Last
Night
Writer/Author : Annis Prianti
Cast
: CNBLUE Minhyuk
F(X) Krystal
Support
Cast : F(x) Sulli
: (CNBLUE Jonghyun)
Hujan turun deras
dimalam yang gelap. Dingin, serasa mencengram tubuh erat. Cengkramannya terasa
hingga ke tulang, membuat siapapun enggan untuk keluar dimalam berhujan seperti
malam ini. Seorang wanita sedang duduk disebuah bangku halte bus. Kedua
tangannya mencengkram bahunya sendiri secara silang. Hawa dingin seperti
menusuk-nusuk kulit hingga tulangnya.
“Krystal, mianhae aku telat.” Seorang laki-laki dengan
sebuah payung digenggamannya untuk melawan hujan yang turun itu berlari menghampiri
wanita yang langsung tersenyum saat melihat keberadaannya.
“Gwaencanha… Kau juga basah kuyup, wajahmu…” Wanita
itu, Krystal menatap laki-laki yang kini dihadapannya dengan kning yang mengerut.
“Apa kau sakit?” Sambung Krystal saat merengkuh
wajah laki-laki itu.
“Wajahmu pucat, dan seluruh tubuhmu dingin… Jika kau
sakit, kau tak perlu repot untuk menjemputku, Hyukkie…” Krystal membelai lembut
wajah laki-laki dihadapannya.
“Ya! Kang Min Hyuk! Kau melamun dan tak mendengarkan
aku?” Bibir tipis Krystal mengerucut karena kesal.
“Saranghae…” Minhyuk menarik Krystal kedalam
pelukannya.
“Hyukkie, badanmu sedingin es. Kita harus segera
pulang…” Krystal membalas pelukkan Minhyuk dengan gugup.
“Aku tidak mau kau sakit…” Krystal melepaskan
pelukkan Minhyuk perlahan.
“Arrasseo, kajja…” Minhyuk menggenggam tangan
Krystal.
Minhyuk membuka payungnya, dan berjalan dengan
payung yang sama.
“Apakah kau demam? Sudah minum obat? Aku rasa kau
perlu di kompres..” Krystal terus menatap wajah Minhyuk yang sejak tadi menatap
lurus kedepan.
“Gwaencanha… Apakah kau sudah makan?” Tanya Minhyuk
pada Krystal.
“Belum. Aku sudah sangat lapar, tapi aku membawa
makan malamku untuk kita makan bersama.” Krystal tersenyum menunjukkan
bungkusan makan malamnya.
“Jangan lakukan itu. Jika kau lapar kau harus makan,
tidak perlu menungguku. Aku tidak ingin kau sakit.” Jawab Minhyuk tegas tanpa
menoleh sedetikpun pada Krystal.
“Apakah kau sudah makan?” Tanya Krystal.
“Sudah… Saat sampai nanti, kau harus makan lalu
istirahat. Aku akan segera pulang karena ada pekerjaan. Jangan menggangguku
dengan sms mu saat aku bekerja, aku akan merasa merindukanmu jika kau melakukan
itu, mmengerti?” Minhyuk akhirnya menoleh pada Krystal dan menunjukkan senyumannya
pada Krystal.
“Arrasseo…” Krystal tersenyum tersipu.
Keduanya telah sampai
di apartemen Krystal, dan Minhyuk mengantar Krystal sampai depan pintu
apartementnya.
“Makan, lalu istirahat. Ku mencintaimu…” Minhyuk
mengecup puncak kepala Krystal.
“Aku sangat mencintaimu juga…” Krystal mengecup
singkat bibir Minhyuk yang terasa sedingin es.
“Kau sangat dingin. Kau harus menggunakan pakaian
tebal. Mau pakai jaketku?” Tawar Krystal.
“Tidak perlu, aku akan pulang ke rumah untuk
mengganti pakaian sebelum bekerja. Cepat masuk, diluar sangat dingin.” Minhyuk
membeai lembut wajah Krystal.
“Hati-hati dan jangan lupa untuk mengabariku jika
pekerjaanmu sudah selesai.” Krystal membalas belaian Minhyuk dengan balik
membelai wajah Minhyuk.
Minhyuk hanya tersenyum dan mengangguk. Krystal pun
masuk kedalam apartement. Saat sampai didalam apartement, Sulli sedang menangis
akibat drama korea yang ia tonton.
“Ya! Kau masih menonton drama korea larut malam
begini?” Krystal duduk disebelah Sulli sambil membuka makan malamnya.
“Kau sudah makan?” Sambung Krystal sebelum mulai
melahap makan malamnya.
“Kau sendiri? Kenapa baru pulang larut malam? Lihat
sekarang sudah pukul 11 malam. Kau ingin gendut makan jam segini?” Balas Sulli.
“Minhyuk telat satu jam menjemputku, dan aku ada lembur
dua jam karena seharusnya aku pulang jam 8 malam hari ini. Mau bagaimana lagi,
café sangat ramai.” Jawab Krystal.
“Arra… Ini malam minggu, karena itu aku merasa sedih
hanya bisa menghabiskan malam mingguku depan televisi.” Ungkap Sulli.
“Ah, bagaimana dengan kue pesananku?” Tanya Krystal.
“Besok pagi akan diantar. Benarkah kalian sudah tiga
tahun berpacaran? Rasanya baru kemarin Minhyuk mengungkapkan cintanya… Ya… Kau
benar-benar beruntung.” Sulli berlalu masuk kedalam kamarnya karena mulai
merasa galau.
“Sulli benar, rasanya baru kemarin kami saling
mengenal di halte… Mulai mengobrol dan saling jatuh cinta…” Lirih Krystal.
Flashback
“Ya! Tunggu! Aish! Aku ketinggalan bus lagi!”
Krystal menggerutu kesal.
“Bus terakhir akan datang 30 menit lagi, tunggu
saja.” Sahut seseorang tiba-tiba.
“Kau lagi? Ah Annyeong hasseo…” Krystal akhirnya
menyapa laki-laki dengan mata sipit itu.
“Kau masih mengenaliku?” Tanya laki-laki sipit itu.
“Tentu saja, baru saja kemarin kita mengejar bus
terakhir bersama. Setidaknya kita bertemu sebelum bus terakhir datang.” Krystal
terkekeh mengingat kejadian pertama kali ia bertemu laki-laki itu karena
mengejar bus terakhir bersama.
“Kang Minhyuk, namaku Kang Minhyuk.” Minhyuk
mengulurkan tangannya.
“Krystal Jung…” Sahut Krystal.
“Apakah kau tidak takut pulang sendirian selarut
ini?” Tanya Minhyuk.
“Aku haus terbiasa, karena ini pekerjaanku.” Jawab
Krystal.
“Bagaimana jika mulai sekarang aku yang akan
menemanimu pulang?” Ucap Minhyuk santai.
“Apa maksudmu? Berhentilah bercanda…” Krystal
mengabaikan Minhyuk dan terlihat menghindar dengan berpindah duduk beberapa
sentimeter lebih jauh.
“Apakah aku membuatmu takut? Maaf aku tak bermaksud
menggodamu, aku benar-benar serius.” Ungkap Minhyuk polos.
“Anio… Hanya saja sedikit terasa aneh. Aku belum
mengenalmu, dan tiba-tiba kau berkata seperti itu membuatku sedikit takut.”
Ungkap Krystal jujur. Jemarinya meremas rok selututnya karena gugup.
“Tapi aku sudah mengenalmu lama… Tapi jika kau
memang merasa takut, aku minta maaf.” Minhyuk ikut menjauh dari Krystal.
“Maaf… Aku tidak bermaksud menghindarimu, hanya saja
aku takut…” Krystal menatap Minhyuk dengan tatapan memelas.
“Aku tahu, dan itu wajar sebagai wanita. Tenang
saja, aku tidak berniat jahat padamu, kau akan mengerti nanti.” Minhyuk tersenyum
polos. Tidak ada rasa kecewa diraut wajahnya.
Krystal membalas senyum Minhyuk. Krystal mulai
merasa nyaman berinteraksi dengan Minhyuk. Mereka berdua pun naik bus bersama.
Minhyuk mengantar Krystal sampai depan apartementnya, tanpa sepengetahuan Krystal.
Tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan apartement yeoja cantik itu. Hal itu ia
lakukan setiap hari untuk melindungi Krystal tanpa Krystal tahu. Sampai suatu
hari, Krystal menyadari kalau Minhyuk mengikutinya sampai apartementnya.
“Berhentilah bersembunyi, aku tahu kau disana.”
Krystal berteriak pada Minhyuk yang bersembunyi dibalik pohon samping
apartementnya.
“Maaf… Aku hanya khawatir…” Lirih Minhyuk.
“Kau semakin menakutiku dan membuatku curiga
padamu…” Krystal menatap Minhyuk dengan mata memerah, menahan emosinya.
“Mian… Aku…” Belum selesai Minhyuk mengucapkan kata
maafnya, Krystal memotong.
“Keumanhae… Jika kau terus mengikutiku, aku akan
melaporkanmu pada polisi!” Teriak Krystal dengan suara yang tertahan.
“Arrasseo… Aku melakukannya karena aku peduli
padamu… Karena aku menyukaimu. Jika kau tidak menyukainya, aku akan berhenti
untukmu… Maaf jika aku membuatmu takut…” Minhyuk meninggalkan Krystal dan
berjalan dengan kepala tertunduk. Terlihat sekali ia sangat merasa sedih.
Krystal menghel napas panjang, dan masuk kedalam
apartementya, menemukan Sulli berdiri tepat dibalik pintu apartement mereka.
“Apakah kalian bertengkar?” Tanya Sulli sambil
memakan es krim coklatnya.
“Nugu?” Tanya Kystal balik sambil melepas sepatunya.
“Kau dan pacarmu…” Jawab Sulli santai.
“Pacarku? Siapa?” Krystal menatap Sulli dengan dahi
yang mengkerut.
“Kau pikir aku tidak tahu kalau kau sudah mempunyai
pacar sejak bulan lalu. Aku tau kau ingin menyembunyikannya, tapi aku tahu dia
selalu mengantarmu pulang sejak bulan lalu. Ya! Sampai kapan kau mau
menyembunyikan namjachingumu?” Sulli meletakkan sikutnya dibahu Krystal.
“Bodoh! Aku tidak mengerti apa yang kau maksud!”
Krystal berlari menuju kamarnya.
“Aish… Dasar pemalu… Punya pacar tampan dan baik
hati seperti itu masih saja disembunyikan…” Sulli menatap Krystal yang berlari
gugup menuju kamarnya sampai meninggalkan tasnya didepan pintu apartement.
Krystal langsung membanting tubuhnya di atas ranjang
empuknyaa. Berusaha mencerna ucapan Sulli tentang Minhyuk.
“Benarkah dia telah mengikutiku selama satu bulan
ini?” Krystal menatap cermin, bertanya pada dirinya sendiri.
“Apakah dia benar-benar menyukaiku? Atau dia berniat
jahat dengan menguntitku? Aish.. Ini membuatku gila! Apa maksudnya melakukan
ini padaku?! Aku terlalu takut…” Krystal mengacak-acak rambutnya sendiri karena
kesal.
***
Keesokan
harinya, Krystal bermaksud menayakan Minhyuk langsung mengenai apa yang
diucapkan Minhyuk. Tetapi ia tidak menemukan Minhyuk ditempat biasa mereka
bertemu, yaitu halte bus dekat café Krystal bekerja. Krystal menunggu Minhyuk
samapi bus terakhir datang, namun Minhyuk tak juga datang. Hal itu Krystal
lakukan keesokkan harinya, namun sosok Minhyuk tak juga muncul benar-benar
hilang.
Krystal memutuskan berjalan kaki hari ini untuk
mencari sosok Minhyuk, namun ia tidak menemukan sosok Minhyuk disekitarnya.
Krystal mulai merenung dan merindukan Minhyuk sebagai teman mengobrlnya. Sosok
Minhyuk yang bawel dan selalu tersenyum saat berbicara padanya. Tanpa sengaja,
seseorang menabrak Krystal dan membuat tubuh Krystal goyah kearah jalan raya,
Krystal hampir saja jatuh ketepi jalan raya yang ramai mobil lalu-lalang,
sebelum akhirnya seorang tangan merah lengannya dan menarik Krystal kedalam
pelukannya.
“Gwaencanha?” Tanya laki-laki itu setelah berhasil
menyelamatkan Krysta.
“Kau kembali…” Tanpa sadar Krystal memeluk Minhyuk
erat.
“Kau membuatku khawatir… Aku pikir aku tidak akan
bisa bertemu denganmu kembali…” Lirih Krystal.
“Aku selalu berada dsekitarmu, selalu berada
disisimu. Dan aku akan selalu ada setiap saat kau membutuhkanku…” Minhyuk
membalas pelukan Krystal.
“Maafkan aku atas sikap kasarku padamu… Aku
mempunyai trauma pada irang asing saat Ibuku meninggal karena dibunuh oleh
seorang penguntit. Sejak saat itu aku selalu membatasi diriku dan takut
menjalin hubungan dengan orang lain…” Ungkap Krystal sambil melepaskan
pelukannya pada Minhyuk.
“Aku mengerti… Karena itu aku tidak akan menunjukkan
keberadaanku jika kau tidak dalam bahaya..” Minhyuk melepaskan jaketnya dan
memakaikannya pada Krystal.
“Kenapa kau tidak naik bus? Kau tau ini sudah jam
berapa? Sangat bahaya seorang wanita cantik berjalan dimalam hari.” Minhyuk
merekatkan jaketnya pada Krystal dan mengancingkan bagian atasnya.
“Bodoh! Aku melakukannya karena aku berusaha
menemukanmu…” Krystal memandang Minhyuk kesal.
“Mian, aku hanya melakukan apa yang kau minta…”
Jawab Minhyuk polos.
“Aku tahu ini salahku… Mian…” Krystal tertunduk
berusaha menyembunyikan wajahnya yang tersipu.
“Gwaencanha… Ayo aku antar pulang…” Minhyuk
menggenggam tangan Krystal dan Krystal hanya tersenyum menerima genggaman
tangan Minhyuk.
Keduanya berjalan sampai depan apartement Krystal
dengan berpegngan tangan. Keduanya berbincang bnya agar bisa mengenal satu sama
lain. Hal itu dilakukan erulang kali. Pulang bersama dan menggenggam tangan,
hal rutin yang setiap hari mereka lakukan. Hingga akhirnya Krystal mulai
menyadari perasannya yang semakin mendalam pada Minhyuk, namun Minhyuk tak
kunjung memberinya kepastian, membuat keraguan dihati Krystal muncul
kepermukaan. Hatinya mulai merasa resh dan jenuh.
“Apakah kau sudah tidak mmenyukaiku?” Tanya Krystal
terus terang tanpa basa-basi saat keduanya sampai didepan apartement Krystal.
“Apakah aku akan melakukan hali ini sampai hari ini
jika aku tidak menyukaimu? Mengantarmu sampai depan rumah dan selalu berada
disisiku. Apakah itu tidak mewakili
perasaanku?” Tanya Minhyuk balik.
“Tapi kau tidak pernah mengungkapkan perasaanmu
padaku. Haruskah aku yang memulai?” Tanya Krystal polos.
“Aku sudah pernah mengatakannya dulu sejak awal.
Akulah yang pertama kali menyukaimu, akulah yang memulai hubungan antara kita,
akulah yang tidak pernah berhenti dan menyerah pada perasaanku. Kau masih tidak
bisa merasakannya?” Minhyuk menatap Krystal tajam, tanpa keraguan yang terlukis
dimatanya.
“Aku tahu… Aku hanya butuh kepastian…” Lirih
Krystal.
“Jadilah pacarku… Aku akan menjagamu sampai akhir
hidupku… Bahkan jika hidupku berakhir, aku akan terus menjagamu, aku berjanji…”
Minhyuk menarik tubuh Krystal kedalam pelukannya.
“Aku mau…” Krystal membalas pelukan Minhyuk dan
tersenyum.
Sejak hari itu mereka berdua resmi menjadi sepasang
kekasih. Mereka berdua selalu merayakan hari besar mereka berdua, mulai dari
100 hari, 200hari, 300hari sampai
anniversary mereka tiap tahun. Keduanya bahkan tidak pernah tidak bertemu dalam
satu hari, jika keduanya tidak bisa pulang bersama, salah satu pasti akan
datang ke rumah pasangannya hanya untuk saling menatap wajah atau sekedar
memeluk untuk mengungkapkan rasa rindunya. Minhyuk terus konsisten menjaga
Krystal. Begitupun Krystal. Kegiatan yang monoton bagi sebagian orang, amun
keduanya tidak pernah bosan melakukan hal itu selama tiga tahun.
Flashback
Off
Krystal tersenyum saat mengingat kejadian itu. Minhyuklah
yang berhasil menyembuhkan trauma
Krystal walau belum sepenuhnya. Krystal merasa hidupnya jauh lebih baik saat mengenal
Minhyuk. Kehadiran Minhyuk yang selalu memberinya kekuatan dalam menghadapi masalah, selalu membuatnya
tersenyum saat kesedihan menghampiri hidupnya. Minhyuk selalu bias membuatnya
kembali tersenyum dan menjadi lebih tegar lagi. Entah kekuatan apa yang
dimiliki Minhyuk, tapi Krystal percaya, Tuhan mengirim Minhyuk untuk menjadi pelengkap
hidupnya.
***
Hari ini matahari terlihat ceria, cahayanya terlihat
tegas tidak ragu untuk bersinar melawan awan gelap yang akhir-akhir ini menjadi
penghuni tetap langit karena musim hujan telah tiba. Walaupun sepertinya hanya
untuk beberapa saat hari akan secerah ini, karena ramalan cuaca berkata siang
ini akan hujan. Terlihat tidak mungkin, namun hal itu sering terjadi. Karena manusia
tidak akan pernah bisa menebak takdir atau menolak untuk merasakan takdir yang
telah tergaris oleh sang Kuasa.
Krystal
berjalan sambil membawa sebuah kotak kue dan bungkusan hadiah menuju rumah
Minhyuk yang tak seberapa jauh dari rumahnya. Saat sudah berada tepat didepan
apartemen Minhyuk, Krystal menerima pesan dari Sulli.
"Minhyuk
sudah tiada, apakah kau tahu?" Isi pesan yang dikirim Sulli pada Krystal.
Seketika
tubuh Krystal bergetar. Matanya mulai terasa panas. Rasanya air mata mulai
mendesak keluar dari kedua mata indahnya.
"Mwoya?
Jangan bercanda!" Krystal dengan cepat membalas pesan Sulli dan
mengungkapkan rasa ketidak percayaannya.
Krystal
mulai memencet bel apartement Minhyuk. Seseorang keluar dari balik pintu, tak
salah lagi, itu adalah Jonghyun, Kakak Minhyuk. Krystal membungkuk hendak
menyapa, tiba-tiba sebuah pesan kembali masuk dalam inbox ponselnya.
"Buka
link ini jika kau tidak percaya." Dalam pesan itu, Sulli
mengirimkan link untuk menuju sebuah berita.
"Annyeong
Oppa, ah... Tunggu sebentar..." Krystal memundurkan langkahnya. Hatinya
mulai berdebar saat akan membuka link yang diberikan Sulli padanya. Krystal
tidak ingin mempercayai Sulli kali ini walau Sulli selalu bisa dipercaya. Ada
rasa enggan yang membuat jemari Krystal tertahan untuk menyentuh layar
ponselnya pada link yang diberikan Sulli.
Secepat
kilat Krystal menyentuh layar ponselnya pelan dan menyambungkannya dengan
sebuah berita kecelakaan. Krystal membaca kilat artikel itu dan menemukan nama
Minhyuk tertera didalam artikel itu. Tubuhnya melemas, kue digenggamannya
hampir jatuh tetapi Jonghyun secepat kilat menangkap kuenya. Hadiah yang
Krystal siapkan terjatuh begitu saja dilantai.
"Gwaencanha?"
Tanya Jonghyun.
"Oppa...
Apakah berita tentang Minhyuk itu benar?" Tanpa sadar air mata Krystal
sudah mengalir bebas diatas pipi lembutnya.
"Mian...
Aku baru tahu tadi pagi dan aku tidak sanggup menceritakannya padamu... Karena
aku pikir kau akan marah karena Minhyuk tidak menjemputmu semalam..."
Ungkap Jonghyun.
"Oppa...
Aku masih bersamanya semalam... Dia denganku semalam... Apakah dia kecelakaan
setelah mengantarku pulang? Apakah karena menjemputku dia telat untuk pergi
bekerja?" Suara Krystal terdengar lirih, isak tangisnya membuat getaran
suaranya semakin tak jelas terdengar.
"Anio...
Ini bukan salahmu... Dia kecelakaan saat akan menjemputmu. Pukul sembilan
malam, Krystal..." Jonghyun memberikan foto kecelakaan itu yang diambil
pukul sembilan lewat lima menit.
"Andwae!
Aku masih bersamanya... Aku masih bersamanya semalam tadi..." Krystal
bangun dan berlari menuju rumah sakit tempat tubuh Minhyuk berada.
"Tidak
mungkin, aku masih bersamanya semalam... Ia masih mengantarku pulang sampai
apartement jam sepuluh malam... Bagaimana mungkin kecelakaan itu terjadi pukul
semnilan malam?" Krystal terus menghapus air mata yang seakan tak bisa
berhenti untuk mengalir walau sejenak.
Tubuhnya
terasa lemas, tetapi semangatnya untuk menemui Minhyuk meruntuhkan rasa lemas
itu. Krystal ingin memastikan sendiri apa yang telah ia dengar. Dengan sekuat
tenaga ia menguatkan dirinya dan membunuh rasa takutnya untuk terus berlari
menuju rumah sakit itu.
"Korban
kecelakaan, atas nama Kang Minhyuk... Eodiga?" Dengan napas yang
terengah-engah dan air mata yang masih menggantung dipipinya ia bertanya dengan
panik.
"Ada
di kamar mayat sebelah sana, silahkan..." Salah satu perawat menunjukkan
jalannya pada Krystal.
Tubuh Krystal
oleng, ia hampir saja terjatuh ke lantai. Untung saja seseorang mendapatkan
tubuh Krystal yang mungkin sudah kehabisan tenaga itu.
"Gwaencanha?"
Tanya seorang wanita cantik dengan berpakaian serba putih itu.
"Angwaencanha...
Rasanya sangat sakit... Disini..." Krystal memukul-mukul bagian dadanya
sendiri.
"Ikuti
aku..." Wanita itu menuntun Krystal menuju suatu tempat.
Krystal
melihat tubuh Minhyuk dengan sisa-sisa darah kering dikepala dan mungkin tubuh
lainnya sedang terbaring dengan wajah pucat tak jauh berbeda dengan yang ia
temui semalam.
"Kau
melihatnya... Disebelah mayat itu... Kau pasti melihatnya... Kau bersamanya
semalam..." Ucap wanita itu sambil menunjuk sosok lain yang sedang berdiri
disisi ranjang tubuh Minhyuk yang terbaring.
"Hyukkie..."
Lirih Krystal dengan suara tertahan.
"Aku
tidak bisa membawanya karena ia tidak mau meninggalkan dunia ini. Dia bilang
ada seorang wanita yang harus ia lindungi dan ia jaga. Jika wanita itu
tanpanya, wanita itu pasti akan sedih. Jika hal ini terus terjadi, akan
membahayakan jasad Minhyuk. Apakah kau bisa membujuknya?" Tanya wanita
itu.
"Bodoh...
Dia selalu saja memikirkan perasaanku... Kenapa dia begitu baik..."
Krystal menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah.
"Hanya
kau yang bisa membujuknya, ikhlaskan kepergiannya. Apakah kau bisa?" Tanya
wanita itu lagi.
"Jika
itu satu-satunya hal yang bisa aku lakukan untuknya terakhir kali, aku akan
melakukannya." Lirih Krystal sambil menghapus air matanya yang masih saja
mengalir seakan tak lelah untuk berhenti.
Krystal
membuka pintu kamar mayat itu dan masuk menghampiri jasad Minhyuk yang
terbaring kaku dan roh Minhyuk yang sedang meratapi dirinya sendiri.
"Apakah
kau sedih?" Tanya Krystal sambil membelai lembut pipi jasad Minhyuk.
"Aku
sangat sedih kehilangan satu-satunya seseorang yang aku miliki dan aku
cintai... Aku sangat bersyukur bisa mengenalmu... Aku sangat berterima kasih
saat itu kau tak menyerah untuk mengejarku dan aku sangat bahagia kau selalu
menjadi yang terbaik untukku... Tapi sekarang saatnya kau untuk pergi..."
Krystal melirik kearah roh Minhyuk.
Roh
Minhyuk terkejut, wajahnya terlihat jauh lebih menyedihkan dari wajah Krystal.
Air mata diwajah roh tampan itu benar-benar tak terhingga. Roh itu menangis
dalam diam.
"Kau
masih bisa melihatku?" Tanya Minhyuk sambil berusaha menggapai wajah
Krystal tetapi tidak bisa menggapainya, seakan tubuhnya transparan.
"Apakah
kau khawatir padaku?" Tanya Krystal dengan suara yang bergetar dan
terdengar sangat lirih. Kentara sekali ia pun menahan agar air matanya tidak
mengalir lagi.
"Aku
tidak mau kau sedih... Maafkan aku membuatmu menangis dan sedih... Maafkan aku
yang tidak bisa menepati janjiku untuk menjagamu selamanya... Aku... Takut kau
akan kesepian dan akan sedih jika aku tidak ada..." Ungkap Minhyuk.
"Aku
pasti akan merasakannya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, aku akan bisa
menerimanya. Kau benar-benar egois... Kau hanya memikirkan perasaanku. Kau
harus perhatikan perasaanmu... Aku yang seharusnya meminta maaf karena belum menjadi
yang terbaik untukmu... Sedangkan kau selalu menjadi yang terbaik untukku dan
akan selalu menjadi yang terbaik untukku... Aku akan jauh lebih sedih jika kau
terluka seperti ini... Pergilah... Aku tidak apa-apa... Aku akan menjalani
kehidupanku dan mencoba hidup bahagia..." Krystal tak sanggup lagi menahan
air matanya. Tangisnya pecah dan tubuhnya ambruk.
"Uljima...
Mianhae... Aku akan pergi... Aku tidak ingin membuatmu semakin sedih..."
Ucap Minhyuk akhirnya.
Sosok
wanita yang menolong Krystal itu datang dan membuat roh Minhyuk utuh. Minhyuk
langsung memeluk tubuh Krystal yang sudah kehilangan hampir seluruh tenaganya.
"Hiduplah
bahagia walau tanpa aku... Jangan pernah melupakan bahwa aku sangat
mencintaimu... Jika kehidupan selanjutnya itu ada, aku akan berada disisimu
lagi... Aku akan selalu menemukan jalan untuk kembali padamu... Aku berjanji...
Jangan pernah bersedih dan jangan lupa membawa payung dan memakai jaket. Jangan
memakan makanan instan dan jangan pernah menangis untukku lagi. Jika kau merindukanku,
aku akan berada diantara bintang yang selalu menatapmu dari langit... Jangan
banyak menangis karena aku... Aku mencintaimu..." Lirih Minhyuk yang
memeluk Krystal erat.
"Aku
mencintaimu... Sangat mencintaimu... Lebih dari yang bisa aku ungkapkan..."
Balas Krystal. Krystal memeluk erat tubuh Minhyuk yang entah mengapa terasa
utuh kembali.
"Aku
tahu kau terluka mengatakanku untuk pergi... Maafkan aku yang selalu membuatmu
khawatir..." Lirih Minhyuk sambil melepaskan pelukannya.
"Jangan
pernah meminta maaf... Aku tidak pernah sedikitpun menyesal mengenalmu dan
melakukan apapun untukmu..." Krystal merengkuh wajah pucat Minhyuk.
"Aku
akan sangat merindukanmu..." Lirih Minhyuk sebelum akhirnya mengecup
lembut bibir Krystal.
Krystal
membalas kecupan lembut itu, meraih bibir atas Minhyuk seakan enggan
melepaskannya. Air mata keduanya tidak berhenti mengalir. Tautan bibir keduanya
akhirnya terlepas. Saat perlahan tubuh Minhyuk menjadi transparan dan
menghilang.
"Laci
pertama meja belajarku... Sesuatu untukmu ada disana..." Teriak Minhyuk
sebelum akhirnya sosok Minhyuk hilang dalam sekejap.
***
Satu minggu setelah
kepergian Minhyuk, Krystal benar-benar berubah drastis. Ia seakan lupa
bagaimana caranya tersenyum. Raut wajahnya selalu sama, murung dan terlihat
sangat menyedihkan dengan tubuh yang semakin kurus dan wajah yang sedikit
pucat. Sulli ikut merasa iba dan prihatin pada Krystal, ia pun mengajak Krystal
pergi keluar dengan sedikit memaksanya.
Krystal dan Sulli berjalan menuju apartement
Minhyuk. Krystal mencengkram erat lengan Sulli yang sejak tadi ia genggam untuk
membantunya berjalan, karena Krystal bahkan sudah tidak kuat membawa tubuhnya
seutuhnya.
“Sulli… Rasanya ada yang menyessakkan…” Krystal
merengkuh bagian dadanya sendiri tepatnya jantungnya.
“Kenapa kau membawaku kesini…” Sambung Krystal. Ia baru
menyadari bahwa Sulli membawanya ke apartement Minhyuk.
“Jonghyun Oppa memintaku membawamu kesini… Kau tidak
bisa terus bersembunyi dan menghindari kenyataan. Sampai kapan kau ingin
terlihat menyedihkan seperti ini? Hah? Aku sedih, tidakkah kau memikirkan perasaanku? Kau hanya
mengikuti semua kesedihanmu…” Ungkap Sulli dengan suara yang bergetar, ia
menahan air matanya.
“Mian…” Hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir Krystal yang terlihat
pucat itu. Air mata Krystal mulai jatuh membasahi pipinya yang senakin terlihat
tirus. Dengan lembut Sulli menghapus air mata Krystal.
“Aku rasa Jonghyun Oppa ingin mengatakan sesuatu
padamu, kajja…” Sulli membimbing Krystal menuju pintu apartement Minhyuk dan
Jonghyun.
Krystal dan Sulli akhirnya masuk kedalam apartemen
Minhyuk dan Jonghyun setelah Jonghyun membukakan pintu dan mempersilahkan
mereka berdua masuk. Jonghyun langsung
membimbing Krystal dan Minhyuk masuk kedalam kamar Minhyuk.
“Aku merapihkan semua barang-barang Minhyuk untuk
dikirim ke rumah orang tuanya, dan aku menemukan sesuatu. Aku rasa itu adalah
hadiah anniversary kalian yang ketiga tahun yang sudah disiapkan
oleh
Minhyuk.” Jonghyun memberikan sebuah
kotak berwarna merah hati
seperti kotak cincin dan selembar surat
kecil.
Dengan tubuh yang bergetar Krystal meraihnya dan
membukanya perlahan. Krystal sudah tidak bisa mengendalikan lagi aliran air
matanya yang entah sejak kapan mulai membanjiri pipinya.
“Satu kata yang tidak akan pernah bosan untuk aku katakan
adalah Aku Mencintaimu. Satu orang yang pertama dan terakhir mengisi
hatiku adalah dirimu. Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya, aku sudah
memikirkan berbagai macam cara untuk mengungkapkannya, aku selalu merasa bodoh
dan belum pantas untuk mengatakan ini… Maukah kau menikah denganku?” Itulah
isi sepucuk surat yang ditulis dalam sebuah post it oleh Minhyuk bersama dengan
kotak yang benar berisi cincin itu.
Tangis Krystal pecah. Tubuhnya semakin terasa lemas.
Kesedihannya kian mendalam. Hatinya semakin
terluka. Bagaimana mungkin hal ini terjadi, jika Minhyuk sudah merencanakan
sebuah pernikahan dengannya. Bagaimana bisa Minhyuk pergi setelah melakukan
banyak hal untuknya sementara Krystal hanya bisa menerima semua yang diberikan
Minhyuk sejak awal sampai akhir.
“Aku tau rasanya sangat menyakitkan, tetapi tidak
bisakah kau melakukan satu hal terakhir
untuk Minhyuk? Minhyuk selalu ingin melihatmu bahagia, dan tidak merasa sedih sedikitpun. Bisakah kau
melakukannya tanpa Minhyuk yang membuatmu bahagia? Karena aku yakin, itu
adalah hal terakhir yang Minhyuk ingin
kau lakukan. Hidup dengan bahagia.” Ungkap Jonghyun.
“Setiap pulang mengantar atau menjemputmu, saat
kalian slesai berkencan dari suatu tempat ,
Minhyuk selalu bertanya padaku… Hyung,
apa lagi yang harus aku lakukan untuk melihat senyumnya… Aku takut ia merasa
bosan dengan semua yang aku lakukan… Aku selalu ingin melihat senyumnya saat
bertemu denganku… Rasanya begitu hidup saat ia tersenyum padaku… Apakah kau
akan menghancurkan semua usahanya
setelah ia pergi meninggalkanmu?” Jonghyun menatap tajam Krystal yang masih
tidak bisa berhenti menangis, bahkan menahan aliran air matanya.
“Aku tau rasanya menyakitkan, tapi lawanlah rasa itu
jika kau ingin melakukan sesuatu untuknya… Aku percaya kau adalah wanita yang
hebat setelah kau mengenal Minhyuk,
apakah kau akan kembali menjadi Krystal yang belum mengenal Minhyuk dan
melupakan semua perjuangan Minhyuk untuk membuat hidupmu lebih berharga?”
Sambung Sulli.
“Anio… Aku tidak mau membuatnya sedih sampai akhir…
Mianhae, Hyukkie… Mianhae Sulli-ah… Mianhae Jonghyun Oppa… Aku terlalu
berpikiran sempit… Aku akan belajar menghargai hidupku, seperti apa yang selalu
Minhyuk katakan…. ” Krystal menghapus air matanya asal dan melingkarkan cincin
hadiah anniversarrynya dijari manisnya.
“Aku… Akan
menjalani hidup yang lebih baik, untukmu… Aku tidak akan menyia-nyiakan
hidupku lagi... Lihatlah aku dari sana…
Aku tidak akan membuatmu sedih…” Krystal
memejamkan matanya saat mengucap janji itu dalam hatinya. Akhirnya senyuman
indah itu terlukis diwajah pucat Krystal.
“Lihatlah… Aku tersenyum… Kau juga harus tersenyum
dan bahagia disana… Aku mencintaimu…” Ucap Krystal dalam hati, masih dengan mata yang terpejam dan
senyum yang bertahan beberapa puluh detik.
Dalam sebuah kehidupan, selalu ada saat untuk dating
dan pergi… Menangis dan tertawa… Menyakiti dan disakiti… Terlupakan atau
melupakan… Semua tergantung pada sikapmu menjalaninya. Jika kau ikhlas, semua
akan terasa mudah, dan jika kau menganggap suatu masalah adalah beban, kau akan sulit
menghadapinya. Jika seseorang yang kau
cintai pergi meninggalkanmu lebih dulu, jangan merasa kau kehilangannya karena
jasadnya tak lagi disisimu, tetapi rasakan semua pelajaran yang kau dapat
darinya dan tanamlah dalam hatimu. Agar kehadirannya
didalam hidupmu tidak terasa sia-sia. Karena semua kenangan yang tercipta
diantara kalian begitu berharga dan tidak akan hilang hanya karena jasad itu telah
menghilang. Jadilah seseorang yang lebih kuat saat dirimu sedang terluka J
Akhir kata, terima kasih sudah membaca J
Jangan jadi pembaca gelap yaaa ^^
Kritik, saran dan komentar ditunggu chingu ^^
@annisRprianti_
Nisnizer.blogspot.com