Kamis, 20 Oktober 2011

Aku dan Airmata #6

udul :  AKU DAN AIRMATAPenulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata

"kalau begitu maaf, aku tidak bisa meninggalkan sahabat-sahabatku.. Kita putus Alice" Dick berjalan cuek meninggalkanku.
Aku tak mampu bersuara, hanya airmata yang bisa mengungkapkan betapa pedih dan sakitnya hati ini.
Airmataku mengalir deras, tubuhku terasa lemas, nafasku terasa sesak, jantungku lemah hampir tak berdetak.
Aku benci Dicky! Aku benci diriku sendiri!
Aku bodoh!
Kenapa aku memaksanya memilih jika akhirnya akan seperti ini?
Aku sungguh sangat bodoh berharap dia menyayangiku dan mempunyai perasaan yang mendalam sama denganku!
Kini, pangeran yang sudah satu tahun ku kejar telah terlepas.
Penantian yang cukup panjang kini hanya berakhir dengan uraian airmata.
Semua rasa cinta yang sejak lama terpendam harus hancur bersama pahitnya kenyataan.
Aku tertunduk lemah, hatiku terasa remuk. Kenapa harus secepat ini kebahagiaan bersama Dicky sirnah?
Apakah aku tak cukup pantas untuknya?
Apakah Fadila, Fitri dan Kiky jauh lebih menyenangkan?
Apakah aku tak cukup membuatnya bahagia dan nyaman bersamaku?
Apakah aku harus terus menyalahkan diriku sendiri?
Aku berjalan lemas duduk dibawah pohon taman belakang.
Entah wajahku seperti apa sekarang.
Ada apa dengan aku?
Kenapa aku terlalu mencintai laki-laki yang sama sekali tidak mencintaiku?
Saat aku sedang termenung, handphoneku tiba-tiba berdering.

* BF ~ Angela Calling *

Apa aku harus mengangkatnya? Tapi rasanya mulutku sulit untuk berucap.
Aku tak mengiraukan telepon itu, dan beranjak dari bangku. Aku berjalan lunglai tanpa tujuan menyusuri sekolah. Mencari tempat untuk mengadu, mengungkapkan keluh kesahku.
Aku berjalan mengikuti arah tembok, aku berniat turun ke arah parkiran... Tapi saat melangkah di anak tangga ke-2, aku terpeleset dan jatuh terduduk.
"engk.." suaraku tertahan.
Airmataku mengalir semakin deras.
Lengkap sudah penderitaanku hari ini.
Hatiku hancur, sakit tak tertahankan. Kini kakiku terasa ngilu dan sakit jatuh dari 8 anak tangga.
Entah mengapa aku tak bisa bergerak. Apa mungkin karna aku tak ingin bergerak? Entahlah.. Lumpuhpun aku tak akan peduli.
Karna sakit ini tak sebanding dengan sakit hati yang ku rasa.
Aku malu pada Angela..
Aku malu pada Izal..
Bahkan aku malu pada Diriku sendiri..
Aku memang terlalu bodoh, terlalu polos dan terlalu chnta pada Dicky.
Apa ini artinya aku harus melupakan Dicky?
Apa aku harus menghapus rasa cintaku pada Dicky?
Tidak! Aku tidak akan bisa... Tidak pernah bisa!
Aku ingin berteriak, tapi mulutku tak mampu untuk bergerak.
Aku ingin bangun dan bangkit, tapi aku tak punya cukup tenaga.
Kurasakan getar pada Handphone yang ku genggam.
Ku lirik tanganku yang menggenggam handphone, dan ternyata Angela meneleponku lagi.

* BF ~ Angela Calling *

Aku ingin mengangkatnya, aku ingin minta tolong pada Angela... Aku ingin bercerita tentang semuanya pada Angela. Tapi tanganku terasa kaku. Terasa sulit bergerak untuk mengangkat telepon itu.
Ku tekan tombol pada handphoneku untuk menerima telepon, secara perlahan ku arahkan handphone itu ke telingaku.
"Alice? Kamu dimana? Alice? Jawab aku!" suara Angela dari telepon terdengar panik, suarnya terdengar begitu jelas walau masih jauh dari telingaku.
"Alice? Kau disana? Apa kamu dengar suaraku?" sepertinya Angela mulai kesal dan berteriak. Suaranya terdengar semakin jelas.
             Akhirnya aku berusaha menggerakan tanganku, mengarahkan handphoneku kearah kupingku secara perlahan. Perlahan namun pasti, tanganku mulai terasa tidak terlalu kaku.
Ku tempelkan handphoneku tepat di telingaku.
Ku coba gerakan bibirku untuk memanggil Angela untuk menjemputku disini.
"Alice ku mohon jawab aku! Kau ada dimana sekarang?!" kini suara Angela terdengar sangat jelas ditelingaku.
"A... A.... Ange.. La.." aku bersuara lirih.
"Alice? Ya Alice, ini aku! Kau dimana? Aku sudah ke UKS, tapi kau tak disana? Apa kau bersama Dicky di UKS tadi? Aku melihatnya bersama 3orang cewek dan teman-temannya yang lain... Apa kau juga disana tadi?" aku terdiam. Mulutku terasa semakin berat untuk terucap bagai terkunci rapat.
saat ku dengar ucapan Angela. Oh Angela andai kau tau apa yang sebenarnya tadi terjadi... Lagi-lagi airmataku mengalir, menetes perlahan bagai butiran air hujan.
‎"Alice? Kau masih disana? Kau dimana sekarang Alice? Jawab aku!" Angela terdengar sangat panik.
Aku tak bisa menjawab, tubuhku terasa makin lemas. Tanpa sadar, handphoneku terlepas dan terjatuh tepat di pangkuanku.
Tanganku ikut jatuh terayun pasrah.
"Angela tolong aku..." batinku berteriak.
Sungguh rapuh dan lemahnya diri ini...
Rasanya sangat sakit, kakiku terasa berkedut, tubuhku oleng dan hampir jatuh, tapi kurasakan ada seseorang memelukku.
Memelukku dengan erat, hangat tubuhnya membuatku semakin lemas dan sepenuhnya bersandar dipelukannya.

Siapakah yang memeluk Alice?
Apa yang terjadi pada Alice setelah ini?

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar