Kamis, 20 Oktober 2011

Aku dan Airmata #Last Part

Judul :  AKU DAN AIRMATA
Penulis : Annis Raka Prianti (Nisnis)
Terinspirasi oleh lagu Hijau Daun - Aku dan Airmata

             Betapa kagetnya aku ternyata tiga orang itu adalah Fadila, Kiky dan Fitri.
"udah ngerasa cantik lo?" Fadila berbicara padaku dengan tatapan sinis.
"udah ngerasa hebat?" sambung Fitri yang melotot menatapku.
"lu pikir lu siapa? Pake nyuruh Dicky milih, hah?!" Kiky mencolek kasar pipiku.
"tau diri dikit dong jadi cewek! Lo itu cuma CEWEK TARUHAN!" Fitri mendorongku ke tembok.
"udah untung Dicky mau pacaran sama lo, pake mau nyingkirin kita! Hahaha" Fadila menatapku jijik.
Aku? Aku hanya bisa menangis. Aku hanya bisa berteriak, SIAPAPUN TOLONG AKU!
"DIEM?" gertak Fitri padaku.
"lo kalah dari kita, jadi lo harus jauhin Dicky yah, gausah ngarepin Dicky lagi!" Fadila berbicara di depan mukaku.
"denger tuh CEWEK CENGENG!" Kiky membentakku tepat di depan wajahku.
"STOP! Gue udah ga ngarapin Dicky, dan gue udah punya pacar!" akhirnya dengan seluruh keberanianku dan kekuatanku yang terkumpul, aku bisa melawan mereka.
"Oh ya? Berani banget loh bentak-bentak kita!" Kikiy menjenggut rambutku.
"Siapa si yang mau jadi pacar cewek cengeng kayak lo!" Fadila berteriak di telingaku.
‎"gue cowoknya! Ada perlu apa sama gue?" suara Izal terdengar sangat kencang.
"ii.. Izal..?" Fadila dan Kiky kaget dan terlihat gugup bercampur takut.
"gak Zal.. Sory yah... Dadah.." Fitri menarik Fadila dan Kiky berlari bersamanya, Izalpun menghampiriku.. Mengusap airmataku dengan ibu jarinya.
"kamu gapapa? Aku seneng liat kamu tadi bisa ngelawan mereka" ucap Izal sambil mengelus pipiku lembut.
Aku hanya diam dan memeluk Izal, airmataku mengalir deras dibahu Izal.
"udah... Semua udah berlalu, sekarang kamu cuci muka, aku tunggu sini. Baru kita sama-sama ke kelas, okey" Izal melepas pelukanku, mengangkat wajahku dan menatap mataku.
Aku tersenyum dan mengangguk.
Akupun masuk ke toilet, mencuci mukaku dan merapihkan kembali rambutku yang sempat acak-acakan. Setelah selesai, akupun keluar. Izal langsung menggandeng tanganku, dan kami berduapun menuju ke kelas.
sampainya di kelas Angela langsung menghampiriku.
"aku kangen kamu Alice.." Angela memelukku erat.
"aku juga Angela.." aku membalas pelukannya.
"selama 3hari tidak masuk, kau punya cerita apa saja? Bagaimana hubunganmu dengan Izal? Ayolah Alice ceritakan!" Angela terlihat sangat penasaran pada hubunganku dan Izal.
"Selamat Pagi anak-anak" sapa Pak Morgan yang baru masuk kelas.
Aku dan Angela langsung berlarian ke tempat duduk masing-masing.
"Pagi Pak..!" jawab semua murid serempak.
"sudah siap untuk tampil?" tanya Pak Morgan dengan senyum menawannya.
Ada yang menjawab siap dan ada yang bersorak karena belum siap.
"oke silahkan Reza dan Angela tampil maju kedepan, ayo berikan tepuk tangan pada Angelka dan Reza.." Pak Morgan mengajak semua betepuk tangan. Semua murid pun bertepuk tangan untuk mereka berdua.
Reza mulai memainkan gitarnya.

(cetak tebal : Angela yang menyanyi, Cetak miring : Reza yang menyanyi, cetak tebal dan miring : Angela dan Reza menyanyi bersama)


Ada cinta yang ku rasakan
Saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan
Saat ku resah dalam harap
Oo indahnya… cinta


Pernah ku ragu akan sikapmu
Tapi mengapa kini semuanya indah
Oo resahnya…


Ada cinta yang ku rasakan
Saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan
Saat ku resah dalam harap
Oo indahnya… cinta


Pernah ku malu pada hatiku
Tapi mengapa kini seolah cinta
Telah ku genggam

Tuhan ku inginkan semoga semua ini
Bukan hanya rasa, rasaku saja
Rasaku sendiri…


Ada ada saja dengan apa yg ku rasa
Bergetar di dada buat ku merana
I got the feeling cause you making me smiling
Thinking of you pusing tujuh keliling
Ku merasa ohh ada cinta

Ada cinta yang ku rasakan
Saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan
Saat ku resah dalam harap
Oo indahnya…


"yeeeeyyyy" semua bertepuk tangan untuk Angela dan Reza.
Aku langsung memeluk Angela ketika dia menghampiriku.
"kereenn sekali Angela, Reza! kalian cocok" aku mengacungkan kedua jempolku pada Reza.
Reza hanya tersenyum dan membantu Izal mempersiapkan alat musiknya, karena sebentar lagi kami tampil.
Setelah berseling dua Tim, saatnya aku dan Izal tampil.
"oke selanjutnya Alice dan Izal, silahkan.. mari beri tepuk tangan" ucap Pak Morgan.
Semua bertepuk tangan, membuat aku gugup. Tapi Izal tersenyum padaku, membuat rasa gugupku sedikit menghilang.
Izalpun mulai memainkan gitarnya.


jatuh air mataku iringi remuk redam hatiku
saat ku kehilanganmu 
dan hanya rintik hujan yang menemani aku
di saat aku bertahan, selama ini aku bertahan
lewati semua malam dingin
yang aku pandangi hanyalah langkahmu


wahai kau air mataku
hanya engkaulah saksi hidupku
saat aku kehilangannya, saat aku kehilangannya

tak pernah aku bertahan, selama ini aku bertahan
lewati semua malam dingin
yang aku pandangi hanyalah langkahmu


jatuhnya pun masih di pangkuanku
tak perlu kau sesali

wahai kau air mataku
wahai kau air mataku


di setiap detak jantungku
hanya engkau yang menemaniku
saat aku kehilangannya, saat aku kehilangannya

(wahai engkau air mataku, hanya engkaulah saksi hidupku)
saat aku kehilangannya, saat aku kehilangannya
jatuh air mataku, iringi remuk redam hatiku

Tanpa sadar aku menangis, meresapi setiap arti dan makna dari lagu yang kunyanyikan.
Semuapun bertepuk tangan, bahkan sebagian ada yang bengong karena terharu.
Aku kembali ke bangku ku, dan Izal menghampiriku. Mengusap airmataku yang masih menggantung d kedua pipipku.
"Aku akan selalu ada untuk kamu, seperti airmatamu, yang selalu menetes di pipi, seperti itulah aku.. aku akan jadi pipi yang siap menjadi tempat sandaran sang air mata.." bisik Izal di telingaku, lalu dengan secepat kilat mengecup pipikku..

Ya.. Aku dan air mata.. lagu ini aku buat untuk Dicky.
Saat aku kehilangan Dicky, hanya airmataku yang bisa menemaniku..
Saat aku merindukan Dicky, airmataku juga yang selalu setia menemaniku..
Airmataku adalah saksi bisu antara kisahku bersama Dicky..
Biar ku simpah Dicky jauh dalam lubuk hatiku.
Biarkan Airmata ini menjadi bukti, bahwa Dicky pernah menjadi milikku.
Dan biarkan airmata ini, mengantarku untuk mencintai IZAL..
Karena, dengan airmata kita bisa mengungkapkan segala rasa.
Baik itu sedih ataupun bahagia.
Jangan pernah ragu untuk menangis, jangan pernah malu saat menangis. Ungkapkanlah semua yang kamu rasakan saat kamu merasa sedih, gundah ataupun bahagia. Karna hanya dengan begitu hatimu dapat lega.
Akupun begitu, tapi Izal selalu ada untukku. Menyediakan bahunya untuk tempatku menangis.

* AKU DAN AIRMATA - END *

NO COPAS :))
Hargai Penulis!
Tinggalkan jejak, jangan jadi pembaca misterius :D

NISNIS

1 komentar: