Cintaku Nyasar ke Hatimu *RAISE* - Bag.1
Cintaku Nyasar ke Hatimu
Penulis : Annis Raka Prianti
Kalo udah ngomongin cinta, 100 x 24 jam gak bakal cukup deh! Mulai dari cinta bertepuk sebelah tangan, cinta sejati, cinta lama bersemi kembali, cinta monyet, cinta gila, cinta mati, cinta buta, ampe cinta tak direstui dan lain sebagainya. Tapi gimana kalo cinta nyasar? Ada yang pernah merasakan kah?Seperti Grey, Greycia Welvina. Cewek yang biasa disapa Grey ini sedang jatuh cinta dengan laki-laki bernama Randy. Laki-laki yang ia temui minggu lalu setelah dikenali oleh sahabatnya, Endrew.
*****
"Endrew! Bangunn!" Grei berteriak tepat ditelinga Endrew yang sedang tidur
"Aduhh apa sih Grey? Kok lo bisa masuk kamar gue?" Endrew mengucak matanya sambil masih bingung menatap Grey.
"Kata nyokap lo, lonya masih molor. Jadi gue yang disuruh bangunin. Udah cepet banguunn!" Grey menarik selimut Endrew dengan kasar.
"Ahh apa-apaan sih lo Grey.. Gue masih ngantuk! Lagi juga ini kan hari minggu, hari paling bebas sedunia..." Endrew merebut kembali selimutnya dari Grey.
"Endrew, lo inget gak kita ada janji sama Steven, Randy, Anes, Iman, dan Gischa..." Grey mulai melotot menatap Endrew.
"Janji? Janji apa?" Dengan wajah tanpa rasa bersalah dan polos, Endrew menatap Grey yang mulai terlihat emosi.
"Kita janjian mau lari pagi. Dan lo tau sekarang jam berapa? Udah jam enam Endrew, JAM ENAM!" Grey menekankan kata-kata terakhirnya tepat diwajah Endrew.
"Oh iya..." Endrew meraih BBnya dan melihat inbox SMS dari Gischa dan Steven yang dari tadi sudah beberapa kali menghubunginya.
"Sekarang lo cuma diem? Cepet bangun dan ganti baju!" Grey mencubit kedua pipi Endrew dengan gemas.
"Aduhh iya Grey, sabaarr... Gimana gue mau ganti baju kalo lo masih di kamar gue?" Endrew mengusap pipinya yang memerah akibat cubitan Grey tadi.
"Oh iya, yaudah gue tunggu diluar yah... Dadah..." Grey menarik hidung Endrew dengan gemas, lalu berlari keluar dari kamar Endrew.
Endrew pun ganti baju dan menemui Grey yang sejak tadi telah menunggunya. Mereka berdua pun berangkat menuju tempat dimana yang lainnya telah menunggu mereka berdua.
*****
"Hey sorry telat..." sambil joging santai Endrew menghampiri Anes, Steven Gischa dan Iman.
"Lama banget, mau lari pagi udah kesiangan tau." Anes terlihat sangat bosan menunggu Grey dan Endrew.
"Itu tuh si Endrew..." Grey melirik Endrew dengan sinis.
"Iya sory... Gue lupa..." Endrew memasang tampang memelas agar terbebas dari ceramahan teman-temannya.
"Yaudah ah, lari yuk!" Gischa berlari pelan memimpin didepan. Disusul Endrew, Anes dan Steven.
"Udah sarapan?" Iman menyapa Grey yang mulai berlari menyusul yang lainnya.
"Udah kok... Randy mana ya? Kok gak keliatan?" Grey sibuk mencari Randy yang sejak tadi belum ia temui.
"Oh.. Lagi sama Ocha.. Lagi nganter Ocha ke toilet. Kenapa? Suka sama Randy?" Iman menatap Grey yang sejak tadi tidak menatapnya.
"Gak kok! Kok kamu gak sama pacar kamu?" Grey melirik Iman dengan tatapan sinisnya.
"Enggak, kan pengen deket sama kamu. Kalo nanti bawa dia, gak bisa deket sama kamu.. Hahaha." Iman terus berlari sambil menatap Grey yang sejak tadi tak pernah menatapnya.
"Gombal!" Grey berlari cepat meninggalkan Iman dan menyusul Gischa.
"Ish ngapain juga sih lo ngegombalin gue! Sekali mantan yah mantan! Ceweknya aja judes gitu sama gue... Males banget deket dia lagi. Randy mana lagi?!" Grey terus menggerutu sepanjang berlari menyusul Gischa.
"Kenapa sih Grey, muka lo ditekuk gitu?" Gischa menatapku dengan kerutan didahinya.
"Gak apa-apa.. Bete aja.." Grey memperlambat larinya mengimbangi Gischa.
"Bete kenapa cantik?" Gischa semakin tajam menatap Grey.
"Iman gimana tuh Iman?" Steven tiba-tiba sudah berada disamping Grey.
"Stev... Apaan sih...!" Grey mencubit pinggang Steven dengan gemas.
"Eh itu Rendy sama Ocha." Anes menunjuk dua orang yang ada disebrang mereka.
Dua orang yang sedang berjalan menghampiri mereka.
"Ocha siapa sih?" tanpa sadar, dengan jutek Grey bertanya pada Anes.
"Dia temen kantornya Rendy. Kenapa? Cemburu yah?" Anes menyenggol bahu Grey.
Grey langsung salah tingkah dan bingung harus menjawab pertanyaan Anes yang begitu memojokkannya. Karena yang mengetahui bahwa Gray memyukai Rendy, hanyalah Endrew.
"Nggak, aneh aja. Gue baru liat tuh cewek." Grey menatap Randy yang berjalan kearahnya.
"Sorry, gue jadi buat kalian lama nunggu." Ocha menatapku dengan aneh.
"Apa lo liat-liat! Awas jangan deket-deket Rendy!" batin Grey.
"Iya gak apa-apa, selow. Kita sambil nunggu temen kita juga." Gischa melirik Grey yang berdiri disampingnya.
"Oya kenalin Cha, ini Grey dan ini Endrew. Dia yang baru dateng tadi.
" Steven mengenalkan Grey dan Endrew pada Ocha."Ocha..." Ocha menjabat tangan Endrew dan Grey bergantian.
"Yaudah, lanjut yuk! Udah setengah tujuh nih!" Rendy kembali berlari.
Rendy berlari memimpin didepan begitu saja tanpa menyapa Grey yang berharap disapa oleh Rendy. Semua pun melanjutkan kegiatan lari pagi mereka.Dengan hati yang kesal dan jengkel, Grey terus menggerutu sepanjang ia berlari. Ia berlari tepat dibelakang Rendy dan Ocha.
"Ngapain sih tuh cewek deket-deket Rendy?! Nyebelinn!" gerutu Grey dengan kesal.
Karena terus menggerutu dan tidak memperhatikan langkahnya, tiba-tiba..."BRUK" Grey jatuh tersungkur.
"Grey!" teriak semuanya kompak.
Rendy langsung menghampiri Grey."Grey? Kamu gak apa-apa?" Rendy membangunkan Grey yang terjatuh.
"Sakitt.." Grey melenguh menatap kakinya yang terluka.
"Coba liat..." Rendy menggulung celana sedengkul Grey itu.
"Sentuhan tangannya terasa sampai hatiku. Oh Tuhan, tolong hentikan waktu sesaat, aku ingin terus merasakan sentuhan ini." Batin Grey dalam hati.
"Grey kenapa?" Iman langsung ikut menyentuh lutut Greyang terluka.
"Lo bisa bangun kan? Masih bisa jalan kan?" Gischa panik menatap Grey.
"Coba deh bangun pelan-pelan." Steven ikut membantu Grey untuk berdiri.
"Makanya kalo lari jangan sambil melamun! Haha." Endrew meledek Grey dengan melirik dan mengedipkan matanya pada Grey.
"Endrew!" Grey berteriak kesal dan melotot menatap Endrew.
"Endrew, temen jatoh bukannya bantuin kok malah diledek sih.. Cepet bantu." Rendy mengajak Endrew membantu Grey berdiri.Grey pun mencoba berdiri, tapi darah di kakinya makin mengalir.
"Auw! Sakit, sakiitt!" Grey berteriak kesakitan.
"Ya ampun darahnya makin banyak tuh..." Ocha menatap lutut Grey yang semakin mengeluarkan banyak darah karena terkena aspal jalanan.
"Yaudah sini gue gendong!" tiba-tiba ada suara yang terdengar ingin menggendong Grey.
Siapakah itu?
Ayo tebaakk!
And see you on the next part
DON'T COPAS AND DON'T BE A SILENT READER!
LEAVE A COMMENT :)
NISNIS
@AnnisPrianti
Penulis : Annis Raka Prianti
Kalo udah ngomongin cinta, 100 x 24 jam gak bakal cukup deh! Mulai dari cinta bertepuk sebelah tangan, cinta sejati, cinta lama bersemi kembali, cinta monyet, cinta gila, cinta mati, cinta buta, ampe cinta tak direstui dan lain sebagainya. Tapi gimana kalo cinta nyasar? Ada yang pernah merasakan kah?Seperti Grey, Greycia Welvina. Cewek yang biasa disapa Grey ini sedang jatuh cinta dengan laki-laki bernama Randy. Laki-laki yang ia temui minggu lalu setelah dikenali oleh sahabatnya, Endrew.
*****
"Endrew! Bangunn!" Grei berteriak tepat ditelinga Endrew yang sedang tidur
"Aduhh apa sih Grey? Kok lo bisa masuk kamar gue?" Endrew mengucak matanya sambil masih bingung menatap Grey.
"Kata nyokap lo, lonya masih molor. Jadi gue yang disuruh bangunin. Udah cepet banguunn!" Grey menarik selimut Endrew dengan kasar.
"Ahh apa-apaan sih lo Grey.. Gue masih ngantuk! Lagi juga ini kan hari minggu, hari paling bebas sedunia..." Endrew merebut kembali selimutnya dari Grey.
"Endrew, lo inget gak kita ada janji sama Steven, Randy, Anes, Iman, dan Gischa..." Grey mulai melotot menatap Endrew.
"Janji? Janji apa?" Dengan wajah tanpa rasa bersalah dan polos, Endrew menatap Grey yang mulai terlihat emosi.
"Kita janjian mau lari pagi. Dan lo tau sekarang jam berapa? Udah jam enam Endrew, JAM ENAM!" Grey menekankan kata-kata terakhirnya tepat diwajah Endrew.
"Oh iya..." Endrew meraih BBnya dan melihat inbox SMS dari Gischa dan Steven yang dari tadi sudah beberapa kali menghubunginya.
"Sekarang lo cuma diem? Cepet bangun dan ganti baju!" Grey mencubit kedua pipi Endrew dengan gemas.
"Aduhh iya Grey, sabaarr... Gimana gue mau ganti baju kalo lo masih di kamar gue?" Endrew mengusap pipinya yang memerah akibat cubitan Grey tadi.
"Oh iya, yaudah gue tunggu diluar yah... Dadah..." Grey menarik hidung Endrew dengan gemas, lalu berlari keluar dari kamar Endrew.
Endrew pun ganti baju dan menemui Grey yang sejak tadi telah menunggunya. Mereka berdua pun berangkat menuju tempat dimana yang lainnya telah menunggu mereka berdua.
*****
"Hey sorry telat..." sambil joging santai Endrew menghampiri Anes, Steven Gischa dan Iman.
"Lama banget, mau lari pagi udah kesiangan tau." Anes terlihat sangat bosan menunggu Grey dan Endrew.
"Itu tuh si Endrew..." Grey melirik Endrew dengan sinis.
"Iya sory... Gue lupa..." Endrew memasang tampang memelas agar terbebas dari ceramahan teman-temannya.
"Yaudah ah, lari yuk!" Gischa berlari pelan memimpin didepan. Disusul Endrew, Anes dan Steven.
"Udah sarapan?" Iman menyapa Grey yang mulai berlari menyusul yang lainnya.
"Udah kok... Randy mana ya? Kok gak keliatan?" Grey sibuk mencari Randy yang sejak tadi belum ia temui.
"Oh.. Lagi sama Ocha.. Lagi nganter Ocha ke toilet. Kenapa? Suka sama Randy?" Iman menatap Grey yang sejak tadi tidak menatapnya.
"Gak kok! Kok kamu gak sama pacar kamu?" Grey melirik Iman dengan tatapan sinisnya.
"Enggak, kan pengen deket sama kamu. Kalo nanti bawa dia, gak bisa deket sama kamu.. Hahaha." Iman terus berlari sambil menatap Grey yang sejak tadi tak pernah menatapnya.
"Gombal!" Grey berlari cepat meninggalkan Iman dan menyusul Gischa.
"Ish ngapain juga sih lo ngegombalin gue! Sekali mantan yah mantan! Ceweknya aja judes gitu sama gue... Males banget deket dia lagi. Randy mana lagi?!" Grey terus menggerutu sepanjang berlari menyusul Gischa.
"Kenapa sih Grey, muka lo ditekuk gitu?" Gischa menatapku dengan kerutan didahinya.
"Gak apa-apa.. Bete aja.." Grey memperlambat larinya mengimbangi Gischa.
"Bete kenapa cantik?" Gischa semakin tajam menatap Grey.
"Iman gimana tuh Iman?" Steven tiba-tiba sudah berada disamping Grey.
"Stev... Apaan sih...!" Grey mencubit pinggang Steven dengan gemas.
"Eh itu Rendy sama Ocha." Anes menunjuk dua orang yang ada disebrang mereka.
Dua orang yang sedang berjalan menghampiri mereka.
"Ocha siapa sih?" tanpa sadar, dengan jutek Grey bertanya pada Anes.
"Dia temen kantornya Rendy. Kenapa? Cemburu yah?" Anes menyenggol bahu Grey.
Grey langsung salah tingkah dan bingung harus menjawab pertanyaan Anes yang begitu memojokkannya. Karena yang mengetahui bahwa Gray memyukai Rendy, hanyalah Endrew.
"Nggak, aneh aja. Gue baru liat tuh cewek." Grey menatap Randy yang berjalan kearahnya.
"Sorry, gue jadi buat kalian lama nunggu." Ocha menatapku dengan aneh.
"Apa lo liat-liat! Awas jangan deket-deket Rendy!" batin Grey.
"Iya gak apa-apa, selow. Kita sambil nunggu temen kita juga." Gischa melirik Grey yang berdiri disampingnya.
"Oya kenalin Cha, ini Grey dan ini Endrew. Dia yang baru dateng tadi.
" Steven mengenalkan Grey dan Endrew pada Ocha."Ocha..." Ocha menjabat tangan Endrew dan Grey bergantian.
"Yaudah, lanjut yuk! Udah setengah tujuh nih!" Rendy kembali berlari.
Rendy berlari memimpin didepan begitu saja tanpa menyapa Grey yang berharap disapa oleh Rendy. Semua pun melanjutkan kegiatan lari pagi mereka.Dengan hati yang kesal dan jengkel, Grey terus menggerutu sepanjang ia berlari. Ia berlari tepat dibelakang Rendy dan Ocha.
"Ngapain sih tuh cewek deket-deket Rendy?! Nyebelinn!" gerutu Grey dengan kesal.
Karena terus menggerutu dan tidak memperhatikan langkahnya, tiba-tiba..."BRUK" Grey jatuh tersungkur.
"Grey!" teriak semuanya kompak.
Rendy langsung menghampiri Grey."Grey? Kamu gak apa-apa?" Rendy membangunkan Grey yang terjatuh.
"Sakitt.." Grey melenguh menatap kakinya yang terluka.
"Coba liat..." Rendy menggulung celana sedengkul Grey itu.
"Sentuhan tangannya terasa sampai hatiku. Oh Tuhan, tolong hentikan waktu sesaat, aku ingin terus merasakan sentuhan ini." Batin Grey dalam hati.
"Grey kenapa?" Iman langsung ikut menyentuh lutut Greyang terluka.
"Lo bisa bangun kan? Masih bisa jalan kan?" Gischa panik menatap Grey.
"Coba deh bangun pelan-pelan." Steven ikut membantu Grey untuk berdiri.
"Makanya kalo lari jangan sambil melamun! Haha." Endrew meledek Grey dengan melirik dan mengedipkan matanya pada Grey.
"Endrew!" Grey berteriak kesal dan melotot menatap Endrew.
"Endrew, temen jatoh bukannya bantuin kok malah diledek sih.. Cepet bantu." Rendy mengajak Endrew membantu Grey berdiri.Grey pun mencoba berdiri, tapi darah di kakinya makin mengalir.
"Auw! Sakit, sakiitt!" Grey berteriak kesakitan.
"Ya ampun darahnya makin banyak tuh..." Ocha menatap lutut Grey yang semakin mengeluarkan banyak darah karena terkena aspal jalanan.
"Yaudah sini gue gendong!" tiba-tiba ada suara yang terdengar ingin menggendong Grey.
Siapakah itu?
Ayo tebaakk!
And see you on the next part
DON'T COPAS AND DON'T BE A SILENT READER!
LEAVE A COMMENT :)
NISNIS
@AnnisPrianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar