Chapter 6 – Try To
Forget You
Preview From Chapter
5 – I Think I Like You
"Minhyuk
Oppa, apakah aku boleh meminta bantuanmu?" Tanya Luna sebelum
Minhyuk pamit.
"Apa itu?"
Tanya Minhyuk.
"Rumah
Krystal jauh, aku akan memberikan alamat rumahnya padamu. Bisakah kau
mengantarnya, Oppa?" Tanya Luna.
Minhyuk terdiam
sesaat, menatap Krystal dengan kedua matanya yang sipit. Krystal
berusaha memasang wajah memelasnya yang imut.
"Ah...
Sebenarnya...
***
"Ah...
Sebenarnya aku ingin mengantarmu pulang, tapi maaf... Ini sudah jam 9
malam, aku harus pulang. Ma Ri sendirian di rumah..." Jawab
Minhyuk.
"Ma
Ri? Siapa? Pacarmu, Oppa?" Tanya Luna yang tidak tau bahwa
Minhyuk mempunyai adik angkat.
"Dia
adik Minhyuk, kau tak tau?" Tanya Krystal pada Luna.
"Adik?
Oppa, sejak kapan kau punya adik? Bukankah kau anak tunggal?"
Luna menatap Minhyuk dengan tatapan meminta jawaban.
"Dia
adik angkatku.... Aku pikir mempunyai adik angkat akan lebih baik
daripada sendirian... " Jawab Minhyuk.
"Pertama
kau meninggalkan rumah dan memilih tinggal di rumah yang dekat dengan
studio musik, bekerja sambil kuliah tanpa menerima sepeser uangpun
dari Paman dan Bibi. Lalu sekarang kau mengangkat adik? Oppa,
bagaimana kau begitu hebat?" Tanya Luna dengan tatapan kagumnya.
"Aku
hanya menjalani hidup yang ingin ku jalani. Sudahlah, aku pulang
dulu... Selamat malam." Ucap Minhyuk yang pamit meninggalkan
keduanya.
"Krystal,
maaf..." Lirih Luna.
"Tak
apa Luna, aku sudah mengenal Ma Ri. Ma Ri lebih penting, dan mungkin
memang belum waktunya untukku pulang ke rumah." Ucap Krystal.
"Cinta
mampu membuat seseorang jadi lebih bijaksana..." Ledek Luna.
"Luna!
Berhenti mengejekku..." Ucap Krystal yang berjalan mengejar
Luna.
"Ya!
Tunggu aku..." Luna berjalan cepat menyusul Krystal.
"Apakah
aku mampu? Apakah aku bisa melupakanmu, Min Ho Oppa? Apakah cinta
pertama sesulit ini? Sesakit dan seperih ini? Bahkan tak terpikir
olehku, cinta pertamaku berakhir secepat ini..." Lirih Krystal
dalam hatiny. Krystal tak ingin membuat Luna terlalu khawatir
padanya, karena Luna sudah banyak membantunya.
Keduanya
pun pulang ke rumah Luna.
***
Sesampainya
di rumah, Luna meminta Krystal menceritakan pertemuannya dengan
Minhyuk.
"Aku
bertemunya dimalam aku mengetahui semua kenyataan pahit itu. Saat
sica Eonni bilang, Min Ho Oppa adalah mantan pacarnya, aku langsung
meminta Min Ho Oppa bertemu. Tanpa segan Min Ho Oppa menceritakan
bahwa Sica Eonni adalah cinta pertamanya yang belum bisa ia lupakan.
Saat itu Min Ho Oppa sendiri yang menceritakan semuanya... Dia
mengucapkan semuanya tanpa menyadari bagaimana perasaanku saat itu.
Cinta pertama membuatnya buta hati dan perasaan..." Lirih
Krystal yang terlihat mulai menangis. Luna pun menyediakan tissu
untuk Krystal sambil mendengarkan cerita sahabatnya dengan sangat
sabar.
"Saat
itu aku merasa sangat terpukul atas kenyataan yang aku terima dari
Sica Eonni dan Min Ho Oppa... Aku tidak tau apa yang harus aku
lakukan. Yang aku lakukan saat mendengar semuanya hanya berlari entah
kemana. Aku bahkan meninggalkan semua barang-barangku dimobil Min Ho
Oppa. Aku hanya ingin berlari... berlari dari kenyataan yang
mengerikan malam itu. Bahkan Min Ho Oppa tidak mengejarku. Aku sadari
dia tidak mengkhawatirkanku, dia hanya mencemaskan Sica Eonni yang
mengkhawatirkanku. Saat itu yang aku lakukan hanya berlari-dan
berlari sambil menangis, memacu jantungku melawan rasa sakit dalam
hatiku. Aku bahkan lupa aku berhenti dimana. Saat aku berhenti
berlari, jalanan disana sangat gelap dan sepi. Aku sesaat berhenti
menangis, tapi aku kembali menangis karena tidak bisa pulang. Dan
disana Minhyuk datang menolongku. Dia bahkan memijat kaki ku yang
keram karena berlari sangat jauh dan cepat. Minhyuk melilitkan
jaketnya dipingganggu, menggandengku sampai depan rumahnya. Dan
disanalah aku kenal dengan gadis kecil bernama Ma Ri... Aku merasa
ingin terus bertemu dengannya..." Curhat Krystal sambil
menghapus semua air mata yang mengalir dilekukkan pipinya.
"Yah
memang Minhyuk Oppa sangat baik, dia bukan tipe seorang yang mudah
didekati. Dia meninggalkan rumahnya karena ia dilarang bermain musik
oleh keluarganya. Karena Minhyuk Oppa lebih memilih musik, ia
meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Orang tua kandungnya tidak
tinggal di Korea, tapi dia juga tidak bebas melakukan apapun karena
Paman dan Bibi Kang, oleh karena itu dia meninggalkan rumah dan
melanjutkan kehidupan musiknya dengan band-nya itu. Jelas Luna.
"Yah...
Tapi masih bingung, Luna... Aku takut perasaanku ini hanya pelarian.
Aku bertemu Minhyuk Oppa saat aku sedang terluka karena Min Ho
Oppa... Lagipula aku baru mengenalnya, aneh memang jika aku mengambil
kesimpulan bahwa aku menyukainya..." Curhat Krystal.
"Hanya
lakukan apa yang hatimu katakan... Jangan pedulikan siapapun saat
hatimu ingin mengambil sebuah keputusan. Jika kau mengabaikan isi
hatimu, kau akan menyesalinya suatu saat nanti..." Luna menatap
Krystal yang masih terlihat murung.
"Lalu
bagaimana aku melupakan Min Ho Oppa dan rasa sakit itu?" Lirih
Krystal.
"Jangan
pernah mencoba melupakan seseorang yang menyakitimu, itu hanya akan
membuat rasa sakitmu tertanam semakin dalam dilubuk hatimu. Cukup
memaafkan orang itu, dan menjalani hidupmu lebih baik lagi. Kau hanya
akan membuang waktu jika mencoba melupakan seseorang yang bahkan
hanya menggores luka dihatimu, karena lukamu takkan pernah kering
jika kau terus memikirkan cara untuk melupakannya. Masih ada jalan
lain menuju akhir yang bahagia, Krystal... Percayalah padaku..."
Jelas Luna.
"Lunaaaaa....
Kata-katamu menyentuh hatiku..." Krystal kembali menangis dan
memeluk Luna.
"Menangislah,
dan berjanji ini adalah terakhir kali kau menangisi goresan luka
dalam hatimu..." Ucap Luna yang menepuk-nepuk lembut punggung
Krystal.
***
Esok
paginya, Krystal pamit untuk pulang ke rumah dengan Luna.
"Luna..."
Lirih Krystal.
"Hmm?
Kau masih takut? Kau mau seumur hidupmu menyedihkan seperti ini?"
Ancam Luna.
"Tidak!
Baiklah, aku pulang... Terima kasih untuk segalanya..." Ucap
Krystal yang memeluk Luna sebelum akhirnya masuk kedalam taxi.
Krystal
pun pulang ke rumah menggunakan taxi. Hanya butuh 20 menit, Krystal
sudah sampai depan rumah. Sica langsung berlari menghampiri taxi
didepan rumahnya dan menduga itu adalah adik tersayangnya.
"Eonni,
bayar ongkos taxiku." Ucap Krystal yang berjalan meninggalkan
Sica dengan taxi yang belum ia bayar.
Setelah
membayar ongkos taxi adiknya, Sica menyusul adiknya masuk kedalam
rumah. Terlihat Krystal sedang meminum segelas air putih di meja
makan.
"Apakah
kau sudah makan?" Tanya Sica membuka pembicaraan diantara
mereka.
"Sudah..."
Jawab Krystal datar.
"Krystal,
aku minta maaf... Aku..." Belum selesai Sica berbicara, Krystal
membanting gelas minumnya dengan kasar.
"Bisakah
kita melupakan semuanya, Eonni! Aku lelah! Aku merindukanmu..."
Krystal berlari memeluk Sica dengan air mata yang mulai mengalir dari
mata indahnya.
"Kau
memaafkanku?" Tanya Sica.
"Aku
yang seharusnya minta maaf, maafkan aku Eonni..." Lirih Krystal
yang semakin kencang suara tangisnya.
"Aku
lega kau baik-baik saja... Kau boleh memukulku jika kau marah padaku,
tapi aku mohon jangan lakukan hal seperti ini lagi... Kau
satu-satunya keluarga yang aku punya dan aku sayangi... Kau tau
betapa takutnya aku kehilanganmu..." Ucap Sica sambil menghapus
air mata adik tersayangnya.
"Karena
itulah aku meminta maaf padamu... Eonni, aku merindukanmu..."
Krystal kembali memeluk Sica erat.
"Yang
paling penting adalah kau kembali..." Ucap Sica.
Sica
pun menceritakanperjalanan cintanya dengan Lee Min Ho yang kandas
karena wanita yang menggilai Min Ho.
"Dia
mengejarku sejak awal kami masuk, aku tidak meresponnya sama sekali.
Tapi dia terus mengejarku hingga hatiku luluh. Dia bilang, aku adalah
cinta pertamanya. Hubungan kami berjalan dengan baik, sampai ada
seorang junior yang sangat menyukainya terus menempel pada Min Ho.
Awalnya aku berpikir dia akan mengabaikan wanita itu. Tapi malam itu
saat kami bertengkar, Min Ho tidak mengejarku seperti biasanya. Dia
hanya diam membiarkanku pergi, saat aku menoleh kebelakang, wanita
itu mencium Min ho, dan ia hanya diam. Disanalah kami putus. Ia
berulang kali memintaku kembali dan memulai semuanya dari awal, tapi
bagiku itu cukup membuktikan bahwa cintanya bisa goyah. Dan setelah
setahun, aku mendengar ia menjadi begitu sering mengganti pacarnya...
Darisanalah aku semakin yakin bahwa ia bukan pria yang baik."
Curhat Sica.
"Eonni...
Aku sangat menyesal... Seharusnya aku mendengarkanmu sebelum aku
marah..." Ucap Krystal sambil memeluk Sica.
"Aku
mengerti ini sulit untukmu... Tapi percayalah, kau akan menemukan
seseorang yang lebih baik nanti..." Ucap Sica.
"Eonni...
Aku menyayangimu..." Krystal memelek Sica semakin erat.
Hubungan
keduanya pun kembali baik seperti semula. Setelah mendengar masukan
dan pesan dari Luna dan Eonni-nya, Krystal menyadari bahwa selama ini
dirinya telah salah menjadi lemah. Terlalu larut oleh kesedihan yang
tak menjanjikan kebahagiaan.
"Seseorang
yang pantas aku cintai bukan seseorang yang harus romantis juga baik
saja, tapi adalah seseorang yang mempunyai hati tak pernah goyah, dan
juga yang bisa memegang janjinya untuk menjaga dan mencintaiku..."
Ucap Krystal sambiil menepuk-nepuk kedua pipinya didepan cermin.
"Yeay,
aku sedikit lebih dewasa!" Ucap Krystal yang memuji dirinya
sendiri didepan cermin lalu kembali tidur karena malam sudah larut.
***
"Luna....
Lunaa.... Lunaaaa... Luna!" Krystal berlari kearah Luna yang
sedang duduk di meja kelasnya.
"Aku
mencium aroma move on dari dirimu hari ini..." Ledek
Luna.
"Ya...
Aku sudah punya kesimpulan sekarang..." Ucap Krystal dengan
bangga.
"Hmm?
Apa itu?" Tanya Luna kemudian.
"Seseorang
yang pantas aku cintai bukan seseorang yang harus romantis juga baik
saja, tapi adalah seseorang yang mempunyai hati tak pernah goyah, dan
juga yang bisa memegang janjinya untuk menjaga dan mencintaiku.
Bagaimana menurutmu?" Tanya Krystal mantap.
"Wah...
Sepertinya kau berhasil mengambil pelajaran dari masalah kemarin...
Tapi ada yang kurang...." Jawab Luna.
"Apa yang
kurang?" Tanya Krystal.
"Seseorang
yang bisa kau cintai mulai sekarang adalah, Kang Minhyuk..."
Ledel Luna.
"Ah Luna! Kau
membuatku malu!" Pipi Krystal terlihat memerah. Matanya tak bisa
berhenti menatap langit-langit membayangkan wajah Minhyuk.
"Tapi...
Bagaimana cara aku mendapatkannya, jika kami hampir tidak pernah
bertemu?" Tanya Krystal pada Luna.
"Akan aku
pikirkan nanti..." Jawab Luna.
"Tapi aku
berpikir sedikit, Luna... Walaupun aku berusaha keras tapi dia bukan
jodohku, pasti aku takkan pernah bisa mendekatinya. Tapi jika aku
memang jodohnya, pasti selalu ada jalan untuk dekat dengannya.
Buktinya, ternyata dia adalah kakak sepupumu... Bukankah itu takdir
yang memberiku jalan untuk mendekat padanya?" Jelas Krystal
dengan PD-nya.
"Yahhh... Kau
sudah benar-benar dewasa sekarang?" Ledek Luna.
Keduanya tertawa
dan kembali membahas pelajaran bersama sang Dosen.
***
Pulang
kuliah, keduanya pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku.
Keduanya memilih toko buku dekat SMU unggulan disana, karena berita
yang tersebar buku yang dijual disana lengkap.
"Ah
ini dia... Aw..." Krystal menabrak seseorang yang sedang
berjalan dihadapannya.
"Ah...
Maaf..." Ucap seseorang yang ternyata laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar