Love
Always Found Their Path
Author : Nisnis @annisRprianti_
Genre : Sad, Romance, Friendship, Hurts.
Cast :
- Kang Min Hyuk
- Jung Soo Jung
- Kim Seo Yong
- Jeon Jin Ho
- Ahn Jae Hyun
- Yoo Channie
- Kim WooBin
-One Shoot-
Pernikahan bukanlah suatu hal yang
mudah dilakukan. Selain dibutuhkan persiapan secara material,
persiapan batin atau perasaan pun tentu jadi sorotan utama dalam
sebuah pernikahan. Hari ini dua pasang kekasih akan melaksanakan
pernikahan.
***
"SooJung... Apakah aku sudah
terlihat cantik... Ahh... Deugeun-deugeun..." Salah satu yeoja
cantik yang akan menikah hari ini terlihat sangat anggun dengan gaun
pengantin berwarna putih yang membalut indah tubuhnya.
"Bukankah kau memang selalu
cantik? Semua pasti berjalan lancar, SeoYong..." SooJung
menggenggam tangan sahabatnya.
"Ah... MinHyuk... Apakah dia
sudah siap? Aku harus melihatnya..." SeoYong langsung berlari
kecil untuk menemui pengantin prianya.
SooJung tersenyum getir sambil
mengikuti SeoYong menuju ruang ganti si pengantin pria, MinHyuk.
SooJung memaandang SeoYong yang terlihat sangat bahagia, dan
mengikutinya dengan perasaan yang tak sama dengan SeoYong.
"SooJung, palli..." SeoYong
terus berusaha berlari cepat dan akhirnya masuk kedalam ruang ganti
itu.
"OMO!" SooJung tertabrak
seseorang saat ia akan masuk menyusul SeoYong.
"Mianhae... Oh? SooJung?"
Seorang pria mengulurkan tangannya.
"Oh? JaeHyun Oppa... Ahn JaeHyun
Oppa... Kau kenapa kau disini?" Tanya SooJung.
"Aku datang untuk Minhyuk..."
Lirih JaeHyun pelan.
"Arrasseo... Kau sahabat baiknya,
kau pasti datang..." Balas SooJung sambil meraih uluran tangan
JaeHyun dan bangun dari jatuhnya.
"SooJung, Gwaenchannha?"
Tanya JaeHyun dengan tatapan aneh.
"Ah Gwaenchannha Oppa... Kau
tidak sengaja juga... Apa kau sedang terburu-buru?" Tanya
SooJung.
"Bukan itu... Maksudku... Apakah
kau baik-baik saja dengan pernikahan Minhyuk?" Tanya JaeHyun
hati-hati.
"Oh... Tentu... Aku bahagia
untuknya. Oppa, aku pergi dulu..." SooJung langsung bermaksud
berlari menyusul SeoYong, namun ditahan oleh JaeHyun.
JaeHyun membawa SooJung kedalam sebuah
ruangan, dan menutup pintunya. Dengan hati-hati JaeHyun menuntun
SooJung untuk duduk.
"Jangan berbohong padaku... Aku
tau ini sangat sulit untukmu...." Lirih JaeHyun.
"Oppa... Jaebal... Jangan
membuatku mengingat hal yang tak boleh aku ingat... Aku sudah
melupakannya Oppa..." Lirih SooJung.
"Melupakannya? Benarkah? Jika kau
sudah melupakannya, kenapa kau menolakku? Bahkan masih sendiri sampai
saat ini?" Gertak JaeHyun.
"Oppa..." SooJung menangis
sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Aku yakin ini sangat sulit
untukmu... Kenapa kau harus hadir di pernikahannya... Kau bisa pergi
ketempat lain bukan?" Tanya JaeHyun.
"SeoYong... Dia yang memintaku
menemaninya... Dan bukan hanya Minhyuk sahabatku, SeoYong juga
sahabatku... Mana mungkin aku tidak hadir dipernikahan ketiga
sahabatku...." Jelas SooJung.
"Apakah Minhyuk tau?" Tanya
JaeHyun.
SooJung hanya mengangguk dan menghapus
air mata yang mengalir dikedua pipinya. JaeHyun memeluk SooJung dan
mengusap punggungnya.
"Bertahanlah untuk beberapa
jam... Maaf aku tidak bisa melakukan apapun untukmu.... Dan ini
adalah pilihan Minhyuk. Aku sendiri masih tidak percaya bahwa SeoYong
yang menikah dengannya... Padahal aku kira kau yang akan menjadi
pengantin wanitanya..." Lirih JaeHyun.
"Oppa... Tolong hentikan... Aku
tidak mau ada seorangpun yang tau tentang perasaanku pada Minhyuk...
Jaebal..." Pinta SooJung.
"Tentu... Baiklah, aku harus
pergi... Jika kau butuh tumpangan untuk pulang, hubungi aku..."
Ucap JaeHyun sebelum akhirnya pergi meninggalkan SooJung.
Saat SooJung keluar dari ruangan itu,
ia melihat Channie berada dihadapannya.
"Channie? Sejak kapan kau
disini?" Tanya SooJung yang sedikit terlihat terkejut.
"Kau menyukai Minhyuk? Apakah aku
salah dengar?! Ya! SooJung! Kau tau, Minhyuk adalah calon suami
SeoYong. Ani... Dia akan menjadi suami SeoYong sebentar lagi. Dan kau
menyukainya?" Bentak Channie, pengantin wanita yang akan menikah
juga hari ini dengan Kakak dari SeoYong, yaitu Kim Woo Bin.
"Channie... Kau hanya salah
dengar... Kajja... Kita harus menyusul SeoYong..." SooJung
menarik tangan Channie.
"Lepaskan aku! Aku akan
berpura-pura tidak tau tentang hal ini, tapi jangan harap kau bisa
menghancurkan pernikahan kami!" Bentak Channie.
"Hufth..." SooJung menghela
napas panjang, lalu kembali memasang wajah cerianya.
Channie berlari kecil meninggalkan
SooJung. SooJung menyusul dibelakang Channie. Kini semua pengantin
yang akan menikah hari ini telah berkumpul.
"Kau kemana saja, SooJung?"
Tanya SeYong.
"Ah... Aku bertemu JaeHyun
Oppa..." Jawab SooJung.
Mihyuk terlihat sedikit terkejut dan
langsung melirik SooJung, tatapannya dalam penuh arti.
Flashback, Ten Years Ago
Tahun ajaran baru telah dimulai. Semua
murid baru SMA Konkuk sudah berkumpul dilapangan untuk penyuluhan.
Setelah selesai, seorang gadis cantik sedang mencari sesuatu
disekitar lapangan.
"Apakah kau kehilangan sesuatu?"
Tanya seorang namja.
"Ah iya... Sepertinya gelangku
terputus, dan liontinnya hilang..." Jawab Yeoja itu.
"Apakah ini milikmu?" Namja
itu mengulurkan sebuah liontin.
"Ah benar.... Gamsahamnida..."
Ucap Yeoja cantik itu.
"Cheonmaneyo... Hmm.. Siapa
namamu? Kau dikelas berapa?" Tanya namja yang terlihat tertarik
pada yeoja cantik dihadapannya.
"Naneun Jung SooJung imnida...
Aku kelas 1-2... Kau?" Tanya SooJung balik.
"Naeneun Kang MinHyuk imnida...
Aku juga dikelas 1-2... Wah... Kebetulan yang bagus..." Ucap
MinHyuk.
"Jeongmalyo? Kalau begitu aku
sudah mempunyai satu teman sekarang..." Ucap SooJung.
Disanalah pertemuan antara SooJung dan
MinHyuk. Keduanya menjadi semakin akrab setelah satu tahun, selain
karena mereka duduk dimja yang sama, keduanya selalu berdua selama
disekolah dan dihari libur mereka.
"Kau yakin ini tempatnya? Kenapa
sangat sepi disini..." Ucap SooJung yang sedang bersama MinHyuk.
"Benarkah disini akan ada konser
musik?" Sambung SooJung.
MinHyuk sudah tidak berada disisinya,
dan tiba-tiba MinHyuk berjalan kearah SooJung sambil membawa kue yang
sudah lengkap dengan lilinya.
"Saengil Chukka Hamnida...
Saengil Chukka Hamnida, Saranghaneun uri SooJung... Saengil Chukka
Hamnida..." MinHyuk tersenyum menatap SooJung.
"Ayo tiup lilinnya, dan jangan
lupa permohonanmu..." Ucap MinHyuk.
"Aku berharap bisa selalu
bersama denganmu, selamanya..." Doa SooJung dalam hatinya.
"Yeay! Chukkae..." MinHyuk
langsung mengecup kilat pipi SooJung.
"Ya! Apa yang kau lakukan?"
SooJung memegang pipinya.
"Kau sudah 17 tahun bukan? Kau
sudah wajib menerimanya..." Goda MinHyuk.
"Kau juga pantas mendapatkan
ini..." SooJung memoleskan krim kue tartnya ke pipi mulus
MinHyuk.
Keduanya saling tertawa dan kembali
melanjutkan perayaan ulang tahun SooJung. Mereka berdua memakan habis
kue mereka. Semua berjalan lancar, persahabatan antara mereka. Dan
tanpa sadar, perasaan diantara merekapun mulai terpaut satu sama
lain. Rasa takut kehilangan dan berpisah satu sama lain.
***
Hari ini tahun ajaran baru dimulai,
bertepatan dengan hari dimana mereka telah bersahabat selama satu
tahun. Keduanya berniat merayakan satu tahun persahabatan mereka
sepulang sekolah. Dan hari ini juga merupakan pengumuman pembagian
kelas. Namun sayang, SooJung dan MinHyuk berbeda kelas di kelas dua
ini.
"Aku 2-1... Kau?" Tanya
SooJung.
"Aku 2-2..." Jawab MinHyuk
kecewa.
"Gwaenchannha... Kelas kita
bersebelahan..." MinHyuk menepuk pundak MinHyuk pelan.
"Arrasseo... Baiklah, pergi ke
kelasmu... Aku juga akan masuk ke kelas... Sampai ketemu nanti..."
MinHyuk berjalan masuk kedalam kelasnya.
Setelah MinHyuk masuk kedalam
kelasnya, kali ini SooJung yang terlihat kecewa. Ternyata SooJung
menahan rasa kecewanya dihadapan MinHyuk. Di kelas, ia duduk dengan
seorang perempuan.
"Namaku SeoYong..." Sapa
SeoYong.
"Aku SooJung..." Balas
SooJung.
"Aku sering melihatmu bersama
MinHyuk... Apakah kau pacarnya MinHyuk?" Tanya SeoYong to the
point.
"Ah... Anio... Tidak... Aku
sahabatnya..." Jawab SooJung gugup.
"Oh... Baguslah..." Sahut
SoeYong polos.
Sementara itu, MinHyuk duduk sebangku
dengan Kim Woo Bin. Keduanya langsung akrab karena keduanya sama-sama
menyukai musik rock. Saat istirahat, MinHyuk dan JinHo keluar dan
istirahat bersama, sedangkan SooJung tentu bersama SeoYong. Dan
dikantin, semuanya bertemu.
"Bagaimana kelasmu?" Sapa
Minhyuk yang langsung menghampiri SooJung.
"Hmm... Membosankan tanpamu..."
Jawab SooJung.
"Ah ini temanku, JinHo. Jeon Jin
Ho..." Ucap MinHyuk mengenalkan JinHo pada SooJung.
"Aku, SooJung..." Jawab
SooJung.
SooJung dan JinHo bersalaman sesaat,
dan SooJung pun mengenalkan SeoYong pada Minhyuk dan JinHo.
"Ah.. Ini temanku, SeoYong. Kim
SeoYong..." Ucap SooJUng.
Setelah mereka berkenalan hari itu,
mereka berempat pun semakin akrab. Terjalinlah persahabatan mereka
semakin kuat hingga berlanjut ke kelas tiga. Dan saat ini mereka
semua akan lulus. Untuk merayakan kelulusan mereka, mereka menyewa
tempat karaoke untuk bersenang-senang.
"Ahh... Tidak terasa kita sudah
lulus... Bagaimana menurutmu?" Tanya SooJung pada SeoYong.
"Aku senang... Tapi SooJung...
Ada yang ingin aku tanyakan padamu..." Ucap SeoYong pelan.
"Tanyakanlah..." Jawab
SooJung santai.
"Apakah kau tidak mempunyai
perasaan apapun pada MinHyuk?" Tanya SeoYong.
"Ah... Tentu tidak... Kami
bersahabat..." Jawab SooJung.
"Tapi, MinHyuk terlihat berbeda
saat bersamamu... Ia selalu menatapmu dengan tatapan yang berbeda.
Dia selalu bisa menjadi dirinya sendiri saat dia bersamamu..."
Lirih SeoYong.
"Ah... Itu karena aku lebih lama
bersahabat dengannya..." Jelas SooJung.
"Aku... Menyukainya..."
Lirih SeoYong.
"Aku menyukainya sejak awal aku
masuk ke sekolah ini..." Sambung SeoYong.
"Ah... MinHyuk memang seseorang
yang sangat hangat. Selain baik, dia juga sangat ramah pada
siapapun..." Ucap SooJung dengan suara yang bergetar.
SooJung teringat saat pertama kali ia
bertemu dengan Minhyuk, juga saat MinHyuk memberikannya kejutaan
dihari ulang tahunnya dari tahun ke tahun hingga tahun ini. SooJung
baru menyadari, bahwa hatinya bergetar saat ia bersama MinHYuk. Dan
tiba-tiba dadanya terasa sesak.
"SooJung, SeoYong... Sudah
menunggu lama? Ayo..." Ajak JinHo dari mobil.
SooJung dan SooYeong pun masuk kedalam
mobil JinHo. Dan tidak ada sosok MinHyuk disana.
"Kemana MinHyuk?" Tanya
SeoYong. Sama seperti yang ingin ditanyakan SooJung.
"Dia sedang mengurus seseuatu.."
Jawab JinHo.
"Kau diizinkan membawa mobil oleh
orang tuamu?" Tanya SooJung.
"Iya... Karena aku bilang akan
pergi bersama kalian. Jadi Ayahku mengizinkanku. Membawa mobil."
Jelas JinHo.
"Hmm..." SooJung mengangguk
dan tersenyum.
Mereka bertiga sampai ditempat karoke
yang sudah dipesan MinHyuk. Dan ternyata MinHyuk sudah berada disana.
"Yeay... Chukkae!" Teriak
Minhyuk tiba-tiba saat mereka bertiga masuk kedalam ruang karoke.
"Ya! Kau mengejutkanku!"
Bentak SooJung.
"Aku memang ingin memberi kejutan
padamu..." Balas MinHyuk sambil mengelus puncak kepala SooJung.
"Dan... Ini hadiah kelulusan
kalian..." MinHyuk memberikan masing-masing sebuah kotak.
JinHo mendapatkan jam tangan, SeoYong
mendapatkan sebuah gantungan kunci boneka, dan SooJung mendapatkan
Sebuah cincin.
"Banji?" SooJung terlihat
terkejut.
"Aku... Menyukaimu sejak pertama
aku bertemu denganmu... Mungkin ini terlihat berlebihan, tapi aku
benar-benar sangat menyukaimu..." Ungkap Minhyuk yang langsung
mengaitkan cincin itu dijari manis SooJung.
"Kau mau menjadi kekasihku?"
Tanya MinHyuk serius.
"Mianhae... Aku tidak bisa..."
Lirih SooJung.
SooJung menatap SeoYong yang sudah
terlihat berkaca-kaca. SooJung melepaskan cincin dari MinHyuk dan
keluar dari ruang karoke itu. SeoYong mengikuti SooJung dan
menariknya.
"Kenapa bisa kebetulan seperti
ini? Aku juga berniat menyatakan perasaanku padanya... Kenapa harus
kau?" Lirih SeoYong.
"Aku benar-benar tidak
menyukainya... Mianhae... Aku tidak tau kalau dia menyukaiku..."
Lirih SooJung.
SeoYong langsung meninggalkan SooJung
dan berlari sambil menangis. SooJung berusaha mengejarnya, namun
SeoYong langsung menaiki taxi.
"Maaf membuatmu terkejut...
Aku... Aku benar-benar mneyukaimu... Aku sudah menahannya selama tiga
tahun untuk mengungkapkannya... Karena aku takut kau menjauh jika kau
tau perasaanku... Apakah kita masih bersahabat seperti dulu?"
Tanya Minhyuk yang tiba-tiba sudah berada dibelakang SooJung.
"Tentu... Aku akan melupakan hari
ini..." SooJung berniat pergi tanpa menatap Minhyuk namun
Minhyuk manarik tangannya.
"Aku akan mengantarmu..."
Ucap MinHyuk.
"Tidak, aku bisa pulang
sendiri..." Bantah SooJung.
"Aku akan mengantarnya pulang..."
Tiba-tiba JinHo menarik tangan SooJung. Dan tidak ada penolakan dari
SooJung. JinHo pun langsung membawa SooJung masuk kedalam mobil.
Saat didalam mobil, JinHo menatap
SooJung yang sedang menahan tangisnya.
"Menangislah... Aku tau bagaimana
perasaanmu saat ini... Aku tau kau juga menyukainya... Kenapa kau
menolaknya?" Tanya JinHo santai.
"Bagaimana bisa kau berpikiran
seperti itu?" Tanya SooJung yang masih menahan tangisnya.
"Jika kau tidak menyukainya
kenapa kau sedih? Bukankah seharusnya kau bahagia? Apakah ada orang
lain yang menyukai MinHyuk? Apakah itu SeoYong?" Tebak JinHo.
"Apakah kau seorang peramal?"
Tanya SooJung ketus.
"Aku hanya menebak... Karena aku
tau, kau juga menyukainya..." Jawab SooJung.
"Bagaimana kau bisa merasa yakin
kalau aku menyukainya? Aku sendiri bahkan belum yakin... Aku hanya
merasa sedih..." Ungkap SooJung.
"Apakah selama ini kau hanya
bersahabat dengan Minhyuk? Apakah aku tidak terhitung sebagai
sahabatmu? Aku juga sahabatmu... Dan aku tau tatapanmu pada Minhyuk
berbeda dengan tatapanmu padaku atau namja lainnya." Jelas
JinHo.
"Aku menyukainya sejak kelas dua,
mungkin... Aku merasa kesepian saat dia tidak ada disisiku... Berbeda
kelas dengannya rasanya membuatku kehilangan sesuatu. Dan aku kembali
senang saat kelas tiga kita semua sekelas. Dan aku semakin
menyukainya..." Tangis SooJung akhirnya pecah.
"Lalu kenapa kau menolaknya?"
Tanya JinHo.
"Kau benar, SeoYong
menyukainya... Dia sudah menceritakannya padaku... Aku mana mungkin
mengkhianati SeoYong? Bagaimana aku bisa menerimanya..." Lirih
SooJung disela tangisnya.
Tiba-tiba mobil JinHo berhenti
mendadak. JinHo langsung menatap SooJung.
"Benarkah? Aku sudah
menebaknya..." JinHo kembali melajukan mobilnya pelan.
"Eottohke..." SooJung terus
menangis, semakin lama semakin kencang.
JinHo hanya bisa menatap iba kepada
salah satu sahabatnya itu.
Setelah kejadian itu, SooJung dan
MinHyuk merasa asing satu sama lain. Begitupun antara SooJung dan
SeoYong. Mereka berempat kumpul di rumah JinHo untuk membicarakan
kelanjutan pendidikan mereka.
"Aku akan kuliah ke Amerika..."
Ucap MinHyuk tiba-tiba.
"Aku akan pergi ke Universitas
Seoul..." Ucap SooJung.
"Aku akan pergi ke Universitas
Konkuk..." Sambung JinHo.
"Aku masih belum tau..."
Sambung SeoYong.
"Apakah kita akan berpisah?"
Tanya SooJung.
"Aku rasa begitu... Tapi, kita
harus tetap menjaga komunikasi satu sama lain, Oh?" Ucap JinHo.
"Tentu... Aku pasti akan
menghubungi kalian sesering mungkin..." Ucap MinHyuk.
"Aku berharap kita masih bisa
bersahabat seperti dulu... Jarak takkan memisahkan kita, bukan?"
Lirih SooJung.
"Tentu..." Jawab SeoYong,
MinHyuk dan JinHo.
Mereka berempat saling berpelukan dan
menghabiskan sisa waktu mereka dengan kebersamaan seperti biasanya.
Hanya untuk hari ini saja, kecanggungan antara mereka kembali hilang.
***
Empat tahun telah berlalu sejak hari
perpisahan mereka berempat. Dan mereka berempat masih menjaga
komunikasi satu sama lain. Namun ada hal yang berbeda, dimana ada
yang dirahasiakan oleh Minhyuk dan SeoYong tentang hubungan mereka.
Hari ini adalah hari pertama mereka akan bertemu kembali setelah
empat tahun tak bertemu. Dan hari ini mereka bertemu di Restoran
milik SooJung.
"Ya! Kin SeoYong!" SooJung
berlari memeluk SeoYong.
"Aku merindukanmu...: Lirih
SeoYong.
"Aku juga... Kau terlihat
cantik..." Puji SooJung.
"Kau masih lebih cantik
dariku..." Balas SeoYong.
"Apakah yang lain belum datang?"
Tanya SeoYong.
"JinHo dalam perjalanan kesini,
begitupun MinHyuk... Duduklah dulu..." Jawab SooJung.
"Oh... Gomawo... Wah kau sangat
hebat sekarang. Restoranmu sangat terkenal di Gangnam sekarang..."
Puji SeoYong.
"Lalu, kau harus menceritakan
padaku kemana sebenarnya kau selama ini? Kau tidak mau memberitahunya
pada kami. Kau membuatku cemas..." Ucap SooJung.
"Akan aku ceritakan saat semuanya
sudah kumpul..." JawabSeoYong.
"Baiklah, aku akan membuatkanmu
minum yang paling enak.
Tiba-tiba MinHyuk datang dan langsung
masuk kedalam restoran SooJung.
"Kenapa kau terlambat?"
Tanya SeoYong.
"Mobilku mogok... Apakah kau
sudah lama?" Tanya MinHyuk balik.
"Tidak, baru saja sampai..."
Jawab SeoYong.
"Ini dia... Oh... MinHyuk..."
SooJung terlihat sedikit terkejut saat melihat laki-laki tampan
dihadapannya. Kerinduannya selama ini pada sosok pria dengan wajah
tampan itu telah teribati. Wajahnya masih seperti dulu, tampan.
"Maaf, aku terlambat..."
Ucap Minhyuk.
"Ah, Gwaenchannha... Bahkan JinHo
yang dekat belum sampai..." Balas SooJung.
Minhyuk terlihat menatap SooJung
tajam. Tersirat kerinduan dari kedua bola matanya yang menatap lekat
SooJung. Ya, namja ini pun sangat merindukan sosok yeoja cantik
dihadapannya. Cinta pertamanya masa SMA.
"Apakah aku sangat terlambat?"
Sapa JinHo tiba-tiba.
"Apakah kau tinggal dipedesaan?
Kenapa kau sangat lama? Huh..." SooJung langsung menarik tangan
JinHo.
"Baiklah... Aku ingin memeluk
sahabtalu yang semakin tampan..." JinHo langsung memeluk erat
Minhyuk.
Mereka berepat kembali bersenda gurau
tentang masa SMA mereka. Minhyuk selalu curi pandang terhadap SooJung
yang duduk dihadapannya. Sementara SeoYong yang merasakan keanahan
MinHyuk terlihat sedikit terganggu dengan keadaan yang sedang
terjadi. Sementara SooJung enggan menatap MinHyuk karena hatinya
masih berdebar untuk Minhyuk sampai saat ini.
"Ah... Ada yang ingin aku
ceritakan pada kalian... Sebenarnya... Selama empat tahun ini... Aku
kuliah di Amerika... Dan bersama dengan MinHyuk..." Ungkap
SeoYong.
"Jeongmalyo? Jadi kalian berdua
merahasiakannya pada kami?" JinHo terlihat sangat terkejut,
begitupun SooJung yang lebih terkejut.
"Mianhae..." Hanya itu yang
terucap dari bibir MinHyuk.
"Ah Gwaenchannha... Bukankah
bagus jika kalian bersama?" Potong SooJung.
JinHo langsung menatap SooJung penuh
arti. Karena ia tahu perasaan SooJung saat ini.
"Dan rencananya... Bulan depan
kami akan menikah..." Ungkap SeoYong yang semakin membuat
SooJung tersentak kaget. Jantungnya benar-benar terasa perih saat
itu.
"Chukkae..." Lirih SooJung
dengan suara yang bergetar.
"Ini sebuah perjodohan..."
Ungkap MinHyuk.
SeoYong terlihat keberatan saat
MinHyuk mengungkapkan kebenaran itu. Namun berbeda dengan MinHyuk
yang justru terlihat datar.
"Oh... Baguslah... Kalian akan
segera menikah..." JinHo tersenyum getir.
SooJung sekuat tenaga menahan air
matanya yang hampir mengalir. Tiba-tiba ada yang meremas pundaknya.
"Oh? Sunbae..." SooJung
melirik kearah belakang. Seorang laki-laki bertubuh tegap sudah
berada dibelakangnya.
"Ada yang ingin aku bicarakan
padamu.." Ucap laki-laki itu.
"Ah... Arrasseo..." SooJung
langsung mengikuti laki-laki itu.
"Apakah kau sudah menyiapkan
jawaban untukku?" Tanya laki-laki itu ketika mereka sudah berada
jauh dari yang lainnya.
"Aku masih belum bisa, Sunbae..."
SooJung terlihat menunduk.
"Dia memang lebih tampan..."
Ucap laki-laki itu.
"JaeHyun Sunbae... Bukan karena
itu..." Lirih SooJung.
"Lalu bagaimana perasaannya
terhadapmu? Jangan-janagn dia belum tau perasaanmu sejak enam tahun
lalu?" Tanya JaeHyun yang melirik Minhyuk dari jauh.
"Anio... Jangan Sunbae... Dia
tidak boleh tau..." Lirih SooJung.
"Lalu sampai kapan aku harus
menunggu? Jika kau tidak bisa melupakannya setidaknya ungkapkan
perasaanmu padanya, sebelum dia menjadi milik orang lain... Kau tau,
aku sangat takut akan merusak hubungan yang sudah ada..." Lirih
SooJung.
"Baiklah... Aku akan tetap
menunggumu..." Jaehyun meninggalkan SooJung.
"Siapa dia?" Tanya JinHo.
"Kau tidak mengenalnya? Dia
Senior kita saat SMA, dua tahun diatas kita. Pabo!" SooJung
menjitak JinHo pelan.
"Jinjja? Wah... Aku tidak
mengenalnya... Dia pasti tidak populer..." Balas JinHo.
"Ya! Dia bahkan sangat populer
saat kita kelas satu..." SooJung mencubit pipi JinHo gemas.
MinHyuk terlihat cemburu melihat
suasana dihadapannya. Melihat keakraban SooJung dengan JinHo
membuatnya merasa benar-senar kehilangan SooJung yang dulu selalu
disisinya. MinHyuk sangat merindukan saat-saat itu, saat-saat mereka
sangat akrab.
"Aku dengar dia menyukaimu? Dan
dia kuliah di Universitas of Seoul juga, benarkah?" Tanya
SeoYong tiba-tiba.
"Ah... Iya..." Jawab SooJung
pelan.
"Benarkah? Lalu apakah kau
menolaknya? Atau kau menerimanya tanpa memberitahu kami?" JinHo
menatap SeoYong kali ini.
"Sudahlah... Lupakan hal yang
tidak penting... Aku tak pernah menerima siapapun..." Jawab
SooJung malas.
"Aku juga ingat saat kau
menolakku..." Ucap MinHyuk tiba-tiba. Membuat semua mata menatap
kearahnya.
"Ah... Aku akan mengambilkan
cemilan yang lain..." Ucap SooJung yang berjalan menuju dapur.
"Apakah kau benar-benar tidak
mempunyai seseorang yang kau suka?" Tanya MinHyuk dengan
setengah berteriak.
"Aku pernah punya punya... Aku
menyukainya sejak lama. Dan aku tidak boleh menyukainya. Oleh karena
itu aku tidak mau menyukai siapapun lagi..." SooJung berjalan
cepat kedapur.
SooJung masuk kedalam dapur dan
menangis disana. Air matanya sudah tak tertahankan. Kesedihannya
sudah tak terbendung.
"Bodoh... Apakah kau tidak
merasakannya? Apakah kau tidak merasakan perasaanku? Beraninya kau
bertanya seperti itu... Sejak dulu sampai sekarang aku hanya
menyukaimu, Kang Minhyuk! Bodoh!" Lirih SooJung disela
tangisnya.
"Benarkah itu?" Tanya
seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang SooJung.
"MinHyuk..." Pekik SooJung.
"Aku tanya, apa itu benar?!" Kini MinHyuk meremas kuat kedua bahu SooJung.
"Tidak..." SooJung hendak meninggalkan MinHyuk namun MinHyuk menariknya.
"Lihat aku, dan katakan kalau itu tidak benar! Tatap aku! Kau berani?" Tanya MinHyuk.
SooJung masih terdiam tanpa menatap Minhyuk, air matanya mengalir.
"Hentikan, kau menyakitiku. Lepaskan..." Lirih SooJung.
"Apakah kau pikir kau tidak menyakitiku? Hatiku masih sakit setiap kali melihatmu... Kenapa kau berbohong padaku?" MinHyuk memeluk SooJung.
"Ku Mohon lepaskan, aku tidak mau SeoYong salah paham..." SooJung mendorong kuat tubuh MinHyuk.
"JinHo..." Pekik SooJung saat melihat JinHo yang tiba-tida datang juga.
"Ikut aku..." JinHo menarik SooJung dan meninggalkan MinHyuk.
Sementara MinHyuk kembali ke meja bersama SeoYong, JinHo menarik SooJung keluar.
"Aku tak habis pikir dengan SeoYong... Aku menyesal menanggapnya sahabat..." Lirih JinHo.
"JinHo, apa yang kau katakan? Apakah SeoYong melakukan hal yang salah?" Tanya SooJung.
"Aku bertanya padanya sejak kapan ia menyukai MinHyuk, dia bilang sebelum kau menyukainya. Apakah dia bodoh? Dia tau kau juga menyukai MinHyuk tapi dia mau menikah dengan MinHyuk. Kau mengorbankan perasaanmu demi persahabatan kita, tapi dia? Bahkan dia diam-diam mengikuti MinHyuk ke Amerika!" Jelas JinHo.
"Jeongmalyo?" SooJung merasa sesak seketika.
"Dia bahkan terlihat tanpa rasa bersalah saat menceritakan padaku..." Jawab JinHo.
"Sudahlah, semua sudah berlalu JinHo..." SooJung berjalan masuk kedalam restorannya kembali.
"Tapi aku tau, perasaan kalian belum berakhir..." Celetuk JinHo yang membuntuti SooJung masuk kedalam restoran.
Didalam SeoYong dan MinHyuk terdiam. MinHyuk terlihat murung.
"Ya! Kalian darimana saja?" Tanya SeoYong yang memecah keheningan.
"Mianhae..." Ucap SooJung yang kembali duduk dikursinya.
"Aku ada urusan mendadak, aku akan pergi duluan..." Ucap JinHo yang menatap malas SeoYong.
"Apakah sesuatu terjadi?" Tanya SeoYong polos.
"Aku juga harus pergi ke kantorku..." Ucap MinHyuk yang memakai jasnya.
"Baiklah aku juga ikut. Aku ingin bertemu Ayah mertua." Ucap SeoYong.
"Kajja..." MinHyuk pergi tanpa pamit bahkan mendahului JinHo.
"Ya! Kenapa semuanya jadi seperti ini?!" SooJung berteriak kesal.
"Aku tidak jadi pergi, karena mereka telah pergi... Aishh aku muak dengannya!" Ucap JinHo.
"JinHo... Naneun gwaenchana.. Kau tidak perlu membencinya seperti itu..." Ucap SooJung.
"Aku membencinya bukan karena memihakmu, tapi memang karena aku membencinya..." Jelas JinHo.
"Arrasseo... Kau mau ku buatkan es serut?" Tawar SooJung.
"Tentu, aku butuh sesuatu yang dingin untuk meredam emosiku.." Sahut JinHo.
***
Sementara itu didalam mobil, SeoYong dan MinHyuk hanya terdiam. SeoYong pun curiga dengan sikap dingin MinHyuk.
"Kau lebih dingin dari biasanya, apakah sesuatu terjadi?" Tanya SeoYong.
"Apakah kau masih menyukainya?" Sambung SeoYong.
"Apakah menikahimu tidak cukup? Bisakah kau berhenti mengatur hidupku?" Ucap MinHyuk.
"Apakah kau marah karena aku menceritakan tentang pernikahan kita?" Tanya SeoYong lagi.
Mobil MinHyuk tiba-tiba berhenti mendadak, membuat tubuh SeoYong terguncang.
"Keumanhae... Aku tidak akan meninggalkanmu apakah itu tidak cukup?" Tanya MinHyuk.
"Apakah kehadiranku membuatmu semenderita itu? Kenapa kau tidak bisa mencintaiku?!" Tanya SeoYong.
MinHyuk hanya terdiam dan melanjutkan laju mobilnya.
"Aku tidak akan menyerah... Aku akan but kau menyukaiku, Kang MinHyuk!" Batin SeoYong.
***
"Hyung!" Panggil MinHyuk.
"Ah kau disini rupanya... Kenapa kau memanggilku kesini? Bukankah tadi kau tidak mengenaliku?" Tanya JaeHyun.
"Mianhae... Aku harus berpura-pura tidak mengenalmu agar SeoYong tidak curiga..." Lirih MinHyuk.
"Tapi Hyung, apakah yang diucapkan SeoYong benar, bahwa kau menyukai SooJung?" Sambung MinHyuk.
"Mian... Aku berusaha membatasi perasaanku, dan aku sangat senang saat kau memintaku untuk berada disisinya menggantikanmu menjaganya. Tapi... Perasaanku semakin tak terbendung padanya..." Ungkap JaeHyun.
"Hyung... Mianhae... Aku tidak tau kau menyukainya sejak lama.." Lirih MinHyuk.
"Gwaenchana... Dia lebih menyukaimu... Tapi apa kau yakin dengan pernikahanmu? Apa kau yakin dengan SeoYong?" Tanya JaeHyun balik.
"Aku melakukannya untuk orangtuaku... Jika saat itu orang tua SeoYong tidak membantu Orang Tuaku, pasti tidak ada hutang budi... Dan pernikahan ini tidak terjadi.." Lirih MinHyuk dengan suara bergetar.
"Dan kau tidak akan lulus dari Amerika... Apakah tidak ada cara lain?" Tanya JaeHyun lagi.
"Tidak, orang tua SeoYong hanya ingin pernikahan itu terjadi..." Lirih MinHyuk.
"Hyung, jika pada akhirnya aku tidak bisa menjaganya... Aku percayakan padamu untuk menjaganya..." Sambung MinHyuk.
"Ya! Sejak kapan kau menjadi lembek seperti ini?" Ucap JaeHyun sambil memukul belakang kepala MinHyuk.
"Aku benar-benar tidak bisa menghentikannya Hyung, pernikahan ini beban terberatku... Aku ingin melawan pernikahan ini, tapi hal itu pasti melukai perasaan orang tuaku..." Lirih Minhyuk.
"Arrasseo... Aku masih menunggumu merebutnya..." Ucap JaeHyun sebelum meninggalkan MinHyuk.
"Mianhae, SooJung... Aku tidak tau bahwa kau juga terluka... Seandainya aku tau sejak awal perasaanmu... Pasti sejak awal aku berusaha menentang pernikahan ini..." Lirih MinHyuk.
***
2 Weeks Ago Before Wedding Day.
MinHyuk terlihat sedang menatap jam tangannya menunggu seseorang. Berulang kali ia menyeruput kopinya untuk menghilangkan rasa bosan. Menatap layar handphonenya menunggu kabar dari seseorang.
"Maaf, apakah kau sudah menunggu lama?" Tanya SooJung.
"Kau?" MinHyuk terlihat terkejut melihat yeoja cantik dihadapannya.
"Apakah SeoYong tak mengabarimu? SeoYong tak bisa datang untuk melihat gedung pernikahan, karena itu ia meminta bantuanku untuk mewakilinya." Jelas SooJung.
"Kenapa kau mau melakukannya?" Tanya MinHyuk dengan suara sedikit bergetar.
"Maksudmu?" Tanya SooJung yang terlihat bingung.
"Aku tau hatimu pasti terluka... Melihat gedung pernikahan orang yang kau sukai apakah tidak membuatmu semakin terluka?!" Bentak MinHyuk.
"Keumanhae... Aku rasa kau telah salah paham... Orang yang aku sukai bukan kau..." SooJung berniat pergi, namun MinHyuk menariknya.
"Sampai kapan kau akan berpura-pura tegar? Oh?" Minhyuk meremas bahu SooJung.
"Yang kau lakukan tidak hanya menyakiti dirimu, tapi juga menyakitiku... Aku masih menyukaimu sampai sekarang... Tidak, aku mencintaimu sejak dulu sampai saat ini..." Sambung MinHyuk.
"Lalu kenapa kau menikah dengannya? Kenapa kau mau menikahinya? Kau pikir aku bodoh?" Pekik SooJung dengan suara yang bergetar. Air matanya tak lagi tertahankan.
"Aku punya alasan untuk itu... Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan pada JaeHyun Sunbae." MinHyuk melepaskan cengkraman tangannya.
"Apa maksudmu? Kau mengenalnya?" SooJung mulai menatap MinHyuk.
"Kang MinHyuk-ssi... Mari lewat sini untuk Gedung yang akan kalian pakai untuk resepsi pernikahan nanti..." Ucap Seorang wanita paruh baya.
Minhyuk tak menjawab pertanyaan SooJung, ia langsung berjalan membuntuti wanita paruh baya itu. Begitupun SooJung yang mau tak mau harus mengikuti mereka karena ia berdiri disini untuk mewakili SeoYong.
***
"Aku tanya, apa itu benar?!" Kini MinHyuk meremas kuat kedua bahu SooJung.
"Tidak..." SooJung hendak meninggalkan MinHyuk namun MinHyuk menariknya.
"Lihat aku, dan katakan kalau itu tidak benar! Tatap aku! Kau berani?" Tanya MinHyuk.
SooJung masih terdiam tanpa menatap Minhyuk, air matanya mengalir.
"Hentikan, kau menyakitiku. Lepaskan..." Lirih SooJung.
"Apakah kau pikir kau tidak menyakitiku? Hatiku masih sakit setiap kali melihatmu... Kenapa kau berbohong padaku?" MinHyuk memeluk SooJung.
"Ku Mohon lepaskan, aku tidak mau SeoYong salah paham..." SooJung mendorong kuat tubuh MinHyuk.
"JinHo..." Pekik SooJung saat melihat JinHo yang tiba-tida datang juga.
"Ikut aku..." JinHo menarik SooJung dan meninggalkan MinHyuk.
Sementara MinHyuk kembali ke meja bersama SeoYong, JinHo menarik SooJung keluar.
"Aku tak habis pikir dengan SeoYong... Aku menyesal menanggapnya sahabat..." Lirih JinHo.
"JinHo, apa yang kau katakan? Apakah SeoYong melakukan hal yang salah?" Tanya SooJung.
"Aku bertanya padanya sejak kapan ia menyukai MinHyuk, dia bilang sebelum kau menyukainya. Apakah dia bodoh? Dia tau kau juga menyukai MinHyuk tapi dia mau menikah dengan MinHyuk. Kau mengorbankan perasaanmu demi persahabatan kita, tapi dia? Bahkan dia diam-diam mengikuti MinHyuk ke Amerika!" Jelas JinHo.
"Jeongmalyo?" SooJung merasa sesak seketika.
"Dia bahkan terlihat tanpa rasa bersalah saat menceritakan padaku..." Jawab JinHo.
"Sudahlah, semua sudah berlalu JinHo..." SooJung berjalan masuk kedalam restorannya kembali.
"Tapi aku tau, perasaan kalian belum berakhir..." Celetuk JinHo yang membuntuti SooJung masuk kedalam restoran.
Didalam SeoYong dan MinHyuk terdiam. MinHyuk terlihat murung.
"Ya! Kalian darimana saja?" Tanya SeoYong yang memecah keheningan.
"Mianhae..." Ucap SooJung yang kembali duduk dikursinya.
"Aku ada urusan mendadak, aku akan pergi duluan..." Ucap JinHo yang menatap malas SeoYong.
"Apakah sesuatu terjadi?" Tanya SeoYong polos.
"Aku juga harus pergi ke kantorku..." Ucap MinHyuk yang memakai jasnya.
"Baiklah aku juga ikut. Aku ingin bertemu Ayah mertua." Ucap SeoYong.
"Kajja..." MinHyuk pergi tanpa pamit bahkan mendahului JinHo.
"Ya! Kenapa semuanya jadi seperti ini?!" SooJung berteriak kesal.
"Aku tidak jadi pergi, karena mereka telah pergi... Aishh aku muak dengannya!" Ucap JinHo.
"JinHo... Naneun gwaenchana.. Kau tidak perlu membencinya seperti itu..." Ucap SooJung.
"Aku membencinya bukan karena memihakmu, tapi memang karena aku membencinya..." Jelas JinHo.
"Arrasseo... Kau mau ku buatkan es serut?" Tawar SooJung.
"Tentu, aku butuh sesuatu yang dingin untuk meredam emosiku.." Sahut JinHo.
***
Sementara itu didalam mobil, SeoYong dan MinHyuk hanya terdiam. SeoYong pun curiga dengan sikap dingin MinHyuk.
"Kau lebih dingin dari biasanya, apakah sesuatu terjadi?" Tanya SeoYong.
"Apakah kau masih menyukainya?" Sambung SeoYong.
"Apakah menikahimu tidak cukup? Bisakah kau berhenti mengatur hidupku?" Ucap MinHyuk.
"Apakah kau marah karena aku menceritakan tentang pernikahan kita?" Tanya SeoYong lagi.
Mobil MinHyuk tiba-tiba berhenti mendadak, membuat tubuh SeoYong terguncang.
"Keumanhae... Aku tidak akan meninggalkanmu apakah itu tidak cukup?" Tanya MinHyuk.
"Apakah kehadiranku membuatmu semenderita itu? Kenapa kau tidak bisa mencintaiku?!" Tanya SeoYong.
MinHyuk hanya terdiam dan melanjutkan laju mobilnya.
"Aku tidak akan menyerah... Aku akan but kau menyukaiku, Kang MinHyuk!" Batin SeoYong.
***
"Hyung!" Panggil MinHyuk.
"Ah kau disini rupanya... Kenapa kau memanggilku kesini? Bukankah tadi kau tidak mengenaliku?" Tanya JaeHyun.
"Mianhae... Aku harus berpura-pura tidak mengenalmu agar SeoYong tidak curiga..." Lirih MinHyuk.
"Tapi Hyung, apakah yang diucapkan SeoYong benar, bahwa kau menyukai SooJung?" Sambung MinHyuk.
"Mian... Aku berusaha membatasi perasaanku, dan aku sangat senang saat kau memintaku untuk berada disisinya menggantikanmu menjaganya. Tapi... Perasaanku semakin tak terbendung padanya..." Ungkap JaeHyun.
"Hyung... Mianhae... Aku tidak tau kau menyukainya sejak lama.." Lirih MinHyuk.
"Gwaenchana... Dia lebih menyukaimu... Tapi apa kau yakin dengan pernikahanmu? Apa kau yakin dengan SeoYong?" Tanya JaeHyun balik.
"Aku melakukannya untuk orangtuaku... Jika saat itu orang tua SeoYong tidak membantu Orang Tuaku, pasti tidak ada hutang budi... Dan pernikahan ini tidak terjadi.." Lirih MinHyuk dengan suara bergetar.
"Dan kau tidak akan lulus dari Amerika... Apakah tidak ada cara lain?" Tanya JaeHyun lagi.
"Tidak, orang tua SeoYong hanya ingin pernikahan itu terjadi..." Lirih MinHyuk.
"Hyung, jika pada akhirnya aku tidak bisa menjaganya... Aku percayakan padamu untuk menjaganya..." Sambung MinHyuk.
"Ya! Sejak kapan kau menjadi lembek seperti ini?" Ucap JaeHyun sambil memukul belakang kepala MinHyuk.
"Aku benar-benar tidak bisa menghentikannya Hyung, pernikahan ini beban terberatku... Aku ingin melawan pernikahan ini, tapi hal itu pasti melukai perasaan orang tuaku..." Lirih Minhyuk.
"Arrasseo... Aku masih menunggumu merebutnya..." Ucap JaeHyun sebelum meninggalkan MinHyuk.
"Mianhae, SooJung... Aku tidak tau bahwa kau juga terluka... Seandainya aku tau sejak awal perasaanmu... Pasti sejak awal aku berusaha menentang pernikahan ini..." Lirih MinHyuk.
***
2 Weeks Ago Before Wedding Day.
MinHyuk terlihat sedang menatap jam tangannya menunggu seseorang. Berulang kali ia menyeruput kopinya untuk menghilangkan rasa bosan. Menatap layar handphonenya menunggu kabar dari seseorang.
"Maaf, apakah kau sudah menunggu lama?" Tanya SooJung.
"Kau?" MinHyuk terlihat terkejut melihat yeoja cantik dihadapannya.
"Apakah SeoYong tak mengabarimu? SeoYong tak bisa datang untuk melihat gedung pernikahan, karena itu ia meminta bantuanku untuk mewakilinya." Jelas SooJung.
"Kenapa kau mau melakukannya?" Tanya MinHyuk dengan suara sedikit bergetar.
"Maksudmu?" Tanya SooJung yang terlihat bingung.
"Aku tau hatimu pasti terluka... Melihat gedung pernikahan orang yang kau sukai apakah tidak membuatmu semakin terluka?!" Bentak MinHyuk.
"Keumanhae... Aku rasa kau telah salah paham... Orang yang aku sukai bukan kau..." SooJung berniat pergi, namun MinHyuk menariknya.
"Sampai kapan kau akan berpura-pura tegar? Oh?" Minhyuk meremas bahu SooJung.
"Yang kau lakukan tidak hanya menyakiti dirimu, tapi juga menyakitiku... Aku masih menyukaimu sampai sekarang... Tidak, aku mencintaimu sejak dulu sampai saat ini..." Sambung MinHyuk.
"Lalu kenapa kau menikah dengannya? Kenapa kau mau menikahinya? Kau pikir aku bodoh?" Pekik SooJung dengan suara yang bergetar. Air matanya tak lagi tertahankan.
"Aku punya alasan untuk itu... Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan pada JaeHyun Sunbae." MinHyuk melepaskan cengkraman tangannya.
"Apa maksudmu? Kau mengenalnya?" SooJung mulai menatap MinHyuk.
"Kang MinHyuk-ssi... Mari lewat sini untuk Gedung yang akan kalian pakai untuk resepsi pernikahan nanti..." Ucap Seorang wanita paruh baya.
Minhyuk tak menjawab pertanyaan SooJung, ia langsung berjalan membuntuti wanita paruh baya itu. Begitupun SooJung yang mau tak mau harus mengikuti mereka karena ia berdiri disini untuk mewakili SeoYong.
***
Sementara itu, SeoYong sedang berada
di kantornya bersama dengan kakaknya, Kim WooBin.
"Jadi dia menyukai MinHyuk juga?
Dia wanita yang kau ceritakan?" Tanya WooBin.
"Ya Oppa..." Jawab SeoYong.
"Lalu kau biarkan dia
menggantikanmu melihat gedung pernikahan? Apakah itu tidak
keterlaluan?" Tanya WooBin pada adiknya itu.
"Aku hanya ingin memberikannya
pelajaran, agar ia menyadari bahwa MinHyuk akan menjadi milikku..."
Ucap SeoYong.
"SeoYong, bukankah itu terlalu
kejam? Bukankah kau bilang dia menolak MinHyuk karena
mempertimbangkan perasaanmu?" Tanya WooBin.
"Oppa... Sekali ini saja, biarkan
aku lakukan apa yang ingin aku lakukan... Aku hanya ingin membuatnya
berhenti berharap pada MinHyuk-ku Oppa..." SeoYong memeluk
WooBin.
"Oh..." WooBin terlihat
cemas.
***
MinHyuk dan SooJung telah selesai
melihat gedung resepsi pernikahan. MinHyuk hanya terus terdiam,
begitupun SooJung.
"MinHyuk, soal yang tadi..."
"Aku akan mengantarmu sampai
restoranmu, kajja..." MinHyuk memotong dan langsung masuk
kedalam mobilnya.
"Apakah kau marah padaku?"
Tanya SooJung setelah masuk kedalam mobil.
"Tidak..." Jawab MinHyuk
acuh.
"Baiklah lakukan sesukamu!"
Bentak SooJung akhirnya.
MinHyuk hanya tersenyum dan sedikit
melirik SooJung yang membuang tatapannya kearah jendela mobil.
MinHyuk pun menurunkan SooJung tepat didepan restorannya.
"Gomawo." Ucap SooJung
singkat lalu keluar begitu saja.
"Aku merindukan saat-saat seperti
ini... Saat bertengkar denganmu..." Lirih MinHyuk setelah
SooJung keluar.
MinHyuk pun kembali melajukan mobilnya
ke Kantornya. Dan saat sampai di Kantornya, SeoYong sudah menunggunya
diruangannya.
"Kau sudah kembali? Bagaimana
gedungnya?" Tanya SeoYong.
"Tanyakan saja pada SooJung..."
Jawabnya cuek.
"Apakah kau marah padaku karena
aku tidak datang tadi? Aku harus menemui Oppaku.. Mianhae..."
SeoYong memeluk MinHyuk dari belakang.
"Aku harus bekerja..."
MinHyuk melepaskan pelukan SeoYong dan langsung duduk dan mulai
membaca beberapa dokumen.
Raut wajah SeoYong terlihat kesal dan
kecewa ia pun pergi meninggalkan ruangan MinHyuk dan pergi ke
ruangannya.
"Mianhae, SeoYong... Aku hanya
tidak ingin melukaimu dengan cinta yang palsu..." Lirih MinHyuk
setelah SeoYong keluar dari ruangannya.
***
SooJung sedak duduk disebuah taman
dekat Universitas Of Seoul. Ia menunggu JaeHyun yang sedang mengajar
disana.
"Sunbae...." SooJung
melambaikan tangannya.
"Kau sudah lama menunggu?"
Tanya JaeHyun.
"Anio... Aku baru saja sampai..."
Jawab SooJung.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi?
Kenapa kau ingin bertemu denganku?" Tanya JaeHyun yang tersenyum
menatap SooJung.
"Mianhae Sunbae... Ada yang ingin
aku tanyakan padamu tentang Minhyuk... Tentang pernikahannya dengan
SeoYong... Apakah ada sesuatu yang terjadi dibalik itu?" Tanya
SooJung.
"Hmm... Aku tidak tau harus
memulainya dari mana... Aku dan MinHyuk berada dalam tempat les yang
sama sampai Aku lulus. Kami masih sering bermain game bersama saat
kami mempunyai waktu luang. Dan bisa dibilang kami akrab sampai saat
ini. Dan saat Minhyuk pergi ke Amerika untuk belajar disana, ia
memintaku untuk menjagamu dan menggantikannya berada disisimu. Karena
aku sangat menyukaimu sejak dulu, jadi aku merasa senang dengan
permintaannya. Karena itu aku terus mengikutimu..." Jelas
JaeHyun.
"Sunbae, mianhae... Aku bodoh
sekali berpikir bahwa kau menyukaiku..." Lirih SooJung.
"Ani... Aku benar-benar
menyukaimu... Karena itu aku menerima permintaannya. Dan tadinya aku
hanya akan menjaganya sampai kau kembali... Tapi, kemarin setelah
kalian bertemu, MinHyuk menemuiku dan menjelaskan tentang
pernikahannya. Keluarganya mengalami penurunan ekonomi karena saham
keluarganya menurun, dan saat itu orang tua SeoYong yang membantunya.
Dan dari pihak keluarga SeoYong meminta MinHyuk menikahi SeoYong..."
Jelas JaeHyun.
"Jadi... Pernikahan ini bukan
karena keinginannya?" Tubuh SooJung melemas.
"Ya.... Begitulah..." Jawab
JaeHyun.
"Sunbae..." Lirih SooJung.
SooJung menutup wajahnya dengan kedua
telapak tangannya, ia mulai menangis terisak.
"Sunbae, mianhae... Aku selalu
bersikap cuek padamu... Aku hanya menghindarimu... Mianhae Sunbae..."
Lirih SooJung disela tangisnya.
JaeHyun memeluk SooJung yang sedang
menangis. Sementara SooJung masih menutup kedua wajahnya.
"Gwaenchanha... Kaulah yang
paling terluka... Aku tau kalian berdua saling mencintai, tapi aku
tidak tau kenapa semuanya begitu rumit untuk kalian..." Ucap
JaeHyun.
"Aku sudah menanggapmu seperti
adikku sendiri... Tak perlu sungkan padaku..." Sambung JaeHyun.
SooJung hanya terus menangis didalam
pelukan JaeHyun, sementara dari kejauhan MinHyuk melihat SooJung yang
menangis pedih dalam pelukan JaeHyun.
"Uljima..." JaeHyun menarik
kedua tangan SooJung yang menutup wajahnya sendiri.
"Kenapa kau tidak mengungkapkan
perasaanmu padanya?" Tanya JaeHyun.
"Aku tidak bisa... SeoYong sangat
menyukainya, Sunbae..." Jawab SooJung.
"Setidaknya ia tau perasaanmu...
Kau tau, ia terlihat sangat sedih. Terutama dengan pernikahannya. Ia
sebenarnya tertekan, SooJung-ah..." Ucap JaeHyun.
"Arra... Apakah aku harus memberi
tahunya perasaanku? Apakah ini belum terlambat?" Tanya SooJung.
"Belum... Kau harus yakin pada
hatimu... Berhentilah memikirkan perasaan orang lain dan
bahagiakanlah dirimu sendiri, SooJung-ah... Kau harus bahagia,
walaupun bukan denganku..." Ucap JaeHyun yang membelai pipi
SooJung.
"Oppa, Gomawo..." SooJung
memeluk JaeHyun.
"Aku senang kau menghilangkan
kata-kata yang aku benci. Jangan panggil aku Sunbae lagi dan
berhentilah menghindariku, oh?" Ucap JaeHyun.
"Arrasseo Oppa... Jeongmal
Gomawo, Oppa..." Ucap SooJung yang melepaskan pelukannya dan
pergi meninggalkan JaeHyun.
JaeHyun hanya tersenyum menatap
kepergian SooJung yang terlihat bahagia.
"Aku senang melihatmu kembali
tersenyum..." Lirih JaeHyun.
Sambil berlari, SooJung menelepon
MinHyuk untuk mengajaknya bertemu disuatu tempat.
"Oh, MinHyuk... Bisakah kita
bertemu?" Tanya SooJung dari telepon.
"Oh? Dimana?" Sahut MinHyuk
dari telepon.
"Tempat perayaan ulang tahunku ke
17..." Jawab SooJung yang langsung menutup telepon.
SooJung langsung berlari kearah taman
dekat sekolahnya dulu. SooJung menunggu disebuah ayunan, dan duduk
sambil tersenyum mengingat semua kenangannya bersama MinHyuk dulu.
"Aku merindukan sahabatku yang
dulu..." Lirih SooJung.
Tiba-tiba saja hujan turun dengan
deras, SooJung kesulitan mencari tempat berteduh. Tiba-tiba saja
sebuah payung datang menghampirinya bersama dengan sosok pria tampan
yang ia rindukan. SooJung menoleh kearah pria dibelakangnya, dan
langsung memeluknya.
"Aku merindukanmu..." Ungkap
SooJung.
"Aku lebih merindukanmu... Sangat
merindukanmu..." Balas Minhyuk yang juga membalas pelukkan
SooJung.
"Mianhae... Jeongmal mianhae..."
Ungkap SooJung.
"Uljima... Aku lebih sedih saat
melihatmu sedih karenaku... Mianhae..." MinHyuk mengusap lembut
pipi SooJung, dan menghapus air mata yang mengalir disana.
"Aku... Sebenarnya sejak dulu
menyukaimu... Tapi, SeoYong juga menyukaimu... Karena itu aku
menolakmu... Maafkan aku... Seharusnya aku tidak merahasiakan ini
padamu..." SooJung memeluk MinHyuk lagi.
"Aku juga bersalah karena
menjauhimu saat kau menolakku... Seharusnya aku bisa lebih bijaksana
dan tidak menjauh darimu... Ini salahku..." Ungkap MinHyuk yang
kembali memeluk erat SooJung, payung yang MinHyuk bawa sebelumnya
telah terlepas dan terbang entah kemana. Kini keduanya berpelukan
dibawah air hujan.
"Aku mencintaimu, SooJung..."
Ungkap MinHyuk yang merenggangkan pelukannya.
"Aku juga mencintaimu..."
Balas SooJung.
MinHyuk merengkuh pipi SooJung dengan
kedua tangannya dan mengecup lembut bibir SooJung. Air hujan tak
mampu meredam luapan perasaan mereka yang telah lama terpendam.
Guyuran hujan tak lagi terasa dingin saat keduanya bisa mengungkapkan
perasaan mereka. Jiwa mereka terasa hangat saat mengetahui cinta itu
masih ada, cinta lama mereka yang tidak pernah hilang.
SooJung tiba-tiba melepaskan ciuman
MinHyuk. Dan terlihat kesedihan kembali terlukis diwajahnya.
"Waeyo?" Tanya Minhyuk.
"Kau... Calon suami SeoYong
sekarang... Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku... Tidak sejauh
ini... Mian..." SooJung berniat meninggalkan MinHyuk.
"Kajjima... Aku akan membatalkan
pernikahanku..." Ungkap MinHyuk.
"Apakah tidak terlambat jika kau
membatalkannya sekarang?" Tanya SooJung.
"Tidak... Aku akan melakukan
apapun agar tidak kehilanganmu lagi..." Jawab MinHyuk.
"Jeongmalyo?" SooJung
mendekati MinHyuk.
"Tentu... Aku tidak mau
kehilanganmu lagi... Tidak akan pernah..." Ucap MinHyuk.
SooJung tersenyum menatap MinHyuk dan
langsung menarik tengkuk MinHyuk dan mencium lembut bibir MinHyuk.
"Aku juga tidak mau kehilanganmu
lagi..." Ucap SooJung.
"Ayo pulang, kau akan sakit jika
terus berada disini..." MinHyuk menarik SooJung berlari menuju
mobilnya.
SooJung mengikutinya dan tersenyum
menatap laki-laki tampan dihadapannya. Setelah masuk kedalam mobil,
MinHyuk langsung memasangkan savety belt pada SooJung.
"Aku tidak punya handuk, semua
bajuku juga basah sepertimu... Otte?" Tanya MinHyuk.
"Bagaimana kalau ke rumahku...
Kau sudah lama tidak bertemu dengan Ibuku bukan?" Ajak MinHyuk.
"Kau benar, baiklah kajja..."
Sahut SooJung.
Keduanya pun pergi ke rumah MinHyuk.
Setelah sampai, MinHyuk meminjamkan kemeja dan sebuah celana pendek
untuk SooJung, sementara pelayan mencuci dan mengeringkan baju
SooJung.
"Mianhae... Aku pikir Ibuku di
rumah..." Ucap MinHyuk.
"Gwaenchana... Aku masih bisa
bertemu dnegannya lain kali.." Jawab SooJung.
"Mari ku tunjukkan sesuatu..."
Ajak Minhyuk.
Minhyuk mengajak SooJung kedalam
kamarnya, dan di kamarnya masih tersimpan foto-foto kenangan saat
mereka SMA, tak hanya mereka berdua juga bersama SeoYong dan JinHo.
Namun, terlihat jelas lebih banyak foto mereka berdua yang ada di
kamar MinHyuk.
"Kau masih menyimpannya?"
Tanya SooJung dengan segaris senyum diwajahnya.
"Tentu, aku juga membawa semuanya
saat aku ke Amerika..." Sahut MinHyuk.
"Jeongmalyo?" SooJung
menatap Minhyuk tajam.
"Tentu... Karena itu aku tidak
bisa melupakanmu dan tak berniat melupaknmu sama sekali." Ungkap
MinHyuk.
"Gomawo... Aku sangat bahagia
tentang perasaanmu padaku..." Ucap SooJung.
"Ya! Kang MinHyuk! Apa yang kau
lakukan?!" SeoYong masuk kedalam kamar Minhyuk yang terbuka dan
langsung menampar wajah MinHyuk.
"Kau membawa seorang wanita masuk
kedalam kamarmu? Bahkan calon isterimu tak pernah kau izinkan
masuk... Jadi... Semua karena ini?" SeoYong terlihat sangat
cemburu dan emosinya memuncak. SeoYong menghancurkan semua foto-foto
MinHyuk dan SooJung.
"Apa yang kau lakukan?!"
Bentak MinHyuk yang menarik kasar tangan SeoYong.
"Kau?! Kau membentakku? Calon
isterimu?" Balas SeoYong dengan suara tak kalah kencang.
"Aku akan membatalkan pernikahan
kita..." Ucap MinHyuk tiba-tiba.
"Apa?! Kau gila? Kau ingin Ayahmu
bangkrut?" Ancam SeoYong.
"Aku yang akan bertanggung jawab
dengan keluargaku..." Ucap MinHyuk.
"Kau... Benar-benar jahat! Kau
pura-pura baik denganku saat kau menolaknya dulu, dan kau sekarang
merebutnya saat aku akan menikah dengannya... Kau keterlaluan..."
Lirih SeoYong yang menangis.
"SeoYong, mianhae... Aku tak
bermaksud merebutnya..." SooJung mendekat namun SeoYong berniat
menamparnya. Dan dengan cepat MinHyuk menahannya.
"Hentikan... Keluar dari
kamarku..." Ucap MinHyuk.
SeoYong menatap pedih MinHyuk dan
berlari neninggalkan MinHyuk dan SooJung. SooJung berniat mengejar
SeoYong, namun MinHyuk menahannya.
"Berhentilah mengalah... Bahkan
dia tidak pernah memikirkan perasaanmu, apakah kau akan terus
membelanya?" Tanya MinHyuk.
"Dia sahabatku... Biar
bagaimanapun... Aku menanggapnya sahabatku sejak dulu sampai
sekarang..." Lirih SooJung yang langsung berlari mengejar
SeoYong.
"SeoYong..." SooJung menarik
tangan SeoYong yang akan masuk kedalam mobilnya.
"Lepaskan! Kau pengkhianat!"
Bentak SeoYong.
"Aku ingin bicara padamu..."
Ucap SooJung.
"Masuklah..." Sahut SeoYong
akhirnya.
"Kau... Apa kau benar-benar akan
merebutnya kali ini? Kau tau pernikahanku dengannya sudah tinggal
satu bulan lagi? Kau tau akibatnya jika kau membuat MinHyuk
membatalkan pernikahan ini?" Bentak SeoYong.
"Perusahaan MinHyuk akan gulung
tikar, karena aku akan mengambil saham yang Ayahku punya pada
perusahaannya..." Sambung SeoYong.
"Maafkan aku... Ku mohon jangan
lakukan itu..." Lirih SooJung.
"Berhentilah mengganggunya... Aku
memberimu kesempatan dekat dengannya karena aku ingin kau menyadari
bahwa perasaanmu harus segera berakhir... Karena MinHyuk akan menjadi
milikku!" Ucap SeoYong.
"Baiklah... Mari kembali seperti
awal, kau adalah wanita yang akan menikah dengannya dan bahagia
dengannya. Sedangkan aku hanya sahabatmu yang kan melihat
kebahagiaanmu dalam kepedihan. Aku tetap menjadi seseorang yang
menahan perasaanku sejak dulu... Apakah itu cukup?" Tanya
SooJung.
"Apakah kau bisa dipercaya?"
Tanya SeoYong.
"Beri aku waktu satu minggu untuk
meyakinkannya untuk menikahimu..." Ucap SooJung.
"Baiklah... Aku setuju..."
Ucap SeoYong.
SooJung langsung keluar dari mobil
SeoYong dan langsung pergi meninggalkan rumah MinHyuk. Sepanjang
jalan ia hanya menangis. Dan dijalan ia bertemu dengan JaeHyun.
"SooJung.." Panggil JaeHyun.
"Oppa...." SooJung langsung
berlari memeluk JaeHyun.
"Waeyo? Kenapa kau menangis? Apa
yang terjadi? Apakah MinHyuk melakukan sesuatu padamu?" Tanya
JaeHyun.
"Aku.... Aku tidak mau melihatnya
menderita Oppa... Aku tidak mau melihatnya kesusahan... Aku harus
melepaskannya... Melepaskan perasaanku..." Lirih SooJung.
"Apa maksudmu?" Tanya
JaeHyun.
SooJung tak menjawab hanya terus
menangis didalam pelukan JaeHyun. Sementara didalam mobil, SeoYong
terlihat sedikit iba dengan SooJung. Namun ia tersenyum dan menatap
layar ponselnya yang terpasang foto MinHyuk dengannya.
***
Tiga hari telah berlalu sejak hari
itu, SooJung menghindari MinHyuk lagi. Dan setelah berpikir selama
tiga hari, SooJung akhirnya membuat sebuah keputusan.
"Jeongmalyo?" MinHyuk
terlihat terkejut setelah menerima telepon.
"Kau mau menjemputku? Aku
menunggumu besok, jangan telat!" Ucap SooJung dari telepon.
"Tentu, sampai ketemu besok..."
Sahut MinHyuk.
SooJung menetup teleponnya dengan mata
berkaca-kaca. JinHo memandangnya dengan penuh rasa tidak percaya.
"Kenapa kau harus seperti ini?
Aishh... Jinjja... Aku tiba-tiba ingin menjenggut rambut SeoYong...
Kenapa dia bisa kejam seperti itu...." Ucap JinHo.
"Sudahlah... Biar bagaimanapun
juga, dia sahabat kita..." Sahut SooJung.
"Lebih tepatnya dia menggunakanmu
yang selalu menganggapnya sahabat untuk melakukan semuanya...
Aishh..." Jin Ho mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Gwaenchanha... Aku tidak mau
semuanya terasa canggung sampai hari pernikahannya.
"Baiklah... Semoga kau juga akan
mendapatkan seseorang yang baik untukmu..." Ucap JinHo.
"Lalu kau kapan? Aku ingin
melihatmu menikah sebelum aku..." Ucap SooJung.
"Aku belum bisa menemukan
seseorang yang bisa mendebarkan hatiku, jadi aku bahkan belum
memikirkan pernikahan." Jawab JinHo santai.
Keduanya hanya saling tersenyum. Bagi
SooJung, persahabatan mereka adalah segalanya. Jika ia perlu
berkorban untuk mempertahankannya, ia akan melakukan apapun untuk
mempertahankannya.
***
Hari ini MinHyuk dan SooJung akan
mendaki gunung. MinHyuk sudah menjemput SooJung didepan restorannya.
Tak lama SooJung keluar dari restoran dan menghampiri MinHyuk.
"Kajja..." SooJung langsung
masuk kedalam mobil MinHyuk.
Mereka berdua pun pergi untuk mendaki
Gunung. Langit mulai terlihat cerah saat keduanya hampir sampai
dipuncak gunung. Namun MinHyuk mengeluh dan meminta waktu untuk
beristirahat.
"Saat kau lengah, seseorang akan
mendahuluimu untuk mencapai puncak gunung..." Ucap SooJung.
"Biarkan saja mereka sampai
duluan..." Sahut MinHyuk asal.
"Ya... Aku membiarkan orang lain
mencapai puncak kebahagiannya bersamamu, sehingga aku tertinggal dan
tidak bisa mencapai puncak kebahagiaan itu..." Lirih SooJung.
"Apakah yang kau maksud SeoYong?"
Tanya MinHyuk.
SooJung tidak menjawab, hanya senyum
tipis yang terlukis diwajahnya saat ini.
"Ayo cepat..." SooJung
menarik MinHyuk agar bangun dari duduknya,.
Akhirnya mereka berdua pun melanjutkan
perjalanan mereka mencapai puncak Gunung. Setengah jam sudah berlalu,
mereka pun sampai di puncak gunung.
"Aaaahhh... Melegakan rasanya
saat sampai dipuncak..." Teriak MinHyuk.
SooJung hanya terus tersenyum sambil
terus memandang wajah MinHyuk. MinHyuk yang menyadari hal itu
langsung menghampiri SooJung dan memeluknya.
"Jangan memandangku seperti
itu... Aku tidak akan pernah jauh darimu lagi..." Lirih MinHyuk
yang mempererat pelukannya.
"Biarkan aku merasakannya
beberapa saat lagi..." Sahut SooJung yang memeluk MinHyuk
erat-erat.
"Aku akan memelukmu kapanpun kau
ingin memelukku..." Ucap MinHyuk.
"Tidak... Ini hari terakhir aku
memelukmu... Hari terakhir aku mencintaimu..." Lirih SooJung
yang menahan tangisnya.
"Maksudmu?" Tanya MinHyuk
yang mulai mengendurkan pelukannya.
"Setelah hari ini, aku mohon agar
kau melupakan semuanya... Melupakan bahwa aku pernah mencintaimu, aku
pernah memelukmu dan mencintaimu... Mari kita kembali kesaat kita
bertemu pertama kali setelah empat tahun berlalu...." Lirih
SooJung.
"Apa maksudmu?" MinHyuk kini
merengkuh bahu SooJung erat.
"Lupakan semuanya... Lanjutkan
pernikahanmu dan lupakan aku... Maksudku perasaanku... Aku tidak mau
egois... Aku ingin kita semua kembali bersahabat seperti dulu.
Lupakan semua sikap buruk SeoYong... Ku Mohon... Sekali ini saja,
lakukan hal itu demi aku jika kau tidak ingin melihatku sedih..."
Pinta SooJung.
"Wae? Waeyo?" MinHyuk malah
memeluk erat SooJung.
"Kita tidak bisa
melanjutkannya... Terlalu besar resiko yang harus kita ambil jika kau
membatalkan semuanya. Semuanya telah tergaris dalam takdir... Kau
milik SeoYong, bukan milikku. Aku terlambat mencapai puncak
bahagiamu, dan aku tidak bisa merubah takdir. Dan aku telah merasakan
puncak kebahagianku bersamamu... Saat tau bahwa kau masih
mencintaiku, aku sangat bahagia. Tapi aku tidak bisa mengambil lebih
banyak kebahagiaan itu... Kembalilah..." SooJung menangis.
"Ku Mohon... Kali ini saja...
Walaupun ini berat untukmu... Lakukanlah jika kau tak ingin membuatku
bersedih karena rasa bersalahku yang merebut kebahagiaan orang
lain..." Lirih SooJung disela isak tangisnya.
"Aku tidak bisa..." Lirih
MinHyuk yang langsung mencium SooJung. Mengecup bibir lembut yang
terasa asin itu karena air mata SooJung yang mengalir.
"Kau harus bisa... Ku Mohon..."
Ucap SooJung melepas ciuman MinHyuk.
"Baiklah... Aku akan menunggumu
sampai kau berubah pikiran... Aku akan menikah dengannya, tapi aku
tidak akan pernah berhenti mencintaimu..." Ucap MinHyuk yang
langsung meninggalkan SooJung di puncak gunung itu sendirian.
SooJung terduduk lemas dan menangis
sekuat-kuatnya. Hatinya benar-benar hancur. Perasaannya campur aduk.
Mengorbankan perasaan bukanlah hal yang mudah baginya ataupun
MinHyuk. Namun SooJung harus melakukannya jika tidak ingin melihat
MinHyuk sedih karena masalah baru dikeluarganya, dan juga tidak ingin
melihat bisnis keluarga MinHyuk hancur dan membuat MinHyuk menderita
karena hal itu. Walaupun hanya sesaat, kebahagiannya bersama MinHyuk
tidak akan pernah ia lupakan. Kesempatan berharga yang ia dapat
adalah mengetahui perasaan MinHyuk yang masih mencintainya, bahkan
tanpa pernah mencoba melupakannya.
***
________________________________________________________________________________
Flashback Off, Back To Wedding
Day
Channie berlari kecil meninggalkan
SooJung. SooJung menyusul dibelakang Channie. Kini semua pengantin
yang akan menikah hari ini telah berkumpul.
"Kau kemana saja, SooJung?"
Tanya SeYong.
"Ah... Aku bertemu JaeHyun
Oppa..." Jawab SooJung.
Mihyuk terlihat sedikit terkejut
dan langsung melirik SooJung, tatapannya dalam penuh arti.
"Yeobo...
Aku ingin bicara sesuatu denganmu..." Ucap Channie pada calon
suaminya.
"Kajja..."
Channie menarik WooBin meninggalkan yang lainnya.
Sementara SooJung
masih tertunduk terdiam, dan MinHyuk masih menatapnya. SeoYong yang
menyadari kecanggungan ini pun mengajak MinHyuk berfoto.
"SooJung,
bisakah kau fotokan aku dan MinHyuk?" Pinta SeoYong.
"Tentu..."
SooJung pun mengambil kamera dan mengambil foto MinHyuk dan SeoYong.
Sementara itu
Channie sedang menceritakan pada WooBin apa yang ia dengar tentang
SooJung.
"Aku tadinya
ingin merahasiakannya dan berpura-pura tidak tau. Tapi aku tidak
ingin ada rahasia antara kita. Dan SeoYong adalah adikmu... Walau
kita seumuran, tapi ia akan jadi adik iparku. Aku tidak mau
melihatnya sedih nantinya. Kita harus berhati-hati pada SooJung..."
Jelas Channie.
"Terima kasih
telah memberitahunya padaku... Tapi yang sebenarnya salah bukanlah
SooJung, melainkan adikku..." Ungkap WooBin.
"Maksudmu?"
Channie mengerutkan dahinya.
"Ini semua
salah adikkiu... Jadi SooJung masih menyukainya... Aku harus bicara
dengan SeoYong..." Lirih WooBin yang hendak meniggalkan Channie.
"Chagia...
Gomawo..." WooBin memeluk Channie lalu pergi meninggalkan
Channie dengan penuh rasa bingung.
WooBin pergi
menemui SoeYong dan mengajaknya berbicara. Hingga kini hanya tersisa
MinHyuk dan SooJung yang sedang duduk dengan suasana canggung.
"Semoga
pernikahanmu lancar..." Lirih SooJung.
"Aku berharap
semuanya cepat berlalu..." Sahut MinHyuk.
"Kau terlihat
tampan dengan jas itu..." Puji SooJung.
"Tak berarti
apapun jika kau bukan mempelai wanitaku..." Jawab Minhyuk ketus.
Tanpa sadar, Yoo
Channie mendengar pembicaraan mereka dan langsung mengatupkan
mulutnya yang sempat menganga.
"Tidak
bisa dipercaya... Jadi mereka saling menyukai?"
Batin Channie.
"Keumanhae..."
Lirih SooJung.
"Tapi
perasaanku tidak bisa berhenti..." Lirih MinHyuk.
SooJung pun
beranjak pergi meninggalkan MinHyuk dan menemukan Channie yang sedang
menguping.
"Mian...
Aku... ingin mengambil sesuatu..." Channie pun berlari masuk
kedalam ruangan.
Sementara SooJung
pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya yang hampir menangis.
WooBin dan SeoYong
berbicara disebuah ruangan lain didalam gedung.
"Bisakah kau
membatalkan pernikahan ini?" Tanya WooBin pada adiknya, SeoYong.
"Oppa, apakah
kau gila? Apa maksudmu?" Tanya SeoYong yang mulai emosi.
"Apakah kau
ingin melanjutkan pernikahan tanpa cinta ini? Apakah kau mau
mempunyai keluarga yang tidak bahagia? Kau tau MinHyuk tidak
mencintaimu... Dia masih sangat mencintai SooJung... Sampai kapan kau
akan berpura-pura tidak tau?" Ucap WooBin.
"Aku tidak
ingin kau sepertiku... Menggantungkan nasibku pada seseorang yang
tidak mencintaiku... Kau pasti akan mendapatkan cintamu suatu saat
nanti, sepertiku saat ini... Jadi menyerahlah dengan MinHyuk..."
Sambung WooBin.
"Oppa, aku
sangat mencintainya..." Lirih SeoYong.
"Tapi kau
tidak akan bahagia jika kau tetap melanjutkan pernikahan ini. MinHyuk
masih mencintai SooJung..." Lirih WooBin.
"Percayalah,
ada seseorang yang telah menunggumu, yang benar-benar akan
mencintaimu sepenuh hatinya. Kau harus bisa menemukan orang itu...
Aku mohon padamu, hentikan pernikahan ini. Atau aku yang akan
membatalkan pernikahanku." Ucap WooBin.
"Oppa... Ini
pernikahan yang sangat kau tunggu... Channie Eonni sangat
mencintaimu... Kau tidak boleh membatalkan pernikahanmu..."
Lirih SeoYong.
"Karena itu,
kau harus sadar... Aku tidak ingin kau merasakan bagaimana sakitnya
mencintai tanpa mendapatkan balasan, sebelum semakin jauh semuanya
berjalan, hentikan SeoYong... Aku sangat menyayangimu, kau
satu-satunya adikku. Aku ingin kau bahagia..." WooBin memeluk
SeoYong.
"Oppa...
Mianhae... Aku mengingatkanmu pada masa lalumu... Mianhae, oppa..."
Lirih SeoYong.
SeoYong teringat
kembali saat SooJung menolak MinHyuk karena tau bahwa ia menyukai
MinHyuk. Saat SooJung berhasil meyakinkan MinHyuk untuk menikah
dengannya. Juga saat SooJung mau menemaninya saat akan menikah. Semua
dilakukan SooJung walaupun SooJung tau itu melukai hatinya.
***
Akhirnya
SeoYong memutuskan untuk melanjutkan pernikahannya, namun yang
menjadi pengantin wanita MinHyuk adala SooJung, bukan SeoYong. Dan
pernikahan antara Yoo Channie dan Kim WooBin berlangsung seperti apa
yang telah direncanakan.
"SeoYong...
Gomawo..." ucap MinHyuk.
"Sudah
lama aku tidak melihatmu tersenyum padaku... Ini sangat
melegakanku... Walaupun aku tidak memilikimu, setidaknya kau tidak
membenciku..." Ucap SeoYong.
"SeoYong,
mianhae..." SooJung memeluk SeoYong.
"Aku
yang seharusnya meminta maaf, aku terlalu egois dan terobsesi... Aku
membiarkanmu banyak terluka karenaku... Aku sangat menyesal,
SooJung... Kau satu-satunya sahabatku yang berharga..." SeoYong
memeluk SooJung.
"Aku
sudah memaafkanmu sejak dulu... Terima kasih untuk semuanya..."
Ucap SooJung yang membalas pelukan SeoYong.
"Aku
bangga padamu...." WooBin memeluk adik tercintanya.
"Aku
juga, semoga kau menemukan pria yang mencintaimu sepenuh hati dan
jiwa..." Doa Channie pada adik iparnya.
"Ahh...
Kalian membuatku terharu... Aku merasa menjadi pahlawan hari ini..."
Ucap SeoYong.
Mereka
semua kembali tersenyum. Walaupun dari pihak keluarga terlihat
kecewa, namun melihat semua bahagia, pihak keluarga MinHyuk dan
SeoYong pun menyadari tindakkan yang diambil SeoYong adalah yang
terbaik. Karena pernikahan bukanlah hal yang bisa dipaksakan.
Pernikahan adalah janji suci yang diucapkan sepasang insan manusia
yang mau mengikat cinta suci mereka dalam sebuah ikatan yang suci
dimata Tuhan.
***END**
Jika cinta yang kau harapkan tak
mendapatkan balaskan, lepaskanlah semua perasaan dan harapanmu.
Sebelum kau semakin terluka karena cinta yang terbalaskan. Tunggulah
cinta yang mampu menguatkanmu dan berjuang bersamamu untuk
mempertahankan keutuhan cinta kalian. Dan jangan pernah ragu dalam
mengungkapkan perasaan kalian jika tidak ingin menyesal karena
terlambat menyampaikan perasaan kalian yang sebenarnya. Karena kau
tidak akan pernah tau perasaann orang yang kau cintai, jika kau tidak
mengungkapkan kehadiranmu yang mencintainya.
What Do you Think?
Thanks For Reading, Keep Support My FF ^^
@annisRprianti_
Thanks For Reading, Keep Support My FF ^^
@annisRprianti_