacarnya.
Teringatku akan kenangan minggu lalu. Saat pertama dia menembakku sepulang sekolah

              *****

*flash back*

from : Dicky
Alice , pulang sekolah nanti aku tunggu di gerbang yah..

To : Dicky
okey Dicky..

Aku tersenyum sendiri memandang layar HP ku.
"asik pulang bareng! Setelah PDKT selama 5hari bisa pulang bareng!" batinku dalam hati.
Aku melihat jam tanganku, dan ternyata 10menit lagi pulang sekolah.
Aku melamun membayangkan hal indah sepulang sekolah nanti.
Pulang sekolah bareng sama orang yang disuka sangatlah menyenangkan bukan? Tentu!
"Alice!" Teriakan Angela membuatku tersadar dari lamunanku.
"ada apa Angel?" aku menjawab dengan gugup.
"nanti pulang sekolah antar aku ke toko kue ya? Kau sudah janji bukan?" ucapan Angela membuatku kaget setengah mati.
Aku memang sudah janji pada Angela kemarin, bahwa hari ini ingin mengantarnya ke toko kue untuk memesan kue ulang tahunnya. Tapi aku juga sudah janji pada Dicky akan pulang bersamanya hari ini.
Jadi mana yang aku pilih?
Dicky pujaan hatiku, atau Angela sahabatku?
*teng..teng*
bel pulang sekolah berbunyi.
Aku langsung menerima SMS dari Dicky.

From : Dicky
tunggu di gerbang depan yach!

Dan tiba-tiba Angela memanggilku.
"Ayo Alice!" Angela terlihat begitu semangat, aku tidak mau mengecewakannya.
Tapi aku juga tidak mau melewatkan kesempatan ini.. Aku harus jujur pada Angela!
"Angela tunggu!" aku merasa gugup dan takut.
"ya Alice?" senyum Angela masih menghiasi wajah mungilnya.
"maafkan aku Angela.. Aku.. Aku.." kata-kata yang ingin ku katakan terasa sangat berat untuk terucap.
"kenapa Alice? Apa kamu tak bisa mengantarku?" Angela mencoba menebak. Dan tebakkannya sangat tepat!
"yah.. Maafkan aku Angela.." aku tertunduk takut didepannya.
"Alice mengapa kau tak bisa? Apa ada masalah? Apa kau ada janji dengan yang lain?" kulihat rasa kecewa terpancar di wajahnya.
"maafkan aku Angela.. Aku.. Ada janji dengan Dicky.. Aku dan Dicky akan pulang bareng hari ini.." lagi-lagi aku menunduk takut. Takut mengecewakan Angela dan membuatnya sedih.
Tiba-tiba kurasakan genggaman tangan Angela dikedua tanganku.
"sungguh kau akan pulang bersama Dicky hari ini?!" aku melihat senyuman diwajah Angela.
"yap.." aku mengerutkan keningku menebak ekspresi apa lagi yang Angela berikan padaku.
"Oh Alice selamat yah sayang.. Apa kau sudah jadian?" Angela memelukku dengan gemas.
"wow waow.. Tahan.. Aku belum jadi pacarnya, tapi dia mengajakku pulang bersamanya. Apa menurutmu ini pertanda baik?" aku melepas pelukan Angela.
"tentu sayang.. Itu artinya dia ingin lebih dekat dan mengenalmu.. Atau jangan-jangan dia akan menembakmu!?" Angela berbicara dengan sangat bersemangat.
"tapi kami baru pendekatan selama 5hari.. Tidak terlalu cepatkah itu?" entah mengapa keraguan semakin menghantuiku.
"semakin cepat semakin baik! Sudah sana pergi!" Angela tersenyum nakal dan mendorongku menuju pintu.
"oke aku duluan.. Dadah Angel.." aku tersenyum lega karena Angela tidak marah padaku.
"bye.. Good luck dear.." Angela membalas senyumku.
Akupun berjalan menuju gerbang.
Namun tak ku temukan sosok Dicky disana.
Apakah aku terlambat? Atau malah terlalu cepat karna terlalu bersemangat?
Tapi bel pulang sudah berbunyi.
Tak mungkin kan Dicky meninggalkanku lalu pulang dan membatalkan janji ini?
Apa aku harus menunggu?
Atau pulang melupakan semuanya?
Kuputuskan untuk mengirim pesan ke Dicky.

To : Dicky
Dicky, aku udah di gerbang. Kamu dimana?

Aku melirik ke kanan dan ke kiri, ke arah parkiran dan ke arah kelas-kelas dibelakangku namun tak ada. Dan tiba-tiba Dicky membalas pesanku.

From : Dicky
tunggu yah, Pak Ferdinand guru sejarah masih ngajar aja nich. Tanggung katanya.

Hufth.. Aku menghela napas lega. Ternyata semua belum berakhir dan aku masih punya kesempatan merasakan kebahagian bersama Dicky.
Aku terus menunggu Dicky di depan gerbang. Ku bayangkan wajah imutnya, senyum manisnya, suara manjanya dan tingkah lucunya. Sepertinya dia orang yang sangat menyenangkan.
Namun 7menit telah berlalu belum ada tanda-tanda Dicky datang.
Tiba-tiba aku mendapat SMS dari Dicky.

From : Dicky
tunggu yach, lg mau berdoa!

To : Dicky
oke, aku sambil jalan keluar yah..

Akupun berjalan meninggalkan gerbang secara sangat perlahan.
Sesekali menoleh ke gerbang, namun belum ada tanda-tanda Dicky. Tapi kulihat teman sekelas Dicky mulai terlihat 5 hingga 7 orang. Kuhentikan langkahku mendadak ketika mendapat pesan dari Dicky.

From : Dicky
aku udah di gerbang, kamu dimana?

Aku menoleh ke gerbang, dan ku temukan sosok pujaan hatiku yang berdiri tepat di depan gerbang.
Aku melambaikan tanganku dari tempatku berdiri, dan ternyata dia melihatku. Dia memamerkan senyum manisnya padaku. Berjalan cepat kearahku. Dan hanya dengan 1menit, kini dia sudah disampingku.
"maaf yah telat.. Abis Pak Ferdinand ngaret banget ngajarnya.. Udah nunggu lama ya?" Dicky melambaikan tangannya padaku sambil menunjukkan senyum manis khas yang dia punya. Senyuman yang bisa membuatku jatuh cinta padanya.
"gajuga kok.." aku menyambut uluran tangannya, menggenggamnya lembut dan tersenyum semanis mungkin padanya.

"rumahnya di komplek Fanna yah? Blok apa?" Dicky memulai pembicaraan.
"blok D, kalo rumah Dicky dimana?" aku mencoba mengikuti aliran pembicaraannya.
"di komplek Nizer blok A.. Oya mau dianter gak?" kulihat senyum tulus terpancar diwajahnya.
Jantungku serasa mau copot!
Ini adalah kesempatan emas untukku! Tapi aku juga tidak boleh terlihat terlalu mengharapkannya.
"terserah kamu aja sih.." aku berusaha tersenyum tanpa menunjukkan rasa tegang yang menghantuiku saat menatap wajahnya. Terutama indah bola matanya.
"tapi aku gak ada motor, gapapakan?" Dicky terlihat ragu saat bertanya.
"gapapa kok.. Kalo ngerepotin gausah juga gapapako Chiy.." aku tersenyum semanis mungkin menunjukkan ketulusanku.
Aku memang tak mengharapkan Dicky punya motor yang bagus, tapi aku mengharapkan hati Dicky yang tulus.
"emang mau punya pacar yang gapunya motor?" lagi-lagi pertanyaan Dicky membuatku deg-degan.
Apakah ini artinya ia akan menembakku, persis seperti apa yang dikatakan Angela?
"yah.. Ialah.. Kalo Cinta cuma karna punya motor, cimot dong.. Buat apa punya motor tapi gapunya hati? Kan Motor ga menjamhn seseorang bisa bahagia.." aku tersenyum seakan terpaksa karena menahan kencangnya debaran jantungku, dan gemetarnya tubuhku. Apakah jawabanku ini tepat? Atau terlalu berlebihan? Tapi itulah jawaban hatiku :)
"oh.. Kalo gitu Alice mau jadi pacar Dicky?" Dicky berbicara dengan santai ditimpali senyum khasnya yang mematikan!
Tak sadarkah dia telah membuatku hampir mati dengan ucapan dan senyumannya?
Ya.. Inilah saat yang ku nantikan. Inilah yang selalu aku harapkan. Sudah terlalu lama aku menggilainya sejak kelas X hingga sekarang kelas XI. Lima hari bisa merasakan dekat dengannya saja sudah membuatku bahagia, dan sekarang? Dia menembakku! Apakah ini mimpi?
Tanpa sadar aku terlarut dalam lamunanku.
"Alice? kok bengong? Aku salah ngomong yah?" kerutan diwajahnya mengisyaratkan kebingtngannya pada sikap anehku.
"enggak kok Chiy.. Cuma kaget aja.." aku berbicara dengan terputus-putus seperti kehabisan napas.
"kaget kenapa?" Dahinya lagi-lagi mengkerut, ekspresi wajahnya terlihat bingung.
"yah.. Apa gak terlalu cepat? Kan belum sampe seminggu kita deket..?"
Dicky malah tersenyum hampir tertawa memandangku.

Ada apa dgn Dicky?
Apa jwban Alice?
*bersambung*

NO COPAS :)

Sabtu, 03 September 2011

Gara-Gara Video Lipsing ! (Part III)

okeyyy lanjutt..
check this out PCCN :D

Dicky : gue punya rencana.. Gimana kalo besok kita ngumpul bareng nonton video lipsingnya bareng-bareng?
Ninis : wah boleh juga tuh! Tapi bener lo sama anak-anak Smash yg laen juga?
Dicky : iyalah.. Gimana mau ga?
Ninis : lo serius?
Dicky : iyalah Ninis manis..
Ninis : oke deh, gue ajakin temen-temen gue dulu yah..
Dicky : iya gue juga.. Yaudah nanti gue SMS lg deh yah..
Ninis : oke!
Dicky : bye Ninis..
Ninis : bye Didi..
Telepon pun ditutup.
Ninis dan Dicky sama-sama mengabarkan hal ini pada teman mereka masing-masing, setelah mengatur jadwal dan mengatur tempat, mereka saling memastikan teman-temannya ikut.

Keesokan harinya, Ninis, Rachel, Anna, Tika, Nancy, Nayy, dan Rira menunggu anak-anak Sm*sh di Bober Cafe.
"lo yakin nih Nis mereka dateng?" tanya Rira ragu.
"dateng kok, semalem Dicky ampe nelepon gue 3x!" jawab Ninis yakin.
"cie .. Tau deh yang teleponan" ledek Nancy.
"ye kan buat mastiin!" jawab Ninis tersipu.
"pokoknya nanti gue harus foto bareng sama Reza!" ucap Tika bersemangat.
"iyah! Gue juga harus dapet foto bareng Rangga!" sambung Anna.
"kalo perlu nomernya juga!" sambung Nayy.
"iya tuh Nayy betul" ucap Rachel yang setuju pada Nayy.
"dapet foto bareng aja udah bersyukur banget gue, apa lg nomernya? Wahh gue teraktir aqua gelas deh lo semua!" ucap Rira.
"yaelah aqua gelas buat apaan Rira? Kenyang kagak kembung juga kagak" ucap Nancy.
"hahahahaha" mereka semuapun tertawa.
"tapi kenapa mereka belum dateng ya?" tanya Anna.
"gatau nih.." Ninis pun mulai terlihat panik.
"eh tuh mereka!" ucap Tika tiba-tiba.
"mana-mana!" ucap Nancy, Nayy, Anna, dan Rira yang tidak sabar.
Mereka semuapun langsung melirik ke arah pintu masuk dan menemukan 7 pangeran mereka.
"OH MY GOD! Aslinya bener-bener ganteng buanget.." ucap Nancy kagum.
"buangettt" sambung Rira, Nayy, Tika dan Ninis serempak.
"itu bener-bener yang gue liat kemaren! Jam tangannya persis sama kyk Bisma yang gue liat!" gerutu Rachel.
"Hayy Tiranani apalah itu! Hahaha" sapa Dicky pada kami.
"haayy.." ucap Ninis, Nayy, Nancy, Rachel, Tika, Rira, dan Anna serempak.
 ‎"maaf ya lama, tadi Dicky dandan nya kelamaan" sindir Bisma.
"yee Rangga tuh yang lama!" bantah Dicky.
"yee tanya aja anak-anak, siapa yang dandan nya paling lama?" ucap Rangga dengan kedipan mata.
"DICKYY" Sahut Reza, Rafael, Bisma, Morgan, dan Ilham serempak diiringi tawa licik mereka.
‎"eh udah-udah.. Becanda aja ih.." ucap Ninis menengahi.
"ngebelain nih ceritanya?" sindir Nayy.
"CIEEE" Sorak Nancy, Rachel, Rira, Tika, dan Anna.
Dicky hanya senyum-senyum malu.
"tapi bener juga si.. Kalo becanda terus, kapan kenalannya?" sindir Reza genit.
"setuju deh sama Reza" sahut Tika tak kalah genit.
"yee.. Semangat banget!" sindir Rira.
"oh jadi lo ga semangat nih mau kenalan sama kita?" ucap Ilham.
"ya ga gitu juga sih.." jawab Rira tersipu.
"udah.. udah.. kalo kita-kita kan kalian pasti tau, nah kalian dong kenalin diri kalian" ucap Rafael.
"gajuga ah.. gue ga kenal lo deh kayaknya.." ucap Nancy genit.
Rafael mendekat pada Nancy, "masa si gak kenal gue?" tanya Rafael dengan senyum menggoda.
‎"enggak" sahut nancy sok jutek.
"masa.." ucap Rafael sambil menarik hidung Nancy lembut.
"kalo si ganteng maut pasti kenal kan?" ucap Reza PD.
"nggak tuh.. yang gue kenal cuma yang paling ganteng.. Tapi bukan lo.. " sahut Nayy.
"siapa?" tanya Reza ngotot.
"Morgan dong.. Eh kak Morgan.." jawab Nayy tersipu malu.
"oh ya? Waw! Makasih.." ucap Morgan PD.
Nayy hanya mengedipkan matanya dan mengangkat jempolnya.
"yang ganteng boleh Morgan, yang manis dan Gaya, Rangga dong pastinya.." ucap Anna.
"Geng Seminyak.. Ganteng" ucap Reza.
"Gaya.." sambung Rangga.
"Gaul.." sambung Rafael.
"Hahahaha" semua tertawa kecuali Bisma dan Rachel. Rachel hanya tersenyum bila diperlukan.
"ehh tunggu.. kayaknya ada yang diem-dieman deh dari tadi.." sindir Rira.
"siapa?" tanya Anna dan Nayy kompak.
"dari tadi yang ga kedengeran suaranya siapa?" tanya Rira.
"gue?" tanya Ninis PD.
"yee.. bukan!" bantah Rira.
"trus siapa dong?" tanya Tika.
"Bisma?" tanya Rangga.
"Yup! Tapi 1lagi juga.." ucap Rira.
"hmm.. Rachel?" tanya Ninis.
"iya Hel.. Lo kenapa si diem aja?" tanya Nancy.
"sariawawan kali" ceplos Dicky.
"sariawan tau.." sahut Ninis.
"udah ganti nama?" ledek Dicky.
"ah gaje ah.. Dicky caper nih yey.." ledek Morgan.
"Caper ya Makan" sahut Reza.
"yee itu mah laper , dodol" sambung Rangga.
"udah deh daripada banyak cingcong mending langsung aja sii lama bangettt.." gerutu Anna.
"iyahh mending pesen makan minum trus nonton video, kan enak tuhh!" usul Rafael.
"aduuuhhhh gawattt!" ucap Rangga Panik tiba-tiba.
"kenapa Ga?" tanya Bisma.
"iya gawat kenapa?" sambung Reza, Ilham dan Morgan.
"gawat gigi?" canda Dicky.
"itumah kawat gigi dodol! canda mulu nih anak!" omel Ninis.
"wooo...." sorak Nayy, Nancy, Rira, Tika dan Anna sambil mencubiti Dicky..
"aduuhh fans gue fans gueee aaa.." teriak Dicky gaje.
"ahh pada bawel lu semua! Pusing nih gue!" bentak Rangga.
"iyaa maapp.." ucap Dicky takut.
"emang ada apaan si Ga?" tanya Rafael.
"ini masalah besar! besaaarr bangeett!" sahut Rangga sambil melebarkan tangannya ke kanan dan kiri.
"iya tapi kenapa?" tanya Ninis dan Dicky kompak.

RANGGA KENAPA YA ?
PENASARAN ?
TUNGGU PART SELANJUTNYA :)

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Gara-Gara Video Lipsing ! (Part II)

okeyyy kita lanjut malem ini yahh :D

"ihh ni cowok apaan si! Nyelak-nyelak aja, ngantri dong!" ceplos Ninis yg jutek kepada cowok didepannya yang ternyata adalah Dicky.
Dicky yang merasa tersinggung pun menolah pada Ninis.
Tapi saat melihat wajah Ninis, dia diam tanpa kata, merasakan ada getaran cinta antara mereka.
"misi ya!" ucap Ninis dan Nayy kompak.
"eh tunggu!" panggil Dicky sambil membuka topinya.
"lo Ninis bukan? Kayaknya gue pernah liat lo.." tanya Dicky sambil mendekat pada Ninis.
"iya, gue Ninis, eh tunggu! Lo Dicky SMASH itu ka.." tiba-tiba mulut Ninis di tutup oleh Dicky.
"sstt.. Jaga rahasia dikit dong!" ucap Dicky dengan berbisik.
"emang lo beneran Di.... Eh didi..?" tanya Nayy.
"iya.. Diem2 yah.." ucap Dicky.
"tapi, kenapa lo kenal gue?" tanya Ninis.
"iya, lo kenal gua juga ga?" sambung Nayy.
"aduh lupa.. Soalnya kan banyak, yg gue perhatiin cuma dia.." ucap Dicky sambil melirik Ninis.
"aciee.." ledek Nayy pada Ninis.
"ikh apaan si Nay! Terus kok tau gue Ninis? Dan maksud lo cuma perhatiin gue apa?" tanya Ninis bingung.
"gue pernah liat lo di.." tiba-tiba suara Dicky di potong oleh mbak-mbak kasir.
"permisi tolong dipercepat, banyak yang mengantri.." ucap mbak-mbak kasir itu.
"eh sory.." ucap Ninis maju dan menaruh barangnya dimeja kasir.
"Nis, si Didi gmana tuh?" bisik Nayy pada Ninis.
"gue juga gatau Nayy, deg-deg an banget tiba-tiba gue" jawab Ninis balas berbisik.
"Rp.59.500;" ucap mbak-mbak kasir itu.
"iya.." jawab Ninis sambil membuka dompetnya.
"gausah, biar gue aja yang bayar" ucap Dicky dari belakang.
Belum sempat bicara, Dicky maju ke meja kasir, membayar belanjaan Ninis.
"aduh thanks ya.. tapi sory gue buru.. Sekali lg thanks ya Dikc... Eh Didi.." ucap Ninis dengan senyum manisnya sambil hendak berjalan pergi.
"tunggu" panggil Dicky menarik tangan Ninis.
"nih.. Gue tunggu ya!" ucap Dicky sambil memberikan kartu namanya disertai senyum khasnya.
"okey.." jawab Ninis sambil tersenyum balik.
Dickypun melepaskan tangannya pada tanganku dan membayar belanjaannya, sementara aku dan Nayy pergi meninggalkan kasir dan segera menyusul teman-teman kami yang menunggu di depan toko.
"sory agak lama" ucap Ninis pada Anna, Rachel, Tika, dan Nancy.
"agak? Udah lama banget kale!" ucap Anna.
"iya sory.." ucap Ninis mencubit pipi Anna.
"tapi Rira mana?" tanya Nayy tiba-tiba.
"oh iya Rira!" teriak Nancy panik.
"tadi si katanya mau nyusul lo berdua" ucap Tika.
"iya, tadi dia masuk kedalem kok!" sambung Rachel.
"tapi kita ga ketemu.. Iya kan Nis?" ucap Nayy.
"iya.." jawab Ninis.
"yaudah gue yang cari Rira deh.. Paling tuh anak lagi liat-liat asesoris" ucap Rachel.
"yaudah, cepet ya Hel!" ucap Nancy.
Rachel hanya mengangguk lalu masuk ke toko.
"Rira angkat.." gerutu Rachel yang sedang mencari sambil menelepon Rira.
Hape Rira berdering keras, dan suaranya terdengar dari arah kanan. Rachel menoleh ke kanan, ternyata Rira sedang ngobrol sama seorang cowok.
Rachel mematikan teleponnya lalu berjalan cepat menuju Rira.
"RIRA!" teriak Rachel sambil menjewer Rira.
"aduh sakit.." rintih Rira sambil menoleh kearah orang yang mencubitnya.
"ngapain disini? Katanya mau nyusul Ninis sama Nayy? Mereka udah balik lagi, lo belum balik-balik!" bentak Rachel.
"aduh Hel sory, tadi gue lagi ngobrol sama Bisma.. Iya kan?" ucap Rira sambil berbalik.
"mana Bisma? Hah?" tanya Rachel jutek.
"ihh tadi tuh ada! Bener deh.. Lo si.. Jadi ilang kan!" ucap Rira sambil melepaskan paksa jeweran Rachel.
"tapi gak Ada! Udah deh, kita ditungguin, ayo!" bentak Rachel.
"iyaa.." sahut Rira yang masih memutar bola matanya kemana-mana.
"tadi bener Bisma kan? Masa SETAN? Hiiyy~" gerutu Rira.
"tadi gue juga emang liat Bisma, bahkan sempet ngobrol.. Tadi juga waktu sama gue dia ngilang tiba-tiba.. Apa bener dia Bisma? Ah tau deh pusing" gerutu Rachel dalam hati.
‎"nah tuh dia anaknya!" ucap Nancy ketika melihat Rachel dan Rira diambang pintu keluar.
"tapi kenapa tampang mereka pada aneh gtu?" tanya Tika.
"aneh? Aneh gimana maksudnya?" tanya Anna balik.
"ya tampang oon pelanga pelongo gtu, kayak abis ngeliat setan.." jawab Tika.
"iya juga si" sahut Nayy.
"akhirnya ketemu ni bocah nyasar!" ucap Rachel pada teman-temannya setelah sampai diluar.
"sory ya temen-temen.. gue lupa waktu.." ucap Rira dengan muka melas.
"iyaiya.. Udah ah mending sekarang langsung ke tempat Les.. 10menit lg udah mulai" ucap Ninis.

      Mereka semuapun langsung berlarian menuju mobil Ninis dan berangkat menuju tempat Les.
Sementara Ninis dan teman-temannya pergi Les, Dicky dan Bisma baru sampai parkiran.
"Mang, tadi gue ketemu cewek yang ada di video lipsing yg tadi siang kita liat loh!" ungkap Dicky sambil masuk ke mobil.
"yang mana? Mereka kan se-RT.." tanya Bisma cuek.
"yang paling lucu, imut-imut gimana gituh.. Hehe." ungkap Dicky dengan manja.
"Rachel?" tanya Bisma.
"siapa tuh Rachel? Bukanlah! Namanya Ninis!" ucap Dicky.
"gue lupa kiy, yang gue inget cuma Rachel.. Tadi gue juga ketemu Rachel.." ucap Bisma tanpa sadar.
"hah? Lo juga ketemu? Ditempat tadi juga?" tanya Dicky kaget.
"eh.. Hmm.. Iya" jawab Bisma canggung.
"tapi seinget gue, tadi Ninis manggil temennya Nayy deh bukan Rachel?" ucap Dicky sambil mengingat-ingat.
"gatau ah.. Ga peduli.. Ngapain dipikirin coba hal ga penting" ucap Bisma cuek.
"ga penting buat lo, buat gue penting! Gue harus bisa gebet Ninis!" ucap Dicky mantap.
"terserah.. gue anter ampe gang aja ya.." ucap Bisma.
"lah emang lo mau kemana mang?" tanya Dicky bingung.
"mau ngambil pesenan nyokap di komplek sebelah" jawab Bisma.
"yaudah deh, nti gue langsung balik yah, salam buat nyokap lo" ucap Dicky sambil turun dari mobil.
Bisma membuka kaca mobilnya dan berkata "salam juga yah buat nyokap lo.. Daahh" ucap Bisma sambil menjalankan mobilnya.

     Dickypun jalan masuk ke rumah Bisma, mengambil motornya lalu pulang ke rumahnya.
Sementara itu, malam harinya sepulang Les, Ninis teringat dengan Dicky.
Ninis mengambil kartu nama yang tadi sore diberikan Dicky saat di Toko Asesoris.
Awalnya hanya sekedar memandang kartu nama itu, tapi tiba-tiba tersirat pikiran untuk menelepon Dicky.
‎"telepon ga yah? Tapi kalo telepon kayaknya gak banget deh cewek yg telepon.. Gue harus jaga imeg jutek gue! Eh Tapi.. Dia kan artis.. Gak mungkin dia ngejar-ngejar gue.. Tapi gue penasaran dia tau gue darimana.. SMS aja deh!" ucap Ninis yang masih bimbang.
Ninis pun kembali mengurungkan niatnya untuk telepon, dan beralih RMS Dicky.

To : Dicky Sm*sh
malem didi, eh Dicky :p

5menit.. 10menit.. 15menit..
'bip..bip' tanda SMS masuk, yang ternyata SMS balasan dari Dicky.

From : Dicky Sm*sh
malem juga..

"APA? Cuma bales gitu doang? Ikh ngeBETEin banget! Ngapain juga aku ngarep lebih.." gerutu Ninis yang kesal.
Tapi tiba-tiba ada telepon masuk..

(( Dicky Sm*sh ))

tanpa berpikir dua kali, tanpa menarik napas lagi aku langsung mengangkat teleponnya..

Pembicaraan Via Telepon.
Ninis : halo?
Dicky : ya.. Ini siapa ya? Ninis bukan sih?
Ninis : kayaknya bukan deh, kok bisa nebak ini Ninis?
Dicky : yg SMS didi itu.. Kan itu samaran nama gue tadi sore.. Baru sadar tadi juga, makanya langsung telepon.. Tapi suaranya juga mirip ah..
Ninis : bukann.. Sok tau ihh!
Dicky : iihh terus siapa dong? Yang bener sih.. (suara Dicky terdengar manja).
Ninis : ahaha iya iya, ini gue..
Dicky : tuh kan firasat gue bener! Hahaha akhirnya bisa tau nomer lo juga..
Ninis : lah emang mau ngapain tau nomer gue?
Dicky : ngapain aja juga bolehhh.. hahaha
Ninis : yeee gajee.. ehh baydewey lo tau gue Ninis tuh dari sapa si? ko bisa tau?
Dicky : takdir yang mempertemukan kita Niss.. hahaha
Ninis : yee sriusss! masa artis kayak lo kenal ama gue?
Dicky : gue tau lo sama temen-temen lo dari video Lipsing! hahaha..
Ninis : apa ? yang lagu I Heart You itu?
Dicky : iyaaa, emang kenapa?
Ninis.. gapapa.. alhamdulilah yahh dapat sesuatu dari video iseng-iseng haha
Dicky : ahahaha.. oya gue punya ide gitu dehh.. Mau tau ga? Mau tau ga?
Ninis : gamau deh! Hahaha..
Dicky : ihh tuh kan gitu!
Ninis : iyadeh didi mau mau.. Emang ide apa sih?
Dicky : gue punya rencana.. Gimana...

RENCANA APA YAA ?
PENASARAN ?
TUNGGU PART SELANJUTNYA :)

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Gara-Gara Video Lipsing ! (Part I)

Karna kangen sama PCCN, Iseng-iseng nisnis bikin Cerbung baru ni yang mirimp-mirip SMASH VS SLASH gitu buat PCCN :D
di baca yaa :)

Sebelumnya , ada pengenalan Tokoh nihh.
Gak lain ga bukan Tokoh utama adalah :
Ninis Aprianti Stanley > Ninis
Dicky Muhammad Prastya (MS) > Dicky

Tokoh Lain yaitu :
ALL Member Smash (Rafael Landry Tanubrata, Rangga Dewamoela Soekarta, Bisma Karisma, Handi Morgan Winata, M. Reza Anugrah, dan M. Ilham Fauzie Effendi)
ada juga enam tokoh cwek lainnya :
-Rachel Putri Ramandita > rachel
-Annabeth Secile Wayce > Anna
-Vannessa Nayysila > nayy
-Rira Rananda > rira
-Tika Astya > tika
-Nancy Hale Nariley > nancy

okey , here is the story :)

[Di Awal Tahun 2011 , Dunia Musik Indonesia di Hebohkan dengan Hadirnya Para BoysBand baru Indonesia, salah satunya adalah SM*SH yang sedang berada dipuncak Popularitas.
Semua Gadis Remaja Putri mengeluh-eluhkan BoyBand yang berasal dari Bandung ini, seperti..]
tiba-tiba suara terhenti karena Televisi dimatikan Oleh Bisma.
"ihh.. Kenapa dimatiin si Mang? Kan belum selesai!" ucap Dicky seraya merebut remot yang ada pada Bisma.
"lo gak bosen apa kita diomongin di TV?" ucap Reza seraya mengambil remot dari Bisma dan menyembunyikan Remot ke dalam boxernya.
"bener tuh.." sahut Bisma.
"ikh Jorok lu Za" ucap Dicky pada Reza yang melihat remot TV dimasukkan kedalam Boxer Reza sendiri.
"ga di TV, Internet, bahkan jejaring sosial juga emang lagi ngomongin kita" ucap Rangga sambil tidak berkutik dari LAPTOPnya.
"yah resikolah, kita kan mulai terkenal" ucap Morgan sambil tetap terpaku pada Bukunya.
"liat deh, mention gue numpuk!" ucap Ilham yang sedang online di jejaring sosial Twitter.
"ahh norak.. kalo gak mau ada mention, yah privasi aja susah amat.." ucap Rafael yang sedang membaca Majalah.
"ahh.. bete.. Pinjem LAPTOP lo dong Ga.." ucap Dicky mendekati Rangga.
"mau ngapain?" tanya Rangga.
"mau browsing lah, masa iya mau gue telen" ucap Dicky dengan memajukan bibirnya 5cm.
"nih.. gue juga mau tidur, awas ya dipake macem-macem!" ucap Rangga melotot.
"iyaaa" ucap Dicky seraya mengambil LAPTOP itu dari Rangga.
Dicky langsung berlari ke halaman rumah dengan membawa laptop Rangga.
"nahh.. Disini aman.." ucap Dicky sambil memperhatikan sekitar halaman taman.
Ternyata Dicky hendak browsing Video di You Tube.
"Lypsinc.. Ai.. Heart.. Yu.." ucap Dicky sambil mengetik sesuatu pada tab search. Setelah semua hasil pencarian keluar, Dicky memperhatikan satu persatu secara detail.
"hem.. mana yah.. Ga ada yang bagus.. Eh.. Apa nih?" ucap Dicky tiba-tiba.
Mata Dicky terpaku pada sebuah Judul Video :
[ I Heart You - TiRaNiNaRiTaNay ]

"ikh apaan ni? Ti..Ra..NiNa..Ta..Nay? Coba ah buka" ucap Dicky sambil mencoba melihat Video itu.

Dan ternyata, Video itu berisi 7 cewek centil yang menyanyikan lagu I Heart Yo secara Lypsinc disertai dance ala mereka, juga disertai kostum unik versi mereka dengan kaos bertuliskan nama mereka masing-masing.
"hahaha kocaakk! Apaan tuh gtu..! Hahaha" Dicky tertawa sendiri melihat Video itu.
Dari dapur, Bisma dan Reza yang sedang lewat dibelakang Dickypun jadi penasaran, apa yang terjadi di halaman belakang.
"Dick.. Ngapain lo?" tanya Reza.
"eh.. gak..!" ucap Dicky sambil menutup laptop Rangga.
"hayo liat apaan?" selidik Bisma.
"enggak ih.." ucap Dicky terus menyembunyikan laptop Rangga.
"ahh yaudah liatin aja, boneka Stich lo gue umpetin semua!" ucap Reza sambil hendak meninggalkan Dicky.
"ehh jangan Eja..!" teriak Dicky.
"nah makanya kita mau liat dong!" paksa Bisma.
"okeoke... Nih.. Tadi gue lagi liat video lipsing orang.." ucap Dicky sambil membuka Laptop Rangga.
"mana coba liat!" ucap Bisma merebut Laptopnya Rangga pada Dicky.
"eh mau dikemanain?" tanya Dicky panik.
"lo kan udah liat, sekarang kita berdua" ucap Reza dan Bisma berlari meninggalkan Dicky.
"ehh gue baru liat separoo..!" ucap Dicky mengejar Reza dan Bisma.
Mereka berdua kejar-kejaran sampai ruang tamu, dan berhenti di kamar Bisma. Dickypun ikut masuk, tapi tiba-tiba Reza dan Bisma keluar dan Reza mengunci Dicky di kamar Bisma dari luar.
"WOY BUKAIN!" teriak Dicky dari kamar.
Tapi Reza dan Bisma malah pergi keruang tamu.
"temen-temen, kita nemuin sesuatu ni!" ucap Reza ketika sampai diruang tamu.
"apaan? Itu kan laptop gua? Wah lo buka2 file gta ya?" tanya Rangga.
"enggak, kita nemuin video bagus ni.." sambung Bisma.
"mana-mana" ucap Rafael dan Morgan.
Rangga, Rafael, Morgan, dan Ilhampun beranjak menghampiri Reza dan Bisma. Mereka semuapun melihat Video Lipsing itu bersama-sama.
‎"HAHAHAHA" Semua tertawa serentak saat melihat Video itu.
Tapi tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kamar Bisma, yang kebetulan dekat dengan ruang tamu.
"WOY BUKAIN DONG, GUE BELOM SELESAI LIAT!" Teriak Dicky dari dalam kamar Bisma.
"itu Dicky?" tanya Rafael.
"iya.. Hahaha" jawab Reza dengan mata yang tak lepas dari laptop Rangga.
"wah parah lo bang anak orang dikonciin" ucap Ilham.
"udah lo bukain sana" ucap Bisma santai tanpa rasa bersalah.
"ga ah.. Seruan nonton ginian daripada nolongin Dicky" ceplos Ilham.
"jaahh sama aja.. Udah deh Morgan aja yang bukain, buka gih Gan" ucap Rangga pada Morgan.
"lah nih lagi malah nyuruh gue.. Tapi yaudah deh.. Kasian Dicky.." ucap Morgan sambil berjalan ke kamar Bisma.
"HUAHAHAHA lucu tuh yang pake kaos bacaannya TIKA!" ucap Reza yang terdengar hingga kamar Bisma.
"Gak! Lucuan juga yang pake Kaos RACHEL!" bantah Bisma yang suaranya lebih pelan dari Reza, namun tetap terdengar hingga kamarnya.
"Dick, lo di dalem?" tanya Morgan.
"iya.. Bukain gue dong Gan.." pinta Dicky.
"iya.. Bentar" ucap Morgan sambil membukakan kunci dan pintu.
"ahirnya.." ucap Dicky setelah keluar kamar.
"lo kenapa bisa dikonciin si?" tanya Morgan sambil menutup pintu kamar Bisma.
Tapi tiba-tiba "HAHAHAHA yang pake Kaos RIRA lucu!" teriak Ilham.
"ahh nanti aja jelasinnya, Videonya! Videonya! Aaaaa!" teriak Dicky panik sambil berlari ke ruang tamu, dan Morganpun mengikuti.
"ehh.. Gue mau liattt" teriak Dicky yang menghampiri semuanya.
"HAHAHAHA yang ANNA lucu Dick.. Lo dapet darimana ni Video?" tanya Rangga.
"ahh enggak.. Yang lucu tuh.. Yang.. Itu tuh! NINIS ! Cantik, lucu..." ucap Dicky.
"ahh enggak.. Lebih Lucu lagi NANCY" ucap Rafael.
"lo dapet nih video dari mana si?" tanya Morgan.
"yah.. browsing aja.. Lucu yah Gan.. Ceweknya Gokil-gokil!" ucap Dicky.
"gue belum sempet liat.. Mereka aja pada berebut" jawab Morgan.
"wah.. Sumpah lucu Gan.. Anak-anak aja pada ga berenti ngakak!" ucap Dicky.
‎"coba liat! Geseran dong..!" ucap Morgan.
Tapi tiba-tiba Laptop Rangga Mati, Baterainya habis.
"YAAHHH" Teriak semua serempak.
"gembel nih laptopnya!" ucap Dicky.
"ye.. Enak aja!" bantah Rangga.
"ikhh padahal gue belom juga sempet liat.. Udah mati aja" ucap Morgan kesal.
"Itu sih DL!" ucap Reza dan Bisma kompak.
"ahh padahal lagi seru liat yg kaos RIRA tuh.." ucap Ilham.
"tau.. Yg kaos NINIS apa lagi" ucap Dicky.
"apa jangan-jangan tulisan yg di kaos mereka itu nama mereka?" tebak Rafael.
"wah bisa jadi tuh.. ANNA yah.. Hemm.." ucap Rangga.
"pada ngomongin apaan si? Tadi video apaan?" tanya Moran bingung.
"itu tadi Video 7 cewek Lipsing lagu kita pake dance gtu Gan" jelas Rafael.
"udah ah.. Sini laptopnya.. Mau gue chas.." ucap Rangga sambil mengambil laptopnya.
"yahh.. Lo sih Dick.." ucap Bisma menyalahkan Dicky.
"kok gue?" Tanya Dicky bingung.
"yah iya, coba lo ga kesini, pasti gak mati laptopnya!" sambung Reza.
"dih dih apa coba hubungannya coba!" ucap Dicky ngotot.
‎"udah ah pada ribut mulu.. Mang, gua sama Ilham balik dulu yah, udah sora" ucap Reza pamit.
"gue juga deh, mau chas laptop dirumah aja.. gue balik yah Bis" ucap Rangga ikut pamit.
"yah kok pada pulang si?" tanya Dicky bingung.
"emang lo mau nginep? Besok lo ga sekolah?" tanya Ilham mengingatkan.
"oh iya.." ucap Dicky pelongo.
"yaudah deh gue balik yah.." ucap Rafael.
"balik ga lo Dick?" tanya Morgan.
"tar deh, gue mau ngambil HP gue yang ketinggalan di kamar Bisma" ucap Dickya sambil berjalan ke kamar Bisma.
"yah ga asik nih pada pulang.." gerutu Bisma.
"lo ikut gua aja mang" ajak Dicky.
"kemana?" tanya Bisma.
"ikut ajah.. Mau gak? Gak mau gue balik nih.." ledek Dicky.
"iya iya.. Tapi pake mobil gue aja yah.." ucap Bisma.
"oke" sahut Dicky.

Setelah Rangga, Rafael, Morgan, Reza dan Ilham pulang, Bisma dan Dicky pun pergi ke toko Acsesoris HP terbesar dan terlengkap di Bandung.
"lo cuma ngajak gua ke tempat kyk gini?" tanya Bisma yang jengkel.
"iyalah.. gue pengen ngambil pesenan gue" ucap Dicky sambil masuk kedalam, Bismapun mengikuti.
Saat Dicky mengambil pesanannya, Bisma melihat-lihat isi toko dan tanpa sengaja menabrak seseoran.
'dugh..!'
"aw.." ucap seorang cewek.
"eh sory.. Gak sengaja" ucap Bisma.
"Bisma?" ucap cewek itu.
"iya..?" sahut Bisma bingung.
"ya ampun.." ucap cewek itu sambil memperhatikan Bisma dari atas sampai bawah.. Bisma pun balik memandang dan memperhatikan Bisma.
"kayaknya gue pernah liat lo.. Ra.. Ra.." ucap Bisma tiba-tiba.
"Rachel.. Gue Rachel..!" ucap cewek itu.
"oh iya! Gue inget! Rachel yg di video lipsing itu kan?" tanya Bisma.
‎"video lipsing?" tanya Rachel bingung.
"iya.. yang nyanyiin lagu kita, yang I Heart You.." ucap Bisma mengingatkan.
Rachel berfikir sejenak, tiba-tiba..
"Hel.. Ngapain disini?" tanya seorang cewek lagi yang ternyata adalah Nancy.
"eh Nancy.. Sory gue lg ngobrol sama Bis.." ucapan Rachel terhenti saat melihat Bisma menghilang.
"Lho.. Tadi tuh ada Bisma.." sambung Rachel.
"Bisma? Bisma siapa?" tanya Nancy.
"tadi tuh ada bener deh!" ucap Rachel ngotot.
"Rachel, Nancy, ngapain disini? Ditunggu Ninis tuh!" panggil seorang cewek bernama Anna.
"udah yuk.." ucap Nancy menarik Rachel kembali ketempat teman-teman mereka.
"eh Ninis sama Nayy mana?" tanya Rachel.
"masih di kasir" jawab seorang cewek bernama Tika.
"lama banget si mereka.. Gue susul ah" ucap Rira sambil berjalan menuju kasir.
Sementara itu di kasir sedang ada antrian panjang.
"lama banget sumpah!" ucap Nayy yang tidak sabar.
"sabar Nayy.. Bentar lagi.." ucap Ninis.
Tapi tiba-tiba ada yang menyelak antrian mereka.
"misi-misi daruratt.. Air panas.." ucap seorang cowok rusuh.

SIAPAKAH COWOK ITU?
PENASARAN ?
TUNGGU PART SELANJUTNYA :)

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)

Senin, 22 Agustus 2011

Spirit Of Love (LastPart)

Here We Are The Last Part Of Spirit Of Love :))
Happy Reading PCCN :D

‎"Aku mau ke Makam Bisma.." ucapku mantap.
"kamu yakin kamu udah siap?" tanya Reza untuk meyakinkan.
"Insya Allah.. Aku gakuat dihantui rasa menyesal dan rasa bersalah terus menerus.." sahutku sambil menghapus airmataku.
"oke.. besok kita kesana.." ucap Reza sambil mengelus bahuku.
"sekarang.. Aku mau sekarang yang!" pintaku dengan memaksa.
"tapi udah sore yang.. Lebih baik besok aja?" bujuk Reza.
Aku diam dan membuang muka membelakangi Reza.
"okeoke kita kesana sekarang.. kamu ganti baju, aku izin sama nyokap kamu dulu, oke?" ucap Reza.
Aku menganggukkan kepala lalu senyum dan menghapus airmataku.
Rezapun keluar kamarku, sementara aku ganti baju.

Setelah selesai ganti baju, aku langsung ke ruang tamu.

"kamu yakin nak?" tanya mama.
Aku menganggukan kepalaku pertanda iya.
"yaudah tante, Reza sama Narmi berangkat dulu yah tante, Assalamualaikum.." ucap Reza pamit sambil mencium tangan mama.
"iya hati-hati yah.. Jangan malem-malem" pesan mama.
Aku memeluk mama sebelum pamit dan salim, lalu pergi meninggalkan rumah bersama Reza.

Dalam waktu 45 menit, akhirnya aku sampai di makam Bisma.

"itu, yang kedua dari pohon itu" ucap Reza.

Aku memandang makam itu dari kejauhan.
Bunga yang bertaburan masih terlihat segar, tanahnya masih terlihat subur , papan namanya masih terlihat bersih.
Akupun berlari menuju makam dan Reza mengikutiku.
Aku langsung duduk tersungkur didepan makam Bisma.

"beb.. Maafin aku.. Aku gak bisa kasih kamu kesan yang indah saat kamu pergi, maafin aku udah nyakitin hati kamu.. Maafin aku.." aku menangis memeluk papan nama Bisma.
"yang.. bangun.. jangan gini nanti kotor.." ucap Reza.
"lepas!" bentakku.
Rezapun melepaskan tarikan tangannya.


Aku bernyanyi tanpa sadar dan memeluk erat papan nama Bisma.


maaf ku telah menyakitimu
ku telah kecewakanmu
bahkan ku sia-siakan hidupku
dan ku bawa kau seperti diriku
walau hati ini trus menangis
menahan kesakitan ini
tapi kulakukan semua demi cinta

akhirnya juga harus kurelakan
kehilangan cinta sejatiku
segalanya telah kuberikan
juga semua kekuranganku

jika memang ini yang terbaik
untuk diriku dan dirinya
kan kuterima semua demi cinta

jujur aku tak kuasa
saat terakhir ku genggam tanganmu
namun yang pasti terjadi
kita mungkin tak bersama lagi

 bila nanti esok hari
ku temukan dirimu bahagia
ijinkan aku titipkan
kisah cinta kita selamanya

Aku menyanyi memeluk erat papan nisan Bisma, airmatakupun tak henti mengalir.
Seakan aku menyanyi untuk melepas kepergian Bisma dari hidupku..

Tiba-tiba aku mendengar suara Reza, tapi entah dengan siapa.

"kalo gue tau bakal gini akhirnya, gue gak akan pernah bawa Narmi ke masalah ini" ucap Reza.

Aku yang mendengar ucapan Rezapun memalingkan wajah dan pandanganku pada Reza, dan ternyata ada seorang wanita yang berdiri disamping Reza. Dia adalah wanita yang waktu itu mendampingi Bisma dirumah sakit.
Ya benar, itu adalah Risa teman kampus Bisma.
Aku memalingkan wajahku ke makam Bisma.

"gue rasa, kalo lo baca ini, lo akan lebih tenang.. lo beruntung Narmi.." ucap wanita itu sambil memberikanku sebuah kotak.
"maksudnya?" aku tidak mengerti apa maksud wanita ini.
"yah lo buka aja nanti.." ucap Risa.
"itu kotak dari Bisma" sambung Reza.

Mendengar ucapan Reza, aku langsung memeluk erat kotak pink itu.

"yaudah gue balik duluan yah.." ucap Risa.
"oke, ati-ati yah" sahut Reza.

Aku hanya diam memandang gundukan tanah yang berada di depanku. Aku masih tidak percaya, bahwa didalam adalah Bisma.. Bisma yang telah pergi meninggalkanku..
"mau sampe kapan kamu disini? Sekarang udah jam setengah 6.. Kamu ga kasian sama mama kamu yg khawatir?" ucap Reza.
Benar kata Reza, aku ga boleh bikin mama tambah khawatir..

"sebentar lagi.." sahutku singkat.
"aku tunggu diparkiran yah.." ucap Reza sambil mengelus rambutku.

"aku cuma bisa minta maaf sama kamu.. Semoga kamu maafin aku yah beb.. Satu hal yang harus kamu tau, aku tulus sayang sama kamu.. dan kamu akan jadi yang terbaik walaupun ga bisa aku milikin selamanya" ucapku sambil mengecup papan makam Bisma.

Akupun beranjak bangun dan berjalan meninggalkan makam Bisma.
Dan sebelum benar-benar meninggalkan makam itu, ku ucapkan kalimat terakhir untuk Bisma yang ku harap dia mendengarnya disana.. "You are always be my love and life in my heart.." ucapku sambil berjalan pergi menuju parkiran.

Rezapun telah menunggu.
"aku yakin kamu kuat.." ucap Reza.
"maafin aku yang.." ucapku sambil mendekat pada Reza.
"aku ngerti.. ini semua ralah aku.." ucap Reza mendekapku.
"yaudah sekarang pulang yah.." ajak Reza.
Aku mengangguk.
Walaupun masih terasa kesedihan itu, tapi hatiku merasa sedikit lebih tenang.

Pukul 7 malam aku sampai dirumah dan Rezapun langsung pulang ke Jakarta.
Entah mengapa, hatiku merasa lega bagai semua masalah itu telah tiada.
Apakah mungkin ini arti bahwa Bisma telah memaafkanku?
Semoga saja begitu.

Setelah mandi dan makan malam, aku teringat akan kotak merah muda yang tadi diberikan Risa yang katanya dari Bisma.
Tanpa buang waktu, akupun membuka kotak merah muda itu..
Sungguh terkejutnya aku saat melihat isi kotak itu penuh foto aku dan Bisma, karcis bioskop yang pernah kami gunakan, juga sebuah kotak merah dan selembar kertas.
Aku mencoba membuka kotak merah itu, dan berisi kalung dengan liontin berbentuk gadis kecil. Sangat lucu dan membuatku senyum-senyum sendiri.
Setelah memandang kalung itu dari berbagai sisi.
Tapi aku teringat satu hal, yaitu selembar kertas.
Aku membaca tulisan yang ada kertas itu.

Entah kenapa aku merasa takut, takut berpisah.
Takut jika waktuku telah tiba.
Kalung itu hadiah Anniversary kita ke dua..
Aku takut gak bisa kasih langsung ke kamu, jadi aku buat surat dan ngumpulin semua dalam satu kotak.
Dan jika hari kepergianku tiba, sebelum hari perayaan kita aku mau semua ini tetap berada ditangan kamu.
Simpan dan kenang semua ini, seperti kamu mengenang aku.
Jaga dan rawat semua ini seperti kamu menjaga dan merawatku.
Jika telah tiba saatnya aku pergi meninggalkan kamu, juga seluruh duniaku.. Aku ingin kamu tau..
Kamulah semangat hidupku..
Kamulah kekuatanku untuk bertahan..
Kamulah obat yang bisa memperlambat umurku..
Tapi jika takdir dan ajal tetap memanggilku, itu bukanlah salah kamu.
Bukan karena kamu.
Tapi memang sudah waktuku untuk meninggalkan kamu.
Jangan pernah salahkan dirimu karna kurang pandai merawatku, atau merasa tidak bisa membahagiakanku.
Karna kamulah bahagiaku.
Kamulah kekuatan cinta yang selama ini menghidupkanku.
Namun jika raga ini tak lagi ada, bukan berarti rasa cintaku telah mati.
Aku akan selalu ada, 
Aku akan selalu hidup dihatimu..
Because You Are My Spirit Of Love..
The Best Love I Have..

Airmataku mengalir tak tertahankan, walaupun sedih, tapi aku merasa lega aku merasa bebanku hilang.

Terimakasih Tuhan, telah kau titipkan sebuh Anugrah yang terindah untukku.
Yang telah mengajarkan banyak arti kehidupan untukku.
Kini rasa bersalah itu pudar.
Karna aku yakin, Bisma sudah tenang dan Bisma pasti memaafkanku.
Lusa adalah Anniversaryku yang ke 2bulan dengan Bisma, dan aku tetap akan merayakannya walau harus pergi ke makamnya. Karna walaupun dia sudah tiada, tapi dia akan selalu hidup dihatiku.
Malam inipun aku pasti akan tidur dengan lelap, berharap Bisma datang dalam mimpiku.

Dua hari kemudian, Reza datang ke rumahku sejak pukul 9 pagi..
Aku meminta Reza mengantarku ke makam Reza, karna hari ini adalah hari jadiku ke 2 bulan dengan Bisma. Dan tentu saja, Reza selalu bersedia menemaniku.

Tepat pukul 10 pagi, kami sampai di makam Bisma. Aku datang dengan mengenakan kalung dari Bisma.

"makasih buat hadiah yang kamu kasih.. buat surat yang kamu tulis.. dan buat semangat yang selalu kamu berikan saat aku mengingatmu.. Aku sayang kamu Bisma.." ucapku sambil memeluk papan nama makam Bisma.
Aku segera menghapus airmataku dan berusaha tidak menangis.
Aku mau Bisma bisa melihat aku yang tegar.

"sekarang, aku cuma milik kamu.." ucapku sambil menggenggam tangan Reza.
"tapi hati kamu milik kita.." ucap Reza sambil menatap makam Bisma.
Aku dan Reza saling tatap dan saling melempar senyum penuh rasa lega.

Kini, aku dan Reza kembali ke awal kisah cinta kami.
Rezapun berhasil membuat Bisma bertahan hidup hingga Bulan Ramadhan berlalu, Bulan dan moment Terindah dalam hidup Bisma.. Reza Berhasil membuat Bisma bahagia..
Dan aku? Berhasil menjadi semangat hidup buat Bisma.
Kisah Cintaku dan Reza terus berjalan, namun Kisah Cintaku dengan Bismapun terus hidup..
Dalam lubuk hatiku yang terdalam..

                                                                 -SPIRIT OF LOVE-
                                                                          -END-


*NISNIS*

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))
 (COPAS/COPAS+EDIT = DOSA SAYA JADI DOSA KAMU)