Chapter 3 – Who Are You?!
Preview from Chapter 2 – The Truth
Malam
semakin terasa dingin, dengan pakaian yang Krystal kenakan saat ini membuat
rasa dingin itu semakin terlihat jelas. Mini dress yang ia kenakan tak cukup
untuk menutupi seluruh tubuhnya, membuat Krystal semakin merasa takut.
"Apa
yang harus aku lakukan? Aku mau pulang..." Rintih Krystal sambil berjalan
dipinggir jalan dengan perlahan mencari tempat untuk duduk.
"Eonni...
Aku mau pulang..." Rintih Krystal disela isak tangisnya.
Krystal
terus berjalan tanpa tau arah lagi, kini ia benar-benar butuh tempat untuk
berteduh. Karena kakinya mulai terasa sakit sepanjang berlari dan berjalan
tanpa arah.
"Aku
mau pulang..." Rintih Krystal yang terduduk dipinggir jalan.
Krystalterus
menangis terisak dipinggir jalan yang sepi. Rasa sedih bercampur rasa takut itu
hanya bisa terungkapkan oleh tangis yang semakin lama semakin terdengar
histeris.
"Noona,
apa yang sedang kau lakukan?" Tanya seseorang yang tiba-tiba terlihat
berdiri didepan Krystal yang sedang menangis.
"Siapa
kau? Apakah kau orang baik?" Tanya Krystal yang menatap ragu seorang
laki-laki dihadapannya.
***
"Apa
aku terlihat seperti orang jahat?" Ucap laki-laki itu sambil mengulurkan
tangannya kepada Krystal untuk membantunya bangkit dari duduknya.
"Benarkah,
jika kau berbohong aku akan menendangmu!" Ucap Krystal dengan suara
mencoba untuk lantang.
"Baiklah
jika tidak mau aku bantu..." Laki-laki itu hendak mengembalikan uluran
tangannya ke posisi semula, namun tiba-tiba tangannya diraih oleh Krystal.
"Ah..
Tunggu!" Krystal meraih tangan laki-laki itu lalu bangkit dari duduknya.
"Apa
yang bisa aku bantu agar kau berhenti menangis?" Tanya laki-laki itu lagi.
"Aku
ingin pulang..." Jawab Krystal dengan mata berair lagi.
"Baiklah
dimana rumahmu?" Tanya laki-laki itu dengan ekspresi datar.
"Ah...
di... Aku tidak tau alamatnya... Aku hanya tau letak pasti tempatnya..."
Krystal mulai menangis lagi.
"Lalu
bagaimana kau bisa sampai kesini selarut ini? Apa ada sesuatu yang kau
cari?" Tanya laki-laki itu.
"Aku
tersesat, bahkan aku tidak tau ini dimana. Sejak kecil, selain sekolah dan
kuliah aku tidak pernah kemanapun..." Curhat Krystal disela isak tangisnya.
"Jangan
menangis, kita pikirkan cara lain... Kau kuliah dimana?" Tanya laki-laki
itu kemudian.
"Universitas
Of Seoul. Kau tau bukan? Kau pasti tau..." Ucap Krystal sambil menghapus
air matanya karena merasa sedikit lega.
"Ya,
baiklah akan ku antar kesana besok..." Jawab Laki-laki itu.
"Besok?
Tidak! Bagaimana dengan malam ini?! Apa yang sedang kau rencanakan?!"
Krystal menatap laki-laki itu dari puncak kepala hingga ujung kakinya.
"Kau
pikir ini mauku mengantarmu besok? Tidak sadarkah kau sekarang sudah sangat
larut untuk mengantarmu ke kampus?" Laki-laki itu menunjukkan jam
tangannya.
"Kau
benar... Lalu bagaimana malam ini?" Krsytal mulai menangis lagi.
"Berhentilah
menangis, ikut aku pulang. Ayo..." laki-laki itu melangkah berjalan.
"Tapi...
Ah..." Kaki Krystal terasa sakit karena keram.
"Ada
apa?" Laki-laki itu langsung berlari menghampiri Krystal.
"Kaki
ku keram... Sepertinya aku kebanyakan lari..." Jawab Krystal.
"Kau
berlari dari kampusmu? Wah pasti kau wanita yang sangat kuat..." Laki-laki
itu menatap kaki Krystal.
"Aku
juga tidak tau bagaimana bisa sampai disini... Aku..." Krystal terdiam
mengurungkan mengucapkan kata selanjutnya.
"Duduklah..."
Ucap laki-laki yang terlihat berlutut dihadapan krystal.
Laki-laki
itu menijit lembut kedua kaki Krystal untuk beberapa saat. Hal itu membuat
Krystal teringat pada Min Ho yang juga pernah memijat kakinya. Krystal terdiam,
begitu juga laki-laki yang sedang memijak kakinya. Suasanapun menjadi hening
untuk beberapa saat.
"Apakah
tidak apa-apa jika aku di rumahmu? Maksudku apakah tidak akan mengganggu
seseorang dan menyebabkan salah paham?" Krystal berusaha melirik laki-laki
yang sedang serius memakaikan sepatu pada kakinya tanpa rasa enggan. Krystal
pun langsung berdiri, karena posisi duduk yang tidak straegis saat ia memakai
mini dress.
"Sudahlah,
sudah sangat larut. Tidak baik bagimu untuk berada diluar rumah." Ucap
laki-laki itu sambil memberikan jaketnya dan membalutkan jaketnya dipinggang
Krystal agar mini dress Krystal sedikit lebih tertutup berkat jaket laki-laki
itu.
"Terima
kasih..." Ucap Krystal tersipu.
"Ayo
pergi..." Laki-laki itu meraih tangan Krystal lalu menggenggamnya. Krystal
sedikit terlihat tersipu saat laki-laki itu menggenggam tangannya.
"Apakah
masih jauh?" Tanya Krystal yang terus menatap wajah laki-laki sipit yang
masih menggengam tangannya dan menyambarkan rasa hangat melalui tangannya itu.
"Apa
kau lelah?" Tanya laki-laki itu yang tiba-tiba menghentikan langkah
kaki-nya, hingga membuat Krystal menabrak tubuh laki-laki itu.
"Ya!
Kenapa kau tiba-tiba berhenti berjalan?" Bentak Krystal tiba-tiba dan
langsung menutup mulutnya dengan tangan lainnya.
"Sedikit
lagi, jadi bertahanlah..." Jawab laki-laki itu acuh dengan omelan dari
Krystal.
Mereka
berduapun kembali berjalan, dan berhenti disebuah rumah yang sederhana. Laki-laki
itu mengajak Krystal masuk, namun Krystal terlihat ragu.
"Kenapa?
Apa kau tidak mau masuk? Apa kau mau tidur diluar?" Tanya laki-laki itu.
Tiba-tiba
pintu rumah terbuka, terlihat seorang gadis kecil keluar dengan piyamanya.
"Oppa,
kau pulang? Darimana saja?" Tanya gadis yang terlihat berumur 10 tahun
itu.
"Kau
belum tidur, Ma Ri?" Laki-laki itu langsung melepas genggaman tangannya
pada Krystal dan menggendong gadis kecil itu.
"Aku
tidak bisa tidur tanpa Oppa..." Jawab gadis kecil itu dengan suaranya yang
imut.
"Tapi
hari ini aku tidak bisa tidur denganmu, kau harus tidur dengan Eonni itu,
oke?" Jelas laki-laki itu sambil menunjuk Krystal yang masih berdiri
mematung.
"Eonni
itu pacarmu, Oppa?" Tanya gadis kecil itu dengan polosnya.
"Bukan,
aku menemukannya dijalan..." Jawab laki-laki itu cuek.
"Apakah
kau akan merawatnya juga seperti merawatku, Oppa?" Tanya gadis kecil itu
lagi dengan tatapan kesal.
"Tidak,
dia terlalu banyak makan..." Canda laki-laki itu dengan senyum
berbinarnya.
Krystal
tersipu malu saat melihat senyum laki-laki yang sepertinya mulai menawan
hatinya itu.
"Ya!
Apa yang kau katakan barusan?" Ucap Krystal yang tiba-tiba sadar ucapaan
laki-laki itu membuatnya kesal.
"Sudahlah,
ayo masuk..." Ucap laki-laki itu sambil berjalan masuk meninggalkannya.
Keduanya
masuk kedalam rumah laki-laki yang sampai sekarang bahkan belum diketahui
namanya oleh Krystal.
"Aku
tidak punya pakaian wanita, jadi pakai yang ada saja. Dan silahkan tidur di
kamar Ma Ri... Dia akan tidur bersamaku di kamarku." Ucap laki-laki itu
sambil meletakkan pakaian ganti untuk Krystal diatas kasur dan keluar
meninggalkan kamar itu.
Krystal
langsung mengganti pakaiannya dengan kemeja lengan panjang dan celana pendek
milik laki-laki itu.
"Apakah
dia tinggal di rumah ini hanya dengan adiknya?" Gumam Krystal yang tidak
bisa memejamkan matanya.
"Ah..
Kenapa aku jadi memikirkannya? Tapi, aku sungguh beruntung bertemu seorang pria
yang baik, jika tidak... Aku pasti masih sendirian diluar dan menangis..."
Lirih Krystal.
"Eonni...
Apakah kau mencemaskanku? Min Ho Oppa, apakah kau mengkhawatirkan aku? Aku
benci kalian..." Gerutu Krystal sambil memejamkan matanya. Air matanya pun
ikut mengalir saat kedua mata indahnya terpejam.
***
"Kau
sudah bangun? Aku membuatkan kalian sarapan..." Ucap Krystal sambil
merapihkan meja makan.
"Masak?
Kau dapat darimana bahan-bahan untuk memasak?" Tanya laki-laki itu.
"Dari
kulkas... Ah.. Maaf aku sembarangan memakai bahan makannmu, tapi aku merasa
bisa sedikit membalas kebaikanmu jika aku memasak untukmu dan adikmu..."
Jelas Krystal.
"Ah...
baiklah... Aku akan mandi, sarapan lalu mengantarmu pulang..." Ucap
laki-laki itu.
"Ah
tunggu, aku harus mengantar Ma Ri sekolah sebelumnya..." Sambung laki-laki
itu sambil berlalu ke kamar mandi.
"Dia
terlihat cuek diluar, tapi sangat baik..." Gumam Krystal.
"Oppa..."
Ma Ri keluar dari kamar mencari Oppa-nya.
"Kau
sudah bangun? Apakah mau sarapan?" Tanya Krystal yang mendekat pada Ma Ri.
"Eonni,
dimana MinHyuk Oppa?" Tanya gadis itu.
"Namanya
Minhyuk? Hmm.. Dia sedang mandi... Ayo kita sarapan dulu, habis itu
mandi..." Krystal menggandeng Ma Ri ke meja makan.
Krystal
menyuapi Ma Ri sambil memperhatikan tingkah lucu gadis kecil itu. Krystal jadi
semakin teringat dengan Eonni-nya. Raut wajahnya pun terlihat murung.
"Kau
sudah bangun? Sudah sarapan?" Laki-laki yang bernama Minhyuk itu
menggendong Ma Ri dan membawanya ke kamar mandi.
MinHyuk
kembali ke meja makan dan memakan sarapan yang dibuat Krystal.
"Ini
enak..." Puji laki-laki itu.
"Apakah
kau hanya tinggal berdua dengan M Ri?" Tanya Krystal.
"Apakah
itu penting untukmu?" Jawab laki-laki itu dengan cuek.
"Ya!
Apakah tidak ada jawaban yang lebih baik?!" Bentak Krystal kesal.
"Aku
tidak suka orang asing yang terlalu tertarik dengan kehidupanku..." Jawab
Minhyuk.
"Ya!
Kau berlebihan, siapa yang tertarik padamu? Aku hanya berbasa-basi!" Elak
Krystal.
"Sudahlah,
habiskan segera sarapanmu..." Ucap laki-laki jutek itu.
***
Setelah
mengantar Ma Ri sekolah, laki-laki yang ternyata bernama Minhyuk itu pun
mengantar Krystal dengan scooternya hingga depan kampusnya.
"Terima
kasih... Minhyuk?" Ucap Krystal dengan sedikit ragu.
"Kau
tau namaku?" Minhyuk menatap Krystal dengan tatapan penuh rasa curiga.
"Ma
Ri memanggil namamu saat ia terbangun tadi pagi... Apakah salah aku tau
namamu?" Tanya Krystal yang merasa jengkel dengan sikap angkuh Minhyuk.
"Tidak...
Baiklah aku pergi..." Minhyuk memakai helmnya kembali.
"Tunggu..."
Krystal menahan tangan Minhyuk.
"Ya?"
Minhyuk memiringkan wajahnya menatap Krystal.
"Krystal!"
Seseorang berlari menghampiri Krystal.
"Ya!
Luna kau datang disaat yang tidak tepat...." Keluh Krystal. Tiba-tiba
suara scooter terdengar menjauh.
"Ya!
Minhyuk!" Krystal berteriak memanggil laki-laki itu namun laki-laki itu
tak menoleh atau berhenti.
"Dia
siapa? Kau tidak pulang karena pergi dengan laki-laki itu?" Tanya Luna
pada Krystal.
"Tidak!
Kau salah paham... Dia laki-laki yang menolongku..." Jawab Krystal.
"Benarkah...?"
Luna meledek Krystal hingga membuatnya tersipu malu.
"Tapi
bagaimana kau tau bahwa aku tidak pulang semalam? Sica Eonni?" Tebak
Krystal.
"Iya,
dia mendatangi rumahku dengan Min Ho Oppa..." Jelas Luna.
"Apa?!
Min Ho Oppa?" Jantung krystal tiba-tiba terasa sesak lagi.
"Sepertinya
Min Ho Oppa mencemaskanmu..." Ucap Luna.
"Tidak,
aku benci mereka!" Krystal berjalan meninggalkan Luna.
"Ya!
Kau belum cerita apapun padaku..." Luna mengejar Krystal dengan setengah
berlari.
"Akan
aku ceritakan jika aku boleh menginap di rumahmu. Bagaimana?" Pinta
Krystal.
"Hm...
Baiklah, tapi apa kau sudah izin pada Sica Eonni?" Tanya Luna.
"Aku
sedang kabur dari rumah, Luna... Bagaimana mungkin aku izin untuk tinggal di
rumahmu? Ah satu lagi, jangan beri tau siapapun bahkan Sica Eonni,
bagaimana?" Pinta Krystal.
"Kau
harus pulang..." Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menghampiri
keduanya.
Who is that?
See u on the next chapter!
follow @annisRprianti_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar