Kamis, 18 Desember 2014

Ketika Hati Salah Mengerti




Ketika hati telah salah mengerti dan mengartikan kebaikan dan perhatian seseorang yang tak biasa, ada sesuatu yang hilang bersama dengan datangnya sebuah tamparan untuk kesadaran. Terkadang hati mengabaikan logika dan juga realita, karena tertutupi oleh rasa bahagia dari suatu hal yang baru ditemukan, yang hilang setelah mendapat tamparan itu. Ya hal itu harapan. Sebuah kutipan perasaan yang dialami beberapa temanku, aku hanya menerka dan menulis semua yang ada dipikiranku. Karena aku pernah merasakannya, dan aku yakin pasti banyak yang pernah merasakannya.


***


Rasa ketertarikan pada seorang lawan jenis tak mudah untuk ditemukan. Diantara banyaknya manusia yangaku temui selama aku hidup beberapa tahun lamanya, tak akan sebanyak nama jalan di Jakarta jumlah manusia yang mampu menarik hatiku. Karena hati terlalu memilih, karena hati terlalu sensitive, dan karena hati tak mudah dimengerti juga dikendalikan diri kita sendiri.Aku  tak pernah bisa memahami mengapa hati ku tertuju pada orang-orang itu, dan mengapa begitu sulit untuk melawan gejolak hati yang selalu kembali tertuju pada seseorang yang telah menjerumuskanku pada rasa suka yang masih sulit untuk dijelaskan. Hanya melihatnya tersenyum, cukup untukku merasa nyaman bersamanya, hanya mendengarnya memanggil namaku, cukup membuat hatiku bergetar. Perasaan yang tak mudah dijelaskan, karena terlalu awal untuk dinyatakan sebagai cinta.
Jika ini bukanlah sebuah cinta, lalu kenapa begitu sulit melupakannya. Aku tahu jawabannya, dan aku tahu cara menghindarinya. Tapi seseorang itu selalu memberiku harapan itu. Harapan yang terus berkembang dengan impian-impian indah yang berkembang dipikiranku saat kedekatan kami semakin tak bisa dijelaskan. Aku berusaha berpikir dengan logika, menerka dengan pandangan realita. Tapi kau semakin menunjukkan kepedulian yang cukup meyakinkanku untuk terus melanjutkan perasaan yang haus akan kepastian.
Tapi saat aku sudah membuat keputusan bahwa ini adalah rasa suka, atau ini adalah cinta. Saat aku semakin ingin melindungimu, saat aku ingin semakin dekat denganmu. Tertawa bersama, berbagi cerita, berbagi senyuman dan keceriaan, ternyata aku salah menanggapi semua kesan yang aku dapatkan. Hatiku telah salah mengerti kedekatan yang selama ini terjalin. Telah salah mengerti kebersamaan yang selama ini aku rasakan bersamanya. Impian itu tak seindah saat aku menyusunnya. Harapan itu kini menghancurkan diriku sendiri. Perasaan ini terlalu awal untuk membuat keputusan. Perasaan ini telah salah menetapkan pilihan. Begitu sulit untuk membebaskan diri dari jeratan perasaan yang baru saja bisa aku jelaskan. Kini kebimbangan itu telah terjawabkan, saat aku menyadari ia memiliki seorang manusia idaman yang jauh melebihi batasku.
Tapi, apakah hati ini bisa menghentikan perasaan yang baru tumbuh itu?
Apakah hati ini mampu bersikap biasa setelah membuat harapan dan impian itu hancur?
Siapa yang mampu menjawab semua itu?

***


Jawabannya hanya hatimu yang tahu. Terkadang hati terasa menjerumuskan dirimu dalam sebuah perasaan yang hamper tak terasa nyata, tapi saat itulah hatimu mengajarkanmu untuk belajar hal baru. Baik itu bagaimana rasanya kehilangan, bagaimana rasanya terluka, atau bagaimana rasanya jatuh cinta. Tentu saja hatimu juga akan terbiasa menilai sendiri sebesar apa perasaanmu pada seseorang yang kau cintai. Dan siapa yang paling kau cintai diantara semua yang pernah kau cintai. Karena hati bukan sesuatu yang mampu siapapun kendalikan, bisa berubah dan juga selalu menjadi teman setiamu dalam memilih keputusan saat akal pikiranmu tak lagi bisa memberikan solusi untuk masalah yang harus diselesaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar