Chapter 2 – The Truth
Preview Chapter sebelumnya :
"Eonni!" Krystal sudah berdiri
didepan pintu dengan raut wajah kesal dengan ujung bibir mengatup maju kedepan.
"Hmm...
Ya?" Sica mulai terlihat gugup.
"Kenapa
kau pergi tiba-tiba? Kau bilang punya waktu untuk bertemu pacarku? Apa kau
sudah mengenal Min Ho Oppa? Sejak kapan? Kenapa kalian terlihat canggung? Jawab
Eonni..." Krystal terus bertanya tanpa henti.
"Bagaimana
aku bisa menjawab kalau kau terus bicara seperti ini?" Sica berjalan masuk
kedalam rumah meninggalkan Krystal yang masih berdiri didepan rumah.
"Baiklah,
jawab satu-persatu...." Krystal menghadang Sica tiba-tiba.
"Aku
harus bertemu Yoona tiba-tiba, aku mengenal Min Ho karena aku dan dia satu
jurusan. Sudah?" Jawab Sica sedikit gugup.
"Tapi
kenapa sikap kalian aneh?! Eonni, kau mengizinkanku pacaran dengan Min ho Oppa
kan?" Krystal memajukan wajahnya menatap wajah Sica sangat dekat.
"Krystal
maaf... Aku rasa, Min Ho bukan yang terbaik untukmu..." Ucap Sica dengan
terbata-bata dan sangat pelan.
"Kenapa?
Apa kau punya alasan menyuruhku putus dengan Min ho Oppa?!" Bentak Krystal
karena kesal.
***
"Karena...
Min Ho Oppa... Mantan pacarku..." Jawab Sica dengan terbata. Raut wajahnya
langsung terlihat murung.
"Eonni...
Benarkah yang kau ucapkan? Eonni... Kau pasti berbohong..." Krystal
melangkahkan kakinya semakin mendekati Sica. Menatapnya tajam dengan segumpal
emosi yang terpancar dari bola matanya.
"Aku
tidak tau bagaimana cara yang tepat menceritakannya padamu... Aku hanya
berpikir lebih baik aku jujur padamu, Krystal... Min Ho bukanlah laki-laki yang
baik untukmu..." Jelas Sica.
"Tidak
Eonni, kau pasti dicampakkan oleh Min Ho Oppa, makanya kau bicara seperti ini?
Kenapa kau tidak bicara sejak awal jika memang dia bukan orang yang baik?
Eonni, kau jahat!" Krystal berlari meninggalkan Sica dengan air mata yang
mengalir perlahan diatas pipinya.
Sica
hanya terdiam juga menangis tertahan. Sica terduduk lemas sambil menepuk-nepuk
dadanya.
"Kau
harus meninggalkannya, sebelum kau benar-benar mencintainya..." Lirih Sica
disela tangisnya.
***
"Jawab
aku! Apakah kau benar mencampakkan Eonni-ku?" Krystal menatap Min Ho yang
terus terdiam hampir setengah jam lamanya.
"Jika
memang Sica bilang seperti itu, maka itulah yang terjadi..." Jawab Min Ho.
"Ya!
Kalian berdua mempermainkan aku? Kau pikir aku percaya?" Lirih Krystal
dengan suara tertahan.
"Apakah
aku pernah menyakitimu?" Tanya Min Ho balik.
"Tidak,
bahkan kau melakukan banyak hal untukku, Oppa... Kau rela menungguku lima jam hanya
untuk menerima ajakan nontonmu, kau rela menungguku enam jam hanya untuk makan
malam bersamamu. Kau selalu menjemputku tiap saat kau punya waktu, kau bahkan
tak malu mengakui aku pacarmu didepan teman-temanmu, kau juga tak segan memijat
kaki ku saat sakit. Bagaimana aku percaya kau menyakiti Sica Eonni? Aku
memilihmu bukan sekedar mencintaimu..." Air mata Krystal mengalir semakin
banyak menuruni lekuk pipinya.
Min
Ho berjalan memeluk Krystal yang menangis dan menutup permukaan wajah cantiknya
yang sedang berurai air mata. "Lebih baik kau dengarkan apa kata Sica...
Aku yakin, Sica menginginkan yang terbaik untukmu... Dan itu bukan aku..."
Ucap Min Ho tanpa melepas pelukannya pada Krystal.
"Apa
ini? Kau memelukku tapi kau memintaku mengikuti apa kata Sica Eonni? Apakah ini
masuk akal? Apakah kau tidak mencintaiku?" Lirih Krystal yang masih
menatap sayu mata Min Ho. Kini mata Krystal terlihat benar-benar membengkak
karena menangis sejak sore tadi.
"Aku...
Aku menyayangimu... Tapi, percayalah, bahwa Sica ingin yang terbaik
untukmu..." Min Ho terlihat kehabisan kata-kata, sehingga hanya mampu
menatap Krystal.
"Tidak,
aku tidak mau semuanya berakhir... Oppa, apa kau akan menyerah? Apa kau tidak
mau menyakinkan Sica Eonni tentang perasaanmu padaku? Oppa jawab... Apakah
perasaanmu semudah itu terhapuskan?" Krystal berteriak dengan suara
tertahan dan dengan kasar melepaskan pelukkan Min Ho.
"Krystal...
Jika kau tanya seberapa besar perasaanku padamu dengan wanita lain, pasti aku
akan menjawab bahwa aku paling mencintai kamu. Tapi jika dibandingkan dengan
Sica..." Min Ho tiba-tiba terdiam. Wajahnya terlihat murung.
"Apakah
kau menyukai Sica Eonni?!" Bentak Krystal dengan suara melengking menahan
emosinya.
"Aku
bahkan lebih dulu mencintainya... Jauh melebihi mencintai dirimu..." Jawab
Min Ho dengan suara pelan namun cukup jelas didengar oleh Krystal.
"Oppa...
Apakah kau benar-benar mencintai Eonni-ku?" Tanya Krystal sekali lagi
dengan suara yang lebih pelan.
"Ya...
Sica adalah cinta pertamaku..." Jawab Min Ho tegas.
"Oppa,
kau jahat!" Krystal berlari meninggalkan Min Ho sambil terus menangis.
Kenyataan
yang begitu membuatnya sangat terpukul, bahwa Cinta pertamanya mempunyai
seorang cinta pertama yang masih belum bisa dilupakan, bahkan orang itu adalah
kakaknya. Krystal berlari kesembarang arah, tanpa sebuah tujuan. Berlari dan
menangis untuk melampiaskan kekecewaannya, juga rasa sakit dalam hatinya.
"Bahkan
cinta pertamaku gagal karenamu, Eonni... Kau jahat Eonni! Kau jahat Min Ho
Oppa!" Teriak Krystal dalam tangis dan larinya.
"Eonni...
Apakah kau juga masih mencintai Min Ho Oppa? Eonni... Kau jahat... Kenapa
hidupmu begitu sempurna... Dicintai seorang pria seperti Donghae Oppa dan Min
Ho Oppa... Apakah aku tak bisa sepertimu? Menemukan seseorang yang benar-benar
mencintaiku?" Rintih Krystal dalam isak tangisnya.
"Apakah
aku tak pantas mendapatkan seorang pria yang baik? Apa yang harus aku lakukan
sekarang?" Keluh Krystal.
Krystal
terus berlari dalam gelap dan dinginnya malam, saat tersadar dan berhenti berlari,
Krystal tidak tau dimana ia berada sekarang. Krystal menatap sekeliling yang
terlihat benar-benar gelap dan sepi. Rasa takut mulai merambat keseluruh
tubuhnya.
Krystal
melirik jam tangannya. "Jam sembilan malam? Apa yang harus aku lakukan?
Bagaimana caranya untuk pulang?" Keluh Krystal yang masih menangis.
"Apakah
lebih baik jika aku tidak pulang? Aku tidak mau bertemu Sica Eonni... Aku akan
meminta seseorang menjemputku..." Krystal meraba saku jaketnya, namun
teringat bahwa ia tak membawa ponsel dan lainnya saat berlari. Karena ia
berlari meninggalkan Min Ho dan barang-barangnya.
"Bagaimana
ini, aku tak tau dimana dan aku tidak punya sesuatu untuk membantuku mencari
jalan pulang..." Keluh Krystal masih dalam isak tangisnya.
Malam
semakin terasa dingin, dengan pakaian yang Krystal kenakan saat ini membuat
rasa dingin itu semakin terlihat jelas. Mini dress yang ia kenakan tak cukup
untuk menutupi seluruh tubuhnya, membuat Krystal semakin merasa takut.
"Apa
yang harus aku lakukan? Aku mau pulang..." Rintih Krystal sambil berjalan
dipinggir jalan dengan perlahan mencari tempat untuk duduk.
"Eonni...
Aku mau pulang..." Rintih Krystal disela isak tangisnya.
Krystal
terus berjalan tanpa tau arah lagi, kini ia benar-benar butuh tempat untuk
berteduh. Karena kakinya mulai terasa sakit sepanjang berlari dan berjalan
tanpa arah.
"Aku
mau pulang..." Rintih Krystal yang terduduk dipinggir jalan.
Krystalterus
menangis terisak dipinggir jalan yang sepi. Rasa sedih bercampur rasa takut itu
hanya bisa terungkapkan oleh tangis yang semakin lama semakin terdengar
histeris.
"Noona,
apa yang sedang kau lakukan?" Tanya seseorang yang tiba-tiba terlihat
berdiri didepan Krystal yang sedang menangis.
"Siapa
kau? Apakah kau orang baik?" Tanya Krystal yang menatap ragu seorang
laki-laki dihadapannya.
Siapakah laki-laki yang ada dihadapan
Krystal?
Apakah orang baik? :D
See U on the next chapter :)
follow @annisRprianti_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar