Kamis, 25 September 2014

Be The Last Love | Chapter 2 – The Truth



Chapter 2 – The Truth

Preview Chapter sebelumnya :

"Eonni!" Krystal sudah berdiri didepan pintu dengan raut wajah kesal dengan ujung bibir mengatup maju kedepan.
            "Hmm... Ya?" Sica mulai terlihat gugup.
            "Kenapa kau pergi tiba-tiba? Kau bilang punya waktu untuk bertemu pacarku? Apa kau sudah mengenal Min Ho Oppa? Sejak kapan? Kenapa kalian terlihat canggung? Jawab Eonni..." Krystal terus bertanya tanpa henti.
            "Bagaimana aku bisa menjawab kalau kau terus bicara seperti ini?" Sica berjalan masuk kedalam rumah meninggalkan Krystal yang masih berdiri didepan rumah.
            "Baiklah, jawab satu-persatu...." Krystal menghadang Sica tiba-tiba.
            "Aku harus bertemu Yoona tiba-tiba, aku mengenal Min Ho karena aku dan dia satu jurusan. Sudah?" Jawab Sica sedikit gugup.
            "Tapi kenapa sikap kalian aneh?! Eonni, kau mengizinkanku pacaran dengan Min ho Oppa kan?" Krystal memajukan wajahnya menatap wajah Sica sangat dekat.
            "Krystal maaf... Aku rasa, Min Ho bukan yang terbaik untukmu..." Ucap Sica dengan terbata-bata dan sangat pelan.
            "Kenapa? Apa kau punya alasan menyuruhku putus dengan Min ho Oppa?!" Bentak Krystal karena kesal.

***

            "Karena... Min Ho Oppa... Mantan pacarku..." Jawab Sica dengan terbata. Raut wajahnya langsung terlihat murung.
            "Eonni... Benarkah yang kau ucapkan? Eonni... Kau pasti berbohong..." Krystal melangkahkan kakinya semakin mendekati Sica. Menatapnya tajam dengan segumpal emosi yang terpancar dari bola matanya.
            "Aku tidak tau bagaimana cara yang tepat menceritakannya padamu... Aku hanya berpikir lebih baik aku jujur padamu, Krystal... Min Ho bukanlah laki-laki yang baik untukmu..." Jelas Sica.
            "Tidak Eonni, kau pasti dicampakkan oleh Min Ho Oppa, makanya kau bicara seperti ini? Kenapa kau tidak bicara sejak awal jika memang dia bukan orang yang baik? Eonni, kau jahat!" Krystal berlari meninggalkan Sica dengan air mata yang mengalir perlahan diatas pipinya.
            Sica hanya terdiam juga menangis tertahan. Sica terduduk lemas sambil menepuk-nepuk dadanya.
            "Kau harus meninggalkannya, sebelum kau benar-benar mencintainya..." Lirih Sica disela tangisnya.

***

            "Jawab aku! Apakah kau benar mencampakkan Eonni-ku?" Krystal menatap Min Ho yang terus terdiam hampir setengah jam lamanya.
            "Jika memang Sica bilang seperti itu, maka itulah yang terjadi..." Jawab Min Ho.
            "Ya! Kalian berdua mempermainkan aku? Kau pikir aku percaya?" Lirih Krystal dengan suara tertahan.
            "Apakah aku pernah menyakitimu?" Tanya Min Ho balik.
            "Tidak, bahkan kau melakukan banyak hal untukku, Oppa... Kau rela menungguku lima jam hanya untuk menerima ajakan nontonmu, kau rela menungguku enam jam hanya untuk makan malam bersamamu. Kau selalu menjemputku tiap saat kau punya waktu, kau bahkan tak malu mengakui aku pacarmu didepan teman-temanmu, kau juga tak segan memijat kaki ku saat sakit. Bagaimana aku percaya kau menyakiti Sica Eonni? Aku memilihmu bukan sekedar mencintaimu..." Air mata Krystal mengalir semakin banyak menuruni lekuk pipinya.
            Min Ho berjalan memeluk Krystal yang menangis dan menutup permukaan wajah cantiknya yang sedang berurai air mata. "Lebih baik kau dengarkan apa kata Sica... Aku yakin, Sica menginginkan yang terbaik untukmu... Dan itu bukan aku..." Ucap Min Ho tanpa melepas pelukannya pada Krystal.
            "Apa ini? Kau memelukku tapi kau memintaku mengikuti apa kata Sica Eonni? Apakah ini masuk akal? Apakah kau tidak mencintaiku?" Lirih Krystal yang masih menatap sayu mata Min Ho. Kini mata Krystal terlihat benar-benar membengkak karena menangis sejak sore tadi.
            "Aku... Aku menyayangimu... Tapi, percayalah, bahwa Sica ingin yang terbaik untukmu..." Min Ho terlihat kehabisan kata-kata, sehingga hanya mampu menatap Krystal.
            "Tidak, aku tidak mau semuanya berakhir... Oppa, apa kau akan menyerah? Apa kau tidak mau menyakinkan Sica Eonni tentang perasaanmu padaku? Oppa jawab... Apakah perasaanmu semudah itu terhapuskan?" Krystal berteriak dengan suara tertahan dan dengan kasar melepaskan pelukkan Min Ho.
            "Krystal... Jika kau tanya seberapa besar perasaanku padamu dengan wanita lain, pasti aku akan menjawab bahwa aku paling mencintai kamu. Tapi jika dibandingkan dengan Sica..." Min Ho tiba-tiba terdiam. Wajahnya terlihat murung.
            "Apakah kau menyukai Sica Eonni?!" Bentak Krystal dengan suara melengking menahan emosinya.
            "Aku bahkan lebih dulu mencintainya... Jauh melebihi mencintai dirimu..." Jawab Min Ho dengan suara pelan namun cukup jelas didengar oleh Krystal.
            "Oppa... Apakah kau benar-benar mencintai Eonni-ku?" Tanya Krystal sekali lagi dengan suara yang lebih pelan.
            "Ya... Sica adalah cinta pertamaku..." Jawab Min Ho tegas.
            "Oppa, kau jahat!" Krystal berlari meninggalkan Min Ho sambil terus menangis.
            Kenyataan yang begitu membuatnya sangat terpukul, bahwa Cinta pertamanya mempunyai seorang cinta pertama yang masih belum bisa dilupakan, bahkan orang itu adalah kakaknya. Krystal berlari kesembarang arah, tanpa sebuah tujuan. Berlari dan menangis untuk melampiaskan kekecewaannya, juga rasa sakit dalam hatinya.
            "Bahkan cinta pertamaku gagal karenamu, Eonni... Kau jahat Eonni! Kau jahat Min Ho Oppa!" Teriak Krystal dalam tangis dan larinya.
            "Eonni... Apakah kau juga masih mencintai Min Ho Oppa? Eonni... Kau jahat... Kenapa hidupmu begitu sempurna... Dicintai seorang pria seperti Donghae Oppa dan Min Ho Oppa... Apakah aku tak bisa sepertimu? Menemukan seseorang yang benar-benar mencintaiku?" Rintih Krystal dalam isak tangisnya.
            "Apakah aku tak pantas mendapatkan seorang pria yang baik? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Keluh Krystal.
            Krystal terus berlari dalam gelap dan dinginnya malam, saat tersadar dan berhenti berlari, Krystal tidak tau dimana ia berada sekarang. Krystal menatap sekeliling yang terlihat benar-benar gelap dan sepi. Rasa takut mulai merambat keseluruh tubuhnya.
            Krystal melirik jam tangannya. "Jam sembilan malam? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana caranya untuk pulang?" Keluh Krystal yang masih menangis.
            "Apakah lebih baik jika aku tidak pulang? Aku tidak mau bertemu Sica Eonni... Aku akan meminta seseorang menjemputku..." Krystal meraba saku jaketnya, namun teringat bahwa ia tak membawa ponsel dan lainnya saat berlari. Karena ia berlari meninggalkan Min Ho dan barang-barangnya.
            "Bagaimana ini, aku tak tau dimana dan aku tidak punya sesuatu untuk membantuku mencari jalan pulang..." Keluh Krystal masih dalam isak tangisnya.
            Malam semakin terasa dingin, dengan pakaian yang Krystal kenakan saat ini membuat rasa dingin itu semakin terlihat jelas. Mini dress yang ia kenakan tak cukup untuk menutupi seluruh tubuhnya, membuat Krystal semakin merasa takut.
            "Apa yang harus aku lakukan? Aku mau pulang..." Rintih Krystal sambil berjalan dipinggir jalan dengan perlahan mencari tempat untuk duduk.
            "Eonni... Aku mau pulang..." Rintih Krystal disela isak tangisnya.
            Krystal terus berjalan tanpa tau arah lagi, kini ia benar-benar butuh tempat untuk berteduh. Karena kakinya mulai terasa sakit sepanjang berlari dan berjalan tanpa arah.
            "Aku mau pulang..." Rintih Krystal yang terduduk dipinggir jalan.
            Krystalterus menangis terisak dipinggir jalan yang sepi. Rasa sedih bercampur rasa takut itu hanya bisa terungkapkan oleh tangis yang semakin lama semakin terdengar histeris.
            "Noona, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya seseorang yang tiba-tiba terlihat berdiri didepan Krystal yang sedang menangis.
            "Siapa kau? Apakah kau orang baik?" Tanya Krystal yang menatap ragu seorang laki-laki dihadapannya.

Siapakah laki-laki yang ada dihadapan Krystal?
Apakah orang baik? :D
See U on the next chapter :)

follow @annisRprianti_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar