Kamis, 20 Oktober 2011

Aku dan Airmata #7

Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata


         Aku terlarut dalam pelukan seseorang yang memelukku. Saat pelukannya terasa semakin erat, ku beranikan diri mendongakkan kepalaku. Aku kaget setengah mati saat ku lihat wajah Izal.
Izal? Tidak! Kenapa cowok aneh ini yang memelukku?
Tapi aku sudah telanjur merasa nyaman dalam pelukannya. Jadi ya sudahlah... Memang ini yang aku butuhkan sekarang. Tempat bersandar, tempat menangis yang nyaman. Tapi tak pernah ku sangka, bahwa Izal lah yang mampu buatku merasa nyaman dipelukannya.
"kan udah gue bilang... jangan masuk... Jadi gini kan semua..." Izal mengusap dan merapikan rambutku yang sudah tak karuan bentuknya. Aku masih tak bisa berkata-kata... Yang keluar hanyalah lirnangan airmata.
"jangan nangis lagi yah... gausah sedih... gue siap jadi tempat lo bersandar..." Izal mengusap airmataku yang tak henti mengalir membasahi pipiku.
"mau gue anter ke Angela? Dia panik nyari lo.." Izal menatap wajahku dengan khawatir.
Aku tak bergeming... Tak sepatah katapun keluar dari mulutku, tak satu ekspresipun terlihat di wajahku. Ekspresiku datar.
Izal berusaha membantuku untuk bangun, mengangkat tubuhku dan berusaha membuatku berdiri. Tapi...
"aawhh.." untuk pertama kalinya suaraku bisa keluar. Ini karna kakiku yang terasa amat sakit.
Aku melihat Izal panik mendengar teriakanku.
"kaki lo sakit?" Izal menatap mataku dan memperhatikan wajahku dengan tegang.
Aku hanya mengangguk. Ku lihat dia melirik ke arah tangga.
"jangan bilang kalo lo jatoh dari tangga?!" Izal meraih pundakku dengan kedua tangannya.
Aku tak menjawab, hanya airmataku yang mulai mengalir lagi.
Izal memelukku untuk kedua kalinya.
Kurasakan ada sesuatu yang menetes dirambutku. Ku dongakkan kepalaku dan kulihat Izal menangis. Apakah airmatanya yang menetes di kepalaku? Apa ia menangis?
Tapi karna apa?
Banyak pertanyaan yang ingin ku ungkapkan, namun rasanya bibirku masih terasa kaku.
"sebesar inikah perasaan lo ke Dicky? Apa gak ada kesempatan buat gue?" Izal memelukku semakin erat. Dan saat ia melepaskan pelukannya, Bibirnya mendarat di keningku.
*cup*
dia mengecup keningku.
Tapi entah mengapa aku tak merasa kesal ataupun marah, yang kurasakan malah debaran jantuk yang semakin cepat.
"maaf gue egois... gue kayak gini, karna gue sayang sama lo Alice" Izal menggotongku untuk menemui Angela.
Kupandang wajahnya yang sedang serius, kuperhatikan terus, ku lihat masih ada tetes airmata yang tersisa di sudut pipinya.
Ku gerakan tanganku kearah pipinya, dan ku usap pipinya agar airmatanya terhapus.
Izal berhenti dan menatapku sesaat, dia hanya tersenyum lalu melanjutkan berjalan.
Sekitar 5 meni kemudian, ku dengar langkah kaki cepat menghampiriku.
"Alice!" suara Angela terdengar sangat jelas.
"lo nemuin dimana Zal?" Angela terlihat bingung dan panik memperhatikanku.
"di tangga turun ke parkiran, dia jatoh dari tangga.." Izal menjelaskan keadaanku pada Angela.
"Alice... Ada apa denganmu..?" Angela terlihat sangat khawatir.
"Yaudah anter dia pulang yuk.." Izal membenarkan tasnya yang hampir melorot, ku lihat wajahnya yang mulai dibasahi keringat. Aku tau, dia pasti sangat lelah.
Angela dan Izal pun mengantarku sampai rumah. Sesampainya dirumah, mamaku langsung memanggil dokter.

                      *****

*kembali ke waktu sekarang*

ya... Itulah kejadian minggu lalu... Sakit yang ada di hatiku masih terasa hingga sekarang.
Tak pernah terbayangkan olehku, hal terindah itu berakhir dengan sakit hati yang mendalam.
Ku lirik jam dinding yang menempel di dinding kamarku.
"jam 14.30.. Kok belom dateng ya?! Dasar ngaret!" aku menggerutu dengan kesal.
Ku lanjutkan kembali menulis lirik lagu yang sedang ku buat.
Aku menatap langit-langit mencari inspirasi.
"ayo Alice berfikir..." aku memukul kepalaku sendiri.
Ku tatap kertas kosong di hadapanku.
Ku bayangkan wajah seseorang di kertas itu, tapi tiba-tiba berubah menjadi wajah Dicky.
"aaa tidakk!" aku menjenggut rambutku sendiri.
"ayolah Alice jangan pikirkan cowok menyebalkan itu! Cari inspirasi lain!" aku merobek kertas kosong itu, dan melemparnya ke arah bingkai yang tadi ku lempar juga. Ya... Bingkai yang berisi foto Dicky. Yang dulu adalah pangeran impianku.
Aku kembali mencoba menulis lagu lagi, tapi tiba-tiba Angela meneleponku.

* BF ~ Angela Calling *

#Pembicaraan Via Telepon.
Aku : halo Angela?
Angela : ya Alice, ini aku... Kau sedang apa? Apa tugas dari Pak Morgan sudah selesai?
Aku : belum Angela, si bebeyku belum datang...
Angela : enak yah satu kelompok dengan pacar...
Aku : kau sendiri, apa tugasmu sudah selesai? Bagaimana rasanya 1kelompok dengan Reza?
Angela : kau tau Alice, dia jago Nge-rapp. Jadi aku menyanyi dan dia bermain musik sambil menjadi rapper di laguku. Dan kau tau? Dia sangat keren!
Aku : wauw.. Aku tak sabar menunggu besok untuk melihat penampilanmu dan Reza..!
Angela : aku juga tak sabar melihat penampilanmu Alice...
(Ting.. Tong) #suara bel rumahku.
Aku : Angela, sepertinya itu dia datang.. Nanti ku telepon lagi ya.. Byee...
Angela : okey. Good luck dear.. Byee..
Akupun menutup telepon.
Berlari membuka pintu kamar dan menuju pintu rumah.
*Klek...*
ku buka pintu rumah dan...
"hai sayang..."

siapakah yang memanggil Alice sayang?
Pacar barunya kah?

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar