Kamis, 11 Agustus 2011

Sprit Of Love (Part XV)

okeyy saatnya Lanjut PCCN :))

"yah karna mau berkali-kali operasi, sebesar apapun kemungkinannya walaupun sampe 100%, tapi kalo takdir ajal Bisma 2bulan, sebulan atau besok, gak ada yg bisa ubah selain Allah.. Lebih baik uang buat berobat ke Singapur kita sumbangin ke panti asuhan. Itu lebih berguna daripada mikirin penyakit yang mematikan.. Bentar lg kan bulan puasa, mungkin diuang itu ada hak anak yatim piatu.." jelas Bisma.
Terlihat Bu Diska menangis, sementara Reza, Rangga, Rafael dan Morgan terlihat berkaca2.
"apa kakak udah putus asa dan gak mau sembuh? Apa kakak mau ninggalin kita tanpa usaha buat sembuh?" tanya Saskia.
"apa kamu udah ga sayang sama mama dan mau ninggalin mama?" Bu Diska menangis.
"nggak mah.. ngga gitu.. Bisma mohon ngertiin Bisma mah.. bukan Bisma nyerah atau putus asa sama penyakit Bisma, tapi karna Bisma udah gak mau nyusahin kalian.. Semakin kalian bantu aku, aku semakin merasa kalo aku ini lemah.." ungkap Bisma.
"Bisma.." ucap Bu Diskap yang menghampiri dan memeluk Bisma.
"andai aku bisa sekuat dan setegar kakak.." ucap Saskia dengan berlinang airmata.
Aku menghampiri Saskia dan memeluknya.
"yaudah.. Mending sekarang kamu minum obat, udah waktunya minum obat" ucapku.
Saskiapun mengambilkan obat, sementara aku duduk menemani Bisma diruang tamu menunggu Saskia yang sedang mengambil obat.
Sementara Rangga dan Morgan sudah masuk kamar, Rafael, Yolana dan Reza sedang menonton TV.

"nih kak obat nya.. Minum yang bener! Ka Narmi awasin ka Bisma ya.. Ka Bisma suka ngumpetin obatnya tau.." ucap Saskia.
"haha emang iya?" aku bertanya dengan sedikit tawa.
"itu kan dulu.. Udah sana istirahat tidur.." ucap Bisma pada Saskia.
"emang mau tidur.. week :p" ucap Saskia lalu menjulurkan lidahnya.
Saskiapun berjalan menuju kamar, sementara aku masih menemani Bisma.
"akhirnya.. Obat banyak, gak enak tapi ga bermanfaat.." ucap Bisma setelah selesai minum obat.
"lho kog gtu?" tanyaku.
"bagi aku sekarang, obat yang paling berkhasiat yah kamu.." ucap Bisma sambil melirikku.
"prett.. emang aku apaan.. haha.. yaudah ah.. Udah malem, tidur gih.. Istirahat.." ucapku.
"masih jam 8 beb.. Males ah.." ucap Bisma.
"kan besok kita mau jalan-jalan sekalian langsung pulang, kamu ga boleh capek.. Udah sana tidur.." ucapku pada Bisma.
"iya..iya.. kamu juga ya.." pinta Bisma.
"pasti! Aku anter yuk!" ajakku sambil mengulurkan tangan.
Bisma tersenyum dan meraih tanganku, menggenggamnya sambil berjalan menuju pintu kamarnya.
"udah sampe bos." ledekku.
"makasi istri bos" ucap Bisma membalas ledekanku.
"istri dari hongkong?" ucapku dengan mata mendelik.
"haha.. Yaudah aku tidur ya, kamu juga tidur..
Mimpi indah yaa.." ucap Bisma sambil mengusap kedua pipiku dengan kedua tangannya.
"iya.." jawabku lalu melemparkan senyum.
Bismapun masuk kamar, sementara aku menuju ke ruang TV.
Ternyata yang tersisa tinggal Rafael dan Reza.
"DOR!" aku mengagetkan Reza.
"kamu mau ngagetin?" tanya Reza.
"ga, mau mijitin! Yaiyalah yang.." ucapku bete.
Akupun duduk disamping Reza.
"haha maaf lagi serius nonton.." ucap Reza.
"oh gitu!" ucapku ketus dan memalingkan mukaku.
"ikh gitu yaa.." ucap Reza yang merauk wajahku dengan tangannya, lalu disandarkan dibahunya.
"idung aku udah pesek, kalo kamu bejek muka aku, tar idung aku makin jongkok!" ucapku pura-pura kesal.
"hahahaha.." Reza hanya tertawa dan menarik hidungku.
"sakit.. Udah tadi dibejek, sekarang ditarik! Entar diapain lagi? Hah!" ucapku sambil mengusap hidungku.
"dicium.." sahut Reza.
"mau dong! Haha" ucapku mencubit pipi Reza.
"tidur ah.. kayaknya gue ganggu nih.." ledek Rafael.
"ga ganggu kok, tapi ganggu banget!" sahutku.
"emang apa bedanya?" tanya Rafael.
"gue juga gatau bedanya haha" jawabku.
"dasar Oneng.." ucap Reza lalu menarik kepalaku ke dalam dekapannya.
"dasar.. Yaudah ah, gue duluan tidur yah.." ucap Rafael lalu bergegas ke kamar.
Aku hampir tidak bisa bernafas karna Reza mendekap kepalaku dipelukannya dengan erat.
Aku berusaha menarik kepalaku, dan sepertinya Reza sadar aku minta di lepaskan.. Rezapun melepas dekapannya.
"huah.. 5 detik aja kamu gak lepas, aku udah mati dipelukan kamu kali!" ucapku dengan nafas terengah2.
"yang penting gak mati kan?" ejek Reza.
"hufth terserah deh!" ucapku kesal.
Tiba-tiba Reza tiduran di pahaku, dan mencondongkan tubuhnya ke arah televisi didepan kami..
"emang gak boleh ya aku meluk kamu lagi?" tanya Reza.
"yah gak gitu juga si yang.. Tapi jangan keterlaluan gitu meluknya, ampe aku gak bisa napas" ucapku yang protes.
‎"namanya juga kangen.." ucap Reza sambil tetap tidak mengalihkan pandangannya padaku.
"kangen tapi nonton tv terus, akunyah dikacangin!" ucapku kesal.
"terus gimana dong?" tiba2 wajah Reza berbalik menatapku.
"apakek.." ucapku ketus dan pura2 marah.

‎"tuh kan.. ditanya malah gitu.. jelek ah kalo ngambek.." ucap Reza.
"kenapa mau sama orang jelek?" tanyaku yang makin bete.
"tau nihh di pelet kali.. Haha" canda Reza.
"ihh.. Apaan si kamu mah.." ucapku manja sambil menjewer kuping Reza.
"kurang kenceng! Huh.. Udah ah mau tidur.." ucap Reza.
"yaudah sana tidur.." ucapku bete.
"maunya disini sama kamu.." ucap Reza.
"yey maunya.. Masa aku tidur duduk?" aku makin bete.
Tapi Reza sudah terpejam, dan aku merasa tak tega membangunkan Reza yang baru terpejam. Aku mencoba membelai rambutnya, dan tertawa saat memperhatikan hidungnya yang kembang kempis saat bernafas.
"aku kangen kamu Za.." ucapku sambil menyentuh hidungnya.
Lama2 aku mulai ngantuk, dan menyandarkan tubuhku di bantal besar.
"hmm.. lebih nyaman.." ucapku pelan.
Semakin lama aku semakin ngantuk dan semakin terlelap.

Keesokan paginya, tiba-tiba ada yang membangunkanku.
"neng oneng oneng bangun.." ucap seseorang.


SIAPAKAH ORANG ITU ?
PENASARAN ?
TUNGGU DI PART SELANJUTNYAA :D

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK TERUTAMA CORET2AN KOMENTAR KALIAN :D

*NISNIS*

YANG COPAS HIDUPNYA GAK TENANG DUNIA AKHIRAT :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar