Ketika hati telah salah mengerti
dan mengartikan kebaikan dan perhatian seseorang yang tak biasa, ada sesuatu
yang hilang bersama dengan datangnya sebuah tamparan untuk kesadaran. Terkadang
hati mengabaikan logika dan juga realita, karena tertutupi oleh rasa bahagia
dari suatu hal yang baru ditemukan, yang hilang setelah mendapat tamparan itu. Ya
hal itu harapan. Sebuah kutipan perasaan yang dialami beberapa temanku, aku
hanya menerka dan menulis semua yang ada dipikiranku. Karena aku pernah merasakannya,
dan aku yakin pasti banyak yang pernah merasakannya.
***
Rasa ketertarikan pada seorang
lawan jenis tak mudah untuk ditemukan. Diantara banyaknya manusia yangaku temui
selama aku hidup beberapa tahun lamanya, tak akan sebanyak nama jalan di Jakarta
jumlah manusia yang mampu menarik hatiku. Karena hati terlalu memilih, karena
hati terlalu sensitive, dan karena hati tak mudah dimengerti juga dikendalikan
diri kita sendiri.Aku tak pernah bisa
memahami mengapa hati ku tertuju pada orang-orang itu, dan mengapa begitu sulit
untuk melawan gejolak hati yang selalu kembali tertuju pada seseorang yang
telah menjerumuskanku pada rasa suka yang masih sulit untuk dijelaskan. Hanya melihatnya
tersenyum, cukup untukku merasa nyaman bersamanya, hanya mendengarnya memanggil
namaku, cukup membuat hatiku bergetar. Perasaan yang tak mudah dijelaskan,
karena terlalu awal untuk dinyatakan sebagai cinta.
Jika ini bukanlah sebuah cinta,
lalu kenapa begitu sulit melupakannya. Aku tahu jawabannya, dan aku tahu cara
menghindarinya. Tapi seseorang itu selalu memberiku harapan itu. Harapan yang
terus berkembang dengan impian-impian indah yang berkembang dipikiranku saat
kedekatan kami semakin tak bisa dijelaskan. Aku berusaha berpikir dengan
logika, menerka dengan pandangan realita. Tapi kau semakin menunjukkan
kepedulian yang cukup meyakinkanku untuk terus melanjutkan perasaan yang haus
akan kepastian.
Tapi saat aku sudah membuat
keputusan bahwa ini adalah rasa suka, atau ini adalah cinta. Saat aku semakin
ingin melindungimu, saat aku ingin semakin dekat denganmu. Tertawa bersama,
berbagi cerita, berbagi senyuman dan keceriaan, ternyata aku salah menanggapi
semua kesan yang aku dapatkan. Hatiku telah salah mengerti kedekatan yang
selama ini terjalin. Telah salah mengerti kebersamaan yang selama ini aku
rasakan bersamanya. Impian itu tak seindah saat aku menyusunnya. Harapan itu
kini menghancurkan diriku sendiri. Perasaan ini terlalu awal untuk membuat
keputusan. Perasaan ini telah salah menetapkan pilihan. Begitu sulit untuk
membebaskan diri dari jeratan perasaan yang baru saja bisa aku jelaskan. Kini kebimbangan
itu telah terjawabkan, saat aku menyadari ia memiliki seorang manusia idaman
yang jauh melebihi batasku.
Tapi, apakah hati ini bisa
menghentikan perasaan yang baru tumbuh itu?
Apakah hati ini mampu bersikap
biasa setelah membuat harapan dan impian itu hancur?
Siapa yang mampu menjawab semua
itu?
***
Jawabannya hanya hatimu yang tahu. Terkadang
hati terasa menjerumuskan dirimu dalam sebuah perasaan yang hamper tak terasa
nyata, tapi saat itulah hatimu mengajarkanmu untuk belajar hal baru. Baik itu
bagaimana rasanya kehilangan, bagaimana rasanya terluka, atau bagaimana rasanya
jatuh cinta. Tentu saja hatimu juga akan terbiasa menilai sendiri sebesar apa
perasaanmu pada seseorang yang kau cintai. Dan siapa yang paling kau cintai
diantara semua yang pernah kau cintai. Karena hati bukan sesuatu yang mampu
siapapun kendalikan, bisa berubah dan juga selalu menjadi teman setiamu dalam
memilih keputusan saat akal pikiranmu tak lagi bisa memberikan solusi untuk
masalah yang harus diselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar